Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Thariq Triezaputera
Abstrak :
Permintaan batubara yang meningkat membuat negara produsen batubara dituntut untuk memproduksi lebih banyak. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam produksi batubara ialah keselamatan dan efisiensi, namun dalam kegiatannya sering ditemukan masalah atau kendala. Masalah yang sering dihadapi yaitu masalah kestabilan lereng. Lereng dengan keadaan tidak stabil dapat berpotensi longsor. Longsor pada lereng dapat mengakibatkan tidak tercapainya target produksi yang direncanakan, serta membahayakan keselamatan pekerja. Musim penghujan berpengaruh pada kestabilan lereng, karena curah hujan tinggi dapat memicu terjadi longsor. Kondisi daerah penelitian sebelumnya telah mengalami longsor, kemudian dilakukan perlakuan geoteknik berupa pemadatan pada lereng. Setelah pemadatan, belum dilakukan suatu kajian kestabilan lereng di area tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kestabilan lereng, hubungan ketinggian muka air tanah (MAT), dan saran rekomendasi desain lereng stabil di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan data meliputi pengambilan sampel tanah, pengukuran geometri,  karakterisasi geoteknik, dan pengumpulan data sekunder. Data tersebut kemudian digunakan sebagai parameter dalam analisis kestabilan lereng menggunakan bantuan software Geostudio 2021. Metode yang digunakan yaitu analisis kesetimbangan batas dengan metode Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu. Hasil analisa kestabilan lereng menggunakan metode Morgenstern-Price dan Bishop menunjukkan kondisi stabil pada lereng A, B, dan C (FK>1,3). Hasil perhitungan menggunakan metode Janbu menunjukan kondisi stabil hanya pada lereng A, sedangkan lereng B dan C dalam keadaan kritis (1,3 1.3). The results of calculations using the Janbu method show stable conditions only on slope A, while slopes B and C are in critical condition (1.3
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraheni Setyaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Kebakaran lahan gambut berkaitan erat dengan perubahan sifat alamiah gambut yang mudah kering, sehingga diperlukan monitoring besaran tinggi muka air TMA pada Kesatuan Hidrologis Gambut KHG . Keberadaan alat observasi SESAME dengan sensor yaitu TMA, kelembaban tanah, curah hujan dan suhu permukaan dapat membantu dalam memperoleh informasi real time karakteristik fisik lahan gambut. Pendekatan data penginderaan jauh dengan citra Terra MODIS dan data CHIRPS digunakan dalam memperoleh kondisi karakteristik fisik untuk area cakupan yang lebih luas. Kelembaban tanah TVDI dari citra Terra MODIS diperoleh dari hasil hubungan indeks vegetasi EVI dan suhu permukaan LST , sedangkan data curah hujan diperoleh dari data CHIRPS. Tujuan utama penelitian adalah menganalisa variasi spasial dan temporal data TMA serta hubungannya dengan variabel kelembaban tanah, curah hujan, tingkat kehijauan dan suhu permukaan baik itu yang terpasang pada alat observasi maupun penginderaan jauh. Analisa data secara statistik dengan metode korelasi pearson product moment dan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara TMA dan variabel kelembaban tanah dari sensor di alat observasi, dengan nilai R tertinggi di Kecil1 sebesar 0,885. Ditinjau dari gabungan semua data diperoleh nilai R sebesar 0,357. Sedangkan hubungan TMA dan variabel dari data penginderaan jauh menunjukkan kelembaban tanah dan curah hujan memiliki hubungan signifikan, dengan nilai R untuk gabungan semua data sebesar 0,779. Persamaan yang dihasilkan untuk KHG Provinsi Kalimantan Tengah adalah Y = -7.321 ndash; 0.710 EVI 0.021 LST 0.277 TVDI 0.069 CHIRPS. Berdasarkan gambaran sebaran spasial dan temporal 16 harian tahun 2017 TMA di KHG Provinsi Kalimantan Tengah secara umum berada di ambang batas 0,4 meter, terutama pada musim kemarau.
