Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ali Habibie
Abstrak :
Dengan masih kurangnya pemakaian gerbang tol otomatis diharapkan dapat meningkatkan pemakaian gerbang tol otomatis untuk mengurangi emisi karbon monoksida. Penelitian ini adalah penelitian kulitatif dengan menghubungkan hasil dengan faktor yang mempengaruhinya menggunakan perhitungan dan analisa terkait. Penelitian ini menggunakan metode NDIR untuk mengambil emisi karbon monoksida dan menggunakan teori antrian untuk mengambil rata ndash; rata waktu antrian setiap gerbang tol. Hasil penelitian ini adalah pada gerbang tol otomatis didapatkan rata ndash; rata emisi karbon monoksida selama 5 hari sampling sebesar 8150.13 ?g/Nm3 dan gerbang tol manual didapatkan didapatkan rata ndash; rata emisi karbon monoksida selama 5 hari sampling sebesar 11198.26 ?g/Nm3, dengan uji signifikansi yang menunjukkan rata ndash; rata konsentrasi karbon monoksida gerbang tol manual dan otomatis berbeda. Faktor ndash; faktor yang mempengaruhi emisi karbon monoksida di gerbang tol adalah waktu antrian yaitu semakin tinggi waktu antrian maka semakin tinggi emisi karbon monsoksida disebebkan peningkatan laju percepatan dan perlambatan kendaraan dan faktor kedua adalah suhu yaitu semakin tinggi suhu maka semakin tinggi emisi karbon monoksida disebabkan bahan pencemar yaitu karbon monoksida dalam udara menjadi kering sehingga polutan akan cenderung tinggi . Walaupun demikian, konsentrasi karbon monoksida di tiap gerbang tol masih berada di bawah baku mutu dan emisi di gerbang tol otomatis di bawah gerbang tol manual. Dengan penelitian ini, disimpulkan bahwa gerbang tol otomatis dapat mengurangi emisi karbon monoksida sebesar 24.54 .
With the lack of utilization of automatic toll gates is expected to increase the use of automatic toll gates to reduce carbon monoxide emissions. This research is a skin related research by linking the results with the factors that influence it using the calculation and related analysis. This study uses the NDIR method to extract carbon monoxide emissions and use queuing theory to take the average queue time for each toll gate. The result of this research is at automatic toll gate obtained average carbon monoxide emission during 5 days sampling equal to 8150.13 g Nm3 and manual toll gate obtained got average carbon monoxide emission during 5 day sampling equal to 11198.26 g Nm3, with significance test which Shows the average carbon monoxide concentration of manual and automatic toll gates differently. Factors affecting carbon monoxide emission at toll gate is queue time that is higher queue time hence higher carbon emission of monsoksida disebebkan increase of acceleration rate and slowing of vehicle and second factor is temperature that is higher temperature then higher carbon monoxide emission caused by pollutant Ie carbon monoxide in the air becomes dry so that pollutants will tend to be high. However, carbon monoxide concentrations in each toll gate are still below the standard and emissions at auto toll gates beneath manual toll gates. With this study, it was concluded that automatic toll gates could reduce carbon monoxide emissions by 24.54.
2017
S67527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Adityasurya
Abstrak :
Kemacetan parah akibat pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat pesat di Jakarta mendorong pemerintah untuk membangun jalan-jalan altematif seperti jalan tol. Namun, masalah antrian di jalan tol akan timbul jika salah satu gardu pada sebuah gerbang tol berhenti beroperasi akibat adanya gangguan operasional. Dalam skripsi ini akan dibuat model dari sistem yang ada denan menggunakan perangkat lunak ProModel v4.0. Dalam pembuatan model tersebut, data diambil secara langsung di Iapangan dengan beberapa asumsi untuk kemudian diolah dengan menggunakan teori statistik. Setelah model dibuat, dilakukan verifikasi dan validasi terhadap model tersebut. Kemudian berdasarkan model simulasi tersebut dapar dipelajari dan dianalisis dampak dari gangguan yang terjadi pada gardu tol terhadap sistem yang ada, yaitu panjang antrian yang terjadi pada gardu tol lain yang masih beoperasi serta jumlah waktu yang dibutuhkan agar kondisi antrian kembali normal.
