Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Santosa
Abstrak :
Areal konservasi yang didedikasikan untuk koleksi dan pertukaran bahan tanaman disinyalir menjadi sumber gulma bagi wilayah di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi dan mengevaluasi gulma ruderal invasif di Kebun Raya Bogor (KRB). Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi spesies gulma, menentukan tingkat invasif, dominasi gulma, dan penyebarannya di dalam KRB. Gulma diamati pada setiap vak (petak) termasuk asosiasinya dengan tanaman koleksi. Data pengendalian gulma dan kematian tanaman koleksi dianalisis kaitannya dengan keberadaan gulma. Penyebaran gulma di luar areal KRB diamati secara transek mengikuti alur sungai dan jalan raya. Hasil menunjukkan bahwa terdapat tujuh gulma invasif yaitu Cecropia adenopus (Cecropiaceae), Cissus nodosa Blume (Vitaceae), Cissus sicyoides Blume (Vitaceae), Dioscorea bulbifera L. (Dioscoreaceae), Ficus elastica Roxb. (Moraceae), Mikania micrantha H.B.K. (Asteraceae) dan Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen (Fabaceae). Ketujuh gulma tersebut menginvasi pada 41 famili dari total 215 famili yang ada di KRB. Enam spesies yaitu C. adenopus, C. nodosa Blume., C. sicyoides Blume., D. bulbifera L., M. micrantha H.B.K. dan P. falcataria (L.) Nielsen pada awalnya adalah koleksi introduksi di KRB sedangkan F. elastica Roxb. merupakan spesies asli setempat. Ada dugaan kuat bahwa penyebaran gulma invasif di KRB karena pengaruh angin, burung, kelelawar, pengunjung dan aliran air. Semua gulma yang ada, juga ditemukan di luar areal KRB. Mengingat pengaruh gulma tersebut terhadap tanaman koleksi di KRB cukup merugikan, oleh karena itu, perlu ada langkah pengendalian jangka panjang yang komprehensif terhadap gulma tersebut baik di dalam maupun di luar kawasan KRB dengan melibatkan otoritas setempat.
Bogor: Pusat Konservasi Kebun Raya-LIPI, 2014
580 BKR 17:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kendala dalam pengembangan lahan lebak selaun masalah air adalah masalah permukaan air tanah terus menurun pada musim kemarau,yang menyebabkan terjadinya berbagai proses oksidasi sehingga pH tanah menurun......
BUTEPER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The study about the effect of weed eleusine indica L. on the critical period of weed-crop competition and effect on growth and yield of mungbean (Phaseolus radicatud L.) had been conducted from March to May 1998 at the plastic house and the Laboratory of Plant Ecology, Biology Departement,Faculty of Matematic and Natural Science,Andalas University, Padang.This experiment carried out by using completely Randomized Design (CRD),with five treatments and five replications.The result of this experiment indicated that the weed in this critical period which weed at first growth of send, infuence of primer branches, while weed at first growth of pods influence to ponds amount,,seed weight, and reduced seed of in amount about 32,72% - 46,36%. While the crisis period it self hoppened at the moment formation at pods, about the fifth week.
ND 11(29-30) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jody Moenandir
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2010
632.5 JOD i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahrotul Karimah
Abstrak :
Sistem intercropping merupakan sistem budidaya tanaman yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman secara bersamaan pada areal lahan yang sama. Sistem intercropping dinilai mampu meningkatkan hasil pendapatan dan mengurangi resiko kerugian akibat gagal panen pada salah satu tanaman produksi. Penanaman bersama tanaman bunga matahari dan tomat merupakan salah satu contoh sistem budidaya tanaman menggunakan sistem intercropping. Namun, penelitian yang mengkaji tentang sistem intercropping tanaman bunga matahari dan tomat dalam upaya meningkatkan hasil panen masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi efektivitas sistem intercropping bunga matahari dan tomat terhadap pengendalian gulma, produktivitas dan pertumbuhan tanaman produksi. Tanaman bunga matahari dan tanaman tomat ditanam dalam waktu yang bersamaan dengan pola yang berselang seling selama 13 pekan dengan rasio 1:1 sebanyak dua kali pengulangan. Berdasarkan evaluasi hasil panen, sistem intercropping bunga matahari dan tomat menyebabkan hasil panen buah tomat dan yield bunga matahari menurun (LER= 0,652<1). Hal tersebut disebabkan oleh persaingan interspesifik yang didominasi oleh tanaman tomat (A= +0,165, CR=1,677). Berdasarkan uji Mann Whitney, berat yield bunga matahari/individu tanaman pada sistem intercroppping lebih rendah dibandingkan dengan sistem monocropping sehingga memiliki perbedaan yang signifikan (P<0,05). Oleh karena itu, penggunaan tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat dinilai kurang tepat apabila transplantasi dilakukan secara bersamaan. Meskipun