Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ursula Vinessa Dwitayoasta
"ABSTRAK
Gift-with-purchase merupakan strategi marketing yang umum digunakan oleh
para pemasar. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana free gift with
purchase mempengaruhi purchase satisfaction konsumen melalui happiness. Free
gift tersebut dinilai dari seberapa besar pengaruh perceived usefulness, perceived
quality, perceived cost, dan perceived ingenuity terhadap happiness. Studi kasus
yang diambil adalah brand asal Spanyol, women?secret. Data diperoleh dengan
penyebaran kuesioner terhadap 52 responden kemudian dianalisis dengan Partial
Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived quality
merupakan anteseden dan memiliki pengaruh signifikan terhadap happiness,
sedangkan perceived usefulness, perceived cost dan perceived ingenuity tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap happiness. Selanjutnya, happiness
memiliki pengaruh signifikan terhadap purchase satisfaction. Berdasarkan hasil
penelitian ini, pemasar harus memiliki pemahaman lebih mengenai strategi
promosi gift-with-purchase terutama dalam pemilihan jenis free gift dan
presentasi free gift tersebut kepada konsumen agar efektif meningkatkan kepuasan
serta penjualan.

ABSTRACT
Gift-with-purchase is a common marketing strategy used by marketers. This study
aims to understand how the free gift-with-purchase influence purchase satisfaction
of consumer through happiness. Free gift measured by how much influence the
perceived usefulness, perceived quality, perceived cost and perceived ingenuity
toward happiness. The case study is taken from the Spanish brand, women'secret.
Data obtained by distributing questionnaires to 52 respondents were analyzed by
Partial Least Square (PLS). The results showed that the perceived quality is an
antecedent and have a significant influence on happiness, while perceived
usefulness, perceived cost and perceived ingenuity does not have a significant
effect on happiness. Furthermore, happiness has a significant influence on
purchase satisfaction. Based on these results, marketers must have a better
understanding of the promotional strategy of gift-with-purchase, especially in the
choice of free gift and free gift presentation to consumers in order to effectively
improve the satisfaction and sales"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniya Khoerani Nadhilah
"Kebohongan prososial merupakan kebohongan yang berorientasi pada orang lain dengan maksud untuk menjaga hubungan dan bersikap sopan terhadap orang lain. Meskipun melanggar prinsip moral komunikasi untuk menyampaikan pesan dengan jujur, tetapi di sisi lain, kebohongan tersebut memiliki fungsi sosial untuk mempertahankan interaksi pada situasi sosial tertentu. Gaya pengasuhan orang tua memiliki kontribusi bagi perilaku kebohongan prososial anak. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan gaya pengasuhan otoritatif, otoriter, dan reasoning terhadap perilaku kebohongan prososial pada anak usia 7-10 tahun. Sejumlah 89 partisipan anak menyelesaikan pengukuran perilaku kebohongan prososial menggunakan Disappointing Gift Paradigm dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua diukur dengan kuesioner PSDQ yang diberikan kepada orang tua. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif secara signifikan (rpb = -1.89, p=.038) antara gaya pengasuhan reasoning dengan perilaku kebohongan prososial anak pada usia 7-10 tahun. Sementara itu, hasil lainnya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan pada gaya pengasuhan otoritatif (rpb = -.092, p=.196) dan otoriter (rpb = .042, p=.349). Penemuan dalam penelitian ini berkontribusi untuk memahami perilaku kebohongan prososial dan membangun kesadaran orang tua terhadap pentingnya menumbuhkan kepekaan sosial pada anak.

