Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunar Saputro
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan sensor glukosa non-enzimatik menggunakan deposit tembaga pada permukaan emas (Cu/Au). Deposit Cu/Au dapat disintesis dengan metode amperometri pada potensial -0,45 V vs Ag/AgCl menggunakan larutan CuSO4. Konsentrasi CuSO4 dan waktu deposisi divariasikan untuk memperoleh kondisi optimum. Kondisi optimum untuk deposisi adalah tiga menit dengan konsentrasi CuSO4 0,1 M. Hasil karakterisasi SEM dan EDS menunjukan deposit memiliki ukuran 400 - 480 nm dengan persen berat Cu sebesar 71,50%. Deposit Cu/Au dapat mendeteksi glukosa hingga konsentrasi 0,0462 mM. Deposit Cu/Au kemudian digunakan untuk mengukur kadar glukosa dalam sampel darah. Hasil pengukuran menunjukkan kadar glukosa dalam sampel darah sebesar 6,6504 mM. Nilai tersebut berbeda sebesar 9,8238% jika dibandingkan dengan pengukuran menggunakan glukosa meter yang menghasilkan nilai 6,0555 mM. ......Non-enzymatic glucose sensor using copper deposits on gold (Cu/Au) was studied in this research. Cu/Au deposits was synthesized using amperometry method at -0,45 V vs Ag/AgCl using CuSO4. The concentration of CuSO4 and deposition time were varied to obtained the optimum condition. Optimum condition of deposition was at 3 minutes and CuSO4 concentration of 0,1 M. SEM and EDS characterization showed that the size of deposits was 480 nm with percent weight 71,50% via EDS characterization. Cu/Au deposits was able to measure glucose up to 0.0462 mM. Cu/Au deposits was utilized to measure the level of glucose in blood samples. The level of glucose in blood samples was measured to be 6,6504 mM. This result differs about 9,8238% to the results obtained from glucose meter that resulted value 6.0555 mM.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Farhan Elfajri
Abstrak :
Penentuan kadar glukosa secara elektrokimia menggunakan oksida logam sebagai pengganti enzim mulai dikembangkan beberapa tahun terakhir. Pada penelitian ini, oksida tembaga digunakan sebagai sensor glukosa non-enzimatik dengan mengoksidasi glukosa menjadi glukonolakton. Oksida tembaga diperoleh dengan elektrodeposisi larutan CuSO4 0,1 M dalam H2SO4 0,1 M pada elektroda kerja karbon pasta dengan variasi waktu dan potensial deposisi untuk menperoleh kondisi deposit Cu yang optimum. Untuk mendeteksi glukosa, deposit Cu digunakan sebagai elektroda kerja dengan metode siklik voltametri dalam larutan NaOH 1 M. Deposit Cu yang dielektrodeposisi pada potensial -0,366 V selama 120 detik merupakan kondisi optimum untuk pendeteksian glukosa karena mempunyai sensitivitas yang tertinggi sebesar 1183,5996 μA mM-1 cm-2, batas deteksi paling rendah sebesar 0,6728 mM, dan nilai linearitas paling baik r2 = 0,9988 pada rentang konsentrasi 1,664 ? 62,5 mM. Sensor ini mempunyai repeatabilitas yang baik dengan %RSD = 1,32 % (n=10), stabil dalam waktu pengujian selama 5 hari dengan %RSD = 1,51 % (n=5), dan sangat selektif terhadap glukosa dari zat pengganggu seperti asam askorbat, asam urat, sukrosa dan fruktosa. Sensor dengan oksida tembaga ini dibandingkan dengan sensor non-enzimatik pada pengujian kadar glukosa dalam darah dan menunjukkan perbedaan hasil sebesar 21,45 %. ......The electrochemical determination of glucose concentration using metal oxide as a substitute of enzyme is being developed in recent years. In this research, copper oxide is used as a non-enzymatic glucose sensor by oxidating glucose to gluconolactone. Copper oxide was obtained by electrodeposition using CuSO4 0,1 M in H2SO4 0,1 M solution at carbon paste electrode with the variation of potensial and time of deposition to show the optimum condition of copper deposit. For detecting glucose, Copper deposit was used as working electrode by voltammetry cyclic method in NaOH 1 M solution. Copper deposit which was deposited