The heavy trafic jam causea by the fast growth of vehicles in Jakarta pushed the government to build aifernarive roads and one ofrhem is roii road Bur, queueing problem in the road will happen if one of ihe enrrance on fire roi! gare sfops operming because there are some operational disrurbances. In this thesis, a model representing the existing system will be built using the software ProModel v4.0. In the building of the model, data were tolcen directly on the field with some necessary assutnptions and those data were being processed using the statistical theory. After the model is built, verification and valifitation to that model were done. Then based on that model, study and analysis ofthe effecrs ofthe operational disturbances of the entrance on the toll gate to the systern were inode. Those effects are the length of the queue happened on another operating entrance on the toll gate and the amount of time needed for the queue to get back to normal condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Rahmansyah Sumadilaga
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai sistem pelayanan pembayaran Gerbang Tol Fatmawati 1 menggunakan metode simulasi event diskrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pelayanan pembayaran Gerbang Tol Fatmawati 1 yang berjalan saat ini dan mengidentifikasi skenario alternatif perbaikan pelayanan dari sistem yang sudah ada. Parameter yang digunakan untuk penelitian ini adalah lama kendaraan berada dalam sistem (total time) yang dihitung dengan satuan dasar detik. Tiga skenario alternatif yang diusulkan yaitu pembukaan gardu tol manual, peningkatan penetrasi GTO menjadi 50% dengan konfigurasi dua gardu manual dan dua GTO, dan peningkatan penetrasi GTO menjadi 50% dengan konfigurasi tiga gardu manual dan dua GTO berhasil mengurangi total time secara signifikan. Skenario yang berhasil mengurangi total time paling besar adalah skenario ketiga dengan penurunan waktu sebesar 80,37%.
ABSTRACT
This study discusses the payment service system of Gerbang Tol Fatmawati 1 using discrete event simulation. This study aims to determine the current payment service system of Gerbang Tol Fatmawati 1 and identify alternative scenarios which can improve the level of service of the existing system. The parameter used for this study is the length of stay of vehicles in the system (or total time) based on seconds. Three alternative scenarios which are proposed, namely the opening of the manual tollbooth, increased penetration to 50% with configuration of two manual tollbooths and two automatic tollbooths, and increased penetration of GTO to 50% with configuration of three manual tollbooths and two automatic tollbooths managed to reduce the total time significantly. The best scenario is the third scenario which managed to reduce the total time by 80,37%.
2016
S63016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Cahyo Utomo
Abstrak :

ABSTRAK
The growth of inter cities trip demands the needs of toll road, especially inter cities toll road. With the volume of the vehicle increasing steadily, the toll gate should be redesign for a better services. The limitation of space makes the management need to improving the toll gate design like in Cikarang Utama Toll Gate. The not proper design of the toll gate may lead the potential conflict. The potential conflict in this study is defined as condition where vehicle performing braking as a result of movement of other vehicle. Delays in the driver to perform braking can cause the conflict. To evaluate the potental conflict that may occur, a survey has conducted to recording the flow of vehicle that through the toll gate. This study also review the toll gate design by the standard. This study shows that the taper design that used is not in accordance with the standard, such 1:3.6 where the standard used in Bina Marga is 1:5. The length of recovery zone are still not aduate enough where the existing is 40 meter while the standard is at least 50 meter length. This study defined 9 potential conflicts that occur in the toll gate. Potential conflict type 1 is the most dominant that have 45.7% of all potential conflict that happen. In addition, increasing volume of vehicles affects the intensity conflicts with correlation value above 0.5 is type 1 , 3 , 4 , and 6 .Improving tapers maybe an alternative to minimize potential conflicts and identified the potential conflict that is ongoing can increase the rate of safety .