ABSTRACT
Peatland fire closely related to natural changes of water balance condition, in this case, we need to monitor groundwater level in peatland hydrological unit KHG .The existence of SESAME observation ground station with sensors ie groundwater level TMA , soil moisture, rainfall and surface temperature can assist in obtaining real time information of physical characteristics of peatlands. The study uses remote sensing data Terra MODIS and CHIRPS to obtain conditions of physical characteristics for a wider coverage area. Soil moisture data TVDI from Terra MODIS was derived from the relationship of vegetation index EVI and surface temperature LST , while rainfall data generated from CHIRPS data. The main objectives of the study are to analyze the spatial and temporal variations of groundwater level and their relation to soil moisture variables, rainfall, vegetation index, and surface temperatures of both those attached to SESAME observation and remote sensing data. Statistical data analysis with Pearson product moment correlation method and multiple linear regression is used to know the relationship. The results showed that there is a significant relationship between groundwater level and soil moisture variables from the sensor in the observation tool, with the highest R value in SESAME Kecil1 of 0.885. Judging from the combination of all data obtained R value of 0.357. While the relationship of TMA and variable from remote sensing data shows soil moisture and rainfall have significant relation, with R value for all data combination equal to 0,779. The resulting equation for KHG of Central Kalimantan Province is Y 7.321 0.710 EVI 0.021 LST 0.277 TVDI 0.069 CHIRPS. Based on the description of the spatial and temporal distribution of 16 daily 2017 TMAs in KHG Central Kalimantan Province is generally at the threshold of 0.4 meters, especially in the dry season.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicki Benita
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini merupakan studi mengenai perilaku penurunan pondasi pada sebuah bangunan di Depok yang diduga mengalami perubahan letak muka air tanah. Daya dukung tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan air didalamnya sehingga berdampak pada pemilihan daya dukung pondasi yang digunakan. Perubahan letak muka air tanah dipengaruhi oleh perubahan iklim dan proses konstruksi yang dilakukan. Oleh karena itu, letak muka air tanah dijadikan salah satu variabel yang ditinjau. Namun, detail informasi terkait pondasi bangunan tersebut tidak diperoleh secara lengkap sehingga ukuran pondasi juga dijadikan variabel dalam penelitian. Perilaku penurunan pondasi ini akan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Plaxis 2 Dimensi Versi 8.2. Berdasarkan hasil analisis, akan terlihat pengaruh perubahan letak muka air tanah, serta jenis dan ukuran pondasi terhadap penurunan yang dialami.
ABSTRACT
This is a study about the behavior of a building foundation located in Depok, which is potential to has a changing of ground water level. Bearing capacity of the soil is strongly influenced by the water content in it so it impact the selection of the foundation. The changing of ground water level is affected by climate change and the construction process. Therefore, the ground water level is used as one of the variables in this study. However, the detail information related to the building foundation was not complete enough. So, the size of the foundation is also used as a variable in this study. The behavior of the foundation will be analyzed using software Plaxis 2D Version 8.2. Based on the analysis, the effect of the changes of the water table and type and size of foundation to the settlement can be concluded.
2014
S54390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Allysha Diandra
Abstrak :
Indonesia rentan terhadap perubahan iklim dan kualitas air tanah. Di Kota Metro, air tanah sebagai sumber air utama rentan tercemar oleh bakteri E. coli dari fasilitas sanitasi seperti cubluk dan tangki septik, terutama saat hujan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh intensitas hujan, jarak horizontal, dan muka air tanah terhadap pencemaran E. coli pada air tanah di sekitar fasilitas sanitasi di Kelurahan Yosodadi, Kota Metro. 17 sumur pantau atau piezometer diinstalasikan pada jarak horizontal 2 m dan 5 m dari tangki septik pada 3 rumah tangga. Pengujian E. coli yang berjumlah 130 dilakukan pada bulan Januari-Februari 2024 menggunakan IDEXX Colilert-18. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada 3 rumah tangga, tingkat risiko pencemaran air tanah sekitar fasilitas sanitasi 24 jam setelah hujan sebesar 46% dalam kategori sangat tinggi, 17% dalam kategori tinggi, 18% dalam kategori sedang, dan 18% dalam kategori rendah. Berdasarkan uji statistik, intensitas hujan, jarak, dan muka air tanah memiliki hubungan signifikan dengan pencemaran E. coli yang terjadi di sekitar tangki septik dengan hasil p-value <0,05. Pencemaran E. coli melebihi 1000 MPN/100 mL pada air tanah sekitar fasilitas sanitasi memiliki kemungkinan 3,74 kali lebih besar untuk terjadi setelah kejadian hujan deras (>20 mm/jam) dibandingkan hujan ringan (<20 mm/jam). Konsentrasi E. coli pada jarak 2 m antara piezometer dengan tangki septik lebih tinggi dibandingkan pada jarak 5 m. Tinggi muka air tanah memiliki korelasi dengan pencemaran E. coli pada air tanah, konsentrasi E. coli lebih besar ketika muka air tanah tinggi. Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian hujan dapat meningkatkan pencemaran E. coli pada air tanah sehingga diharapkan ada kerjasama diantara pemerintah dan masyarakat Kota Metro untuk melakukan perbaikan terhadap konstruksi tangki septik, melakukan program pengolahan air tanah berskala rumah tangga, melakukan perubahan perilaku masyarakat dengan prinsip sanitasi aman, serta mengganti layanan air menjadi PDAM dari air tanah. ......Indonesia is vulnerable to climate change and groundwater quality issues. In Metro City, groundwater, the primary water source, is prone to contamination by E. coli bacteria from sanitation facilities such as pit latrines and septic tanks, especially during rain. This study was conducted to analyze the influence of rain intensity, horizontal distance, and groundwater table on E. coli contamination in groundwater around sanitation facilities in Yosodadi Village, Metro City. Seventeen monitoring wells or piezometers were installed at horizontal distances of 2 meters and 5 meters from septic tanks in three households. A total of 130 E. coli tests were conducted in January-February 2024 using IDEXX Colilert-18. Based on the analysis conducted on three households, the groundwater contamination risk around sanitation facilities 24 hours after rain was 46% in the very high category, 17% in the high category, 18% in the medium category, and 18% in the low category. Statistical tests indicated that rain intensity, distance, and groundwater table have a significant relationship with E. coli contamination around septic tanks, with a p- value <0.05. E. coli contamination exceeding 1000 MPN/100 mL in groundwater around sanitation facilities is 3.74 times more likely to occur after heavy rain (>20 mm/hour) compared to light rain (<20 mm/hour). E. coli concentrations at a 2-meter distance between the piezometer and septic tank were higher than at a 5-meter distance. The groundwater table height correlates with E. coli contamination in groundwater, with higher concentrations when the groundwater table is high. The findings of this study suggest that rainfall can increase E. coli contamination in groundwater, so cooperation between the government and the Metro City community is needed to improve septic tank construction, implement household- scale groundwater treatment programs, promote safe sanitation practices, and switch from groundwater to PDAM water services.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Allysha Diandra
Abstrak :
Indonesia rentan terhadap perubahan iklim dan kualitas air tanah. Di Kota Metro, air tanah sebagai sumber air utama rentan tercemar oleh bakteri E. coli dari fasilitas sanitasi seperti cubluk dan tangki septik, terutama saat hujan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh intensitas hujan, jarak horizontal, dan muka air tanah terhadap pencemaran E. coli pada air tanah di sekitar fasilitas sanitasi di Kelurahan Yosodadi, Kota Metro. 17 sumur pantau atau piezometer diinstalasikan pada jarak horizontal 2 m dan 5 m dari tangki septik pada 3 rumah tangga. Pengujian E. coli yang berjumlah 130 dilakukan pada bulan Januari-Februari 2024 menggunakan IDEXX Colilert-18. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada 3 rumah tangga, tingkat risiko pencemaran air tanah sekitar fasilitas sanitasi 24 jam setelah hujan sebesar 46% dalam kategori sangat tinggi, 17% dalam kategori tinggi, 18% dalam kategori sedang, dan 18% dalam kategori rendah. Berdasarkan uji statistik, intensitas hujan, jarak, dan muka air tanah memiliki hubungan signifikan dengan pencemaran E. coli yang terjadi di sekitar tangki septik dengan hasil p-value <0,05. Pencemaran E. coli melebihi 1000 MPN/100 mL pada air tanah sekitar fasilitas sanitasi memiliki kemungkinan 3,74 kali lebih besar untuk terjadi setelah kejadian hujan deras (>20 mm/jam) dibandingkan hujan ringan (<20 mm/jam). Konsentrasi E. coli pada jarak 2 m antara piezometer dengan tangki septik lebih tinggi dibandingkan pada jarak 5 m. Tinggi muka air tanah memiliki korelasi dengan pencemaran E. coli pada air tanah, konsentrasi E. coli lebih besar ketika muka air tanah tinggi. Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian hujan dapat meningkatkan pencemaran E. coli pada air tanah sehingga diharapkan ada kerjasama diantara pemerintah dan masyarakat Kota Metro untuk melakukan perbaikan terhadap konstruksi tangki septik, melakukan program pengolahan air tanah berskala rumah tangga, melakukan perubahan perilaku masyarakat dengan prinsip sanitasi aman, serta mengganti layanan air menjadi PDAM dari air tanah. ......Indonesia is vulnerable to climate change and groundwater quality issues. In Metro City, groundwater, the primary water source, is prone to contamination by E. coli bacteria from sanitation facilities such as pit latrines and septic tanks, especially during rain. This study was conducted to analyze the influence of rain intensity, horizontal distance, and groundwater table on E. coli contamination in groundwater around sanitation facilities in Yosodadi Village, Metro City. Seventeen monitoring wells or piezometers were installed at horizontal distances of 2 meters and 5 meters from septic tanks in three households. A total of 130 E. coli tests were conducted in January-February 2024 using IDEXX Colilert-18. Based on the analysis conducted on three households, the groundwater contamination risk around sanitation facilities 24 hours after rain was 46% in the very high category, 17% in the high category, 18% in the medium category, and 18% in the low category. Statistical tests indicated that rain intensity, distance, and groundwater table have a significant relationship with E. coli contamination around septic tanks, with a p- value <0.05. E. coli contamination exceeding 1000 MPN/100 mL in groundwater around sanitation facilities is 3.74 times more likely to occur after heavy rain (>20 mm/hour) compared to light rain (<20 mm/hour). E. coli concentrations at a 2-meter distance between the piezometer and septic tank were higher than at a 5-meter distance. The groundwater table height correlates with E. coli contamination in groundwater, with higher concentrations when the groundwater table is high. The findings of this study suggest that rainfall can increase E. coli contamination in groundwater, so cooperation between the government and the Metro City community is needed to improve septic tank construction, implement household- scale groundwater treatment programs, promote safe sanitation practices, and switch from groundwater to PDAM water services.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library