Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New Jersey: Noyes Data Corporation, 1982
662.662 3 CBA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Dyah Hutami Kawigraha
"Karbon mesopori telah disintesis dengan menggunakan metode soft-templating dengan menggunakan phloroglucinol sebagai prekursor karbon dan pluronic F127 sebagai template untuk membentuk pori dengan ukuran meso pada struktur karbon. Karbon mesopori kemudian diimpregnasi dengan logam nikel, dengan menggunakan Ni NO3 2. Setelah diimpregnasi, material selanjutnya diuji kemampuan katalisisnya untuk reaksi asetilen dengan CO2. Reaktor yang digunakan adalah lsquo;batch reactor rsquo; dari gelas kaca. Hasil BET membuktikan adanya hysteresis loop dan isotherm adsorpsi tipe IV dengan diameter pori sebesar 7,46 nm. Dengan instrumen EDX dibuktikan bahwa impregnasi nikel berhasil dengan masing-masing persen nikel untuk reduksi dengan etilen glikol pelarut air 34,48, etilen glikol pelarut air:etanol 0,02, NaBH4 0,9 dan gas H2 1,73. Pola XRD dari karbon mesopori yang direduksi dengan NaBH4 dan H2 menunjukan tidak ada perubahan pada struktur karbon mesopori, puncak 2 = 24,44 dan 43,18 hal ini membuktikan bahwa impregnasi logam tidak merubah struktur karbon mesopori. Pada uji aplikasinya, hasil analisa HPLC menunjukan puncak untuk baru pada waktu retensi 3,625 menit. Kondisi optimum didapatkan pada suhu 25 dan waktu 3 jam.

Mesoporous carbon has been synthesized using the soft templating method using phloroglucinol as carbon precursor and pluronic F127 as a template to form meso size pores on carbon structure. The mesoporous carbon is then impregnated with nickel metal, using Ni NO3 2. After impregnation, the material was further tested for its catalysis capacity for acetylene reactions with CO2. The reactor used is a 39 batch reactor 39 made of glass. The BET results prove the existence of hysteresis loop and IV type adsorption isotherm with a pore diameter of 7.46 nm. With EDX instrument it is proved that nickel impregnation succeeds with each percent of nickel, reduction using ethylene glycol with water as the solvent 34,48, ethylene glycol with water ethanol as the solvent 0,02, NaBH4 0,9 and H2 gas 1,73. XRD patterns of mesoporous carbon reduced with NaBH4 and H2 showed no change in mesoporous carbon structure, peak 2 24.44 and 43.18 This proves that metal impregnation does not alter the mesoporous carbon structure. In the application test, HPLC analysis shows a new peak at retention time of 3,625 minutes. The optimum condition was obtained at 25 and 3 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Gondang Andika Kuntoro
"Kasus kebakaran sebagai penghasil gas karbon monoksida (CO) yang tinggi masih menjadi salah satu permasalahan yang harus diselesaikan, mengingat seringnya terjadi peristiwa kebakaran. Jika terjadi kebakaran, potensi kematian akibat keracunan gas CO akan semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk mengurangi kadar CO, salah satunya adalah dengan metode adsorpsi gas CO menggunakan metode volumetrik dengan temperatur konstan (temperetur 25°C) pada tekanan 0 psia -315 psia dengan interval 50 psi. Sehingga dapat dilakukan perhitungan adsorpsi isotermal Gibbs menggunakan Zeolit Alam Lampung teraktivasi yang dimodifikasi oleh TiO2 melalui metode sol-gel. Variasi kandungan TiO2 yang dilakukan adalah 10, 15, 20, 25 dan 30 (wt%). Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelapisan TiO2 terhadap Zeolit Alam Lampung dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi. Dari variasi kandungan TiO2 yang telah dilakukan didapatkan komposisi optimum TiO2 sebesar 20 % dan didapatkan kapasitas adsorpsi paling besar yaitu nmax= 0,54361 mmol/gram dengan kandungan TiO2 3,58 (wt%) dan luas permukaan 96,25 m2/gram.