in -0,366 V potential for two minutes was the optimum condition because of the highest sensitivity 1183,5996 μA mM-1 cm-2 , the lowest limit of detection 0,6728 mM, and the best linearity r2 = 0,9988 in concentration range 1,664 -62,5 mM. This sensor exhibited a good repeatability with %RSD = 1,32 % (n=10), showed high stability in five consecutive days of detection with %RSD = 1,51 % (n=5), and had a good selectivity of glucose in the presence of interfering spesies such as ascorbic acid, uric acid, fructose, and sucrose. This copper oxide-based glucose sensor was compared by enzymatic glucose sensor in blood-sugar detection and exhibited % relative error = 21,45 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ambarli
Abstrak :
Kecenderungan terhadap penyakit diabetes mellitus membuat teknologi untuk mengukur konsentrasi glukosa dikembangkan, salah satunya dengan membuat sensor glukosa non-enzimatik. Pada penelitian ini, dikembangkan sensor glukosa non-enzimatik berbasis oksida Ni. Ni dideposisi pada elektroda karbon pasta (Ni/CPE) dengan potensial deposisi dan waktu deposisi divariasikan. Hasil deposisi dikarakterisasi dengan SEM-EDS. Kemudian deposit Ni diaktivasi dalam NaOH 1 M menjadi NiO(OH) yang dapat mengoksidasi glukosa menjadi glukonolakton sehingga dapat dideteksi secara elektrokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ni/CPE dapat digunakan untuk mendeteksi glukosa pada rentang konsentrasi 1,66 mM - 62,50 mM dengan linearitas R2=0,999 pada potensial deposisi -0,972 V vs Ag|AgCl dan waktu deposisi 3 menit. Selain itu, Ni/CPE (-0,972 V; 3 menit) memiliki kedapatulangan yang baik dengan % RSD 1,90% (n=10) dan menunjukkan stabilitas yang baik dalam kurun waktu 7 hari dengan % RSD 1,51% (n=6). Ni/CPE (-0,972 V; 3 menit) memiliki sensitivitas 527,57 μ𝐴 mM-1 cm-2 dan batas deteksi 0,45 mM. Ni/CPE (-0,972 V; 3 menit) tidak terganggu oleh kehadiran asam askorbat dan asam urat serta dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi glukosa dalam darah pasien non diabetes dengan hasil pengukuran 5,23 mM. Nilai tersebut berbeda sebesar 14,85% jika dibandingkan dengan pengukuran menggunakan glukosameter yang menghasilkan nilai 4,55 mM. ......High tendency of diabetes mellitus caused the development of non-enzymatic glucose sensor. In this research, non-enzymatic glucose sensor is proposed based on Ni/CPE. Ni/CPE was prepared by electrodeposition of Ni on the carbon paste electrode (CPE) with various deposition potential and deposition time. Ni deposit was characterized by SEM-EDS. After that, Ni deposit was oxidized to NiO(OH) in alkaline solution (NaOH 1 M). NiO(OH) had a role as catalyst of glucose oxidation to gluconolactone. Ni/CPE was used to detect glucose with linear range from 1,66 mM - 62,50 mM (R2=0,999). The best linearity result of deposition potensial and deposition time was achieved at -0,972 V vs Ag|AgCl and 3 minutes. Furthermore, Ni/CPE (-0,972 V; 3 minutes) showed a good repeatability with % RSD 1,90% (n=10) and good stability for 7 days with % RSD 1,51% (n=6). Ni/CPE (-0,972 V; 3 minutes) resulted sensitivity 527,57 μ𝐴 mM-1 cm-2 and LOD 0,45 mM. Oxidable species such as ascorbic acid and uric acid show no significant interference in determination of glucose. Ni/CPE (-0,972 V; 3 minutes) was used to determine glucose concentration in human blood sample. The concentration of glucose in non diabetes human blood sample was measured to be 5,23 mM. This result differs about 14,85% to the result obtained from glucose meter which resulted value 4,55 mM.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Calvinus
Abstrak :
