Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresa Serafim Nafiria
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis gerakan Ni Putes Ni Soumises (NPNS) yang bertahan dari 2003 hingga 2020 melalui kacamata ideologi gender dan sekularisme. NPNS merupakan gerakan berbasis ideologi gender yang berumur panjang dalam memperjuangkan kepentingan politik perempuan migran melawan ideologi fundamentalis yang represif di komunitas banlieue. Selama lebih dari satu dekade, NPNS telah menjadi gerakan yang signifikan dalam lanskap sekularisme Prancis. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin mengungkap alasan perkembangan dan kebertahanan NPNS sebagai gerakan ideologi gender yang signifikan di Prancis. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi pustaka, penelitian ini menerapkan teori Butler dan Lauretis tentang ideologi gender, serta konsep Aparatus Negara (State Apparatuses) milik Althusser, untuk menganalisis dinamika NPNS melalui tiga periode: kebangkitan, kejayaan, dan masa bertahan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kebertahanan NPNS disebabkan oleh dukungan negara secara politis dan materi melalui penentangan gerakan terhadap dominasi budaya patriarki laki-laki Muslim banlieue, yang sejalan dengan ideologi sekuler Prancis. Selain itu, peran signifikan NPNS sebagai ruang aman bagi perempuan migran yang menjadi korban kekerasan berbasis gender memicu dukungan dari masyarakat yang turut berkontribusi atas bertahannya NPNS. ......This research analyzes the Ni Putes Ni Soumises (NPNS) movement that lasted from 2003 to 2020 through the lens of gender ideology and secularism. NPNS is a long-term gender ideology-based movement that fights for migrant women's political interests against repressive fundamentalist ideologies in banlieue communities. For more than a decade, the NPNS has been a significant movement in the French secularism landscape. Therefore, this study aims to uncover the reasons for the development and survival of the NPNS as a significant gender ideology movement in France. Using qualitative approach with literature studies methodology, this research applies Butler and Lauretis' theories on gender ideology, as well as Althusser's concept of State Apparatuses, to analyze the dynamics of NPNS through three periods: the rise, the triumph, and the defensive stage. This research findings show that the longevity of the NPNS is due to political and material state support through the stance of the movement against the dominance of the banlieue's Muslim male patriarchal culture, which is aligned with French secular ideology. In addition, the significant role of NPNS as a safe space for migrant women who are victims of gender-based violence triggers support from the community, which contributes to the longevity of NPNS.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Auliyanti
Abstrak :
disadari secara langsung karena adanya pembiaran ? pembiaran (Sharpe & Taylor, 1999). Kekerasan dalam pacaran sendiri di definisikan sebagai suatu tindakan yang menekan, merusak atau melecehkan secara seksual maupun psikologis (Bird & Melville, 1994). Adanya standar ganda yang menjadi dasar utama berjalannya suatu hubungan menunjukkan tidak hanya tujuan dan cara pandang laki ? laki dan perempuan yang berbeda, tetapi menunjukkan pula bahwa laki ? laki memiliki kekuasaan lebih besar dari perempuan dalam hubungan tersebut (Dilorio, 1989 dalam Bird & Melville, 1994). Pandangan yang terbentuk dan diyakini mengenai peran laki ? laki dan perempuan dalam suatu hubungan juga tak lepas dari peran pengasuhan orangtua dan sosialisasi peran gender dalam keluarga (Norman & Collins, 1995). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana remaja perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran memaknai relasi, cinta dan mempersepsi peran dirinya maupun pasangan mereka. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengasuhan orangtua serta pandangan gender, sehingga mereka tetap bertahan dengan kekerasan yang terjadi sebelum akhirnya keluar dari hubungan tersebut. Sampel penelitian ini adalah tiga orang remaja perempuan yang mengalami kekerasan oleh pasangan mereka dengan usia pacaran lebih dari satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan gambaran pola pengasuhan, ideologi gender, pemaknaan terhadap cinta, dan peran pacar serta kekerasan yang beragam dan sedemikian rupa mempengaruhi bertahannya responden dalam hubungan pacaran yang berkekerasan. Pada penelitian ini juga ditemukan data yang mengarah pada kodependensi dengan pasangan yang abusive pada ketiga responden. In dating context, violence against women cannot be directly realized because of the inattentive principle and believe that the abusive partner will change (Sharpe & Taylor, 1999). Dating violence defined as actions in dating which elements to press, to damage and to flatter sexually or psychologically (Bird & Melville, 1994). Double standard as the way a relationship should be, shows that not only are men?s goals likely to be different from women?s but males have more power in the relationship (Dilorio, 1989 on Bird & Melville, 1994). Believe toward women and men roles in a relationship cannot be separated from the role of parenting and gender socialization on family (Norman & Collins, 1995). The purpose of this research is to find out how teenage girls who became victim of dating violence explain their dating relationship with their partners, love, also their perception of themselves and the partners. That issues influenced by parenting and gender view that has roles to form the relationship, so they keep stay on the relationship before they find way out of the abusive relationship. Sample for this research are three teenage girls who experienced dating violence in more than one years relationship with their abusive partner. The research showed variation on parenting, gender ideology, their understanding of love, relationship and violence that affect them to stay in abusive relationship. This research also found that three respondents are trapped in codependency with their abusive partner.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Safarwathy
Abstrak :
Dalam media massa, termasuk internet, perempuan seringkali ditampilkan sebagai sosok yang pasif dan hanya layak berperan dalam ranah domestik. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari adanya ideologi yang ada di balik produksi teks dan wacana yang ada dalam intemet itu sendiri. Ideologi gender diduga turut mempengaruhi dan bekerja di balik teks dan wacana yang ada di dalam internet, termasuk website KOWANI. Inilah yang kemudian dikaji dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengungkapkan wacana feminisme yang tertuang dalam website perempuan, serta mengungkapkan kognisi sosial pengelola website perempuan sebagai kesadaran mentalnya yang turut mempengaruhi proses pembentukan teks dalam website perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Culture Studies dari Stuart Hall tentang media sebagai alat ideologi kekuasaan, ideologi gender dalam wacana feminisme, perempuan dan teknologi serta internet sebagai media komunikasi massa. Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif, yang memanfaatkan metode analisis wacana kritis Teun Van Dijk. Wacana yang dijadikan unit analisis adalah kumpulan berita yang dimuat dalam website KOWANI mulai dari tanggal 30 Desember 2004 sampai dengan 20 September 2006, dimana akhimya terpilihlah sembilan (9) berita untuk dianalisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian melalui analisis teks, kognisi sosial dan analisis sosial, menunjukkan bahwa masih terjadi bias gender dalam berita-berita yang dimuat dalam website KOWANI tersebut karena pihak penulis/pengelola website KOWANI masih menempatkan perempuan dalam ranah domestik, dimana kesuksesan dan kebahagiaan perempuan hanya terletak pada peranan tradisional mereka sebagai istri dan ibu. Perempuan yang berhasil mengurus keluarganya dan mengutamakan kepentingan keluarganya, dalam hal ini adalah suami dan anak-anaknya, meskipun ia memiliki karir yang baik di ranah publik ataupun memiliki status sosial ekonomi yang tinggi. Hasil penelitian ini telah memperkuat analisis ideologi gender pada aliran pemikiran feminis liberal dan juga teori Culture Studies dari Stuart Hall tentang penggunaan media massa yakni intemet (website KOWANI) sebagai alat ideologi gender kekuasaan (kaum Iaki-laki) dalam mempertahankan status quo-nya dalam budaya patriarki di Indonesia. Hasil penelitian memberikan implikasi teoritis dan praktis. Adapun implikasi teoritis dari penelitian ini bagi perkembangan ilmu Komunikasi adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana media komunikasi massa dalam hal ini internet (website) menjadi alat ideologi kekuasaan (kaum Iaki-Iaki) yang secara tidak sadar telah dihegemonikan oleh pihak Kowani. Selain itu, penelitian ini juga memberikan pemahaman bagaimana ideologi gender melatarbelakangi wacana yang dikonstruksikan oleh media, dikaitkan dengan kajian feminis dalam kegiatan komunikasi massa, terutama pada pola pemberitaannya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan memperkaya studi analisis wacana dengan paradigma kritis yang membahas masalah ideologi gender, khususnya di media massa internet. