Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suradi
Abstrak :
Berbagai program diciptakan untuk mengatasi masalah kemiskinan. Salah satunya adalah Program Bantuan Kesejahteraan Sosial, melalui KUBE. KUBE yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial didasarkan konsep Pembangunan Masyarakat yang pada dasarnya merupakan proses perubahan yang disengaja dan terarah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan mengutamakan pendayagunaan potensi dan sumber-sumber setempat dengan penuh kreativitas, inisiatif dan partisipatif. Perlombaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja KOBE agar lebih kreatif dan partisipasitif dalam pembangunan masyarakat, melalui kompetisi yang pada akhirnya diberikan penghargaan (hadiah). Efektivitas perlombaan akan terlihat setelah menyandang predikat terbaik. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang dampak sistem lomba terhadap kinerja KUBE dengan cara membandingkan -kondisi sebelum dan sesudah meraih predikat terbaik. Sehubungan dengan itu, tujuan penelitian untuk mengetahui (1) penyelenggaraan perlombaan KUBE, (2) kondisi KUBE Gadog sebelum menyandang predikat terbaik dan (3) kondisi KUBE Gadog sesudah menyandang predikat terbaik, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif, dengan alat ukur berupa pedoman wawancara berstruktur, obeservasi dan studi dokumentasi. KUBE Gadog peraih predikat terbaik tingkat Propinsi Jawa Barat, pada dasarnya dapat meningkatkan taraf kesejahteraan anggotanya, namun dalam perkembangan selanjutnya mengalami banyak hambatan. Kegiatan semakin menurun baik frekuensi maupun sasarannya, dan tidak berkembangnya jumlah anggota KUBE setelah meraih predikat terbaik. Oleh sebab itu dampak penyelenggaraan lomba tidak dapat meningkatkan kinerja KUBE. Hal ini diduga disebabkan oleh kelemahan penyelenggaraan lomba dan pendekatan yang dilakukan para agen pelaksana perubahan dalam mengubah sikap warga masyarakat. Penyelenggaraan lomba, membutuhkan tenaga profesional, bukan tenaga yang diangkat karena jabatan, sehingga kurang dapat merumuskan kriteria atau alat ukur yang valid dan reliabel, serta diduga terdapat bias dalam pengumpulan dan pengolahan data, yang pada gilirannya tidak dapat menghasilkan gambaran keberhasilan KUBE yang sesungguhnya Disamping itu adanya tanggapan yang berlebihan dari KUBE Gadog dalam mengikuti perlombaan yang lebih menitikberatkan untuk memperoleh hadiah/ penghargaan, tanpa disertai kesadaran masyarakat akan pentingnya KUBE dalam pembangunan masyarakat, khususnya pengentasan penyandang masalah kemiskinan. Disisi lain, para agen pelaksana perubahan dalam mengadakan pendekatan dengan masyarakat cenderung menggunakan pendekatan direktif, tanpa melihat perubahan kernampuan dan kemauan anggota KUBE dalam melakukan suatu program atau kegiatan, sehingga menjadi pasif dan menimbulkan ketergantungan terhadap pihak luar. Dengan demikian, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan masyarakat, keberhasilan KUBE Gadog sebatas pada program, yang menitikberatkan pencapaian tujuan yakni memberikan bantuan kepada penyandang masalah kemiskinan karena KUBE merupakan bagian dad kebijakan pembangunan nasional. Agar KUBE dapat berkembang lebih lanjut dalam rangka pengentasan kemiskinan disarankan pelaksanaannya didasarkan prinsip-prinsip, pendekatan dan proses pembangunan masyarakat, khususnya dalam manegemen pengguliran bantuan dan peningkatan pembinaan lanjutan. Dan jika menyelenggarakan perlombaan untuk merangsang motivasi KOBE agar lebih baik kinerjanya, perlu menyempurnakan perlombaan dengan melibatkan tenaga-tenaga yang profesional.