Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfredo Dwi Andrianto
Abstrak :
Dengan permintaan inkubator untuk bayi permatur berada pada tingkat yang tinggi, khususnya di Indonesia dengan 675,500 bayi premature setiap tahunnya, konsep dari inkubator grashof telah dibuat untuk menyelesaikan masalah ini di Indonesia. Namun, muncullah sebuah masalah baru yaitu bayi prematur kembar. Proses desain inkubator bayi kembar mengikuti konsep dari inkubator grashof dengan volume yang lebih besar untuk menampung dua bayi. Dengan menggunakan 3D modelling software, desain produk ini berfokus pada mengadaptasi fungsionalitas dari inkubator grashof seperti menjaga temperature kabin di 33 C-35 C dengan konsep konveksi alamiah. Selain fungsionalitas, desain juga berfokus pada aspek ergonomis dan konsiderasi penggunaan material agar tetap menjaga sifat murah dan dapat diproduksi UKM. Penelitian pun dilakukan untuk memastikan suhu 33 C-35 C dapat terjaga. Sensor DS18B20 digunakan untuk mengukur temperatur yang diletakkan di sepuluh titik yang berbeda, dan sensor DHT22 digunakan untuk mengukur kelembaban. Hasil dari penelitian ini adalah inkubator bayi kembar dapat mencapai suhu yang dibutuhkan dengan menggunakan lampu pijar 4 x 15W.
As the demand for premature infant incubators are constantly high, especially in Indonesia as the fifth ranked country of the worlds most premature baby 675,700 babies per year, the concept of grashof incubator has been developed to fulfill the needs of Indonesian citizens. As the demand grows, the need to solve twin premature babies rsquo problem has been emerging ever since. The designation of Twin Baby Incubator follows the basic concept of existing grashof incubator with bigger volume as a mean to include two babies at the same time. Using 3D modelling software, the product design development mainly focuses on adapting the current functionalities of grashof incubator into the twin grashof baby incubator, such as keeping the babies rsquo cabin temperature at 33 C 35 C by allowing natural convention and natural circulation to occur. Beside the main functionalities, the design also focuses on ergonomic aspects as well as material consideration as a mean to improve usability and efficiency. Furthermore, a research was conducted to make sure that the temperature of 33 C 35 C can be achieved regardless bigger volume of babies rsquo cabin. As the design follows the concept of grashof incubator, the main components are light bulbs as the main heater and digital thermostat as a temperature controller. DS18B20 sensors are used to measure temperature where they are being placed at ten different points of measurements, and DHT22 sensor is placed to measure the level of humidity. The expected results of the research are the capability of developed twin incubator to achieve mandatory temperature, as mentioned above, inside the cabin using 4 x 15 W light bulbs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andaru Wiratama
Abstrak :
Pada tahun 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki target untuk semua negara agar mencapai angka kematian bayi hingga paling rendah 12 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan Indonesia pada tahun 2015 memiliki angka kematian bayi 14,3 per 1000 kelahiran hidup. Inkubator Grashof adalah peralatan medis untuk menolong bayi prematur di Indonesia yang dapat menekan angka kematian tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa aliran udara dan perpindahan kalor yang terjadi antara bayi dengan lingkungan sekitar di dalam inkubator. Kalor metabolisme yang hilang pada bayi, karena aktivitas penguapan melalui jaringan kulit dan sistem pernapasan, diperhitungkan agar hasil yang didapatkan mendekati kondisi aktual. Besar kalor yang dihasilkan dan kerugian panas yang dialami bayi didapatkan dari penelitian sebelumnya (Ginalski et al., 2007)dan temperatur ambien inkubator adalah 25 oC, 28 oC dan 31 oC. Kemudian data yang diperoleh berupa kontur pada bidang-bidang yang menggambarkan aliran udara di dalam inkubator. Perhitungan numerikal dilakukan dengan metode computational fluid dynamics (CFD) menggunakan ANSYS CFX. Hasil yang didapatkan akan dibandingkan dengan hasil eksperimental yang telah ada.