Case of fire has a high content of gas carbon monoxide production which has to be solved because of the high frequency of this incident. If it happens, the potential death caused by CO poisoning will increase. Therefore, an effort is needed to reduce CO concentration. One of them is CO gas adsorption method using a volumetric method with a constant temperature (25°C) at pressure 0 psia -315 psia at intervals of 50 psi. It can be calculated by Gibbs adsorption isotherm using activated Lampung Natural Zeolites modified by TiO2 via sol-gel methods. Variations of TiO2 content is done with 10, 15, 20, 25 and 30 (wt%). From the result of this research shows that TiO2 coating on Natural Zeolites Lampung can increase adsorption capacity. TiO2 content of the variations that have been carried out the optimum composition of TiO2 obtained by 20% and the greatest adsorption capacity is nmax = 0.54361 mmol / g with a TiO2 content of 3.58 (wt%) and the surface area 96.25 m2/gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukentyas Estuti Siwi
"Ruang Hijau (RH) merupakan bagian penting bagi kehidupan masyarakat di wilayah perkotaan. Tesis ini meneliti tentang kemampuan ruang hijau dalam menyerap Gas Karbon Dioksida (CO2) di wilayah Kota Depok dalam periode tahun 2000 sampai 2011. Data yang digunakan adalah data Landsat 7 ETM+ dan SPOT 4. Pengolahan awal meliputi koreksi geometris dan radiometris. Pengolahan tahap lanjut adalah menerapkan algoritma Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk pemisahan antara obyek vegetasi dengan nonvegetasi.
Analisis dilakukan untuk melihat perubahan ruang hijau antara tahun 2000 dan 2011, bagaimana hubungan antara NDVI dengan karakteristik tajuk, persentase tutupan vegetasi bawah dan biomassa lapangan.
Hasil yang diperoleh selama kurun waktu 11 tahun (tahun 2000-2011) telah terjadi penurunan luas ruang hijau di wilayah Kota Depok sebesar 2.691,22 ha dengan semakin berkurangnya luas ruang hijau mengakibatkan menurunnya kandungan biomassa hijau sebesar 759.890 kg dan kemampuan ruang hijau tersebut dalam menyerap gas CO2 sebesar 1.116.681 kg CO2.

Green space (RH) is an important part of community life in urban areas. This thesis examines the ability of green space to absorb Carbon Dioxide (CO2) Gas in Depok city in the period 2000 to 2011 using Landsat 7 ETM+ and SPOT-4 image. Images pre-processing are geometric and radiometric correction and then Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) for separating between objects non-vegetation and vegetation.
Spatial and quantitative analysis were performed to see changes of green space and relationship between NDVI with canopy characteristics, the percentage of vegetation cover and biomass below ground.
The results show that green space in Depok City in the period 2000 to 2011 decreased by 2.691.22 ha with the reduction in area of green space resulted in a decreased of the green biomass of 759.890 kg and the ability to absorb CO2 gas 1,116,681 kg CO2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31199
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniswara Wiradharma
"Ruang Hijau (RH) adalah bagian dari pola ruang kota yang penting keberadaanya bagi lingkungan perkotaan dan kehidupan manusia. Biomassa hijau yang terkandung dalam ruang hijau memiliki peranan ekologis sebagai penyerap gas karbon dioksida (CO2). Dengan memanfaatkan citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8, dapat diketahui perubahan luasan ruang hijau dengan menggunakan meteode (Normalized Differential Vegetation Index) NDVI yang mampu melakukan klasifikasi objek identik vegetasi dan non vegetasi. Analisis meliputi hubungan antara NDVI dan biomassa hijau lapangan yang meliputi karakteristik tajuk dan tutupan vegetasi bawah.
Hasil yang diperoleh yaitu sebaran kandungan biomassa hijau di Kota Bogor tidak merata. Terjadi perubahan yaitu penurunan kandungan biomassa hijau sebesar 13.111 ton sehingga terjadi penurunan kemampuan serapan CO2 Kota Bogor sebesar 19.273 ton. Hal ini disebabkan karena penurunan luas ruang hijau sebesar 135,86 Hektar (1,15%) atau + 11,32 Hektar per tahunnya di Kota Bogor dari tahun 2001 hingga 2013.