2016
S64197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Fadillah
Abstrak :
Pembangunan jalan tol sebagai salah satu program yang terdapat dalam Proyek Strategi Nasional (PSN) merupakan salah satu respons pemerintah dengan tujuan meningkatkan konektivitas dan aksesibilas antar daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola perubahan harga tanah yang disebabkan oleh pembangunan Jalan Tol JORR 2, terutama di sepanjang jalan non tol yang terhubung langsung dengan gerbang tol. Teori Bid Rent Curve digunakan sebagai dasar konseptual dalam penelitian ini, mengindikasikan bahwa harga tanah cenderung meningkat seiring dekatnya dengan pusat kegiatan ekonomi, diidentifikasi sebagai gerbang tol. Selain itu, Teori Inti Ganda juga diterapkan, menyatakan bahwa wilayah dengan lebih dari satu pusat perekonomian akan memiliki daya tarik tersendiri yang mempengaruhi harga tanah. Metode analisis kualitatif deskriptif digunakan, dimana data harga tanah dikumpulkan melalui survei wawancara dan pengamatan langsung. Data tersebut kemudian disusun secara tabular dan dianalisis naratif, lalu mengaitkannya dengan perubahan penggunaan lahan di sekitar gerbang tol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lokasi menjadi faktor penentu dalam sejauh mana gerbang tol mempengaruhi perubahan harga tanah di sekitarnya. Temuan menunjukkan bahwa semakin dekat lokasi dengan gerbang tol, harga tanah cenderung meningkat, dan sebaliknya. Namun, jika lokasi tersebut memiliki lebih dari satu pusat kegiatan ekonomi, peningkatan harga tanah juga terjadi seiring mendekatnya lokasi tersebut dengan masing-masing pusat ekonomi. ......The construction of toll roads as one of the programs contained in the National Strategy Project (PSN) is one of the government's responses with the aim of increasing connectivity and accessibility between regions. The aim of this research is to investigate the pattern of changes in land prices caused by the construction of the JORR 2 Toll Road, especially along non toll roads that are directly connected to toll booths. The Bid Rent Curve theory is used as a conceptual basis in this research, indicating that land prices tend to increase with proximity to centers of economic activity, identified as toll gates. Apart from that, the Dual Core Theory is also applied, stating that regions with more than one economic center will have their own attractions which influence land prices. A descriptive qualitative analysis method was used, where land price data was collected through interview surveys and direct observation. The data was then compiled tabularly and analyzed narratively, then linking it to changes in land use around the toll gate. The research results show that location characteristics are a determining factor in the extent to which toll gates influence changes in surrounding land prices. The findings show that the closer the location is to the toll gate, the land price tends to increase, and vice versa. However, if the location has more than one center of economic activity, an increase in land prices also occurs as the location gets closer to each economic center.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banto Twiseno
Abstrak :
Pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta tidak diimbangi oleh pertumbuhan ruas jalan. Hal inilah yang memicu terjadinya kemacetan di jalan-jalan di Jakarta, terutama pada jam-jam sibuk. Antisipasi yang telah dilakukan pemerintah antara lain dengan membangun jalan bebas hambatan atau jalan tol. Penggunaan jalan tol mempunyai kecenderungan untuk lebih terkonsentrasi pada jam-jam sibuk, yaitu pada pagi dan sore hari, ketika manusia mulai beraktivitas dan hendak pulang setelah beraktivitas sehingga menghasilkan kepadatan yang cukup tinggi pada waktu-waktu tersebut dan tidak jarang sampai keluar ke jalan non tol memberi andil terhadap kemacetan yang sudah terjadi. Ini terjadi disamping sebagai akibat dari besarnya pengguna jalan tol itu sendiri, juga disebabkan oleh kondisi kebanyakan gerbang tol saat ini yang hanya memiliki dua gardu pelayanan (server), ketidakseragaman alat pembayaran (uang dengan kernbalian, uang pas dan karcis langganan), dan kapasitas dari gerbang tol itu sendiri dalam menampung jumlah kendaraan. Penulisan ditujukan untuk dapat membuat suatu pemodelan dari sistem yang ada dengan menggunakan simulasi untuk melihat kemungkinan perlu tidaknya suatu gerbang tol dioperasikan secara tandem yang disesuaikan dengan intensitas kedatangan kendaraan sebagai beban kerja dari setiap gerbang tol terutama pada jam-jam sibuk di hari-hari kerja, manfaat penyeragaman jenis transaksi dan alat pembayaran dengan menggunakan karlu