Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: CYEIS Press, 2001
920.71 Han
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Direktorat jendral P3M Depkes , 1982
636.089 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nursiawaty
Abstrak :
Tesis ini membahas pencitraan pegawai negeri sipil (PNS) era reformasi, sebagaimana tercermin dalam buku Catatan Parno PNS Gila (2011) karya Yulius Haflan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan cultural studies dengan menerapkan strategi trans-coding sebagai salah satu mekanisme representasi untuk menganalisis teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks masuk ke dalam sistem representasi citra PNS dominan dan mengalami perubahan dan perluasan dimensi sehingga membentuk makna dan citra baru. Pencitraan PNS dalam teks masih membawa citra yang sudah populer di masyarakat namun juga membentuk citra baru. Citra populer yang masih ditampilkan, yaitu: patuh, berdedikasi, gaji kecil, dan budaya kerja yang buruk. Citra yang baru meliputi gigih dan gagap teknologi. Pencitraan tersebut disampaikan dalam bahasa yang komunikatif dan penuh humor, yang merupakan cara efektif untuk memberikan pemahaman sekaligus menghibur pembaca. ...... This thesis focused on the image of civil servants in reform era, as reflected in the book of Catatan Parno PNS Gila (2011) written by Yulius Haflan. This research is based on a qualitative research, using the cultural studies approach and applying the trans-coding strategies, as one of the representation mechanisms, to analyze texts. The result of the research shows that the text entered the representation system of dominant image of the civil servants and makes changes and expansion of dimensions so that it constructs new meanings and images. The images of civil servants in the text still carry the public's popular images but at the same time it also constructs several new images. The popular images that still exist consist of obedient, dedicated, civil servant with low income and low performance work culture, while the new images include persistent attitude and technology illiterate. Those images are delivered in a communicative and humorous way, an effective way to convey ideas and to entertain the readers.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T43575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunka Da Ferry
Abstrak :
Sebagai reaksi atas adanya aliran Romantisme, di dalam kesusastraan berkembang sebuah aliran baru, yakni Realisme. Aliran ini pertama kali berkembang di Eropa Barat. Ia menolak mimpi-mimpi, serta angan-angan kebesaran di masa datang seperti yang terdapat pada aliran Romantisme. Bagi penganut aliran yang berkembang pada awal abad ke 19 ini, penyajian yang nyata adalah yang Paling penting, bukannya angan-angan. Penggambaran kehidupan yang rill adalah tujuan utamanya, karena bagi mereka manusia hidup bukan hanya untuk bermimpi dan berangan-angan, tapi untuk berusaha dan berbuat sesuai dengan keadaan dan kenyataan yang ada. Di Rusia,aliran Realisme ini baru berkembang dan mempengaruhi karya sastra sekitar tahun 1820-an. Salah seorang pelopor yang mengembangkan aliran ini di Rusiaadalah Nikolay Vasielevich Gogol (1809-852). Ia mengem_bangkan aliran ini, karena melihat bahwa norma etika yang baik hanya dapat dijelaskan melalui penggambaran secara vulgar figur manusia yang picik, buruk, dan lemah pada pembacanya. Nuansa Realis pada karya-karya Gogol amat menonjol pada paruh kedua periode kepengarangannya (Periode St Peterseburg, 1336-1852), meskipun secara tidak disadarinya pada periode sebelumnya, karya-_karyanya sudah cenderung Realis (sebagai contoh pada karyanya yang berjudul Wecera Na Hutore 61iz Dikanki / Senja Hari di dekat Desa Dikakanka , yang rnenggambarkan secara baik nuansa daerah pedesaan di Ukraina). Sebagai salah seorang pelopor Aliran Realis di Rusia, dalam karya-karyanya, Gogol tidak hanya mengang_kat masalah kenyataan semata, tapi juga memberikan pemikiran yang kritis terhadap masalah-masalah tersebut. Inilah yang menjadi ciri khas dari karya-karyanya, sehingga tidak berkelebihan jika kritikus sastra Rusia mengangapnya sebagai tokoh Realisme Rusia yang kritis Menurut Belinsky, Gogol adalah seorang Realis yang menggambarkan kemunduran kehidupan sosial dan politis masyarakat Rusia, dan merupakan penemu dan inspirator dari gerakan Realis Rusia. Karya-karyanya yang berisi masalah-masalah tersebut bisa kita lihat antara lain pada : Revizor (Inspek_tur Jenderal), SinYel (Baju mantel), dan Myertvie Dyushi (Jiwa-jiwa Mati). Karya-karya tersebut memperlihatkan berbagai tokoh yang penuh dengan perasaan kecur_angan, kebodohan bahkan terlalu berlebihan. Lewat karya_karyanya itu, Gogol kemudian dikenal sebagai kritikus satire. Gogol menganggap masyarakat Rusia telah terkikis, bahkan terasing dari