In 2030 the United Nations (UN) has a target for all countries to reach the lowest neonatal mortality rate of 12 per 1000 live births, while Indonesia had a neonatal mortality rate 14,3 per 1000 live births by 2015. The Grashof Incubator is medical equipment to help preterm infant in Indonesia that can reduce the mortality rate. The main objective of this study is to analyze the air flow and heat transfer that occurs between the baby and the surrounding environment inside the incubator. The metabolic heat loss in infants, due to evaporation activity through the skin and respiratory system, is calculated so that the results obtained are close to the actual conditions. The amount of heat generated and heat loss experienced by infants was obtained from previous studies (Ginalski et al., 2007)and the ambient temperature of the incubator was 25 oC, 28 oC and 31 oC. Then the data obtained in the form of contours in the fields that describe the flow of air in the incubator. Numerical calculations have been performed using the computational fluid dynamics (CFD) using ANSYS CFX. The results obtained were compared with existing experimental results.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pryawrata Putera Moniaga
Abstrak :
Kejadian Station Blackout pada PLTN Fukushima daiichi membuat penelitian sistem keselamatan pasif pada sistem keselamatan nuklir menjadi lebih dikembangkan dan diterapkan. Penggunaan fenomena sirkulasi alam pada sistem keselamatan nuklir sudah menjadi perhatian bagi para peneliti didunia. Fokus penelitian adalah peneliti mampu mengkarakterisasi distribusi temperatur, mengkarakterisasi laju aliran massa dan mampu menghubungkan bilangan tidak berdimensi seperti bilangan Reynolds, bilangan Grashof dan rasio geometri menggunakan fasilitas eksperimen skala besar FASSIP-02. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan metode pemanasan fluida kerja pada tangki pemanas selama periode tunak 5 jam pada masing-masing setting temperatur 50 oC, 60 oC, 70 oC, 80 oC, dimana metode pemanasan yang digunakan adalah pemanasan secara langsung ke fluida kerja di dalam Water Heating Tank. Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan bahwa aliran sirkulasi alami berada pada rezim aliran turbulen dengan nilai bilangan Reynolds diantara 5233,77 – 13676,45. Korelasi baru bilangan tak berdimensi adalah Re = 2,89 [Gr/NG]^0,348 . ......The Station Blackout incident at the Fukushima Daiichi NPP made the research of passive safety sistems in nuclear safety sistems more developed and applied. The use of natural circulation phenomena in nuclear safety sistems has become a concern for researchers in the world. The focus of the research is that researchers are able to characterize temperatur distribution, characterize mass flow rates and are able to relate non-dimensional numbers such as Reynolds number, Grashof number and geometry ratio using FASSIP-02 large-scale experimental facilities. Experiments were conducted using the method of heating the working fluid in the heating tank for a steady period of 5 hours at each temperatur setting of 50 oC, 60 oC, 70 oC, 80 oC, where the heating method used was direct heating to the working fluid inside the WHT. Based on the experimental results, it is found that the natural circulation flow is in the turbulent flow regime with Reynolds number values between 5233.77 - 13676.45. New correlation for Non-Dimensional Number is Re = 2,89 [Gr/NG]^0,348.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Virgiawan Zaelani
Abstrak :
Indonesia menempati peringkat kelima negara dengan angka kelahiran bayi prematur terbanyak di dunia 675.700 bayi. Inkubator grashof menjadi salah satu alat kesehatan yang sangat berguna untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi prematur tersebut, dengan cara mempertahankan suhu pada kabin bayi dengan kisaran 33°C-35°C. Inkubator grashof ini memanfaatkan prinsip konveksi alamiah dan sirkulasi alamiah, dimana bekerja hanya menggunakan perbedaan densitas saat terjadinya pemanasan, jika nilai suhu udara meningkat densitas akan turun yang berarti udara akan lebih ringan sehingga akan naik. Komponen utama dari inkubator grashof adalah lampu pijar sebagai pemanas utama dan termostat digital sebagai kontrol suhu yang di set pada suhu tertentu. Pada penelitian ini, metode pengukuran suhu yang dilakukan adalah menggunakan sensor DS 18B20 untuk mengukur suhu dan sensor DHT22 untuk mengukur kelembaban, kedua sensor ini akan terintegrasi dengan hardware dan software arduino untuk pembacaan data. Sensor DS diletakan pada 10 titik pengukuran, sedangkan sensor DHT22 diletakkan pada 2 titik pengukuran di inkubator. Prosedur pengukuran suhu dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui titik kestabilan suhu pada kabin bayi serta mengetahui karakteristik perubahan suhu inkubator. Pengambilan data dilakukan pada variasi suhu lingkungan 25°C dan 30°C.
