Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nurul Adha Kurniati
"ABSTRAK
Fokus pembahasan pada tesis ini adalah kategorisasi ekspresi lokalitas yang dipromosikan oleh penggemar dalam media sosial Twitter. 9 akun personal dan 3 akun kolektif penggemar dipilih berdasarkan intensitas partisipasi mereka dalam penyebaran wacana lokalitas terhadap teks budaya populer Korean Wave. Ekspresi lokalitas merupakan strategi dan usaha para penggemar untuk melokalkan dan menggabungkan teks budaya populer Korea sebagai penanda global dengan hal-hal kekhasan Indonesia yang dimaknai sebagai ldquo;lokal rdquo;. Dengan memakai metode netnografi dan analisis tekstual, penelitian ini memperlihatkan pemaknaan yang dibentuk oleh akun-akun ini dalam mereproduksi teks budaya populer Korea menjadi sebuah teks dengan penanda kelokalan. Selain itu, penelitian juga memaparkan pengaruh media sosial khususnya Twitter yang menjadi medium pertemuan dari berbagai teks budaya populer yang berdampak pada kompleksitas aktivitas budaya penggemar. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat ambiguitas di dalam proses pemaknaan dan reproduksi teks antara penanda-penanda global dan lokal yang digunakan oleh penggemar dalam melokalkan teks budaya Korean Wave.

ABSTRACT
Fan culture on social media is pervasive as it offers new forms of cultural practices and contributes to the progressing discussions of Korean Wave as the ldquo new rdquo global pop culture phenomena. In their cultural practices, fans are constructing Korean Wave as a global text while contextualizing this text in their own locality, in this case, Indonesian locality. This article aims to problematize these fan practices on Twitter as a way of consuming and re producing Korean Wave as a ldquo global rdquo pop culture and one of their strategies is appropriating global features of Korean idols in the form of fan fictions and fan arts. These acts of prosuming producing while consuming posit as an extension to the participatory culture of Korean Wave fans in their online activites. By conducting a thorough textual analysis on a number of Twitter fan pages, this article examines how these accounts contribute to redefining what locality means within the context of globalization. Reseach findings reveal that fans are constantly trying to make their Korean idol as a part of their everyday narratives by attaching local markers, such as local names or professions. This article shows the attempt to localize K Wave texts as a way to negotiate and represent Indonesia fans rsquo position in a larger social media network within the K Wave fandom. Locality articulation marks the complexity of global local circulation which no longer demonstrates homogeneity in the discussion of globalization. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Kamila Maisani
"Tulisan ini menganalisis bagaimana proses penerbitan dan pentingnya pengaturan obligasi seperti Global IDR Bond (Komodo Bond) pada pasar efek internasional di Indonesia, termasuk peran pemerintah dan korporasi dalam permasalahan yang timbul dari penerbitan obligasi korporasi pada pasar efek internasional. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode doktrinal dengan pendekatan analisis data kualitatif. Penerbitan obligasi dalam Rupiah, seperti Global IDR Bond/Komodo Bond, bertujuan mengurangi eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing, menjaga stabilitas investasi, dan mengelola risiko lebih proaktif. Strategi ini juga membantu mendiversifikasi basis investor dan memperkuat posisi keuangan dengan menarik investor yang mencari aset dalam mata uang lokal. Namun, proses penerbitan ini menghadapi tantangan perizinan dalam negeri dan kekhawatiran likuiditas, serta kekosongan peraturan terkait. Berbeda dengan China yang memberikan insentif keuangan dan perpajakan untuk mendukung penerbitan obligasi dalam negeri di pasar internasional, pengenaan pajak yang tinggi di Indonesia membuat perusahaan dalam negeri enggan menggunakan platform Komodo Bond. Penelitian ini menyarankan agar pemerintah dan badan usaha melakukan peninjauan kembali untuk memastikan keberlanjutan pasar Global IDR Bond/Komodo Bond. Diperlukan peraturan yang mengatur penjualan mata uang Rupiah di luar negeri dan insentif pajak bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut. Dukungan pemerintah yang lebih besar terhadap perusahaan dalam negeri diharapkan dapat mengembangkan pasar obligasi Rupiah di luar negeri. Selain itu, insentif atau keringanan bagi perusahaan yang tertarik menerbitkan obligasi dalam Rupiah di luar negeri juga direkomendasikan untuk meningkatkan partisipasi dan keberhasilan inisiatif ini.

This article analyzes the issuance process and the importance of bond regulation such as the Global IDR Bond (Komodo Bond) on the international securities market in Indonesia, including the role of the government and corporations in problems arising from the issuance of corporate bonds on the international securities market. The study was prepared using a doctrinal approach. Issuing bonds in Rupiah, such as the Global IDR Bond/Komodo Bond, aims to reduce exposure to fluctuations in foreign currency exchange rates, maintain investment stability, and manage risk more proactively. This strategy also helps diversify the investor base and strengthen financial positions by attracting investors seeking assets in local currency. However, this issuance process faces domestic licensing challenges and liquidity concerns, as well as related regulatory voids. In contrast to China which provides financial and tax incentives for supports the issuance of domestic bonds in international markets, The imposition of high taxes in Indonesia makes domestic companies reluctant to use the Komodo Bond platform. This research recommends that the government and business entities carry out a review to ensure the sustainability of the Global IDR Bond/Komodo Bond market. Regulations governing the sale of Rupiah currency abroad and tax incentives for companies issuing these bonds are needed. Greater government support for domestic companies is expected to develop the Rupiah bond market abroad. In addition, incentives or relief for companies interested in issuing bonds in Rupiah abroad are also recommended to increase participation and success of this initiative.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Interest in globalization began in the middle of the 1980s. It is only recently, however, that globalization has taken on a very prominent role. A buzzword since the 1990s globalization has become, according to Roland Robertson, "an intellectual play zone, a site for the expression of residual social theoretical interests, interpretative indulgence or the display of world ideological preferences" (1998:49)."
300 APS 6:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Anggraini Adiwibowo
"Makalah ini membahas perubahan visi dan format majalah Clara dari isu perempuan ke isu nasionalisme dalam konteks global. Perubahan tersebut diteliti dari sisi produksi, teks dan konsumsi. Wawancara mendalam digunakan untuk membahas motivasi redaksi, teknik close reading dilakukan dengan membandingkan Clara versi lama dengan versi baru, dan analisis respon pembaca dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 4 pembaca.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan visi dan format majalah Clara terjadi akibat persaingan dengan media lisensi asing dalam industri media cetak. Perubahan ini dilakukan dengan menggunakan wacana nasionalisme sebagai politik identitas dan usaha memperoleh keuntungan ekonomi serta menaikkan target pasar. Perubahan visi dan format sekaligus menunjukkan dominasi kekuatan global serta lemahnya posisi tawar budaya lokal dalam media cetak populer di Indonesia.

This paper discusses the change of vision and format of Clara magazine from stressing on women?s issues to focusing on nationalism in global context. These changes are examined from the production, text and consumption perspectives. Several methodologies were used in the research such as in-depth interviews to analyze the editorial motivation, close reading techniques to compare the old and the new format of Clara, and in-depth interviews of 4 readers to analyze their responses.
The research findings conclude that the change of vision and format of Clara have been triggered by its competition with licensed magazines. The changes have been conducted by using the discourse of nationalism as political identity, as well as economy resources and increasing market share. At the same time, the change of Clara's vision and format illustrate the dominance of global power, and the limitations of the bargaining position of local cultures in popular print media in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library