kebudayaannya sendiri, meski is sangat yakin pula akan keistimewaan dan kelebihan dari bangsanya itu. Salah satu yang menjadi keinginan Gogol adalah mengangkat masalah kemerosotan moral (dekadensi moral) yang terjadi pada masyarakat Rusia waktu itu latar belakang kehidupannya yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat kelas bawah, membekali dirinya untuk mengang_kat berbagai masalah moral masyarakat Rusia yang dianggapnyanya sudah demikian buruk. Untuk menggambarkan masalah tersebut, Gogol banyak menghadirkan tokoh-tokoh yang berwatak dan perilaku picik, licik, bodoh dan sok tahu. Watak yang demikian menurutnya, disebabkan oleh adanya kemerosotan moral dart etika yang terjadi pada masyarakat Rusia pada masa itu. Dalam tulisan-tiulisannya, Gogol seakan-akan mengejek kekurangan orang lain, meski ia menyadari bahwa terkadang ia pun melakukan hal yang sama seperti mereka. Kritikan-kritikan tajam yang serjng dilontarkan Gogol itu, membuat dirinya terkenal di mata masyarakat Rusia, tapi berbahaya bagi birokrat-birokrat istana. Salah satu contoh karya Gogol yang banyak berisi kritikan, dapat kita lihat pada karyanya yang berjudul Myertvie Dyushi (Jiwa-Jiwa Mati). Karya yang menceritakan perjalanan seorang pemuda yang bersama Chicikov itu, banyak berisi sindiran-sindiran terhadap kehidupan sosial masyarakat Rusia pada masa itu. Dan Chicikov yang dalam petualangannya membeli jiwa-jiwa mati itu, banyak menemui orang-orang terpandang yang bisa dikelabuinya. Setiap orang berusaha untuk memanfaatkan kelemahan orang lain, dan ini sesuai dengan kenyataan masyarakat Rusia pada masa itu. Materi seakan menjadi ukuran yang mutlak, dan nilai kemanusiaan tersingkirkan karenanya. Karyanya yang mempunyai nuansa seperti karya terakhirnya tersebut, salah satunya adalah Zapiski Sumasshedshewo (Catatan Orang Gila). Karya yang berbentuk cerita pendek ini, diterbitkan bersama dengan dua buah cerita pendek lainnya, yakni : Nyevsky Praspyek (Jalan-Nyevsky), dan Potryet (Potret). Dalam Catatan Orang Gila. Gogol menghadirkan seorang tokoh pegawai rendah yang patah hati karena cintanya terhadap puteri atasannya bertepuk sebelah tangan. Sang tokoh gemar menca_tat segala pengalaman hidupnya dalam sebuah buku harian. Sebagai akibat cinta yang tak terbalaskan, menyebabkan jiwanya menjadi terganggu, dan secara perlahan akhirnya menjadi gila. Sepintas karya tersebut hampir menyerupai tulisan seorang gila, tidak berkelebihan bila Harskin menganggapnya sebagai sebuah studi klinis tentang perkembangan penyakit jiwa. Dari catatan-catatan yang ditulis oleh sang tokoh dalam Catatan Harian Orang Gila, terlihat bahwa Gogol usaha menghadirkan seorang tokoh yang babas berfikir tanpa harus takut bahwa pemikiran-pemikirannya tidak sesuai dengan pemikiran orang banyak. Dengan menghadirkan tokoh yang terganggu kejiwaannya itu, Gogol dapat mewakilkan segala luapan mimpi dan keinginan perasaan yang tertekan, yang mungkin bagi orang lain dianggap sebagai sesuatu yang tidak wajar. Tokoh 'Aku' tidak dapat hidup dalam dua dunia yang dilematis (antara dunia mimpi dan kenyataan), dan akhirnya memilih hidup dalam salah satu dunia tersebut. yaitu dunia mimpi. Dan dapat dikatakan bahwa Catatan Orang Gila merupakan karya yang mengangkat masalah mimpi dan kenyatan hidup, antara kewajaran dan ketidakwajaran. Di dalam dalam penyajian cerita Catatan Orang Gila ( Zapiski Sumasshedshewo) ini, Gogol memilih suatu bentuk baru yang belum pernah ia garap sebelumnya, yaitu bentuk Epistalar (bentuk rangkaian surat menyurat). Bentuk ini memungkinkan seorang pengarang menyajikan ceritanya dari berbagai sudut pandang, tanpa harus menampilkan dirinya sendiri di dalam cerita tersebut. Di dalam cerita Catatan Orang Gila (Zapiski Sumasshed-sewo), Gogol banyak menampilkan sudut pandang tokoh 'Aku' terhadap masyarakat sekitarnya, dan ia sendiri seakan-akan ingin bebas bersembunyi di dalam ceritanya tersebut. Bentuk Epistolar ini kemudian juga mempengaru_hi Dostayevsky (Catatan Dari. Bawah Tanah / Zapiski iz Podpoliya), don Turgenev (Catatan Seorang Pemburu / Zapiski).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ethnohistorical and ethnographic observations from around the world indicate that projectiles were often made differently for warfare and hunting. Using experiential archaeology and analysis of a thousand years’ worth of data from the middle Gila River in Arizona, the authors argue that side notched arrow points were produced for hunting large animals and were designed to be retrieved and reused, while unnotched points were intended for single use and for another purpose: to kill people. The data suggests furthermore that the region witnessed a steady increase in levels of violence during the period under study.
300 ANT 89 (346) 2015
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library