Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahma Latifa Dewi
Abstrak :

Perencanaan sebuah struktur dimulai dari proses perhitungan gaya dalam, displacement untuk menentukan dimensi elemen struktur. Analisa matriks merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan analisa struktur. Namun kendala yang sering ditemui ialah semakin besar struktur maka akan semakin besar matriks yang ditinjau. Pada penelitian ini akan khusus membahas penggunaan bahasa pemrograman Julia yang digunakan pada perangkat lunak open source, Jupyter. Perbandingan terhadap SAP2000 akan menunjukkan bahwa dengan bahasa Julia perhitungan analisa struktur akan sama baik dari hasil perhitungan, kecepatan running, dan visualisasi program. Pembuktian tersebut akan membuat bahasa Julia mulai digunakan dalam dunia pendidikan teknik sipil di Indonesia.

 


Planning a structure starts from the process of calculating internal forces, displacement to determine the dimensions of structural elements. Matrix analysis is one method that can be used in structural analysis calculations. But the obstacle that is often encountered is that the larger the structure, the larger the matrix will be reviewed. In this study, we will specifically discuss the use of the Julia programming language used in open source software, Jupyter. Comparison of SAP2000 will show that with Julia language the calculation of structural analysis will be the same both from the results of calculations, running speed, and program visualization. This proof will make Julia language begin to be used in the world of civil engineering education in Indonesia.

 

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adil Berjuang
Abstrak :
Gedung olahraga ada yang berjenis Outdoor dan Indoor. Gedung Olahraga outdoor adalah gedung olahraga yang atap dan/atau keliling area gedung tidak seluruhnya menutup area olahraga hingga pengaruh lingkungan luar seperti hujan, angin dan cahaya matahari dapat mengenai lapangan area olahraga. Gedung Olahraga Outdoorbiasanya hanya menyediakan bangunan tribun dan atap sebagai tempat penonton menonton olahraga yang ada. Sementara itu, Gedung Olahraga indoor adalah gedung olahraga yang atap dan keliling area gedungmenutup dan mengelilingi lapangan.Gedung olahraga Outdoor dan Indoor juga memiliki olahraga-olahraga tertentu yang hanya bisa dilakukan hanya pada salah satu jenis bangunan. Olahraga yang hanya bisa dilakukan pada sarana Outdoor contohnya ialah Sepak bola, kasti, kriket, dan atletik. Sementara olahraga yang hanya bisa dilakukan pada sarana Indoor yaitu futsal, badminton, senam dan tenis meja.Pada pelaksanaannya, aktivitas olahraga yang dilakukan didalam gedung olahraga membutuhkan ruang yang cukup leluasa. Bola yang umum digunakan dalam olahraga seperti futsal dan basket harus dapat melambung hingga ketinggian tertentu sesuai dengan peraturan dari masing-masing olahraga. Selain itu kegiatan olahraga harus menyediakan ruang untuk beraktivitas tanpa hambatan didalam area yang ditentukan sehingga kolom-kolom penopang struktur tidak dapat diletakan ditengah area olahraga. Hal ini menjadi sebuah masalah pada bangunan gedung olahraga indoor. Ruang yang terbataskan dengan adanya atap yang membatasi ruang vertikal dapat membuat aktivitas olahraga terbatas, dan adanya keharusan untuk meletakan kolom hanya pada keliling dari bangunan.Karena hal-hal tersebut, maka dilakukanlah penelitian ini, mencari dampak-dampak apa yang terjadi pada struktur bila ada upaya meninggikan desain ruang dari bangunan tanpa elemen penopang ditengah, dalam guna membuat bangunan rangka baja dengan clearance yang tinggi agar didalamnya dapat dilaksanakan kegiatan olahraga yang leluasa. ......There are outdoor and indoor sports buildings. An outdoor sports building is a sports building whose roof and / or the surrounding area of ​​the building does not completely cover the sports area so that external environmental influences such as rain, wind and sunlight can hit the sports area. The Outdoor Sports Building usually only provides a tribune building and a roof as a place for spectators to watch the existing sports. Meanwhile, the indoor sports building is a sports building whose roof and surrounding areas cover and surround the field.Outdoor and Indoor sports buildings also have certain sports that can only be done in one type of building. Sports that can only be done in outdoor facilities, for example, are football, baseball, cricket, and