Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, 2009
337.3 PER (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This volume presents a reconsideration of the concepts of state and political power within the evolving multilateral network of cooperation and conflict. By means of an innovating research strategy, it explains state resilience within global governance while deepening the obsolescence of the traditional sovereign state concepts, including by emerging powers. Rather than considering the EU as an isolated case study, the book considers the EU as both a reference and a proactive player, which fosters a new research agenda both for comparative studies and political theory. Lastly, in view of the currently emergent, unprecedented and asymmetrical, ?multi-polar? world, it considers the need for a new research agenda on multilateralism.
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400927
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Markus
Abstrak :
Globalisasi sering kali dianggap menjadi salah satu roda yang menekan angka inflasi ke tingkat yang lebih rendah. Namun, dalam satu dekade terakhir, laju globalisasi mulai melambat sehingga inflasi diperkirakan akan kembali pada tingkat yang lebih tinggi. Untuk memastikan hal itu, penting bagi studi ini untuk mempelajari dampak antara globalisasi, yang diukur dengan Indeks Globalisasi KOF dan dimensi-dimensi turunannya, terhadap dinamika inflasi ASEAN dan juga masing-masing negara ASEAN. Selain itu, studi ini juga ingin menelusuri apakah hubungan antara globalisasi dan inflasi bersifat asimetris, yaitu kenaikan indeks globalisasi dan penurunan indeks globalisasi memiliki dampak yang berbeda ke inflasi IHK. Studi empiris ini menggunakan data panel dari 7 negara ASEAN terpilih selama periode 1987-2017. Estimasi dilakukan menggunakan alat estimasi untuk model panel autroregressive distributed lag yaitu Pooled Mean Group (PMG) yang mengasumsikan bahwa koefisien jangka panjang untuk seluruh negara studi ialah sama, namun memperbolehkan perbedaan koefisien antara negara dalam jangka pendek. Hasil dari studi empiris memperlihatkan bahwa indeks globalisasi memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap inflasi ASEAN, namun tidak signifikan memengaruhi inflasi jangka pendek per negara. Terlebih, hubungan negatif juga ditemukan untuk globalisasi dari dimensi ekonomi dan sosial, namun, relasi positif untuk globalisasi politik. Secara de facto, globalisasi memiliki hubungan yang positif dengan inflasi, tetapi secara de jure terdapat hubungan yang negatif antara keduanya. Studi ini juga menemukan adanya efek asimetris antara globalisasi terhadap inflasi di negara ASEAN pada jangka panjang dimana penurunan globalisasi menurunkan tingkat inflasi lebih dari peningkatan inflasi. ...... Globalization is often considered to be one of the wheels that push inflation to a lower level. However, in the last decade, the rate of globalization has begun to slow down. Thus, high inflation is projected to come back. In that respect, it is necessary to study the impact between globalization as measured by the KOF Globalization Index and its dimensions, on the dynamics of ASEAN inflation and in the respective ASEAN countries. Besides, this study explores whether the relationship between globalization and inflation is asymmetrical, where an increase in the globalization index and a decrease in the globalization index have a different impact on CPI inflation. The empirical study uses panel data of 7 ASEAN countries selected during the 1987-2017 period. Estimation methodology used is the autoregressive distributed lag panel model estimator, specifically Pooled Mean Group (PMG), which assumes for homogeneous long-term coefficients but allows the coefficient to differ between countries in the short run. The results of empirical studies show that the globalization index has a significant negative relationship to ASEAN inflation, but does not significantly affect short-term inflation in each member country. Moreover, a negative relationship is also found for globalization from the economic and social dimensions. However, a positive relationship between political globalization and inflation is found. De jure globalization shows a negative relationship with inflation, while de facto globalization has a positive relationship. The result finds an asymmetric effect between globalization and inflation in ASEAN countries in the long run, where a negative change in the globalization index results in more decline of the inflation rate than a positive change.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The purpose of this study is to examine the process of globalization in the Korean context and resultant changes in major social institutions and cultural values, especilly the impact of the recent economic crisis and subsequent neoliberal reform on traditional confucian values. The financial crisis in 1997 forced the Korean government to ask for IMF loans, to which conditionaly in the form of neoliberal economic reform is costumarily attached. Indeed the IMF is one of the many international organizations through which globalization as a hegemonic ideology propagates neoliberalism to the whole world based on the so-called Washington consensus. the economic crisis and the IMF-led neoliberal reform have resulted in changes in many areas: mass unemployement and employement instability; changes in family roles and marriage patterns; and polarization of income distribution with the shrinking middle class. Neoliberalizm also promotes such values as competitiveness, individualism, materialism, efficiency and instrumental rationality, which are in sharp contrast to thee traditional confucian values. In fact the neoliberal reform following the economic crisis created not only the social environment where confucian legacies can no longer hold, but also value conflicts between the upper and the lower classes and between the younger and the older generations.