demikian, sistem intercropping bunga matahari dan tomat memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sistem monocropping dalam menghambat pertumbuhan gulma dan infeksi hama serta menurunkan peristiwa retak buah tomat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi terkait waktu dan rasio yang tepat dalam pengaplikasian tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat. ......The intercropping system was a plant cultivation system that was carried out by planting more than one type of plant simultaneously on the same land area. The intercropping system had been considered to be able to increase income yield and reduce the risk of loss due to crop failure in one of the production plants. The co-planting of sunflower and tomato plants was an example of a crop cultivation system using an intercropping system. However, research that examines the intercropping system of sunflower and tomato plants in an effort to increase yields was still very limited. Therefore, the aim of this study was to evaluate the effectiveness of sunflower and tomato intercropping systems on plant productivity and weed control. Sunflower and tomato plants were transplanted at the same time and planted in a pattern that was alternated for 13 weeks at a 1:1 ratio of two times. Based on the evaluation results, the sunflower and tomato intercropping system caused the tomato fruit yield and sunflower yield to decrease (LER = 0.652 <1). This was caused by interspecific competition which was dominated by tomato plants (A = +0.165, CR = 1.677). Based on the Mann Whitney test, the yield weight of sunflower / individual plants in the intercroppping system had a lower weight than the monocropping system so that it had a significant difference (P <0.05). Therefore, the use of sunflower plants as companion plants in the tomato intercropping system was considered inappropriate if the transplants were carried out simultaneously. However, the sunflower and tomato intercropping system had better effectiveness than the monocropping system in inhibiting weed growth and pest infection and reducing the incidence of tomato fruit cracking. This research was expected to provide appropriate considerations regarding the use of sunflowers as a companion plant in the tomato intercropping system in an effort to increase plant productivity and weed control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahrotul Karimah
Abstrak :
Sistem intercropping merupakan sistem budidaya tanaman yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman secara bersamaan pada areal lahan yang sama. Sistem intercropping dinilai mampu meningkatkan hasil pendapatan dan mengurangi resiko kerugian akibat gagal panen pada salah satu tanaman produksi. Penanaman bersama tanaman bunga matahari dan tomat merupakan salah satu contoh sistem budidaya tanaman menggunakan sistem intercropping. Namun, penelitian yang mengkaji tentang sistem intercropping tanaman bunga matahari dan tomat dalam upaya meningkatkan hasil panen masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi efektivitas sistem intercropping bunga matahari dan tomat terhadap pengendalian gulma, produktivitas dan pertumbuhan tanaman produksi. Tanaman bunga matahari dan tanaman tomat ditanam dalam waktu yang bersamaan dengan pola yang berselang seling selama 13 pekan dengan rasio 1:1 sebanyak dua kali pengulangan. Berdasarkan evaluasi hasil panen, sistem intercropping bunga matahari dan tomat menyebabkan hasil panen buah tomat dan yield bunga matahari menurun (LER= 0,652<1). Hal tersebut disebabkan oleh persaingan interspesifik yang didominasi oleh tanaman tomat (A= +0,165, CR=1,677). Berdasarkan uji Mann Whitney, berat yield bunga matahari/individu tanaman pada sistem intercroppping lebih rendah dibandingkan dengan sistem monocropping sehingga memiliki perbedaan yang signifikan (P<0,05). Oleh karena itu, penggunaan tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat dinilai kurang tepat apabila transplantasi dilakukan secara bersamaan. Meskipun demikian, sistem intercropping bunga matahari dan tomat memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sistem monocropping dalam menghambat pertumbuhan gulma dan infeksi hama serta menurunkan peristiwa retak buah tomat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi terkait waktu dan rasio yang tepat dalam pengaplikasian tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat. ......The intercropping system was a plant cultivation system that was carried out by planting more than one type of plant simultaneously on the same land area. The intercropping system had been considered to be able to increase income yield and reduce the risk of loss due to crop failure in one of the production plants. The co-planting of sunflower and tomato plants was an example of a crop cultivation system using an intercropping system. However, research