Prosocial lying are lies that are oriented towards others with the intention of building relationship and being polite towards others. Although it violates the moral principles of communication to convey the message honestly, on the other hand, such lies have a social function to maintain interaction in particular social situations. Parenting styles contributed to children's prosocial lying behavior. The purpose of this study is to investigate the relationship between authoritarian, authoritarian, and reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10. A total of 89 child participants completed measurements of prosocial lying behavior using the Disappointing Gift Paradigm and measurement of parenting styles using PSDQ questionnaires given to parents. The findings revealed a significantly negative relationship (rpb = -1.89, p=.038) between reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10 years. Meanwhile, other results showed the absence of a significant correlation with authoritative (rpb = -.092, p=.196) and authoritarian (rpb = .042, p=.349) parenting styles. The findings in this study contribute to understanding prosocial lying behavior and build parents’ awareness of the importance of growing social sensitivity in children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniya Khoerani Nadhilah
"Kebohongan prososial merupakan kebohongan yang berorientasi pada orang lain dengan maksud untuk menjaga hubungan dan bersikap sopan terhadap orang lain. Meskipun melanggar prinsip moral komunikasi untuk menyampaikan pesan dengan jujur, tetapi disisi lain, kebohongan tersebut memiliki fungsi sosial untuk mempertahankan interaksi pada situasi sosial tertentu. Gaya pengasuhan orang tua memiliki kontribusi bagi perilaku kebohongan prososial anak. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan gaya pengasuhan otoritatif, otoriter, dan reasoning terhadap perilaku kebohongan prososial pada anak usia 7-10 tahun. Sejumlah 89 partisipan anak menyelesaikan pengukuran perilaku kebohongan prososial menggunakan Disappointing Gift Paradigm dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua diukur dengan kuesioner PSDQ yang diberikan kepada orang tua. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif secara signifikan (rpb = -1.89, p=.038) antara gaya pengasuhan reasoning dengan perilaku kebohongan prososial anak pada usia 7-10 tahun. Sementara itu, hasil lainnya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan pada gaya pengasuhan otoritatif (rpb = -.092, p=.196) dan otoriter (rpb = .042, p=.349). Penemuan dalam penelitian ini berkontribusi untuk memahami perilaku kebohongan prososial dan membangun kesadaran orang tua terhadap pentingnya menumbuhkan kepekaan sosial pada anak.

Prosocial lying are lies that are oriented towards others with the intention of building relationship and being polite towards others. Although it violates the moral principles of communication to convey the message honestly, on the other hand, such lies have a social function to maintain interaction in particular social situations. Parenting styles contributed to children's prosocial lying behavior. The purpose of this study is to investigate the relationship between authoritarian, authoritarian, and reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10. A total of 89 child participants completed measurements of prosocial lying behavior using the Disappointing Gift Paradigm and measurement of parenting styles using PSDQ questionnaires given to parents. The findings revealed a significantly negative relationship (rpb = -1.89, p=.038) between reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10 years. Meanwhile, other results showed the absence of a significant correlation with authoritative (rpb = -.092, p=.196) and authoritarian (rpb = .042, p=.349) parenting styles. The findings in this study contribute to understanding prosocial lying behavior and build parents’ awareness of the importance of growing social sensitivity in children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Johannes
"Judul penelitian ini adalah Pengaruh Inteligensi, Emotional Intelligence dan Spiritual Gift Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Institut Theologia dan Keguruan Indonesia. Prestasi akademik mahasiswa Theologia sebagai variabel kriterium (tergantung), yang tergolong dalam Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), Mata Kuliah Dasar Khusus (MKDK), Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS) dan Prestasi Akademik Total akan diteliti seberapa besar sumbangan yang yang diberikan oleh variabel prediktor (bebas) seperti inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift.
Penelitian ini dikhususkan untuk mahasiswa theologia di Institut Theologia dan Keguruan Indonesia (ITKI) Jakarta. Pengkhususan ini diakibatkan adanya salah satu atau dua variabel dalam variabel prediktor dekat kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar mereka yaitu, variabel spiritual gift dan emotional intelligence karena tuntutan dalam belajar mengajar mereka mengarah ke sana.
149 Mahasiswa ITKI dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Data yang diambil dari mahasiswa adalah data inteligensi, data emotional intelligence, data spiritual gift sebagai data primer dan data prestasi akademik sebagai data sekunder. Keseluruhan data ini akan diolah untuk mendapatkan hasil terhadap uji hipotesis yang diajukan.
Dengan menggunakan analisis statistik seperti analisis deskriptif untuk melihat keseluruhan data dan analisis regresi linier berganda untuk mengadakan uji statistik atas hipotesis mayor maupun hipotesis minor, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Sumbangan Inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik MKDU mahasiswa ITKI adalah 11.33 % (P .0000), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya adalah sebagai berikut inteligensi memberi sumbangan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 16.053% (P .0000), sedangkan dua variabel lainnya tidak memberikan sumbangan yang signifikan sebab kontribusinya hanya 2.80% (P .0261) untuk emotional intelligensi dan 0.11 % (P .6535) untuk spiritual gift.
2. Sumbangan inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik MKDK mahasiswa ITKI adalah 5.95 % (P .0007), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya adalah sebagai berikut inteligensi memberi sumbangan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 10.152% (P .0000), sedangkan dua variabel lainnya tidak memberikan sumbangan yang signifikan sebab kontribusinya hanya 0.82% (P .2839) untuk emotional intelligensi dan 0.01 % (P .9676) untuk spiritual gift.
3. Sumbangan Inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik MKBS mahasiswa ITKI adalah 21.31 % (P .0000), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya sebagai berikut, inteligensi tidak memberi sumbangan yang signifikan sebab kontribusi hanya sebesar 0.12% (P .8018), sedangkan dua variabel Lainnya memberikan sumbangan yang signifikan karena kontribusinya sebesar 21.71 % (P .0000) untuk emotional intelligensi dan 8.88 % (P .0000) untuk spiritual gift.
4. Sumbangan Inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik Total mahasiswa ITKI adalah 8.73 % (P .0000), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya adalah sebagai berikut inteligensi memberi sumbangan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 13.59% (P .0000), sedangkan dua variabel Iainnya tidak memberikan sumbangan yang signifikan sebab kontribusinya hanya 0.50% (P .6986) untuk emotional intelligensi dan 1.22 % (P .1512) untuk spiritual gift.
Dengan demikian tidak semua hipotesis yang ada terbukti kebenarannya karena tidak signifikan dan memberi sumbangan secara positif. Inteligensi memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi akademik baik prestasi belajar MKDU, MKDK, Prestasi Total, sedangkan emotional intelligence dan spiritual gift hanya memberikan sumbangan yang signifikan pada prestasi MKBS, dan tidak memberikan sumbangan yang signifikan pada MKDU, MKDK ataupun prestasi Total.
Dengan demikian untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk dapat melakukan penelitian pada (1) sampel yang lebih banyak dan bervariasi (2) ditujukan kepada orang yang sudah bekerja, khusus untuk melihat hubungan variabel emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi kerja, (3) institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan theologia dapat membuat program peningkatannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizacky Hendratama
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang perancangan model peramalan dan skenario permintaan untuk sebuah perusahaan startup bernama Dearmothers yang memiliki fokus bisnis pada penyediaan jasa baby gift registry. Gifi registry merupakan sebuah inovasi di industri e-commerce yang belum pernah diterapkan di Indonesia sebelumnya di mana dalam inovasi ini seorang pengguna jasa gift registry dapat membuat daftar keinginan akan produk yang ingin ia dapat sebagai hadiah. Pengguna lain yang bisa melihat daftar keinginan tersebut dapat membelikan hadiah yang dimaksud. Model peramalan dalam penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan metode artificial neural network. Dengan menggunakan data historis penjualan dari sebuah website e-commerce yang menjadi kandidat potensial partner Dearmothers sebagai data pelatihan, model peramalan yang dibuat menghasilkan nilai mean square error sebesar 93,002. Permintaan untuk enam bulan pertama operasi diramalkan menggunakan model tersebut. Namun demikian, dengan pertimbangan bahwa nilai input untuk model peramalan didapat dari target perusahaan, terdapat kemungkinan nilai permintaan aktual akan jauh berbeda terutama jika performa perusahaan tidak mencapai target. Oleh karena itu, dikembangkan skenario permintaan dalam penelitian ini. Empat skenario yang dikembangkan menunjukkan bahwa tingkat permintaan yang diramalkan sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan nilai input. Berbagai strategi diusulkan dalam penelitian ini sebagai masukan bagi perusahaan jika harus menghadapi situasi sebagaimana diprediksikan oleh skenario yang dikembangkan