Green Space is necessary part of urban space pattern for urban environment and human life. Green biomass on the green space has an ecological role as an absorber of carbon dioxide gas (CO2). Information of changing area of green space derived from utilization of remotely sensed data of Landsat 7 ETM + and Landsat 8 by using NDVI (Normalized Differential Vegetation Index) method known capable of performing object classification to identical vegetation and non vegetation. The analysis includes the relationship between NDVI and field-derived green biomass, includes the characteristics of vegetation cover and lower canopy.
The result show that distribution of green biomass properties in Bogor is uneven. There were changes in the levels, decrease up to 13.111 tons of green biomass resulting in decreased ability to uptake of CO2 by 19.273 tons in Bogor City. This is because the area of green space is reduced by 135.86 hectares (1.15%) or approximately 11.32 hectares per year respectively in Bogor City from 2001 to 2013.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Pitriya
"ABSTRACT
Estimasi biomassa penting dalam memahami peran vegetasi di kawasan perkotaan. Sejak memisahkan diri dari administrasi Kabupaten Tangerang di tahun 2008, populasi penduduk di Kota Tangerang Selatan terus meningkat dengan laju pertumbuhan mencapai 3,64 . Urbanisasi yang begitu tinggi menyebabkan pengurangan jumlah tutupan lahan vegetasi yang penting dalam mengurangi emisi karbon. Penelitian ini menggabungkan metode pengukuran lapangan dengan pengolahan citra menggunakan indeks vegetasi, yaitu NDVI, SAVI dan ARVI. Analisis yang dilakukan meliputi sebaran spasial biomassa dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Tangerang Selatan. NDVI dinyatakan sebagai variabel prediktor terbaik 59,5 untuk mengestimasi biomassa di Kota Tangerang Selatan dengan jumlah total biomassa mencapai 243,85 juta kg. Biomassa yang lebih tinggi terlihat mendominasi bagian barat dan semakin berkurang ke bagian timur. Nilai ini juga menggambarkan sebaran karbondioksida yang memiliki nilai minimum sebesar 60,61 kg/grid dan maksimal sebesar 12.822 kg/grid.

ABSTRACT
Biomass estimation is important to understand the benefits of vegetation in urban area. Since administratively separated from Tangerang Regency in 2008, the population of South Tangerang City increased substantially for approximately 3.64 . The high urbanization rates led to reduction of vegetation cover which is important in reducing carbon emission. This study combined field sampling measurement data and image processing data from vegetation indices, such as, NDVI, SAVI and ARVI. In this study, spatial distribution of biomass with Regional Spatial Plan is being analyzed. NDVI is found to be the best predictor to estimate total biomass in South Tangerang City 59.5 with the total amount of biomass approximately 243.85 million kg. Higher biomass value located in western part and reduced steadily into eastern part of South Tangerang City. This also indicated the carbon dioxide stored in vegetation with minimum and maximum values are 60.61 kg grid and 12,822 kg grid, respectively."
2017
S67248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hizba Ilmi Naf An
"Gas alam merupakan bahan bakar alternatif yang cadangannya masih terdapat banyak di bumi, khususnya di Indonesia. Penggunaan optimal dari gas alam mampu menggantikan peran bahan bakar minyak yang ketersediaannya mulai terbatas. Salah satu pemanfaatannya ialah dengan teknologi ANG yang berdasar pada prinsip adsorpsi menggunakan material berpori. Teknologi ANG mampu menampung gas alam dalam konsentrasi tinggi dengan tekanan yang rendah dalam temperatur kamar. Material berpori yang dapat digunakan untuk menampung gas alam salah satunya karbon aktif yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi karena memiliki porositas yang tinggi. Karbon aktif dapat dibuat dari bahan yang memiliki rantai hidrokarbon yang cukup tinggi, salah satunya dari limbah pertanian yang mengandung selulosa yang tinggi. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan aktivasi kimia dan fisika. Pembuatan karbon aktif menggunakan aktivator KOH dilakukan dengan variasi perbandingan berat 1:0,25 hingga 1:1. Pembuatan karbon aktif dengan konsentrasi KOH 1:1 menghasilkan karakteristik terbaik dengan bilangan iod 1337 mg/mg dan luas permukaan 1190,8 m2/g. Kapasitas penyimpanan tertinggi dari karbon aktif ini mencapai 0,0397 kg/kg pada tekanan 9 bar dan suhu 27 C dengan efisiensi pelepasan sebesar 43,82 . Karbon aktif yang disintesis dari limbah mahkota nanas dibandingkan dengan karbon aktif komersil dimana karbon aktif komersil memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 0,0429 kg/kg pada tekanan 9 bar dan suhu 27 C serta efisiensi pelepasam sebesar 43,82.