athletics. Meanwhile, sports that can only be done on indoor facilities are futsal, badminton, gymnastics and table tennis.In its implementation, sports activities carried out in a sports hall require sufficient space. The balls commonly used in sports such as futsal and basketball must be able to soar to a certain height according to the rules of each sport. In addition, sports activities must provide space for activities without obstacles in the designated area so that the structural support columns cannot be placed in the middle of the sports area. This is a problem in indoor sports buildings. Limited space with a roof that limits vertical space can make sports activities limited, and there is a need to place columns only on the perimeter of the building.Because of these things, this research was carried out, looking for the impacts that would occur on the structure if there was an effort to increase the spatial design of the building without the support element in the middle, in order to make steel frame buildings with high clearance so that sports activities could be carried out inside free.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianto
Abstrak :
ABSTRAK Pada percobaan frekuensi sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa hasil pengujian memiliki perbedaan dengan perkiraan gaya dalam aksial menggunakan pendekatan teoritis. Perbedaan ini berkaitan dengan banyak faktor yang disimplifikasi ketika pendekatan teoritis dilakukan. Penelitian pada tulisan ini akan melihat pengaruh dari bentuk penampang yang digunakan sebagai elemen suspender pada jembatan pelengkung ketika pengujian frekuensi dilakukan untuk mengukur gaya dalam aksial. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pengukuran gaya dalam aksial dengan hanya menggunakan teoritis memiliki perbedaan atau simpangan dengan hasil pengujian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendekatan axially loaded beam lebih mendekati keadaan sesungguhnya, dengan menggunakan momen inersia sumbu lemahnya, dimana memiliki persentase perbedaan yang terkecil. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa penempatan sensor pada benda uji harus diletakkan pada disisi benda uji yang ditahan, agar hasil tidak misleading.
ABSTRACT In similar frequency based testing that have been performed before, stated that the experiment result had differences with theoretical approach in order to estimate an element tension force. These differences related to several factor which had been simplified when theoretical approach was conducted. The objective of this research is, to analyze the influence of cross section shape for estimating tension force on suspender element of tied-arch bridge with frequency testing. The results show that theoretical tension force differs from experimental one. The results also show that axially loaded beam?s approach is closer with actual result with lowest difference in persentage, when moment inertia at weak axis being used. This research also found that sensor have to be placed at the side, where the object is restrained, so there is no misleading data.
2016
T44824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Alisjahbana
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini akan membahas dua metode yang digunakan untuk mengevaluasi gaya dalam lintang dari berbagai jenis elemen pelat lentur kuadrilateral dan triangular tipe diskrit. Metode pertama menggunakan persamaan konstitutif sedangkan metode kedua menggunakan persamaan keseimbangan. Metode elemen hingga digunakan untuk mengevaluasi gaya dalam lintang. Analisis dilakukan dengan menggunakan seperempat pelat lingkaran dengan berbagai ketebalan sedangkan kondisi batas yang digunakan adalah jepit dan sendi. Elemen pelat kuadrilateral yang akan dibahas adalah DSQ, MITC4, dan DKMQ sedangkan elemen pelat triangular yang akan dibahas antara lain , DST-BL, DST-BK, DKMT. Uji numerik dilakukan dengan menggunakan FEAP 8.3, MATLAB R2015b dan Mathematica 10. Uji numerik menunjukkan bahwa elemen MITC4 menghasilkan gaya dalam lintang lebih akurat jika menggunakan persamaan konstitutif dibandingkan persamaan keseimbangan sedangkan elemen DKMQ dan DSQ menunjukkan hasil gaya dalam lintang yang lebih akurat jika menggunakan persamaan keseimbangan. Untuk elemen triangular, semua elemen menunjukkan hasil gaya dalam lintang yang lebih akurat jika menggunakan persamaan keseimbangan dibandingkan persamaan konstitutif.