ABSTRACT
This study discusses the design of a demand-forecasting model and develops scenarios of possible demand based on the proposed model for a startup company called Dearmothers which focuses on providing a baby gift registry service. The gift registry is an innovation in e-commerce industry that has never been applied in Indonesia before in which a user of this service will be able make a wish list for products he/she wants to get as a gift. Other users who get to see the list can buy him/her the gift as requested. The demand-forecasting model was developed using artificial neural network method. Using sales historical data from an e-commerce company which has the potentials to be the future partner of Dearmothers as training data, the neural network model yields a mean-square error value of 93.002. Demand for the first six months of operations were forecasted. However, as the input values for the model to get the forecasted demand were acquired based on Dearmothers? optimistic target, the actual value in the future may differ especially when the company?s performance does not meet the target. Four scenarios of possible demand were developed. Those scenarios showed that the forecasted demand values were influenced very much by even the slight changes to input values. Various strategies were proposed as countermeasures for the company in case they have to face such challenges in demand management as predicted by the scenarios.
"
2016
S63916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvryda Feronica
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas hubungan konsep reciprocitydengan pemberian sampel produk gratis, khususnya pemberian sampel produk gratis secara online melalui situs Home Tester Club. Konsep reciprocitydalam penelitian ini diturunkan kembali menjadi tiga variabel yaitu generosity, menghindari pesan penjualan avoid sales message, dan giving gift. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menyarankan bahwa terdapat hubungan antara reciprocitydengan respon penerima sampel gratis secara online, terutama respon secara langsung direct reciprocity. Meskipun begitu, tidak semua usaha yang dilakukan untuk memicu reciprocitymendatangkan dampak yang sesuai dengan keinginan. Dari penelitian diketahui bahwa usaha untuk mengurangi paparan pesan penjualan tidak berpengaruh dalam memicu reciprocity.

