Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Setiawan Fakkar
"Patogenesis insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) dihubungkan dengan proses autoimun yang merusak sel beta pankreas, sedangkan non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) dihubungkan dengan resistensi insulin. Namun pada sebagian penderita NIDDM juga dapal ditemukan proses autoimun dan penderita tersebut biasanya dalam beberapa tahun akan berkembang menjadi defisiensi insulin absolut. Salah satu petanda proses autoimun sel beta pankreas adalah anti glutamic acid decarboxylase (GAD) Tujuan penelitian ini pertama untuk menentukan prevalensi anti GAD pada penderita IDDM, NIDDM yang mendapat insulin dan NIDDM yang tidak memerlukan insulin. Tujuan kedua untuk menentukan prevalensi anti GAD pada IDDM dihubungkan dengan etnis, lama penyakit, usia saat diagnosis, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Tujuan ketiga untuk menilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif (NPP) dan nilai prediksi negatif (NPN) anti GAD untuk menentukan keperluan insulin pada penderita NIDDM Tujuan keempat untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara lama terapi oral pada penderita NIDDM yang mendapat insulin dengan status dan kadar anti GAD. Tujuan kelima untuk mengetahui kadar anti GAD pada penderita IDDM dan NIDDM serta hubungannya dengan lama penyakit Subjek penelitian adalah 32 penderita IDDM, 40 penderita NIDDM yang mendapat insulin dan 40 penderita NIDDM tidak memerlukan insulin yang berobat jalan di Poliklinik Subbagian Endokrin Bagian limu Penyakil Dalam dan Bagian llmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPNCM Pada kelompok NIDDM usia saat diagnosis harus > 35 tahun. Pada kelompok NIDDM yang tidak memerlukan insulin, kadar glukosa darah harus terkontrol (HbA1c 4-8%) dan lama penyakit minimal 5 tahun. Pada kelompok NIDDM yang mendapat insulin, sebelumnya glukosa darah pernah terkontrol dengan diet dan atau obat hipoglikemik oral (OHO) minimal selama 6 bulan Pemeriksaan anti GAD menggunakan kit Diaplets anti GAD dari Boehringer Mannheim dengan metode ELISA Pemeriksaan HbA1c menggunakan kit HbA1c Unimate 3 dari Roche dengan metode imunoturbidimetri. Analisis statistik menggunakan uji Chi-square dan Fisher's exact. Pada penelitian ini didapatkan prevalensi anti GAD pada IDDM, NIDDM yang mendapat insulin dan NIDDM yang tidak memeriukan insulin masing-masing berturut-turut 28,1%, 7,5% dan 0% Prevalensi anti GAD pada IDDM tidak berbeda bermakna dihubungkan dengan etnis, lama penyakit, usia saat diagnosis, jenis kelamin dan riwayat keluarga (P > 0,05) Sensitivitas. spesifisitas, NPP dan NPN anti GAD untuk menentukan keperluan insulin pada NIDM masing masing berturut-turut 7,5%, 100%, 100% dan 51,9%. Penderita NIDDM dengan anti GAD positif cenderung lebih cepat memerlukan insulin dibandingkan penderita NIDDM dengan anti GAD negatif, namun kadar anti GAD tidak berhubungan dengan makin cepat atau lambatnya penderita memerlukan insulin. Kadar anti GAD pada NIDDM cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan IDDM Kadar anti GAD pada IDDM dan NIDDM tidak berhubungan dengan lama penyakit Pemeriksaan anti GAD dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pemeriksaan tambahan pada penderita NIDDM saat diagnosis pertama kali ditegakkan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasywa Rana Ardiyanti
"Industri tekstil menghasilkan limbah cair yang mengandung zat warna sintetik seperti metilen biru (MB) yang sulit terurai. Kehadiran metilen biru di lingkungan perairan berdampak negatif karena toksisitasnya yang tinggi, mengganggu fotosintesis, dan mengurangi kadar oksigen terlarut. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis Metal Organic Framework (MOF) berbasis logam Ca, Sr, dan Ba dengan ligan asam glutamat (L-Glu) melalui metode solvotermal sebagai fotokatalis untuk degradasi zat warna metilen biru. Hasil sintesis MOF, yaitu Ca-Glu, Sr-Glu, dan Ba-Glu dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), dan Ultraviolet-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS). Dalam uji aktivitas fotokatalitik MOF dilakukan dengan variasi jenis katalis, massa katalis, waktu iradiasi cahaya, dan kondisi yang dianalisis menggunakan Ultraviolet-Visible Spectroscopy (UV-Vis). Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa MOF Sr-Glu merupakan katalis paling optimum dalam mendegradasi metilen biru dengan persen degradasi sebesar 40,8783%. Pada pengujian variasi massa katalis menunjukkan bahwa Sr-Glu sebesar 30 mg merupakan massa optimum dengan persen degradasi sebesar 60,81%. Sintesis MOF yang ditujukan sebagai fotokatalis dibuktikan melalui variasi kondisi secara fotokatalisis, adsorpsi, dan fotolisis. Berdasarkan kinetika laju, reaksi degradasi mengikuti orde 1 dengan konstanta laju reaksi (k) sebesar 2,5 × 10-3 menit-1.

The textile industry produces wastewater containing synthetic dyes such as methylene blue (MB) that are difficult to degrade. The presence of MB in aquatic environments has significant negative impacts due to its high toxicity, which disrupts photosynthesis and reduces dissolved oxygen levels. This study aims to synthesize Metal-Organic Frameworks (MOFs) based on Ca, Sr, and Ba metals with glutamic acid ligand (L-Glu) through the solvothermal method as photocatalysts for the degradation of MB. The synthesized MOFs, namely Ca-Glu, Sr-Glu, and Ba-Glu, were characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), and Ultraviolet-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS). Photocatalytic activity tests were conducted with variations in catalyst type, catalyst mass, light irradiation time, and conditions, analyzed using Ultraviolet-Visible Spectroscopy (UV-Vis). The results showed that Sr-Glu MOF was the most optimal catalyst in degrading MB with a degradation percentage of 40.88%. Variations in catalyst mass tests showed that 30 mg Sr-Glu was the optimum mass with a degradation percentage of 60.81%. The synthesis of MOFs as photocatalysts was demonstrated through variations in photocatalysis, adsorption, and photolysis conditions. Based on the reaction kinetics, the degradation reaction followed first-order kinetics "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library