ABSTRACT
This thesis will discuss two methods to evaluate shear forces of various types of discrete quadrilateral dan triangular plate bending elements. The first method uses constitutive equations while the latter uses plate equilibrium equation. Finite element method is used to evaluate the shear forces. Analysis is done using a quarter symmetric circular plate with various thickness while boundary conditions are considered clamped and soft simply supported. Quadrilateral plate elements that are discussed is DSQ, MITC4 and DKMQ while triangular plate elements that are discussed is , DST BL, DST BK and DKMT. Numerical methods are done using FEAP 8.3, MATLAB R2015b dan Mathematica 10. Numerical analysis show that MITC4 element provide accurate shear results when using constitutive equation compared to equilibrium equation while DKMQ and DSQ element provide better shear results when using equilibrium equation. For triangular elements, all elements provide better shear forces results when using equilibrium equation compared to using constitutive equation.
2017
S67797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Heryudiasari
Abstrak :
Jembatan bentang panjang mempunyai perilaku kompleks apabila terkena gempa khususnya pada saat konstruksi sedang dilaksanakan. Pada penelitian ini, Jembatan Kabel Suramadu dipilih untuk menyajikan perilaku jembatan cable-stayed pada setiap tahapan konstruksi yang berjumlah 89 tahapan. Jembatan ditinjau pada 10 tahapan kritis yaitu tahapan ke-4, 9, 18, 27, 36, 45, 54, 63, 74, dan 89 (lengkap).Rekaman gempa terletak pada sepasang gempa arah memanjang struktur jembatan akan dikenai gempa timur - barat (gempa transversal) dan arah melintang struktur jembatan akan dikenai gempa utara - selatan (arah longitudinal) secara terpisah di sekitar Selat Madura yaitu Gempa Banyuwangi (23 Maret 2011), Gempa Jember (14 Februari 2011), dan Gempa Nusadua (18 Maret 2009). Analisis riwayat waktu dan respon spektrum menggunakan perbedaan ketiga elemen pada kabel yaitu elemen truss tension-only, cable linier (equivalent truss element), dan cable nonlinier (catenary cable element). Peninjauan nodal terletak pada pertemuan kabel-menara dan pertemuan kabel-gelagar sedangkan, peninjauan elemen terletak pada kiri dan kanan menara. Hasil penelitian menghasilkan kandungan frekuensi jembatan, periode alami struktur, respon perpindahan, gaya dalam aksial kabel, gaya dalam momen dan geser arah Z pada gelagar, dan tegangan normal kabel. ...... Long-span bridge has a complex behavior when exposed to the earthquake, especially when the construction is being carried out. In this study, Suramadu Cable Bridge chosen to present the behavior of cable-stayed bridge at each stage of construction totaling 89 stages. Bridges are reviewed at ten critical stages. These stages are 4th, 9th, 18th, 27th, 36th, 45th, 54th, 63rd, 74th, and 89th stage (final stage). Recorded earthquake the located on longitudinal direction of the bridge structure will be east - west earthquake (transverse earthquake) and the transverse direction of the bridge structure will be given north - south (longitudinal direction) earthquake separately around the Madura Strait those are Banyuwangi earthquake (March 23, 2011), Jember earthquake (February 14, 2011), and Nusadua earthquake (March 18, 2009). Time history and response spectrum analysis is done by using three different elements on the cable. Those are tension-only truss elements, linear cable (equivalent truss element), and the nonlinear cable (catenary cable element). The review of nodal located in joint tower-cable and joint cable-girder while the review of the element located on the left side and right side of the tower. The results of the study resulted in the bridge's frequency content, the natural period of the structure, the displacement response, axial force in the cable, moment and shear force in the Z direction on the girder, and the normal cable stress.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Irwan
