Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
"Ground-penetrating radar has come to public attention in recent criminal investigations, but has actually been a developing and maturing remote sensing field for some time. In the light of recent expansion of the technique to a wide range of applications, the need for an up-to-date reference has become pressing.
This fully revised and expanded edition of the best-selling Surface-Penetrating Radar (IEE, 1996) presents, for the non-specialist user or engineer, all the key elements of this technique, which span several disciplines including electromagnetics, geophysics and signal processing. The book will help users to assess the potential of the technique and currently available technology and to apply them effectively."
London: Institution of Engineering and Technology, 2007
e20451584
eBooks Universitas Indonesia Library
Muhammad Rifdan Hilmi
"Candi Bubrah merupakan salah satu candi Buddha yang terletak di Klaten, Jawa Tengah. Candi ini memiliki satu bangunan candi induk dan dikelilingi oleh bangunan pagar candi. Saat ini, kondisi pagar candi hanya tersisa sebagian yang masih utuh dan sisanya diindikasikan terkubur di sekitar bangunan candi induk. Akuisisi GPR telah dilakukan di lokasi ini yang bertujuan untuk mencari keberadaan pagar Candi Bubrah pada sisi barat, timur, utara, dan selatan berdasarkan anomali hiperbola yang muncul. Akuisisi dilakukan dengan menggunakan alat GPR COBRA CBD yang bekerja pada 3 frekuensi yaitu 200 Mhz, 400 Mhz, dan 800 Mhz yang dihasilkan dalam waktu yang bersamaan. Proses pengolahan data dilakukan menggunakan software ReflexW untuk mengurangi noise pada data GPR. Hasil dari akuisisi GPR ini menunjukkan keberadaan objek yang diduga sebagai batu penyusun pagar Candi Bubrah. Namun, kondisi pagar tersebut diduga sudah tidak utuh dan batu yang menjadi penyusun pagar tersebut telah tersebar pada berbagai lokasi
Bubrah Temple is a Buddhist temple located in Klaten, Central Java. This temple has one main temple building and is surrounded by a temple fence. Currently, only part of the temple fence remains intact and the rest is indicated to be buried around the main temple building. GPR acquisition has been carried out at this location with the aim of finding the existence of the Bubrah Temple fence on the west, east, north and south sides based on the hyperbolic anomalies that appear. Acquisition is carried out using a COBRA CBD GPR device which works on 3 frequencies at 200 Mhz, 400 Mhz and 800 Mhz which are generated at the same time. Data processing is carried out using software ReflexW to reduce noise in GPR data. The results of this GPR acquisition show the existence of objects suspected to be the stones that make up the Bubrah Temple fence. However, the condition of the fence is thought to be incomplete and the stones that make up the fence have been scattered in various locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Seanko Neri Anggi
"
ABSTRAKMetode Ground Penetrating Radar (GPR) yang diaplikasikan untuk mendeteksi zona-zona yang berhubungan dengan pembentukan endapan bauksit laterit dan kedalamannya didasarkan pada perbedaan konstanta dielektrik pada batas lapisan. Data yang digunakan terdiri dari 3 line dan diolah dengan menggunakan software radan. Dari hasil pengolahan data ini selanjutnya akan dilakukan interpretasi untuk menentukan zona-zona pembentukan endapan bauksit laterit. Zona tersebut adalah top soil, lapisan nodular, dan lapisan intermediate. Data yang mendukung data GPR ini adalah data geologi, data CMP dan data sumur bor. Data geologi regional menunjukkan bahwa daerah penelitian didominasi oleh batuan granit, diorit dan gabro yang merupakan batuan dasar pembentukan endapan bauksit laterit. Data CMP digunakan untuk menentukan kecepatan dan konstanta dielektrik dari masing - masing lapisan. Data sumur bor digunakan sebagai pembanding data GPR menyangkut kedalaman lapisan-lapisan yang berhubungan dengan pembentukan endapan bauksit laterit.
