Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrian Ardiyanto
"Kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat dan cadangan gas alam semakin menipis. Indonesia memiliki potensi shale gas yang besar dan perlu di kembangkan. Pada tesis ini dibahas perbandingkan karakteristik shale gas di Amerika dan Indonesia. Perbandingan perkembangan shale gas antara lain data eksplorasi, teknologi, infrastruktur dan sistem kontrak. Perbandingan karakteristik shale gas dari umur batuan, tipe endapan dan properti batuan menentukan kesuksesan hydraulic fracturing. Studi shale gas dilakukan di Cekungan Bintuni yang memiliki potensi Risked GIP 114,3 TCF dan TRR 28,6 TCF. Profil produksi shale gas menggunakan metode penurunan hiperbolik dan perkiraan biaya investasi berdasarkan data di Amerika dan Indonesia. Analisa keekonomian shale gas di Cekungan Bintuni menunjukkan sistem konsesi lebih menarik dibanding sistem PSC bagi perusahaan. Nilai IRR maksimal sistem konsesi sebesar 16,57% sedangkan IRR maksimal sistem PSC dengan porsi bagi hasil 55%:45% sebesar 15,8%. Pemberian insentif Tax Holiday selama 5 tahun pada sistem PSC porsi bagi hasil 55%:45% pada tipe sumur penurunan sedang memberikan IRR 14,04% dan pemasukan bagi negara $720 juta selama 20 tahun masa produksi.

Indonesia's energy demand increases otherwise natural gas resources diminish. Indonesia has big shale gas resources and need to be developed. This thesis compares shale gas in America and Indonesia. Comparation of shale gas development includes exploration data, technology, infrastructure and contract system. Comparation of shale gas characteristic such as source rock age, depositional type and property of rock determine hydraulic fracturing successes. Shale gas study performed in Bintuni basin with 114,3 TCF Risked GIP and TRR 28,6 TCF. Production profile shale gas using hyperbolic decline curve method and investment cost based on America and Indonesia data. Economic analysis of shale gas in Bintuni basin shows that concession system more attractive than PSC for company. The best IRR concession system was 16,57% and PSC system was 15,8% on 55%:45% profit split. The present of tax holiday incentive for 5 years using 55%:45% profit split on medium decline rate wells results IRR 14,04% and $720 million for Government of Indonesia during 20 year production lifetime.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Yuhanes
"Pipa adalah salah satu metode untuk pengiriman gas alam dari produsen gas kepada pembeli. Saat ini ada fasilitas pipa transmisi gas alam melalui pipa bawah laut dari Natuna ke Singapura yang dimiliki oleh tiga Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yaitu PT. A, PT. B, PT. C dan dalam operasi pengiriman gas sehari-hari dilakukan oleh Konsorsium XYZ yang terdiri dari ketiga perusahaan tersebut. Penjualan gas ini tercakup dalam Perjanjian Penjualan Gas antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Singapura dengan tipe kontrak deplesi.
Ada pasokan gas tambahan dari reservoir yang berbeda dan dimaksudkan untuk dialirkan ke pembeli lain di Singapura dan Batam dengan menggunakan Perjanjian Penjualan Gas yang berbeda. Karena fasilitas transportasi akan menggunakan fasilitas pipa bawah laut yang saat ini terpasang maka kondisi operasional saat ini perlu disesuaikan.
Gas tambahan ini telah diinvestigasi melalui berbagai macam skenario menggunakan perangkat lunak simulasi jaringan pipa. Hasilnya menunjukkan bahwa tekanan operasional saat ini tidak dapat digunakan lagi karena berdampak pada meningkatnya tekanan dari salah satu subsea tie-in yang mana parameter ini merupakan bagian dari klausul dalam Perjanjian Penjualan Gas. Juga survival time sistem mengalami penurunan sehingga perusahaan operator perlu memberikan perhatian lebih ketika berhadapan dengan masalah terhentinya pasokan dari satu atau lebih.

Pipeline is one of method to transport natural gas from the gas producer to the buyer. Currently there is a natural gas transmission pipeline facilities through subsea pipeline from Natuna to Singapore which is owned by three Production Sharing Contract Company namely PT. A, PT. B, PT. C and in the operation of daily gas deliveries is conducted by XYZ Consortium consisting of the three company above. Sales of the gas are covered by a Gas Sales Agreement between Indonesian Government and Singaporean Government with depletion contract type.
There is an additional gas supply from different reservoir and intended to be transported to another buyer in Singapore and Batam which is covered by different Gas Sales Agreement. Due to the transportation facility will use the existing offshore pipeline facility therefore the current operational condition need to be adjusted.
This additional gas has been investigated through variety of cases using pipeline network simulation software. The result reveal that current operational pressure cannot be used anymore since it impact on increasing pressure of one of subsea tie-in which this parameter is part of clauses in the Sales Gas Agreement. Also the system survival time is decrease so that the operator company needs to pay more attention when dealing with supply problem from one or more suppliers."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28568
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library