Penyakit diabetes atau yang dikenal dengan kencing manis merupakan suatu penyakit yang tidak tampak dari tubuh secara fisik. Penyakit ini disebabkan menumpuknya kadar glukosa atau gula darah dalam tubuh, sehingga terjadi dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah dalam tubuh. Bagian tubuh terluar yang memiliki banyak pembuluh darah, yaitu bagian dermis pada kulit. Dalam pengukuran kadar glukosa darah secara invasive dengan menggunakan thin needle, darah yang diambil didapat dari bagian dermis kulit. Bagian dari kulit yang sederhana, yaitu pada bagian ujung jari. Pada riset ini dilakukan studi literatur, membuat model rangkaian ekivalen, dan mensimulasikan model dengan menggunakan program Matlab. Dari hasil simulasi akan dibahas karakteristik ujung jari dengan menggunakan pemodelan ujung jari menjadi suatu elektronik ekivalen yang dapat memberikan gambaran perubahan frekuensi dan nilai permittivitas glukosa, jika diukur berdasarkan perubahan pada bagian dermis atau pada bagian darah. Dibuat 2 buah pemodelan rangkaian listrik ekivalen dengan karakteristik ujung jari, dimana pemodelan karakteristik ujung jari ini dimodelkan ke dalam bentuk RC model yang nilai ukurnya merupakan admittansi dari model tersebut. Dengan menggunakan beberapa data konduktivitas pada jaringan kulit, model tersebut disimulasikan ke dalam program MATLAB dimana bentuk grafik karakteristik dari pemodelan akan dianalisa. Karakteristik glukosa berada pada pemodelan rangkaian capacitive. Dari kedua pemodelan ini tampak pada model 1 lebih mirip dengan model yang dibuat oleh Harman-Boehm [23]. Pada model 1 terjadi relaxation pada frekuensi kurang lebih 22KHz dengan menggunakan data properties pada frekuensi 1 MHz. Titik relaxation permittivitas dapat dibaca pada model 1, yaitu ebesar 25 & 0.75, sehingga model 1 tampak lebih baik memberikan gambaran perubahan unsur glukosa dibandingkan dengan model 2. Diharapkan pemodelan dari elektronic properties pada fingertip ini dapat menambah kontribusi ilmiah untuk non-invasive blood glucose sensor yang lebih akurat. ......Diabetes or one disease is known with diabetes mellitus which is a disease that don't looks from body physically. This disease is reverential piles it glucose or blood sugar rate in body where can cause to jam its streaming blood in body. A part body most extern that has a lot of vein which is part dermis at skin tissue. In blood glucose invasive methode by use of thin needle, blood that taken of a part dermis tissue. Part of skin that a simply tissue is on fingertip part. On this research will work for literatur study, model plant of equivalent circuit and simulate it by Program of Matlab. Through fingertip characteristic by use of fingertip model becomes an equivalent?s of electronic circuit that can give frequency range & permittivity point of glucose if its measured bases changing on dermis's part or blood?s part . So in this work for 2 models which is equivalent with characteristic of fingertip. Fingertips characteristic model and was model it nto RC form appreciative model its value constitutes admittance of that model. By use a few data of conductivity on skin tissue, that model will be simulated into MATLAB where forms characteristic graph of model will be analyse. Glucose characteristic were a model of capacitive. Model 1 were more similar with Harman-Boehm model?s to measure glucose which is for equivalent at ear tissue [23]. At 22KHz of frequency, model 1 gives relaxation of admittance that properties which used are a properties at 1MHz. Relaxation point of Permittivitty were made by model 1 that can be read at 25 & 0.75 which proof that model 1 more clear to observe than model 2. Expected by modelling of electronic properties on fingertip this can add scientific contribution for non-invasive blood glucose sensor one that accurate more. Blood glucose, glukosa darah, alat monitoring, non-invasive blood glucose sensor, permittivitas glukosa darah, glucose capacitance, fingertip
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26191
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library