ABSTRACTThe Ground Penetrating Radar (GPR) method has been applied to detect zones of laterite bauxite deposite and it's depth base on defferent of dielectric constant reflector. The data that used consist of 3 line and already processed by using radan software. From the result of data processing, the interpretation has been done to define the zones of laterite bauxite. The zones are top soil, nodular layer, and intermediate layer. The data that support GPR data are regional geology data, CMP data and well log data. Regional geology data show that the research site is dominated by granite, diorite and gabro which is the bedrock of laterite bauxite deposit. CMP data used to define a velocity and dielectric constant in each layer. Well log data used as GPR data comparison to correlate the depth of layers related to forming laterite bauxite deposit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Hasya Nabilah Fathan
"
ABSTRAKMengaplikasikan metode Ground Penetrating Radar (GPR) pada tambang bawah tanah Grasberg Block Caving untuk mengidentifikasi adanya perkembangan propagasi cave pada panel tersebut. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada perbedaan konstanta dielektrik pada batas zona caving. Data yang digunakan terdiri dari 3 lintasan akuisisi. Data tersebut diolah dengan menggunakan software ReflexW. Hasil pengolahan data ini di analisis dan di interpretasikan untuk di identifikasi perkembangan propagasi cave nya pada ketiga lintasan akuisisi tersebut. Hasil pengolahan data GPR ini juga didukung oleh data geologi dan data RQD. Berdasarkan hasil interpretasi, terlihat adanya perkembangan propagasi cave yang disebabkan oleh adanya aktifitas penambangan pada ketiga lintasan tersebut.
ABSTRACTApplied the Ground Penetrating Radar (GPR) method to the Grasberg Block Caving underground mine for identify the development of cave propagation on the panel. The principle of this method is based on the difference of dielectric constants on the caving zone boundary. The data that used consists of 3 acquisition line. The data was processed by using ReflexW software. The results of this data processing were in analysis and interpreted to identify the development of its cave propagation on all three of the acquisition line. GPR data processing results are also supported by geological data and RQD data. Based on the interpretation, there is a development of cave propagation caused by mining activities in the three acquisition line."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Marwah
"Provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang sering mengalami banjir. Berdasarkan historis, tahun 2019 merupakan fenomena banjir terparah yang pernah terjadi. Oleh karena itu kini pemerintah sedang mengupayakan peningkatkan pembangunan infrastruktur untuk pengendalian banjir termasuk di Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pembangunan infrastruktur diperlukan perencanaan yang matang, salah satunya dengan mengetahui kondisi bawah permukaan. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran melalui kombinasi metode Airborne Ground Penetrating Radar dan Resistivitas. Tujuannya untuk mengidentifikasi perlapisan litologi bawah permukaan yang berfokus pada kompleksitas struktur dan persebaran zona bedrock sebagai informasi pendahuluan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur di lingkungan fluvial untuk pengendalian banjir Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Dari hasil pengolahan dan interpretasi kedua metode, menunjukkan lokasi penelitian memiliki litologi yang terdiri dari material sedimen (clay dan silt; sand dan gravel) dan batuan bedrock (granite), dengan adanya indikasi zona lemah pada lokasi yang tersusun dari clay dan silt serta sand dan gravel bersaturasi tinggi. Terkait persebaran zona bedrock, menunjukkan semakin dangkal ke arah selatan dari badan sungai dan sebaliknya.