that examines the intercropping system of sunflower and tomato plants in an effort to increase yields was still very limited. Therefore, the aim of this study was to evaluate the effectiveness of sunflower and tomato intercropping systems on plant productivity and weed control. Sunflower and tomato plants were transplanted at the same time and planted in a pattern that was alternated for 13 weeks at a 1:1 ratio of two times. Based on the evaluation results, the sunflower and tomato intercropping system caused the tomato fruit yield and sunflower yield to decrease (LER = 0.652 <1). This was caused by interspecific competition which was dominated by tomato plants (A = +0.165, CR = 1.677). Based on the Mann Whitney test, the yield weight of sunflower / individual plants in the intercroppping system had a lower weight than the monocropping system so that it had a significant difference (P <0.05). Therefore, the use of sunflower plants as companion plants in the tomato intercropping system was considered inappropriate if the transplants were carried out simultaneously. However, the sunflower and tomato intercropping system had better effectiveness than the monocropping system in inhibiting weed growth and pest infection and reducing the incidence of tomato fruit cracking. This research was expected to provide appropriate considerations regarding the use of sunflowers as a companion plant in the tomato intercropping system in an effort to increase plant productivity and weed control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Seno Murdiono
Abstrak :
Padi merupakan salah satu makanan pokok. Penurunan produksi padi pada permintaan besar disebabkan oleh berbagai kendala, seperti kerusakan lahan, tenaga kerja, dan input pertanian. Kendala tersebut menyebabkan petani lebih banyak menggunakan pupuk dan pestisida kimia yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Penelitian ini berfokus pada; 1) pengaruh penggunaan pupuk organik cair terhadap kondisi morfologi, 2) Kandungan klorofil, 3) Pengaruh terhadap jumlah gulma, 4) Dampak serangan oleh hama, dan 5) Perbedaan kandungan senyawa kimia pada tanaman padi. Penelitian ini menggunakan cairan organik yang dibuat merupakan olahan pupuk organik yang digunakan terbuat dari limbah rumah tangga, limbah sayuran, dan bumbu dapur. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa perbandingan tinggi tanaman memiliki nilai p-value 0,43 yang berarti tidak ada pengaruh pengggunaan cairan oganik terhadap tinggi tanaman. Hasil perbandingan jumlah malai diperoleh nilai p-value sebesar 0,0086. Perbandingan jumlah anakan diperoleh nilai p-value 0,017. Hasil kandungan klorofil menunjukkan nilai p-value sebesar 0,00002. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada perhitungan jumlah malai, jumlah anakan, dan kandungan klorofil terdapat perbedaan pengaruh yang nyata antara padi organik dan padi kimia. Pengaruh hasil pengujian penggunaan cairan organik sebagai insektisida menunjukan bahwa intensitas serangan hama batang penggerek pada area persawahan padi organik lebih rendah dibandingkan padi anorganik. Uji One way ANOVA juga menunjukan hasil positif dengan p-value sebesar 0,00026. Intensitas gulma yang terdapat pada area persawahan organik menunjukan hasil positif, setelah dilakukan uji One Way ANOVA diperoleh p-value sebesar 0,019. Berdasarkan uji statistik, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan herbisida organik terhadap kerapatan gulma. Hasil analisis senyawa kimia pada batang dan daun padi organik dan anorganik menunjukan bahwa terdapat beberapa senyawa marker yang hanya ditemukan pada bagian batang dan daun dari padi organik dan anorganik. Analisis juga menunjukan bahwa terdapat akumulasi residu fungsida, herbisida, dan pestisida yang hanya ada pada batang dan daun padi anorganik. ......Rice is a staple food for more than 2.7 billion people in Asia. The decline in rice production in large demand was caused by various constraints. These constraints cause farmers to use more chemical fertilizers, pesticides, and herbicides. However, this has an impact on excessive use which causes environmental damage. This study focused on the effect of using liquid organik fertilizer on morphological conditions, chlorophyll content, the effect on the number of weeds, the impact of attack by pests, and differences in the content of chemical compounds in rice plants. This study used self-produced liquid organik fertilizer and commercial liquid organik fertilizer. Processed organik fertilizers used are made from household waste, vegetable waste, and various kitchen spices. The results showed that the results of the comparison of plant heights obtained a p value of 0.43. The results of the comparison of the number of panicles obtained a p value of 0.0086. Comparison of the number of offspring obtained a p value of 0.017. The results of the chlorophyll