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nursubchiana Indah Iskandar
Abstrak :
Studi perilaku pondasi rigid pada berthing dolphin dilakukan untuk memperoleh konfigurasi grup tiang paling efektif dan efisien sebagai tambatan untuk kapal CPO 30.000 DWT. Studi perilaku ini dilakukan dengan membuat permodelan pada struktur tiang dengan menggunakan Program SAP2000 (Structural Analysis Program). Permodelan dilakukan dengan memasukkan beberapa parameter, seperti pembebanan yang terjadi, baik lateral maupun gravitasi; dan modulus reaksi tanah horisontal (kh) dengan jenis tanah lempung, yang akan dianggap sebagai pegas, dimana akan berperilaku linier maupun non-linier. Kemudian permodelan divariasikan terhadap jumlah tiang dalam grup, sudut kemiringan tiang, dan arah kemiringan tiang dalam grup. Dari permodelan tersebut akan diperoleh besarnya deformasi tiang yang terjadi, bending moment dan gaya dalam aksial pada tiang. Kemudian akan dilakukan analisa dari hasil yang diperoleh untuk setiap variasi konfigurasi tiang tersebut.
Study of the behaviour of rigid foundation is performed for getting the most effective and efficient pile grup configuration as a berth for CPO ship 30.000 DWT. This study is performed by making some models of pile structure which those are using SAP2000 program. The models were presented by giving some parameters, such as the loading which occurred to them, both gravity and lateral; and modulus subgrade reaction (kh) of clay layers, which modeled by springs, both linier and non-linier are considered. Then the models are varied based on the number of piles, the angle of inclanation of piles, and the direction of inclination of piles. From each model will be get some results, such as pile deformation, bending moment, and axial force on pile. Then the results from all models will analyzed toward each variation.
2008
R.01.08.26 Isk s
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nursubchiana Indah Iskandar
Abstrak :
Studi perilaku pondasi rigid pada berthing dolphin dilakukan untuk memperoleh konfigurasi grup tiang paling efektif dan efisien sebagai tambatan untuk kapal CPO 30.000 DWT. Studi perilaku ini dilakukan dengan membuat permodelan pada struktur tiang dengan menggunakan Program SAP2000 (Structural Analysis Program). Permodelan dilakukan dengan memasukkan beberapa parameter, seperti pembebanan yang terjadi, baik lateral maupun gravitasi; dan modulus reaksi tanah horisontal (kh) dengan jenis tanah lempung, yang akan dianggap sebagai pegas, dimana akan berperilaku linier maupun non-linier. Kemudian permodelan divariasikan terhadap jumlah tiang dalam grup, sudut kemiringan tiang, dan arah kemiringan tiang dalam grup. Dari permodelan tersebut akan diperoleh besarnya deformasi tiang yang terjadi, bending moment dan gaya dalam aksial pada tiang. Kemudian akan dilakukan analisa dari hasil yang diperoleh untuk setiap variasi konfigurasi tiang tersebut.
Study of the behaviour of rigid foundation is performed for getting the most effective and efficient pile grup configuration as a berth for CPO ship 30.000 DWT. This study is performed by making some models of pile structure which those are using SAP2000 program. The models were presented by giving some parameters, such as the loading which occurred to them, both gravity and lateral; and modulus subgrade reaction (kh) of clay layers, which modeled by springs, both linier and non-linier are considered. Then the models are varied based on the number of piles, the angle of inclanation of piles, and the direction of inclination of piles. From each model will be get some results, such as pile deformation, bending moment, and axial force on pile. Then the results from all models will analyzed toward each variation.
2008
S35305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library