langganan tol untuk mengurangi waktu pelayanan di gardu pelayanan dan jumlah kendaraan di antrian, penerapan kriteria walk away yang tepat dalam arti jumlah kendaraan maksimal yang diperkenalkan berada dalam ramp yang menyebabkan kendaraan berikutnya dialihkan ke jalan nontol dengan menghindarkan kekosongan jalur pelayanan, dan usulan terhadap posisi peletakan gardu pelayanan pada gerbang tol yang sama sekali berbeda untuk dibandingkan dengan posisi peletakan yang diterapknn saat ini terutama dalam waktu tunggu dan jumlah kendaraan di antrian. Hasil dari simulasi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan yang bermanfaat dalam menentukan keputusan perbaikan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang keluar masuk dari gerbang tol sekitar Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) pada Tahun 2012 mencapai sekitar 5000 s/d 20.000. sementara total volume lalu lintas yang keluar-masuk gerbang tol sekitar Tol Purbaleunyi antara 1,5 juta kendaraan sampai dengan Tahun 10,5 juta kendaraan. Jumlah kendaraan yang melalui tol dan sangat tinggi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kualitas udara disekitar gerbang tol akibat dari emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan. Salah satu parameter yang dihasilkan oleh emisi kendaraan yang bersifat toksin adalah senyawa timbal (Pb). Polutan ini dapat diserap oleh manusia salah satunya melalui pernapasan. Dalam rangka monitoring dan kegiatan pengelolaan lingkungan kualitas udara sekitar jalan tol, maka perlu dilakukan evaluasi kandungan Pb dalam darah pegawai gerbang tol dan melakukan survei terhadap kesehatan para pegawai dipinta gerbang tol. Evaluasi pengukuran kandungan Pb dilakukan terhadap kandungan darah dari pegawai tol Padaleunyi, terhadap 115 orang pegawai tol dan 4 orang bukan pegawai tol (blanko). Pengambilan darah dilakukan secara langsung terhadap pegawai tol sebanyak 10 cc, yang kemudian dianalisa kandungan Pb dari darah dengan menggunakan metode analisa Flame Atomic Absorbent Spektrofotometer dan NIOSH Analisis. Hasil pengukuran kandungan Pb dalam darah responden di sekitar Gerbang Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) menunjukkan bahwa rata -rata kandungan Pb adalah 14,50 pg/lOOml dengan kisaran antara 7,49 dan 28,93 pg/100ml. Responden yang mempunyai kadar Pb darah kategori sedang (10 -25 pg/100ml) 88%, kadar Pb rendah (<10 pg/100ml) 11% dan kadar Pb tinggi (> 25 /100ml) 1%, hasil ini menunjukkan bahwa kadar Pb dalam darah masih dibawah nilai Biological Exposure Indeces (BEIs) yang diperkenankan yaitu 30ugf/100ml.
620 JTJ 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Apranti
Abstrak :
Perkembangan aktivitas penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan mobilisasi yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan hingga mencapai suatu tingkat tertentu dimana laju pertumbuhan jalan tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat sehingga terjadilah suatu permasalahan yang disebut sebagai kemacetan. Permasalahan tersebut banyak terjadi di kota-kota besar, khususnya di Kota Jakarta. Salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan yang terjadi adalah pembangunan jalan tol. Ruas jalan tol memiliki sistem pembayaran tarif yang dilakukan pada pintu tol. Pada beberapa pintu tol tertentu, pembayaran tarif tol masih dilayani oleh petugas pintu tol, dimana petugas pintu tol ini bekerja secara rutin. Hal ini menyebabkan petugas pintu tol terpapar oleh emisi kendaraan bermotor. Salah satu diantaranya Total Suspended Particulate (TSP) yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, seperti ISPA, Bronchitis kronis, penurunan fungsi paruparu, serangan jantung minor, dan lain-lain. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran terhadap besarnya konsentrasi TSP di sekitar pintu tol sehingga dapat dilakukan perhitungan tingkat resiko pemajanan TSP, yang dinyatakan dalam nilai Risk Quotient, terhadap kesehatan petugas pintu tol. Pengendalian terhadap besarnya nilai konsentrasi TSP dapat dilakukan secara efektif dengan mengendalikan sumber yang paling mempengaruhi besarnya nilai yang terukur. Sumber utama penghasil TSP pada daerah sekitar pintu tol merupakan kendaraan bermotor, sehingga perlu dilakukan identifikasi jenis kendaraan bermotor mana yang paling mempengaruhi dan paling berkontribusi terhadap besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur. Metode yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi TSP adalah metode gravimetri dengan perangkat HVAS, dimana pengukuran dilakukan selama 7 jam, mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 13.00. