Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifa Dewi Djoyosugito
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai kekuatan hukum dari penetapan hak asuh anak dan pemisahan harta bersama sebagai akibat dari putusnya perkawinan dengan menggunakan akta perdamaian yang dibuat dihadapan notaris. Dalam kasus Putusan No. 122/Pdt.G/2015/Pn.Sgr, para pihak adalah pasangan suami-isteri yang sepakat untuk bercerai, segala akibat perceraiannya diatur dalam akta perdamaian. Baik sebelum maupun sepanjang perkawinan berlangsung, para pihak tidak membuat dan mendaftarkan perjanjian kawin, namun dalam akta perdamaian para pihak saling menyepakati bahwa sepanjang perkawinan berlangsung diantara para pihak tidak terdapat percampuran harta, dan terdapat klausul mengenai pembayaran utang antara suami kepada isteri. Hal lain seperti pengasuhan anak pun diatur dalam akta perdamaian yang dibuat di hadapan notaris. Akta perdamaian ini menjadi dasar isteri sebagai penggugat untuk mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Negeri Singaraja. Majelis Hakim dalam putusannya tidak menjadikan akta perdamaian sebagai dasar untuk memutus perceraian, namun akta perdamaian ini digunakan oleh Majelis Hakim untuk memutus mengenai penetapan hak asuh anak yang mana tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati oleh para pihak sebelumnya. Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan tesis ini adalah penelitian yuridis normatif, bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian dari tesis ini adalah akibat hukum dari pembuatan akta yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata mengakibatkan akta perdamaian yang dibuat oleh para pihak menjadi batal demi hukum.
This thesis discusses the legal force of the establishment of child custody and the separation of joint property as a result of divorce by using the settlement agreement made before the public notary. In Case No. 122 Pdt.G 2015 Pn.Sgr, the parties are spouses who both agreed to divorce, all the consequences of the divorce arranged in the settlement agreement. Before and during the marriage, the parties did not make and register any prenuptial or marriage agreement, but in the settlement agreement the parties mutually agreed that as long as the marriage took place, there was no joint treasure, and there was a clause concerning the payment of debt between husband and wife. Other things such as parenting are arranged in the settlement agreement made before a notary. This settlement agreement became the basis of the wife as a plaintiff to file a divorce suit to the Singaraja District Court. The Panel of Judges in its ruling did not make the settlement agreement the basis for the divorce, but it was used by the Panel of Judges to decide on the custody of the child which was not in accordance with what had been agreed by the previous parties. The research method used in writing this thesis is normative juridical research, analytical descriptive with qualitative approach. The result of this thesis is the legal result of the deed which is not in accordance with the provisions of Article 1320 of the Civil Code, resulting in the settlement agreement made by the parties to be null and void.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Sinta Dewi
Abstrak :
Gonore adalah masalah kesehatan masyarakat yang menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam beban global infeksi menular seksual. Menurut Kementerian Kesehatan RI, wanita pekerja seks langsung WPSL adalah kelompok berisiko penyumbang kasus gonore terbanyak di Indonesia di tahun 2007, 2011, dan 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan infeksi gonore pada WPSL di 16 kabupaten/kota di Indonesia tahun 2015. Data yang digunakan adalah data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku 2015 dengan jumlah sampel penelitian ini sebesar 2654 responden. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Prevalensi gonore pada WPSL dalam penelitian ini sebesar 21,3. Faktor risiko infeksi gonore pada WPSL adalah usia muda PR 1,56; 95 CI: 1,35-1,81, konsisten menggunakan kondom PR 1,18; 95 CI: 1,02-1,38, melakukan bilas vagina PR 1,41; 95 CI: 1,04-1,91, baru menjadi WPSL PR 1,59; 95 CI: 1,37-1,85, berhubungan seks pertama kali saat berusia muda PR 1,24; 95 CI: 1,07-1,45, memiliki banyak pelanggan PR 1,33; 95 CI: 1,15-1,54, kurangnya pemberian informasi dan rujukan oleh petugas lapangan PR 1,55; 95 CI: 1,02-2,37, dan mengidap IMS lain PR 3,21; 95 CI: 2,73-3,78. Sedangkan faktor protektif infeksi gonore pada WPSL adalah sudah kawin PR 0,67; 95 CI: 0,56-0,79. Oleh karena itu disarankan untuk lebih memasifkan, mengintensifkan, serta menggunakan metode yang efektif dalam melaksanakan program skrining rutin bagi WPSL berusia muda, baru menjadi WPSL, memiliki banyak pelanggan, dan mengidap IMS lain pelatihan cara bernegosiasi dengan pelanggan untuk mau menggunakan kondom bagi WPSL berusia muda dan baru menjadi WPSL; serta pemberian informasi, khususnya tentang konsistensi penggunaan kondom dan larangan membilas vagina, serta dan rujukan oleh petugas lapangan.
Gonorrhea is a public health issue that becomes one of the biggest contributors to STIs global burden. According to Indonesian Ministry of Health, direct female sex workers FSWs are risk group who contribute most of the gonorrhea cases in Indonesia. This research aims to determine factors associated with gonorrhea infection among direct female sex workers in 16 districts cities in Indonesia in 2015. The data used is 2015 Integrated Biological and Behavioral Survey with samples of 2654 respondents. The design study used in this research is cross sectional. The prevalence of gonorrhea in direct female sex workers in this research is 21,3. Risk factors for gonorrhea in direct FSWs are young age PR 1,56 95 CI 1,35-1,81, use condom consistently PR 1,18 95 CI 1,02-1,38, doing vaginal douching PR 1,41 95 CI 1,04-1,91, new as direct FSW PR 1,59 95 CI 1,37-1,85, first sex at young age PR 1,24 95 CI 1,07-1,45, has many clients PR 1,33 95 CI 1,15-1,54, lack of information and referral given by field officer PR 1,55 95 CI 1,02-2,37, dan has another STIs PR 3,21 95 CI 2,73-3,78. While the protective factor for gonorrhea in direct FSWs are already married PR 0,67 95 CI 0,56-0,79. Therefore, it is recommended to be more massive, intensive, and use an effective method to do daily screening for direct FSWs who young, new as direct FSW, has many clients, and has another STIs training on how to negotiate with clients to use condom for direct FSWs who young and new as direct FSW provision of information specifically about use condom consistently and prohibition of vaginal douching, as well as referral by field officer.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library