Floods frequently occur in the province of South Sulawesi. The greatest flood event ever according to historical records happened in 2019. In order to better prevent flooding, the government is now working to create more infrastructure, including in the province of South Sulawesi. Careful planning is necessary for infrastructure construction, and one aspect of such preparation is gathering data on subsurface conditions. In this study, measurements were conducted by combining the methods of resistivity and airborne ground penetrating radar. The aim is to identify subsurface lithological layers that focus on the structural complexity and distribution of bedrock zones as preliminary information in infrastructure development planning in a fluvial environment for flood control in North Luwu, South Sulawesi. From the results of processing and interpretation, it shows that the research location made up of sedimentary material (clay and silt; sand and gravel) and bedrock (granite), with an indication of a weak zone at the location made up of clay and silt as well as highly saturated sand and gravel. And the bedrock zone's distribution demonstrates that it becomes shallower to the south of the river body and vice versa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ichwan Fauzan Putrajy
"Pembangunan infrastruktur di Sorong merupakan salah satu kebijakan pemerintah pusat yang tercantum dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020. Aspek pembangunan yang perlu diperhatikan adalah lokasi. Berdasarkan kondisi geologi, lokasi pembangunan yang baik merupakan lokasi yang tidak ditemukannya struktur patahan dan dengan pondasi bangunan mencapai batuan keras. Penerapan metode Ground Penetrating Radar dan resistivitas yang dikorelasikan dengan data bor dalam penelitian ini mampu menggambarkan kondisi geologi tersebut di lingkungan aluvial. Pengukuran metode GPR dilakukan sebanyak 3 lintasan sepanjang 900 meter di atas aliran sungai dengan menggunakan frekuensi tengah 56 MHz. Sedangkan pengukuran resistivitas dilakukan sebanyak 4 lintasan sejajar lintasan GPR pada jarak 665 – 900 meter. Pengukuran metode resistivitas dengan panjang lintasan 235 meter dengan 48 elektroda menggunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger. Dari hasil pengukuran GPR dapat dipetakan zona yang teridentifikasi sebagai struktur patahan bawah permukaan pada jarak 500 – 650 meter. Sedangkan, hasil metode resistivitas dan data bor menunjukkan adanya persebaran jenis litologi di lokasi penelitian berupa tanah (250 – 1700 Ωm), breksia gamping (25 – 100 Ωm), konglomerat breksia (2 – 20000 Ωm), dan andesit (>20000 Ωm). Pada lintasan resistivitas jarak 0 – 80 meter didapatkan kemenerusan persebaran batuan konglomerat breksia resistivitas tinggi dan batuan andesit pada ketinggian 30 – 70 meter.
Infrastructure development in Sorong is one of the policies of the central government as stated in Instruksi Presiden Number 9 of 2020. The aspect of development that needs to be considered is location. Based on geological conditions, a good construction site is a location where no fault structures are found and the building foundation reaches hard rock. The application of the Ground Penetrating Radar and resistivity methods correlated with drill data in this study is able to describe the geological conditions in the alluvial environment. Measurement of the GPR method is carried out in 3 tracks along 900 meters above the river flow using a center frequency of 56 MHz. While the resistivity measurements were carried out in 4 parallel lines to the GPR track at a distance of 665 – 900 meters. Measurement of resistivity method with a track length of 235 meters with 48 electrodes using the Wenner-Schlumberger configuration. From the results of GPR measurements, zones identified as subsurface fault structures can be mapped at a distance of 500 – 650 meters. Meanwhile, the results of the resistivity method and drill data indicate the distribution of lithological types at the research site in the l,form of soil (250 – 1700 m), limestone breccia (25 – 100 m), breccia conglomerate (2 – 20000 m), and andesite (> 20000 m). . On the resistivity trajectory at a distance of 0 – 80 meters, the distribution of high resistivity breccia conglomerate rocks and andesite rocks is found at an altitude of 30 – 70 meters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ajeng Ria Tifany
"Seiring berkembangnya zaman pembangunan infrastruktur semakin berkembang pesat setiap harinya. Mengingat dalam pembangunan sebuah infrastruktur sangat bergantung dengan kondisi dibawah permukaan seperti kondisi tanah dan persebaran utilitas, sering kali ketidaktahuan mengenai kondisi tanah dan persebaran utilitas dibawah permukaan tanah menimbulkan masalah ketika dilakukan penggalian seperti pecahnya pipa, putusnya kabel dibawah tanah dan lain-lain. Untuk menghindari hal tersebut dimanfaatkan Metode untuk mengidentifikasi utilitas bawah permukaan yang merupakan salah satu metode Geofisika yaitu metode Ground Penetrating Radar (GPR) sebagai metode yang efektif untuk memetakan utilitas bawah tanah. Data yang digunakan merupakan data sekunder PT Geo Stroom Indonesia yang diakuisisi menggunakan alat RD1500 frekuensi 250MHz yang terdiri dari 82 data lintasan. Pengolahan data dilakukan dengan software Reflexw dan EKKO Project untuk mengolah raw data menjadi penampang radargram 2 dimensi kemudian digunakan software Discover 3D untuk mencitrakan persebaran utilitas dalam bentuk 3 dimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui letak dan sebaran utilitas bawah permukaan di lokasi penelitian berdasarkan respon sinyal Ground Penetrating Radar. Hasil dari penelitian ini terdapat 5 pipa metal melintang dari arah Barat - Timur dan 1 pipa metal melintang dari arah Selatan - Utara kemudian berbelok ke arah Timur. Pipa-pia metal tersebut diindikasikan terkubur pada variasi kedalaman dari 0,5 hingga 1,3 meter di bawah permukaan tanah.