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa website Kowani sebagai media informasi dan komunikasi bagi masyarakat umum, khususnya organisasi anggota Kowani dan jaringannya, tentunya menjadi sarana yang penting bagi pengkonstruksian realitas sosial yang ada di masyarakat selama ini, termasuk ideologi gender yang cenderung melemahkan posisi tawar perempuan. Tanpa disadari, berita-berita yang ada dalam website Kowani yang cenderung bias gender akan semakin memperkokoh ideologi patriarkhi yang selama ini ada di masyarakat, dimana hal itu justru memarginalkan perempuan pada peran domestiknya. Kendati demikian, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal bagi penelitian sejenis yang diharapkan dapat menjadi salah satu gerakan affirmative action yang akan merubah peran perempuan dan memperkuat posisi tawar perempuan terutama di ranah publik. Menyadari akan adanya kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini, maka dari hasil penelitian ini, direkomendasikan agar nantinya dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan memperbanyak jumlah website perempuan di Indonesia yang diamati. Dengan demikian diharapkan dapat dilakukan elaborasi yang lebih baik dan mendalam terhadap keberlakuan teori Culture Studies dari Stuart Hall yang mengatakan bahwa media merupakan alat ideologi kekuasaan (kaum laki-laki) yang terjadi di Indonesia dan juga untuk mengetahui keberlakuan ideologi gender yang ada pada website-website perempuan lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzie Handajani
Abstrak :
ABSTRAK
In this article, I analyse the covers of Gadis, a magazine for Indonesian teenage girls, from 2009 to 2013. Using textual analysis, I examine these magazine covers as manifestations of local gender ideology amidst pressures from a globalized market. The models on the magazine covers are the embodiment of ideal teenagers and they reflect the magazine?s personification of Indonesian adolescents. Images of the models in conjunction with the article titles displayed on the covers construct dominant themes surrounding the lives of female adolescents. In this article, I argue that the dominant gender ideology is perpetuated by the magazine; however, the embodiment of the ideology is shifting from the girly adolescent image to that of a more mature and sophisticated young woman.
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2014
909 UI-WACANA 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Linsa Hikmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pemerkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa dalam Tragedi Mei 1998 di Jakarta. Beberapa studi yang membahas kekerasan terhadap masyarakat Tionghoa dalam Tragedi Mei 1998 di Jakarta sedikit yang menaruh perhatian pada kekerasan terhadap perempuan Tionghoa (misalnya Purdey 2013; Siegel 1998; dan TadiƩ 2009). Beberapa penulis yang mencoba memberikan perhatian seperti Heryanto (2000) dan Wichelen (2000) masih melihat masalah itu dari satu aspek bahasan seperti kekerasan negara dan gender. Dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan pemeriksaan dokumen yang relevan dan studi literatur, penelitian ini berargumen bahwa pemerkosaan terhadap perempuan Tionghoa merupakan peristiwa yang kompleks dan perlu dilihat dengan penjelasan yang lebih dalam. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan peristiwa tersebut dengan konsep opresi atau kekerasan berlapis dengan menggunakan konsep kekerasan struktural, interseksionalitas, ideologi gender negara, dan pemerkosaan massal. Opresi berlapis terhadap masyarakat Tionghoa melihat bahwa posisi mereka yang kuat secara ekonomi namun lemah secara sosial-politik telah membangun akar sentimen masyarakat pribumi terhadap masyarakat Tionghoa. Situasi tersebut semakin rumit dengan adanya ideologi gender negara serta budaya patriarki masyarakat dalam memandang perempuan (konstruksi sosial keperempuanan sebagai simbol kehormatan dan objektifikasi dari tubuh perempuan).