Korea: Korean Social Science Research Council, 2003
300 KSSJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Djana Jusuf
Abstrak :
Globalisasi ekonomi dunia dengan disepakatinya GATT menjadi WTO (1994), Deklarasi APEC (1994), AFTA 1995) dan ASEM (1996) menjadikan dunia dengan ciri makin terkikisnya hambatan-hambatan lalu-lintas keuangan internasional, arus ke luar masuk modal dan tingkat investasi. Proteksi pada sektor finansial tidak dapat dilaksanakan lagi. investasi asing, campuran maupun domestik dalam bentuk pembelian aset domestik ( deposito, obligasi, saham dan sekuritas lainnya) perlu mendapat dukungan penuh dan konsisten. Dalam konteks Indonesia kebijakan investasi portofolio perlu lebih dikembangkan karena kecenderungan arus dana internasional dalam masa-masa mendatang ke Indonesia meninjukkan pola atau karakteristik dimana investasi portofolio akan memimpin lalu lintas keuangan, dana dan modal internasional. Melampaui : Direct Investment , pinjaman dari pemerintah (Goverment /Public Debt) , pinjaman dan obligasi swasta ( Private Debt dan Obligation ), dan Hibah ( Grand ). Fenomena ini sudah terlihat pada tahun 1989 dan semakin pesat di tahun 1993 (Laporan Bank Dunia, tahun 1993 dan 1994 ). Kondisi ini tentunya menantang para pembuat kebijakan (Policy Maker ) dalam mengantisipasi arus dana internasional, khususnya investasi portofolio yang semakin deras ke negara kita. Dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta (BET) mempunyai peran yang dominan dan sentral dalam menangkap peluang tersebut dengan lebih mengembangkan perdagangan dan transaksi di bursa efek. Dari data terakhir (Juni 1996 ) menunjukkan bahwa porsi pembelian saham oleh investor asing di pasar modal Indonesia sudah melampaui 70 % , bahkan 72 % pada Juni 1996. Hal ini menunjukkan bahwa porsi pembelian saham oleh investor asing akan sangat menentukan dalam mekanisme supply (jual ) dan demand (beli ) di pasar modal. Penetrasi investasi asing yang terlalu besar dan kondisi investor domestik yang sangat lemah mempunyai konsekuensi menguntungka dan merugikan dalam skenario waktu : jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dari data dan analisis kuantitatif didapat hasil yang mendukurig yaitu anara nilai kurs US $ terhadap Rupiah bisa mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia, dimana bila kurs menguat mengakibatkan investor asing terpacu untuk membeli saham di pasar modal Indonesia, karena kurs dinilai lebih tinggi sehingga keuntungan kurs dapat dimainkan dalam pasar modal Indonesia. Hal ini akan terbalik bila kita meninjau keputusan investasi Investor domestik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Naomi Padan Junita
Abstrak :
Tujuan ini penelitian ini adalah untuk menentukan dampak dari globalisasi ekonomi terhadap jarak-negara ketidaksetaraan di 5 Negara Asia Tenggara. Dengan menggunakan data panel dan 3-tahun rata Data tertimbang, 145 sampel yang diamati dan kemunduran oleh Effect Model Fixed, kertas penelitian menemukan bahwa peningkatan ekonomi globalisasi dalam hal liberalisasi perdagangan menghasilkan ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi dalam ASEAN5 masing-masing negara di 1981-2009 tergantung pada negara tahap perkembangan dan faktor produksi endowment, sementara peningkatan globalisasi perdagangan secara umum tidak mempengaruhi ketimpangan pendapatan. Di sisi lain tangan, peningkatan globalisasi ekonomi dalam hal liberalisasi keuangan mempengaruhi ketidaksetaraan pendapatan hanya melalui faktor saluran wakaf, efek dari dampak bervariasi, tergantung pada indeks yang digunakan dalam perhitungan. perdagangan dan Indeks liberalisasi keuangan termasuk penggunaan kedua de facto (% Perdagangan/GDP) (% Aset + Kewajiban/GDP) dan de jure tindakan. ......This research's objective is to determine the impact of economic globalization towards within-country inequality in 5 South East Asian Countries. By using panel data and 3-years average weighted data, 145 samples are observed and regressed by Fixed Effect Model, the research paper finds that increased economic globalization in terms of trade liberalization produces higher income inequalities within ASEAN5 individual states in 1981-2009 depending on the country's stage of development and factors of productions endowment, while increased trade globalization in general does not affect income inequality. On the other hand, increased economic globalization in terms of financial liberalization affects income inequalities only through factor of endowments channel, effects of the impacts vary, depending on the index used during calculation. The trade and financial liberalization index includes the usage of both de facto (% Trade/GDP) (% Assets + Liabilities/GDP) and de jure measures (Sachs and Warner Index) (Chinn and Ito Inde).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library