Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Pradipta
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangunan lingkungan dewasa ini lebih mengarah pada konteks tanggung jawab dan kepedulian, termasuk pembangunan gedung, yang dinilai dari penyelidikan dengan eksplorasi pembobotan dan indikator kinerja. Salah satu alat penilai bangunan gedung adalah Greenship yang merupakan produk dari Green Building Council Indonesia GBCI . Bangunan hijau merupakan bangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, disertifikasi berdasarkan kondisi, karakter alam serta peraturan dan standar yang ada pada suatu wilayah. Peraturan dan standar tentang kondisi dan karakter vegetasi maupun pohon dalam hubungannya dengan temperatur lingkungan belum terdapat pada kategori penilaian yang diinisiasi oleh GBCI. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan vegetasi maupun pohon pada bangunan bersertifikasi hijau yang memenuhi kategori Appropriate Site Development ASD dalam menurunkan temperatur di lingkungan sekitarnya, yaitu dengan mencari hubungan melalui dua atau lebih variabel yang terlibat dalam penelitian. Pengambilan sampel variabel dilakukan melalui studi kasus. Analisis menggunakan regeresi linear ganda untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan lainnya. Pada penelitian kali ini, ingin diketahui mengenai suhu panas, dalam derajat Celcius yang dikeluarkan oleh bangunan dan diserap oleh vegetasi maupun pohon melalui naungan dan evapotranspirasi . Penelitian dilakukan dengan membandingkan temperatur lingkungan yang dipengaruhi vegetasi dari bangunan yang masuk kategori hijau. Kata kunci:Pohon, Bangunan Hijau, Panas, Temperatur, Iklim Mikro
ABSTRACT
Environmental development today is more directed to the context of responsibility and care, including development, the so called performance of weighted exploration and performance indicators. One of the building appraisal tools is Greenship which is a product of Green Building Council Indonesia GBCI . Green building is environmentally responsible building, certified based on condition, natural character and existing regulation. Rules and standards on the condition and character of vegetation or trees in context with ambient temperatures do not exist in the categories initiated by GBCI. This study aims to determine the vegetation or trees in buildings that fit the Appropriate Site Development ASD category in removing the temperature in the surrounding environment, namely by finding the variables involved in the study. The sampling of the variable is done by case study. Analysis using multiple linear regress to know the relationship between variables with each other. At this time, want to know the temperature heat, in degrees Celsius issued by the Building and absorbed by vegetation or trees through shade and evapotranspiration . The study was conducted using environmental temperature the vegetation symptom of the building into the green category.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Pramudya Wijaya
Abstrak :
Penggunaan peralatan pengkondisian udara di dunia selalu meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia. Sekitar 45% penggunaan listrik pada gedung maupun perumahan dibebankan pada peralatan pengkondisian udara (Air Conditioner). Untuk menekan beban konsumsi listrik, dibutuhkan regulasi yang mengatur mengenai labelling peralatan pengkondisian udara. Maka dari itu, ruang psikrometrik dirancang dan dibuat untuk melakukan pengujian pada peralatan tata udara. Ruang psikrometik adalah dua buah ruangan yang dapat mengkondisikan temperature, kelembaban relative, dan kecepatan aliran udara. Sistem ruang psikrometrik terdiri dari sistem sirkulasi air, sistem sirkulasi udara, dan sistem kontrol. Studi ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan ruang psikrometrik sehingga dapat memenuhi standar yang berlaku. Agar pengujian untuk pengkondisian udara dapat dilakukan, ruangan harus sesuai dengan standar variasi rata-rata error aritmatika ± 0,3 °C dan variasi maksimum ± 0,5 °C. Pengambilan data dilakukan dengan variasi temperatur pada standar ISO 5151. Hasil perancangan dan pengembangan ini ruang psikrometrik mempunyai nilai variasi terbesar sistem berkisar ± 0.5 °C pada beberapa setpoint yang diujikan, hal ini memenuhi syarat dari standar yang berlaku. ......The use of air conditioning equipment in the world always increases every year in line with the growth of the world's population. Around 45% of electricity use in buildings and housing is charged to air conditioning equipment. To reduce the burden of electricity consumption, regulations governing the labeling of air conditioning equipment are needed. Therefore, a psychrometric chamber is designed and built to perform tests on air conditioning equipment. The psychrometric room is two rooms that can condition temperature, relative humidity, and air flow velocity. The psychrometric chamber system consists of a water circulation system, an air circulation system, and a control system. This study aims to design and develop a psychrometric room so that it can meet the applicable standards. Test for air conditioning must be carried out, the room must comply with the standard variation of the arithmetic mean error of ± 0.3 °C and the maximum variation of ± 0.5 °C. Data retrieval was carried out with temperature variations on the ISO 5151 standard. The results of this design and development of the psychrometric room have the largest system variation value ranging from ± 0.5 °C at several setpoints tested, this fulfills the requirements of the applicable standard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Meutia Aurora
Abstrak :