ABSTRACT
This study discusses the relationship between reciprocity concept and free product sample, especially free online product sampling through Home Tester Club website. The concept of reciprocity in this study is reversed into three variables namely generosity, avoid sales messages, and giving gift. This research is quantitative research. The results suggest that there is a correlation between reciprocity with free sample recipient response online, especially direct response direct reciprocity. However, not all attempts made to trigger reciprocity bring the desired effect. From the research note that efforts to reduce exposure to sales messages have no effect in triggering reciprocity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Rachma Ningtias
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang mendorong seorang konsumen millennials melakukan perilaku self-gifting, didasari oleh studi terdahulu yang menjelaskan bahwa hedonic shopping traits dan indulgence merupakan dua faktor yang mempengaruhi terjadinya self-gifting. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh positif keempat kategori self-gift terhadap terjadinya post purchase regret.
Menggunakan metode analisis structural equation modelling SEM, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara hedonic shopping traits dan indulgence terhadap keempat kategori self-gift, kecuali pada hedonic shopping traits terhadap self-gift celebratory. Dapat disimpulkan pula bahwa keempat jenis self-gift tidak menyebabkan terjadinya post-purchase regret pada konsumen millennials.

This study addressed to analyze the antecedent factors that drives millennials consumers to execute self gift behavior. Previous study emphasize the role of hedonic shopping traits and indulgence towards self gift behavior execution on millennials consumers, ranging from 18 38 years old. Furthermore, this study wants to proof that there are actually positive relationships between four kind of self gift towards post purchase regret.
Using structural equation modelling on Lisrel 8.51, the result shows that there are positive and significant relationship between hedonic shopping traits and indulgence towards four category of self gift, except hedonic shopping traits toward celebratory self gift. Furthermore, there are negative relationship between four category of self gift towards post purchase regret.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Yohanes Hasian
"Gift-giving dalam konteks layanan live streaming merujuk kepada pemberian hadiah dalam bentuk uang maupun barang virtual yang tersedia pada platform live streaming oleh penonton tayangan live streaming kepada seorang live streamer. Pemberian hadiah ini dilakukan penonton untuk berinteraksi dengan live streamer atau memberikan dukungan kepada live streamer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi intensi perilaku gift-giving kepada live streamer. Teori utama yang digunakan pada penelitian ini adalah teori flow experience dan parasocial interaction. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan, diperoleh 480 responden valid yang kemudian datanya diolah dengan metode CB-SEM. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara parasocial interaction dan flow experience terhadap gifting intention. Penelitian juga mengungkapkan bahwa parasocial interaction dipengaruhi secara signifikan oleh faktor entertainment, social attractiveness, attitude homophily, dan physical attractiveness. Sementara itu, flow experience dipengaruhi secara signifikan oleh faktor entertainment, social attractiveness, dan parasocial interaction. Penelitian ini berkontribusi dalam mengisi kesenjangan teori terkait intensi perilaku gift-giving kepada live streamer menggunakan teori flow experience dan parasocial interaction, khususnya dengan konteks masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan belum terdapat penelitian serupa yang menggunakan kedua teori tersebut sebagai konsep utama. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan implikasi praktis kepada para live streamer untuk mengevaluasi konten live streaming yang selama ini disajikan dan kepada para penyedia layanan live streaming untuk mengimplementasikan strategi bisnis yang tepat dan melakukan inovasi yang sesuai.