Natural gas is considered as alternative fuel that still has the sufficent availability in the earth, particularly in Indonesia. The optimal use of natural gas is able to replace the role of fuel oil that its capacity is started to decrease in the world. One of the utilization of natural gas is ANG technology which based on the adsorption principle of the porous material. ANG technology is capable to store the natural gas in high concentration with low pressure in room temperature. One of the porous material that can be use to store the natural gas is activated carbon which has a fairly high surface area due to its good porosity. Activated carbon can be made from the material that consist of hydrocarbon chains, referring agricultural waste with high cellullose as one of its example. Pineapple crown as a agricultural waste has an abundant source but has not been utilized maximally, is able to be used in this research. Activated carbon using KOH activator is done with variation of weight ratio 1 0,25 to 1 1. Activated carbon with KOH concentration of 1 1 produced the best characteristic with iod number 1337 mg mg and surface area 1190,8 m2 g. The highest storage capacity of this activated carbon reached 0.0397 kg kg at a pressure of 9 bar and a temperature of 27 C with desorption efficiency of 43.82 . Activated carbon synthesized from pineapple crown waste compared with commercial activated carbon in which commercial activated carbon has a storage capacity of 0.0429 kg kg at a pressure of 9 bar and a temperature of 27 C and a desorption efficiency of 43.82."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Andhira Puteri
"Adanya permasalahan mengenai tingkat emisi CO2, menyebabkan meningkatnya kesadaran untuk mengurangi emisi CO2 dengan penelitian untuk mengembangkan teknologi Carbon Capture, Storage, and Utilization (CCSU). Dikarenakan sumber magnesium silicate melimpah dan mudah untuk ditemukan di dunia, magnesium silicate digunakan untuk mengurangi emisi CO2dengan menangkap dan menyimpan CO2 menggunakan carbon capture storage (CCS). Pada penelitian ini, magnesium silicate diberikan perlakuan leaching untuk memulihkan kandungan unsur magnesiumnya. Filtrat hasil proses leachingakan digunakan untuk proses karbonasi dengan penambahan NH3 dan diinjeksikan oleh tekanan gas CO2. Perlakuan karbonasi menggunakan temperatur sebagai variabel bebas dengan variasi 30, 40, dan 50oC. Karakterisasi yang dilakukan yaitu pengujian X-ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), Scanning Electron Microscope – energy dispersive X-ray (SEM–EDS), dan Inductively coupled plasma-optical emission spectrometry (ICP-OES) yang bertujuan untuk mengetahui morfologi mikrostruktur permukaan dan kandungan senyawa yang dihasilkan dari percobaan. Dari proses karbonasi didapatkan bahwa semakin tinggi temperatur proses karbonasi menghasilkan peningkatan konsentrasi unsur magnesium pada endapan yang dihasilkan. Pada proses karbonasi yang diinjeksi CO2 dengan penambahan NH3 membentuk senyawa hydromagnesite (Mg5(CO3)4(OH)2·4H2O), magnesium carbonate (MgCO3), dan calcium carbonate (CaCO3).

The existence of problems regarding CO2 emission levels has led to increased awareness to reduce CO2 emissions with research to develop Carbon Capture, Storage, and Utilization (CCSU) technology. Because the source of magnesium silicate is abundant and easy to find in the world, magnesium silicate is used to reduce CO2 emissions by capturing and storing CO2 using carbon capture storage (CCS). In this study, magnesium silicate was treated with a leaching process to recover magnesium content. The leaching filtrate will be used for the carbonation process with the addition of NH3 and injected with CO2 gas pressure. The carbonation treatment uses temperature as an independent variable with variations of 30, 40 and 50oC. The characterization carried out was testing X-ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), Scanning Electron Microscope-energy dispersive X-ray (SEM–EDS), and Inductively coupled plasma-optical emission spectrometry (ICP-OES) which aims to determine the morphology of the surface microstructure and the content of the experimental compounds. From the carbonation process it is known that the higher the temperature of the carbonation process results in an increase in the concentration of the element magnesium in the resulting precipitate. In the carbonation process, CO2 is injected with the addition of NH3 to form hydromagnesite (Mg5(CO3)4(OH)2·4H2O), magnesium carbonate (MgCO3), dan calcium carbonate (CaCO3)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Shafiya
"Sumber daya litium di Indonesia salah satunya ditemukan dari brine water Gunung Panjang, Ciseeng, Bogor yang memiliki kandungan unsur litium (Li) sebesar 134,137 ppm dengan kandungan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang rendah. Pada penelitian ini, brine water diberikan perlakuan distilasi dengan rasio evaporasi 80% untuk meningkatkan kandungan unsur litiumnya. Kemudian dilakukan penambahan Li2CO3 agar terjadi penghilangan unsur Ca dan Mg dengan membentuk presipitat CaCO3 dan MgCO3. Perlakuan karbonatasi kemudian diberikan pada brine menggunakan gas karbon dioksida (CO2) dengan variasi waktu karbonatasi selama 10 menit, 20 menit, 30 menit, 1 jam, dan 2 jam serta variasi temperatur karbonatasi sebesar 30oC, 40oC, dan 50oC. Karakterisasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan ICP-OES untuk mengetahui kandungan unsur pada filtrat, XRD untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat dalam residu yang dihasilkan, dan SEM-EDS untuk mengetahui komposisi elemen pada residu yang dihasilkan. Dari proses karbonatasi diketahui terdapat penurunan kandungan unsur litium serta peningkatan berat residu yang dihasilkan seiring dengan bertambahnya waktu dan meningkatnya temperatur karbonatasi. Konsentrasi unsur litium terendah didapat pada temperatur 40oC dan waktu 2 jam yaitu sebesar 102,343 ppm. Dari hasil analisis XRD diketahui bahwa endapan yang terbentuk dari proses karbonatasi adalah Li2CO3, CaCO3, Na2CO3, MgCO3, dan NaCl.