As time goes on, infrastructure development is growing rapidly every single day. As we know, the construction of an infrastructure is dependent by the subsurface conditions, such as soil conditions and the distribution of utilities. Oftenly, the ignorance of soil conditions and the distribution of subsurface utilities causes problems when excavation is carried out such as pipe ruptures, underground cable breaks and others. As prevention of these problems, a method to identify subsurface utilities is used, which is one of the geophysical methods called the Ground Penetrating Radar (GPR) method, as an effective method for mapping subsurface utilities. The data used for this study is secondary data from PT Geo Stroom Indonesia which was acquired using the RD1500 device with a frequency of 250MHz that consists of 82 track data. Data processing was carried out using Reflexw and EKKO Project software to process the raw data into a 2 dimensional radargram section and then the Discover 3D software was used to image the distribution of utilities in 3 Dimensional. The purpose of this study was to determine the location and distribution of subsurface utilities at the research site based on the response of the Ground Penetrating Radar. According to the results of this study, there are 5 metal pipes that cross from the West - East and 1 metal pipe that crosses from the South - North then turn to the East. The metal pipes are indicated to be buried at varying depths from 0.5 to 1.3 meters below ground level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amira Adlifiani
"Pengelolaan infrastruktur yang selalu meningkat setiap tahunnya di Indonesia yang dilakukan untuk menunjang kebutuhkan rakyatnya sebagai negara berkembang. Penting untuk melaukan pengelolaan infrastuktur yang baik untuk mencegah insiden yang disebabkan oleh pekerjaan bawah permukaan, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemetaan utilitas seperti, pipa, saluran air, kabel, dan gas. Metode Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode yang aman dengan non-destructive yang dapat digunakan secara efektif untuk penyelidikan bawah permukaan dan mampu mendeteksi dan menemukan utilitas bawah permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada lokasi penelitian berdasarkan respon sinyal GPR, mengidentifikasi objek utilitas bawah permukaan, serta melakukan pemetaan utilitas bawah permukaan. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan instrumen RD1500 dengan frekuensi 250 MHz. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 8 objek utilitas pada lokasi penelitian. Kedelapan objek utilitas ini merupakan sebuah pipa. Kedalaman utilitas yang terkubur pada lokasi penelitian ini berada pada 0.3 m hingga 1.4 m di bawah permukaan.
The management of infrastructure that always increases every year in Indonesia is carried out to support the needs of the society as a developing country. It is important to carry out a good infrastructure management to prevent incidents caused by subsurface work, this can be done by mapping utilities such as pipes, sewer, cables, and gas. The Ground Penetrating Radar (GPR) method is a non-destructive method that can be used effectively for subsurface investigations and can detect and discovering subsurface utilities. This study aims to determine the subsurface conditions in the study based on the GPR signal response, identify subsurface utility objects, and perform subsurface utility mapping. This study used measurements RD1500 instrument with a frequency of 250 MHz. The results of this study indicate that there are 8 utility objects at the research location. These eight utility objects constitute a pipe. The depth of buried utilities at the research site is at 0.3 m to 1.4 m below the surface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwi Anisah Lailatul Hasanah Musafak
"Pembangunan nasional menjadi upaya pemerintah dalam implementasi undang-undang alinea ke-empat. Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan melaksanakan perancangan tata ruang yaitu dengan memetakan jaringan prasarana di mana beberapa jaringan ditanam di bawah permukaan (utilitas), seperti pipa, kabel telekomunikasi, saluran pembuangan, serat optik, dan lainnya. Pemetaan jaringan utilitas di Kawasan Perkotaan Kota Pekanbaru memanfaatkan disiplin ilmu Geofisika menggunakan Metode Ground Penetrating Radar (GPR). Metode ini merupakan alat non-destruktif yang dapat mencitrakan kondisi bawah permukaan dan memiliki resolusi tinggi pada objek yang terletak di kedalaman dangkal. Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen IDS K2 Fast Wave Georadar TV600 dengan pemilihan frekuensi 600 MHz yang diterapkan untuk 42 lintasan. Penentuan utilitas didasarkan pada parameter fisis objek, yaitu adanya kontras konstanta dielektrik objek dengan lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini, Metode GPR mampu mengidentifikasi keberadaan dan posisi utilitas bawah permukaan. Utilitas tersebut terdeteksi dan saling terhubung hingga membentuk jalur jaringan utilitas. Jenis utilitas yang ditemukan antara lain kabel penerangan lampu jalan (PJU), kabel fiber optik, pipa HDPE PDAM, pipa metal gas, dan pipa PVC saluran pembuangan yang ditanam pada kedalaman yang bervariasi. Kedalaman minimal utilitas terkubur pada 0,01 m dan kedalaman maksimal pada 1,5 m di bawah permukaan.
