Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yesinia Agnesaputri
"Film Spy (2015) memberikan penggambaran baru tentang agen rahasia yang belum pernah ditunjukkan dalam film-film Hollywood sebelumnya. Film tersebut menampilkan agen rahasia wanita bernama Susan Cooper sebagai karakter utama dan menggambarkan dirinya sebagai agen rahasia yang lebih mumpuni dalam menjalankan misi dibandingkan dengan agen rahasia laki-laki bernama Rick Ford. Jurnal ini menjabarkan bagaimana penggambaran baru tentang agen rahasia dalam film Spy muncul sebagai kritik atas maskulinitas dan stereotip dominan yang melekat pada tokoh agen rahasia di film-film Hollywood, terutama James Bond.
Film Spy dianalisis sebagai teks menggunakan teori oposisi biner pada gender dari Judith Buttler (1990) dan konsep teknik humor dari Buijzen dan Valkenburg (2014), serta teknik humor dari Berger yang dikutip oleh Trisilo (2014). Jurnal ini menjelaskan bahwa film Spy mendekonstruksikan strereotip tradisional agen rahasia dengan cara membalikkan penggambaran yang ada dalam tokoh James Bond melalui tokoh Cooper dan Ford. Keterbalikkan tersebut menciptakan penggambaran baru dan mendekonstruksi stereotip tradisional agen rahasia secara bersamaan.

Spy movie (2015) freshly offers new portrayals of secret agents that have never been shown in Hollywood movie industry. The movie puts the female secret agent character, Susan Cooper, as the leading character and the one that is more capable in carrying field task than the male secret agent, Rick Ford. This paper explores how the new portrayals of secret agent in Spy movie serve as a critic towards masculinity and dominant stereotype of secret agent constructed in Hollywood movies, particularly James Bond.
The movie is analyzed from gender binary opposition perspective by Judith Buttler (1990) and the concept of humor technique from Buijzen and Valkenburg (2014) and humor technique from Berger quoted in Trisilo (2014). This paper discovers that Spy movie deconstructs the traditional stereotype of secret agent by reversing the representations presented in James Bond through Cooper and Ford characters. The reversals strongly proffer the new portrayals of secret agent and deconstruct the traditional stereotypes of secret agent at the same time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anselma Widha Prihandita
"Skripsi ini menganalisis Ancillary Justice, sebuah buku fiksi ilmiah karangan Ann Leckie. Melalui analisis tekstual, skripsi ini meneliti bagaimana Ancillary Justice mendekonstruksi pengertian gender yang normatif, khususnya konstruksi gender biner. Hasil penelitian menemukan bahwa Ancillary Justice mendekonstruksi sistem gender biner melalui bahasa eksperimental, masyarakat fiksional, dan karakter androgini. Pertama, dalam bahasanya yang eksperimental, penggunaan kata ganti feminin menghasilkan narasi yang mengkritisi pemahaman dan anggapan kita mengenai gender. Kedua, novel ini membangun sebuah masyarakat fiksional dengan sistem gender non-biner, yang menunjukkan bagaimana gender berfungsi dalam sebuah masyarakat. Ketiga, novel ini menampilkan karakter-karakter androgini yang berfungsi sebagai metafora dinamika gender, menunjukkan bagaimana sifat-sifat maskulin dan feminin bisa berinteraksi dalam diri kita, dan akibat dari interaksi tersebut. Dengan meneliti konstruksi novel ini, penelitian ini berharap dapat menjelaskan bagaimana karya fiksi, terutama fiksi ilmiah, bisa melakukan subversi dan menawarkan pandangan yang berbeda tentang gender.

This undergraduate thesis focuses on Ancillary Justice, a science fiction novel by Ann Leckie. Through textual analysis, this research explores how Ancillary Justice deconstructs normative construction of gender, specifically the gender binary. This research finds that Ancillary Justice deconstructs gender binary through its experimental language, fictional society, and androgynous characters. First, in its experimental language, the novel rsquo s use of the feminine pronouns interrogates our existing understanding of gender and how we view gender. Second, the novel constructs a post binary gender society that highlights how gender functions in society. Third, the novel portrays androgynous characters that function as parables of gender dynamics, showing us the various ways that masculinity and femininity can interact within ourselves, and what can result from such relations. By examining the workings of this novel, this research hopes to bring to light how fiction, especially science fiction, can perform subversion and offer alternatives to imagine gender.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library