Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Setyawati
Abstrak :
Dalam skripsi yang berjudul Goa Gajah Sebuah Peninggalan Purbakala di Bali, permasalahan-permasalahan yang timbul antara lain: di Goa Gajah terdapat peninggalan purbakala yang bersifat Hindu bersama-sama dengan peninggalan yang jelas-jelas ber_sifat Budha, adanya perbedaan penentuan umur oleh para ahli berkenaan dengan berbagai unsur yang menjadi bagian dari situs Goa Gajah, juga tentang lokasinya tidak sesuai dengan anggapan bahwa Tukad Petanu adalah sungai terkutuk. Merupakan masalah pula ialah, amat menyimpangnya susunan Goa Gajah sebagai pura yang pada umumnya terdiri atas jaba, jaba tengah, dan jeroan. Di sini saya mencoba untuk mencari kejelasan dari permasalahan yang ada. Untuk ini metode yang digunakan ialah: Studi Kepus_takaan, Observasi Lapangan, Wawancara, Studi perbandingan. Kesimpulan akhir yang dicapai, memang tidak semua permasalah_an itu dapat terpecahkan. Tetapi dari segi kepurbakalaan Goa Ga_jah mempunyai arti tersendiri, ialah adanya stupa-stupa besar yang dipahatkan pada tebing padas mengingatkan akan adanya candi-_candi yang dibangun dengan cara serupa, yaitu dipahatkan satu sisinya pada tebing padas. Pada abad ke-14 Masehi, Goa Gajah mempunyai kedudukan yang istimewa sebagaimana ditafsirkan dari penyebutan dalam naskah Nagarakrtagama.
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkos Abubakar Kosasih
Abstrak :
Pembicaraan mengenai lukisan gua tidak lepas dari proses terbentuknya gua itu sendiri. Gua (cave; caverne) adalah lubang atau rongga yang terbentuk di bawah dan di atas permukaan tanah, pada lereng-lereng bukit dan gunung, atau pada tebing-tebing yang terjal di tepi sungai, danau dan laut (Renault, 1970). Gua merupakan hasil proses ekosistem yang bermanfaat guna mempelajari hubungan ekologis yang timbal-balik, tidak saja penting bagi dunia ilmu pengetahuan tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya (Whitten et al., 1988). Ukuran gua bermacam-macam dan terbentuk pada lapisan batu kapur atau batu gawping (limestone) serta batu karang (coral reef). Kecuali gua, ada juga yang disebut ceruk atau gua payung (rock shelter), yaitu gua yang dangkal. Gua dan ceruk sering digunakan sebagai tempat berlindung, baik oleh manusia maupun hewan, dari pengaruh angin, hujan, panas, dingin, serta dari gangguan kelompok manusia lain atau hewan buas. Menurut sejarahnya lapisan batu gawping terbentuk pada masa Cretaceous (Latin: creta - kapur), yaitu antara 135-60 juta tahun yang lalu (Howell et al., 1982).
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kosasih S.A.
Abstrak :
Salah satu obyek panelitian yang menarik perhatian para ahli arkeologi adalah Lukisan-lukisan yang terdapat pada dinding-dinding gua (cave wall paintings). Lukisan--lukisan tersebut, pada beberapa tempat di dunia, misalnya di Eropah, Afrika, Australia dan sebagainya, pada umumnya menggambarkan bermacam-macam jenis binatang, di samping lukisan-lukisan manusia dengan benda-benda perlengkapan_nya. Benda-benda yang dimaksud adalah tombak, bumerang, busur dengan anak panahnya, kadang-kadang juga pedang ser_ta perisai. Benda-benda ini, yang seringkali digambarkan bersama-sama dengan manusia, mungkin merupakan peralatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua tersebut di atas, kiranya talah menimbulkan beberapa pertanyaan yang menyangkut hubungan yang erat antara gua dengan lukisan dan dengan manusia pendukungnya. Mengapa manusia tinggal di dalam gua dan mengapa pula mereka membuat lukisan-lu_kisan pada dinding-dindingnya. Apa fungsi' lukisan-lukis_an ini: untuk maksud-maksud religius-magis, .untuk meng_ungkapkan rasa seni atau hanya untuk kesenangan belaka. Beberapa ahli arkeologi kemudian berpendapat, bahwa keterangan mengenai maksud lukisan-lukisan itu mungkin terletak pada konsep kontak magis (sympathetic magic), dalam hubungannya dengan usaha-usaha perburuan_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S11755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmaya Kinardi
Abstrak :
Gua Braholo adalah salah satu gua yang terdapat di Situs Prasejarah Pegunungan Seribu bagian barat yang kaya akan tinggalan budaya manusia. Sisa_-sisa. hewan yang ditemukan di daerah berasosiasi dengan artefak litik, abu pembakaran, dan sisa tumbuhan dalam lapisan human yang tebal. Salah satu hal yang menarik adalah dijumpainya sisa Cercopithecidae dalam jumiah yang melimpah. Sisa-sisa Cercopithecidae ini berasosiasi dengan sisa hewan lain, sisa flora, arang, lapisan abu pembakaran, dan juga dengan limbah industri baik dari bahan tulang, batu, maupun moluska. Dan penghitungan 472 gigi bawah yang sisanya ditemukan di Situs Gua Braholo, dapat diketahui jumlah minimal individu (NMIc) Cercopithecidae sebanyak 80 individu yang terdiri dari 4 individu foetus, 2 individu infanta, 29 individu juvenil, 22 individu adult 1, 16 individu adult 2, 6 individu adult 3, dan 1 individu adult age. Sedangkan dari bentuk gigi, dapat diketahui bahwa famili Cercopithecidae. terdiri dari 2 kelompok, yaitu Cercopithecidae 1 dengan bentuk gigi lebih ramping dan memanjang secara mesio-distal dan Cercopithecidae 2 dengan bentuk gigi lebih tambun dan bulat secara bucco-lingual dan mesio-distal. Pada permukaan tulang Cercopithecidae terdapat jejak-jejak kultural yang ditinggalkan berupa pangkasan, striasi, lubang, upaman (permukaan yang halus) pada permukaan kortikal, serta jejak bakar. Dari jejak-jejak tersebut, dapat diasumsikan bahwa Cercopithecidae digunakan sebagai sumber pangan berupa jejak-jejak potong yang diduga merupakan akibat dari kegiatan pemrosesan hewan seperti pengulitan, pemisahan anggota tubuh, penyayatan untuk tujuan konsumsi dan penyimpanan, dan konsumsi sumsum tulang belakang (Binford, 1981:106). Selain itu, tulang Cercopithecidae juga diduga sebagai bahan dasar pembuatan alat tulang dilihat dari jejak-jejak berupa daerah pukul, pelubangan tulang, penggosokan permukaan tulang, usaha penajaman dan peruncingan tulang, serta jejak bakar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library