Gift-giving in live streaming context refers to giving of gifts in the form of money or virtual items which are available on live streaming platforms by viewers towards live streamers. This act is being done by viewers to interact with the live streamers or as a form of support to the live streamers. This study aims to analyze the factors influencing the gift-giving behavior toward live streamers. The main theories used in this research are flow experience and parasocial interaction. This study uses quantitative method by distributing online questionnaires. From the distributed questionnaires, there were 480 valid respondents which were successfully obtained. Next, the data were analyzed using CB-SEM. The result of this study shows that there is a significant effect between parasocial interaction and flow experience on gifting intention. This study also revealed that parasocial interaction is significantly influenced by entertainment, social attractiveness, attitude homophily, and physical attractiveness. Meanwhile, the flow experience is significantly influenced by entertainment, social attractiveness, and parasocial interaction. This research contributes to filling the theoretical gap related to the intention of gift-giving to live streamers using flow experience theory and parasocial interaction theory, specifically in the context of Indonesian society. This is because there has been no similar research that uses those two theories as the main concept. This research is also expected to provide practical implications for live streamers to evaluate their live streaming contents and for live streaming service providers to implement appropriate business strategies and make appropriate innovations."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfadhela Hanefa Rosyada
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang sebuah bentuk budaya pemberian, yaitu omiyage,
yang merupakan pemberian yang diperoleh saat seseorang melakukan perjalanan.
Penulisan dilakukan dengan metode deskriptif analisis yang didukung metode
wawancara kepada penjual oleh-oleh di berbagai macam toko yang ada di Jakarta.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa budaya pemberian omiyage yang ada pada
masyarakat Jepang memiliki motivasi giri di baliknya dan orang Jepang tetap
menjalankan tradisi pembelian dan pembelian omiyage karena selain diperlukan
sebagai salah satu barang pemberian, omiyage juga bermakna sesuatu yang
berperan sebagai pengingat akan sebuah pengalaman dari perjalanan yang telah
dilakukan.

ABSTRACT
This research focus on omiyage, a Japanese gift-giving tradition that someone get
when they are on traveling. The writer uses descriptive analysisis method
supported with interviewing some sellers at the souvenir shops in Jakarta. This
research concludes that Japanese omiyage gift-giving has giri motivation behind it
and the Japanese people still continue this gift-giving tradition because beside it is
needed on gift-giving tradition, omiyage is also means something that function as
a reminder about someone?s experience on traveling.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42250
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Permata Sari
"

Akta autentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang oleh dan/atau di hadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak jenis akta autentik yang dibuat oleh notaris, salah satunya adalah akta hibah. Dalam prosesnya hibah tidak boleh melebihi hak mutlak ahli waris atau yang disebut juga legitime portie. Apabila hibah melampaui legitime portie dan ahli waris tidak melakukan tuntutan, maka hibah tersebut akan berlaku. Hibah adalah bagian dari perjanjian yang dibuat dari pihak satu ke pihak lainnya. Perjanjian memiliki syarat-syarat agar dapat memiliki kekuatan hukum yang mengikat para pihak yang membuatnya. Kesepakatan dan kecakapan menurut hukum menjadi syarat subjektif yang harus dipenuhi dalam membuat suatu perjanjian, karena apabila tidak terpenuhi akan memiliki akibat hukum permintaan pembatalan dari salah satu pihak. Namun pada kenyataannya masih ada perjanjian yang dibuat tanpa memenuhi syarat sah perjanjian, serta perjanjian tersebut dibuat dengan menggunakan surat keterangan palsu. Hal ini seperti contoh kasus yang terjadi di Medan, yaitu tentang pembuatan akta hibah yang didasarkan pada surat keterangan palsu. Permasalahan dalam tesis ini adalah pembatalan akta hibah yang dibuat berdasarkan surat keterangan palsu dan tanggung jawab notaris atas kesalahan yang dibuatnya. Metode Penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normatif dengan tipe penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh dalam tesis ini adalah notaris telah ceroboh dengan menjadikan surat keterangan palsu sebagai alas hak dalam pembuatan akta hibah karena itu akta hibah menjadi batal demi hukum berdasarkan keputusan Majelis Hakim.

 

 

 


The authentic deed is a deed that made in the form that specified by the regulations by and/or in front of public officials which is authorized in the place the deed was made. In daily life, theres a lot of authentic deed types made by notary, one of them is the gift deed. In the process, gift cannot exceed the beneficiary absolute right which is also called as legitime portie. If the gift exceed the legitime portie and the beneficiary didnt take any legal action out of it, then the gift will  be applied. The gift ia a part of the agreement which is made from the first party to another party. The agreement have the terms and conditions so it will have the legal force that binding its parties. The agreement and the proficiency according to law become the subjective requirement that should be fulfilled in the making of an agreement, because the unfulfilled requirements will cause cancelation from one of the parties as the legal consequences. But in reality there is still an agreement that was made without fulfilling terms of agreement itself, and the agreement itself was made based on fake documents. This matter was like case that happened in Medan, that was about making a grant deed based on fake document. The problem in this thesis is the cancelation of the gift deed that was created  based on fake document and the notary responsibility for the mistake they made. The research method used in this thesis is normative jurisdical with analytical descriptive type research. The data type used in this research is secondary data with qualitative approach. The results from this thesis research is the notary was careless by making fake documents as the base rights in creating the gift deed, therefore the gift deed become null and void based on the decision of the panel judges.

 

 

 

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>