Bangunan hijau yang mengusung konsep sustainability dimaknai juga suatu konsep yang mengaplikasikan bagaimana sebuah bangunan dirancang, dibangun dan diaplikasikan dengan memperhatikan sumber daya yang efisien, bertanggung jawab terhadap lingkungan serta berdampak positif bagi lingkungan sosial dan ekonomi. Kegagalan konsep dalam bangunan sering timbul akibat besarnya perhatian pada pertimbangan teknis, dengan hanya sedikit mempertimbangkan nilai-nilai, perilaku dan karakter penghuninya. Bangunan blok eksisting rusunawa pada kawasan yang ditetapkan menggunakan konsep zona hijau, belum melakukan penerapan konsep hijau pada bangunan. Untuk menerapkan konsep tersebut pada bangunan perlu ditinjau aspek perilaku penghuninya. Dari hubungan bangunan dan penghuninya, dapat diketahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi agar konsep bangunan hijau untuk penghuni rusunawa yang lebih optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan konsep bangunan hijau pada Rusunawa ditinjau dari aspek efisiensi energi, air, kualitas udara, dan pengelolaan limbah, menganalisis perilaku peduli lingkungan penghuninya, serta menganalisis hubungan perilaku peduli lingkungan dengan sikap, pemahaman dan persepsi penghuni terhadap penerapan konsep hijau pada bangunan. Metode analisis deskripif digunakan untuk menganalisis penerapan bangunan hijau dan mengukur indeks perilaku peduli lingkungan penghuni. Untuk menganalisis hubungan perilaku peduli lingkungan dengan sikap, pemahaman dan persepsi penghuni terhadap penerapan konsep hijau pada bangunan digunakan metode SEM-PLS. Berdasarkan analisa diperoleh hasil bahwa penerapan konsep hijau ditinjau dari aspek efisiensi energi pada bangunan lokasi penelitian sudah memenuhi kriteria; aspek efisiensi air, penerapan pada bangunan sudah memenuhi kriteria; aspek kenyamanan termal bangunan belum memenuhi kriteria kenyamanan dalam konsep hijau; aspek pengelolaan limbah cair bangunan belum memenuhi kriteria dalam hal pemanfaatan air hasil olahan IPAL; dan dari aspek limbah padat bangunan belum menyediakan fasilitas pengolahan/pemilahan sampah. Dari hasil penilaian perilaku peduli lingkungan penghuni rusun, tingkat kepedulian penghuni berada pada kriteria sedang, dengan indeks tertinggi pada kriteria efisiensi energi dan terendah pada kriteri pengelolaan sampah. Berdasarkan model dapat diketahui bahwa untuk memperbaiki perilaku peduli lingkungan dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan penghuni terhadap informasi mengenai program lingkungan dan meningkatkan persepsi penghuni terhadap penerapan konsep hijau. Persepsi penghuni terhadap penerapan konsep hijau dapat ditingkatkan dengan perbaikan fasilitas pada bangunan sesuai kriteria.
Green building is defined as a concept that applies how a building is designed, built and applied with due regard to efficient resources, is responsible for the environment and has a positive impact on the social and economic environment. The failure of the concept in the building often arises from the great attention paid to technical considerations, with little consideration of the values, behavior and character of the inhabitants. The existing rental flats building blocks in the area that are designated using the green zone concept, have not implemented the green concept in the building. To apply this concept to buildings, it is necessary to review aspects of the occupants' behavior. From the relationship between the building and its occupants, it can be seen the factors that most influence the optimal green building concept for the residents of the flat. The purpose of this research is to analyze the application of the green building concept in rental flats in terms of energy efficiency, water, air quality and waste management, to analyze the environmental care behavior of its residents, and to analyze the relationship between environmental care behavior and occupants' attitudes, understanding and perceptions of the concept application green on the building. Descriptive analysis method is used to analyze the application of green buildings and measure the index of environmental care for residents. To analyze the relationship between environmental care behavior and attitudes, understanding and occupants' perceptions of the application of green concepts in buildings, SEM-PLS method is used. Based on the analysis, the results show that the application of the green concept in terms of energy efficiency aspects in the research location building has met the criteria; aspects of water efficiency, application in buildings has met the criteria; the thermal comfort aspect of the building does not meet the comfort criteria in the green concept; the aspect of building liquid waste management does not meet the criteria in terms of utilizing water from IPAL; and from the aspect of solid waste, the building has not provided waste processing / sorting facilities. From the results of the assessment of the environmental care behavior of the residents of the flat, the level of care of residents is in the medium criteria, with the highest index on the criteria for energy efficiency and the lowest on the criteria for waste management. Based on the model, it can be seen that improving environmental care behavior can be done by increasing residents 'knowledge of information about environmental programs and increasing residents' perceptions of the application of green concepts. Residents' perceptions of the application of the green concept can be improved by improving facilities in buildings according to the criteria. The concept requires environmental program factors that are run by the building manager and the active involvement of residents.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library