Indonesia is ranked fifth country with the world 39 s most preterm baby 675,700 babies. The grashof incubator is one of the most important biomedical tools to maintain the survival of the premature baby by keeping the temperature in the baby 39 s cabin at temperature 33 C 35 C. This grashof incubator utilizes the principle of natural convection, where it works only using the difference in density when heating occurs, if the temperature increases, density will decrease which means the air will be lighter so it will rise. The main components are the lamps as the main heater and the digital thermostat as a temperature control that set at a certain temperature. In this research, the temperature measurement method is using DS 18B20 sensor to measure temperature and DHT22 sensor to measure humidity, both of these sensors will be integrated with arduino software for data reading. The DS sensor is placed at 10 point of measurement, while the DHT22 sensor is placed at 2 points of measurement in the incubator. The temperature measurement procedure is based on Indonesian National Standard SNI . The purpose of this research is to know the temperature stability point in baby cabin and to know the characteristic of temperature change in incubator. The data were collected at environmental temperature variations 25°C - 30°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Roihan
Abstrak :
Inkubator grashof telah mengalami perubahan dari tipe A hingga G sebagai upaya dalam memperbaiki kualitas baik dari segi fisik dan thermal. Bagian yang tidak berubah adalah penggunaan termostat analog dan juga area input ruang pemanas berupa lubang berdiameter 12 mm dengan sudut kemiringan 45 derajat sebanyak 11 buah. Dua hal tersebut menjadi penyebab utama atas performa beberapa inkubator grashof tidak ideal. Perubahan desain heating chamber dan penggunaan termostat digital TD-W1209 yang diterapkan pada inkubator grashof purwarupa tipe H dimaksudkan agar performanya sesuai dengan kriteria SNI IEC 60601-2-19:2014. Dengan menggunakan standar tersebut akan dilihat pengaruhnya terhadap kinerja kalor khususnya akurasi pengontrol temperature yang digunakan dan keseragaman temperature dalam kabin antara tipe-G dan tipe-H. Dari hasil perubahan pada tipe-H tersebut, rata-rata penyimpangan pembacaan pada gawai terhadap temperatur kabin bayi hanya sekitar 0.65 derajat celcius (dari +/-1.5 derajat celcius yang dibatasi). Keseragaman temperature dalam kabin meningkat menjadi 93.8% pada tipe-H dari sebelumnya hanya 88.1% pada tipe-G. Dari perubahan desain heating chamber dan penggunaan termostat digital W1209 dengan tepat serta berdasarkan data-data yang telah diambil, dapat dinyatakan bahwa purwarupa inkubator grashof tipe-H sudah sesuai dengan kriteria SNI IEC 60601-2-19:2014.