content showed a p-value of 0.00002. These results indicated that in the plant height test there was no significant difference in effect between organik rice and chemical rice, while the comparison of the number of panicles, tillers, and chlorophyll showed a significant difference. The effect of the results of testing the use of organik liquids as insecticides showed that the intensity of stem borer attacks on organik rice paddies was 23.56% lower than the use of chemical fertilizers which was 32.01%. The ANOVA test also shows positive results with a p-value of 0.00026 which means H0 is rejected. Weed intensity found in organik rice fields showed positive results, after an ANOVA test was carried out with a p-value of 0.019 which means H0 was rejected. The results of chemical compound analysis also showed that there were several marker compounds which were only found in certain parts of organik and chemical rice. The analysis also showed that there was an accumulation of residues that only existed in chemical rice stems and leaves.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhirawa Bagus Pratama Putra
Abstrak :
Dengan bertambahnya populasi di Bumi ini, meningkat juga kebutuhan pangan dalam kehidupan. Karena itu, dunia agrikultur diharuskan dapat berjalan dengan efektif dan aman dari ancaman. Meski begitu, pengawasan perkebunan tidak dapat dilakukan oleh manusia terus-menerus, sehingga lahan tersebut dapat diserang oleh gulma, yaitu hama tanaman yang tumbuh dan mengambil nutrisi tanah yang membantu pertumbuhan tanaman agrikultur. Dengan adanya pertimbangan ini, dirancang sistem deteksi objek yang menggunakan ekstraksi objek yang dapat mengambil fitur dari dedaunan tanaman dan membandingkannya dengan fitur dedaunan gulma. Fitur yang diambil berupa bentuk dari daun, dilihat melalui ekstraksi fitur titik ujung suatu objek melalui Oriented FAST and Rotated BRIEF (ORB), dan ekstraksi fitur tekstur objek melalui Local Binary Pattern (LBP). Kedua ekstraksi fitur ini digabungkan melalui metode normalisasi dan z-score, dan akan dijalankan dalam bahasa Python. Evaluasi dilakukan dengan membandingkannya dengan bila sistem dijalankan dengan ORB sendiri dan LBP sendiri, melalui akurasinya. Selain itu, dilakukan evaluasi terhadap SVM untuk klasifikasi citra, dengan menentukan akurasi mana yang lebih tinggi di antara SVC dengan tiga kernel linear, RBF, dan polynomial, atau LinearSVC. Hasil penelitian menunjukan bahwa model deteksi objek menggunakan ORB saja memiliki akurasi lebih tinggi dengan nilai akurasi 0.912 dibanding dengan model deteksi objek dengan LBP yang memiliki akurasi 0.808. Untuk evaluasi model klasifikasi SVM yang sudah menggunakan ekstraksi fitur LBP, SVC dengan kernel linear dan RBF memiliki akurasi yang tinggi, di mana SVC dengan kernel linear memiliki nilai 0.77, dan dengan RBF 0.79. Namun, peningkatan dari akurasi SVC dengan RBF tidak dapat menandingi waktu eksekusi SVC dengan kernel linear yang memiliki nilai 2.62 ms, bila dibanding dengan kernel RBF yang mencapai 3.76 ms. ......, With the increase in Earth’s population, the daily need for food also rises. Due to this, the world of agriculture must run effectively and safe from any threats. However, constant observations of plantations by humans are not possible, leading to the fields to be overgrown by weeds, a pest in the form of plants that grow and take the nutrients of planted crops. With this in consideration, a detection system utilizing feature extraction algorithms designed that is capable of extracting the features, which are shapes and textures, of leaves and weeds. Shapes are taken into account by edge-based feature extraction model, Oriented FAST and Rotated BRIEF(ORB), while textures are analyzed by binary-based Locab Binary Pattern (LBP). These two features are joined using normalization and z-score method, and is run using Python. Evaluation is done by comparing the system with two others using only ORB and LBP, through its accuracy in the system. Other than that, Evaluation will be done on SVM-based image classification, by deciding which of the SVM with three different kernels, linear, RBF and polynomial, and LinearSVC, has the highest accuracy. After evaluation, it is found that ORB is a better feature extraction algorithm within the system, with an accuracy of 0.912, followed by LBP with accuracy of 0.808. For evaluation on SVM with LBP as feature extraction algorithm, SVC with linear and RBF kernels are two of the highest classification models in term of accuracy, with SVC with linear kernel having 0.77 in value, while SVC with RBF kernel having 0.79. However, the 0.02 increase in SVC with RBF kernel’s accuracy is negligible, due to having a longer execution time of 3.76 ms, while SVC with linear kernel has 2.62 ms, making SVC with linear kernel a better choise due to efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>