Jakarta: Departemen Ilmu Politik FISIP UI, 2017
320 JURPOL 2:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Mariani Kartasasmita
Abstrak :
Penelitian ini adalah upaya untuk menemukan pengaruh latar belakang budaya Individualisme-Kolektivisme, Self-construal dan Ideologi fender terhadap Gaya penanganan konjlik mendominasi, integrasi, menghindar dan mengalah. Satu set kuesioner telah dibagikan dan diisi oleh 272 orang partisipan yang tinggal di Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang dan Bekasi. Temuan dari penelitian ini adalah; 1). Individualisme terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Mendominasi secara signifikan sebesar 78%; 2). Kolektivisme terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Menghindar secara signifikan sebesar 55%; 3). Self-construal Independen terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Mendominasi secara signifikan sebesar 59% dan Gaya penanganan konflik Integrasi sebesar 47%; 4). Self-construal Interdependen terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Menghindar secara signifrkan sebesar 71%; 5). Ideologi fender terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Integrasi secara signifikan sebesar 38%; 6) Ideologi fender Tradisional tidak terbukti berpengaruh secara sign fkan terhadap Gaya penanganan konflik Menghindar dan Mengalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya penanganan konflik banyak dipengaruhi oleh self-construal. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah mengenai latar belakang budaya dan situasi konflik nyata.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marini Purnamasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan aktivisme perempuan dalam pengelolaan bank sampah dengan fokus pada ideologi gender. Dalam konteks ini, penelitian ini menggunakan konsep state ibuism yang dikemukakan oleh Suryakusuma (2011) untuk menganalisis keterlibatan perempuan dalam program Bank Sampah Rawa Panjang, Bojonggede, Kabupaten Bogor. Data penelitian ini dikumpulkan melalui pendekatan kualitatif menggunakan metode observasi, FGD, Photo-elicitation interview, dan wawancara mendalam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam program Bank Sampah Rawa Panjang didorong oleh konstruksi sosial yang terkait dengan peran ideal perempuan sebagai perpanjangan tangan untuk program negara. Program bank sampah di Rawa Panjang dapat dianggap sebagai manifestasi dari teori state ibuism dalam konteks modern. Ketimpangan partisipasi gender dalam program bank sampah ini disebabkan oleh konstruksi sosial dan propaganda pemerintah yang terkait dengan domestikasi perempuan dan peran mereka dalam care work. Perempuan pengelola bank sampah di Rawa Panjang memberikan makna yang signifikan terhadap aktivitas care work di dalam bank sampah. Sebagai ibu rumah tangga yang mayoritas mengelola sampah, mereka mengisi kekosongan yang ada dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan lingkungan. Meskipun bank sampah merupakan program pemerintah, pemerintah kurang memberikan apresiasi yang memadai terhadap peran perempuan ini, yang mengakibatkan kerentanan mereka karena imbalan yang rendah. ......This study aims to illustrate women's activism in waste bank management with a focus on gender ideology. In this context, the study utilizes the concept of "state ibuism" proposed by Suryakusuma (2011) to analyze women's involvement in the Bank Sampah Rawa Panjang program in Bojonggede, Bogor Regency. The data for this research were collected through a qualitative approach using methods such as observation, focus group discussions (FGDs), photo-elicitation interviews, and in-depth interviews. The findings of the study reveal that women's participation in the Bank Sampah Rawa Panjang program is driven by social constructions associated with the ideal role of women as an extension of the state's programs. The waste bank program in Rawa Panjang can be seen as a manifestation of the theory of state ibuism in a modern context. Gender participation gaps within the waste bank program are caused by social constructions and government propaganda related to the domestication of women and their roles in care work. Women managing the waste bank in Rawa Panjang contribute significantly to the activities of care work within the waste bank. As predominantly housewives, they fill the void in household waste and environmental management. However, despite being a government program, there is a lack of adequate appreciation given to these women, which leaves them vulnerable due to low.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library