Grashof incubator has undergone development from A to G type as an effort to improve quality both in physical and thermal terms. The part that has not changed is the use of analog thermostats and also the input area of the heating chamber in the form of holes 12 mm in diameter with a slope angle of 45 degrees as many as 11 pieces. These two main causes for the performance of some grashof incubators are not ideal. Changes in the heating chamber design and the use of TD-W1209 digital thermostats that are applied to the H-type prototype grashof incubator are intended so that performance is in accordance with SNI IEC 60601-2-19: 2014 criteria. Using these standards will be seen the effect on heat performance, especially the accuracy of the temperature controller used and the uniformity of temperature in the cabin between the G-type and H-type. From the results of changes in the H-type, the average deviation of reading on the device to the baby`s cabin temperature is only about 0.65 degrees Celsius (from +/- 1.5 degrees Celsius limited). Uniformity in cabin temperature increased to 93.8% in the H-type from only 88.1% in the G-type. From the changes in the heating chamber design and the use of the W1209 digital thermostat and based on the data that has been taken, it can be stated that the H-type grashof incubator prototype is in accordance with SNI IEC 60601-2-19: 2014 criteria.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kynan Tjandaputra Abdullah
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat kelahiran bayi prematur di Indonesia mencapai angka 72,000 bayi per tahunnya menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012. Inkubator grashof menjadi salah satu alat biomedis yang sangat krusial untuk menjaga kondisi bayi prematur tersebut. Inkubator grashof ini bekerja berdasarkan prinsip konveksi alamiah dengan menggunakan lampu pijar sebagai sumber panas, dan bagian dalam kabin inkubator tidak menggunakan fan ataupun blower, hanya beberapa lubang di sekitar kabin untuk pertukaran udara dari dalam dan luar kabin. Penggunaan listrik yang dibutuhkan juga relatif sederhana dikarenakan sumber panas yang diciptakan berasal dari lampu pijar dengan besar daya 2x25watt. Hal tersebut memberi peluang untuk membuat inkubator dengan harga relatif murah. Mengingat tingkat elektrifikasi indonesia pada tahun 2017 baru mencapai 95,35%, masih terdapat daerah yang masyarakatnya belum dapat akses terhadap listrik untuk keberlangsungan hidupnya. Oleh karena itu, tujuan penggunaan inkubator dalam penelitian ini ditujukan bagi masyarakat pada daerah yang belum terelektrifikasi dengan baik dan kurang mampu untuk menggunakan fasilitas inkubator yang disediakan oleh rumah sakit. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah membuat sistem inkubator grashof yang memiliki sumber listrik tersendiri dan self-sustaining. Pada penelitian ini, sumber listrik inkubator berasal dari pembangkit listrik tenaga surya yang mini dan portable, dinamakan Be-Care yang dirancang oleh tim TREC UI. Be-Care ini mempunyai panel surya kapasitas 40wp dengan tempat penyimpanan energi sebesar 36Ah yang akan di instalasi dan di uji penggunaannya untuk inkubator grashof dalam kondisi aktual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji Be-Care dalam penggunaan aktual dan mampu menyediakan listrik tanpa matahari selama kurang lebih 12 jam pada malam hari dan menyediakan listrik dengan matahari selama kurang lebin 12 jam pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada saat penggunaan listrik inkubator full dari baterai Be-Care pada kondisi aktual dan kondisi ruangan ber-AC, charging baterai Be-Care dengan panel surya 40wp milik Be-Care dan 100wp, dan penggunaan listrik inkubator full dari sistem Be-Care pada kondisi aktual.
ABSTRACT
Premature birth rates in Indonesia reach 72,000 babies per year according to data from the World Health Organization (WHO) in 2012. The grashof incubator is one of the most crucial biomedical devices to maintain the health conditions of these premature babies. This grashof incubator works based on the principle of natural convection by using incandescent lamps as a source of heat, and the baby cabin inside of the incubator does not use a fan or a blower, only a few holes around the cabin to exchange air from inside and outside of the cabin. The electricity needed is also relatively simple because the heat source created comes from incandescent lamps with a power of 2x25 watts. This gives an opportunity to make incubators at a relatively cheap price. Considering the level of electrification of Indonesia in 2017 is at 95,35%, there are still areas where people have not been able to access electricity for their daily needs. Therefore, the purpose of using the incubator in this study is aimed at local peoples in areas that have not been properly electrified and are unable to use the incubator facilities provided by the hospital. The development carried out in this study is to make a grashof incubator system that has its own electricity source and is self-sustaining. In this study, the incubator power source came from a mini and portable solar power plant, called "Be-Care", which is designed by the TREC UI team. This "Be-Care" has a solar panel with a capacity of 40wp with an energy storage of 36Ah which will be installed and tested for use with the grashof incubator under actual conditions. The purpose of this study is to test "Be-Care" in actual use and be able to provide electricity without sunlight for approximately 12 hours at night and provide electricity with sunlight for approximately 12 hours during the day. Data retrieval was carried out at the time of full use of electric incubators from "Be-Care" batteries on actual conditions and conditions of air-conditioned rooms, charging Be-Care batteries with 40wp solar panel from the Be-Care unit and 100wp solar panel, and full incubator electricity usage from the Be-Care system in actual conditions.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library