National development become the government’s enterprise in implementing the fourth paragraph of the constitution. One of these enterprise is undertaken by performing spatial planning, namely by mapping the infrastructure network which several networks are buried in the subsurface (utility), such as pipes, telecommunication cables, sewers, fiber optics, and others. Utility network mapping in urban area of Pekanbaru City utilizes Geophysical disciplines using the Ground Penetrating Radar (GPR) Method. This method is a non-destructive instrument that able to depict subsurface condition and has high resolution on objects located at shallow depths. Measurements were undertaken using IDS K2 Fast Wave Georadar TV600 instrument by selecting a frequency of 600 MHz which was applied to 42 lines. Determination of utilities are based on physical parameter, namely the dielectric constant contrast of the object relative to the surrounding environment. In this study, GPR Method is capable to identify the precense and position of subsurface utilities. These utilities are detected and connected to each other to form a utility network line. The types of utilities found included street lamp lighting cables, fiber optic cables, PDAM HDPE pipes, metal gas pipes, and PVC sewer pipes that burried at varying depths. The minimum depth of buried utility is 0.01 m and the maximum depth is 1.5 m below the surface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Dhiwaurrais
"Peningkatan jumlah penduduk di Kota Depok, Jawa Barat menyebabkan tingginya aktivitas pembangunan untuk tempat tinggal. Keterbatasan lahan di Kota Depok menyebabkan aktivitas pembangunan dilakukan di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung. Namun kenyataannya terdapat banyak gua bawah permukaan di DAS Ciliwung yang menjadi ancaman jika dilakukan pembangunan diatasnya. Oleh sebab itu dilakukan penelitian dengan metode Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mengetahui geometri serta memetakan kontinuitas dan persebaran dari gua bawah permukaan yang ada di DAS Ciliwung pada kawasan Perumahan Pesona Khayangan Juanda, Depok. Metode GPR dipilih karena memiliki resolusi tinggi dikedalaman dangkal yang dapat mendeteksi dengan baik keberadaan gua yang memiliki kontras permitivitas relatif dielektrik dengan lingkungan sekitar. Penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen Phyton-3 Georadar dengan pemilihan frekuensi 100 MHz pada 7 lintasan yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gua bawah permukaan di kedalaman kurang dari 5 meter dari permukaan dengan ukuran lebar dan tinggi lebih kurang 1x1,5 meter serta orientasinya kearah tenggara-barat laut. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam rencana kegiatan pembangunan kedepannya di lokasi terkait.
The increase in population in Depok City, West Java has led to high development activities for housing. Limited lands in Depok City have caused development activities to be conducted in Ciliwung watershed. However, in reality, there are many subsurface caves in the Ciliwung watershed that pose a threat if development is executed on them. Therefore, the research is conducted using the Ground Penetrating Radar (GPR) method to determine the geometry and map of the continuity and distribution of subsurface caves in the Ciliwung watershed in the Pesona Khayangan Juanda, Depok. The GPR method was chosen due to the reason it has a high resolution in a shallow depth that can detect well the existence of a cave that has a relative dielectric permittivity contrast to the surrounding environment. This research was conducted using the Phyton-3 Georadar instrument with a frequency selection of 100 MHz on 7 different tracks. The results of this study indicate that there is a subsurface cave at a depth of fewer than 5 meters from the surface with a width and height of approximately 1x1.5 meters and its orientation towards the southeast-northwest. The results of this study are expected to be used as a reference in future development activities plans in related locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library