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif, metode regresi linier sederhana dan berganda serta Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sedangkan, pengukuran konsentrasi timbal dilakukan dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Hasil penelitian menunjukkan jenis kendaraan yang paling mempengaruhi besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur di pintu tol Cililitan 2 adalah kendaraan Golongan II yang merupakan Truk dengan dua gandar. Nilai koefisien determinasi R2 antara volume kendaraan total dengan konsentrasi TSP sebesar 0,123, menandakan bahwa 12,3 % besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur dipengaruhi oleh besarnya volume kendaraan total, dan 87,7 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya suhu dan kelembaban. Nilai RQ hasil perhitungan menunjukkan para petugas pintu tol masih berada dalam tingkat resiko yang cukup aman akibat pemaparan polutan TSP. Namun, resiko pajanan yang diterima oleh petugas pintu tol tidak hanya berasal dari TSP, tetapi juga dari zat pencemar lain yang dihasilkan kendaraan bemotor, seperti NOx, SOx, HC, dan sebagainya, sehingga diperlukan data konsentrasi zat pencemar lain untuk menghitung resiko kesehatan total yang dialami oleh petugas gardu. Nilai hasil uji kadar konsentrasi Pb menunjukkan hasil sebesar 0,055 g/Nm3. Hasil konversi nilai konsentrasi Pb untuk pengukuran 24 jam adalah 0,032 μg/Nm3. Nilai ini tidak melebihi baku mutu udara ambien sesuai dengan PP No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. ......Development of people?s activities is bringing on the rise of mobilization that pointed out in an increase number of vehicles up to a certain level where the rate of path growth can not compensate for the increasing number of vehicles, so that there is traffic jam. It usually occurs in many metropolis on the development country, especially in Jakarta. One of effort to solve this problem is highway construction. Highway payment system is carried out on the highway gate. In many gate, payment is still served by an officer who works in a continous period. This lead the officer to expose by motor vehicle emissions. One of the emission is Total Suspended Particulate (TSP) which is bad for human health, such as respiratory infections, bronchitis, decrease the function of lung, minor heart attack, etc. Therefore, it is important to measure the TSP concentration around the gate so that we can assess TSP exposure risk level, where described in Risk Quotient value, to the officer?s health. Control of TSP concentration can be done effectively by controlling the source that has the most influence to the magnitude of TSP concentration measured around the gate. The main source of TSP in such area is motor vehicle, therefore it is necessary to identify the type of vehicle which the most influential and most contribute to TSP concentration. TSP concentration was measured from 06.00 A.M to 01.00 P.M by using Gravimetry method with HVAS Equipment. Lead concentration was measured by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The most influential type of vehicle to TSP concentration was determined by descriptive analysis. The relationship between TSP concentration and vehicle traffic volume was assessed by using least square and multiple regression analysis. Whereas TSP exposure risk level in Risk Quotient (RQ) value was assessed using Environmental Health Risk Analysis. Result of analysis shows the type of vehicle that the most affect the magnitude of TSP concentration measured at Cililitan 2 gate highway is vehicle that belongs to Category II, truck with two axles. Coefficient of determination R2 between total vehicles volume with TSP concentration is 0,123. The value indicates that 12,3 % data of TSP concentration influenced by total vehicles volume, and 87,7% data of TSP concentration influenced by other factors, such as formation of secondary particulate, changes in temperature and humidity, etc. Result of Risk Quotient (RQ) assessment shows that the officers are still in a safe level from risk due to exposure of TSP. However, the risk of exposure received by the officer not only come from TSP, but also come from the other pollutants, such as NOx, SOx, HC, etc. So, investigating another pollutant concentration data is necessary to calculate the total health risk experienced by the officers. Measurement of Pb concentration level with AAS method shows the value of 0,055 μg/Nm3. The conversion value for 24 hours measurement is 0,032 μg/Nm3. It is not exceed the ambient air quality standards accordance with government regulation PP No.41/1999 about Air Pollution Control.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library