One of the lithium resources in Indonesia can be found from the brine water of Gunung Panjang, Ciseeng, Bogor which contains 134.137 ppm lithium (Li) with low calcium (Ca) and magnesium (Mg) concentrations. In this study, brine water was treated with a distillation process with an 80% evaporation ratio to increase its lithium content. Then Li2CO3 was added to remove the Ca and Mg elements by the formation of CaCO3 and MgCO3 precipitates. Carbonation was carried out using carbon dioxide gas (CO2) with the variations of times 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, 1 hour, and 2 hours and variations of temperatures 30oC, 40oC, and 50oC. The characterization in this study was carried out using ICP-OES to determine the content in the filtrate, XRD to determine the compounds contained in the residue, and SEM-EDS to determine the elemental composition of the residue. The results of the carbonation process shown that there is a decrease in the lithium content and an increase in the weight of the residue produced with the increasing time and temperature in the carbonation process. The lowest elemental lithium concentration was obtained at a temperature of 40oC and a time of 2 hours, which was 102,343 ppm. From the XRD analysis, it is known that the compound formed from the carbonation process are Li2CO3, CaCO3, Na2CO3, MgCO3, and NaCl."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinaldo Giovanni
"ABSTRAK
Emisi gas rumah kaca (GRK) merupakan isu lingkungan yang belum bisa diselesaikan dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Fenomena tersebut juga terjadi di Indonesia, sebagai negara berkembang yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Setiap tahunnya, penyumbang terbesar untuk emisi GRK adalah emisi gas karbon dioksida. Pada tahun 2020, emisi gas karbon dioksida di Indonesia diprediksi mencapai angka 960 juta ton apabila tidak ada tindakan pencegahan (mitigasi). Salah satu mitigasi yang dapat dilakukan adalah penggunaan teknologi carbon capture and storage seperti di negara maju. Namun, penelitian dan informasi akan penerapan teknologi CCS di Indonesia masih minim. Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengembangkan metode technology assessment (penilaian teknologi) dengan hasil keluaran berupa kriteria apa saja yang diperlukan apabila teknologi CCS diterapkan. Subkriteria tingkat penangkapan emisi gas karbon dioksida dan biaya investasi alat carbon capture memiliki bobot tertinggi untuk kriteria lingkungan dan ekonomi. Hasil keluaran yang diperoleh dan metode yang disusun diharapkan dapat menjadi acuan kerangka kerja bagi penerapan teknologi CCS, khususnya di Indonesia.

ABSTRACT
Green house gases (GHG) emission is one of the environmental issues that hasn?t been resolved and continued to increase annually. Carbon dioxide gas is known as the largest contributor for GHG emissions. This environmental issue also happens in Indonesia as a developing country which has focused on sustainable development. In 2020, the total emission of carbon dioxide gas in Indonesia is predicted around 960 million ton if there is no mitigation action. In developed countries, they have a bold step to mitigate their emission of CO2 gas by using Carbon Capture and Storage (CCS) technology. This technology is effective to reduce the CO2 emission in large-scale. The study and informations about CCS, as a new technology to reduce emission, haven?t well developed in Indonesia. Based on the situation, the author tries to do a research of CCS technology implementation in Indonesia using technology assessment method. The output of this research are giving understanding how CCS could be used by seeing what the criterias needed are, particularly in Indonesia. The rate of carbon capture of CO2 emission and the cost of investment for carbon capture technology are the main subcriterias for each criteria of environment and economic if the carbon capture technology implemented in Indonesia."
2016
T46260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>