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pambudi Endah Karyati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan bertujuan mengupayakan pemberdayaan komunitas warga desa Tegalgede Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut. melalui program intervensi sosial. Kelompok melihat komunitas warga desa Tegalgede ini perlu mernbangun sumber daya manusia dan sumber alam sebagai potensi yang dapat menumbuhkan atau memberdayakan warga desa terutarna pada sektor perekonomian. Dalam melakukan program intervensi ini setiap anggota mempunyai target intervensi yang berbeda tetapi saling terkait saru sama lain. Untuk program individu intervensi yang dilakukan adalah pemberdayaan perempuan melalui program peningkatan ekonomi keluarga. Dari observasi dan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh gambaran awal adanya fenomena helplessness yaitu adanya sikap apatis & hilangnya kreativitas pasrah pada keadaan, tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu bagi perubahan banyak terlihat pada para ibu - ibu wargadesa Dalam perencanaan program intervensi, penting diperhatikan kontribusi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di desa Tegalgede. Sumber daya alam tidak terkembangkan sedangkan perubahan membutuhkan motor penggerak yang mampu menjadi pemimpin diantara mereka yang memlliki social influence yang tinggi tersedianya kapital sosial yang tidak terarahkan. Sasaran program ini adalah untuk membantu meningkatkan pengetahuan melalui program intervensi dengan melakukan strategi re-edukasi melalui cara - cara pendekatan persuasive. Re-edukasi dilakukan karena pembelajaran untuk orang dewasa lebih diutamakan belajar melalui pengalaman bersama orang lain, oleh karena itu program pembelajaran dilakukan untuk dapat mencapai tiga sasaran perubahan yaitu struktur kognitif dapat berubah, memperbaiki sikap dan yang terakhir menumbuhkan perilaku yang lebih baik. Strategi yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik ABCD(Kreztman & Mc.Knights.,1993) dan Five C?s (Kotler.,1974) dengan penekanan pada penggalangan Agent of Change, yaitu Ibu - Ibu kader - kader PKK, Ibu - Ibu Kader Posyandu serta Pengurus Majelis Taklim kelompok pengajian Ibu - ibu yang dapat menumbuhkan motivasi dan membangun kebersamaan karena adanya tujuan bersama ( goal settings) yang akan dicapai oleh penduduk desa Tegalgede. Hasil evaluasi dari program intervensi ini adalah: goal setting telah mulai terlihat hasilnya, adanya perubahan perilaku para Ibu yang mulai aktif melakukan kegiatan hasil pelatihan/pembelajaran (adanya common goals dan reinforcement), peserta merasakan rnanfaat dalam mengikuti program yang diselenggarakan dan mendukung kelangsungan program secara berkelanjutan, peserta dengan sukareia berpartisipasi aktif menjadi anggota Pokja, para Ibu perwakilan warga desa yang memperoleh kesempatan melakukan studi banding ke Jakarta sangat puas dapat melihat kelompok lain yang sudah berhasil sukses dan mengetahui semuanya berawal sama seperti mereka. Sikap terhadap sampah tarnpak berubah dari yang dulunya abai menjadi berubah dengan menganggap sampah mempunyai potensi ekonomis dan mereka sangat antuasias melakukan daur ulang sampah, pemasaran tanaman obat dan antanan kering sudah terlaksana di tiga tempat di Jakarta Hal ini dapat diartikan adanya kepercayaan (trust)dari masyarakat atas hasil produk rnereka dan ini akan meningkatkan self-confidence para Ibu warga desa Tegalgede Garut.
The research is conducted as an effort to empower the community of Tegalgede villagers in the district of Pakenjeng, Garut regency through a social intervention program. The group find out that this community needs to build its human resources as well as natural resources as potentials that can trigger the development and empower the villagers, especially in the sector of economy. In conducting the intervention program, each member of the group is promoting different target of intervention but still relevant to one another. For the individual program, the intervention is done through women?s empowering by employing a program to improve the family economy condition. From the observation and the data collection, there was a finding illustrated the phenomena of helplessness by behaving phlegmatically and showing lack of creativity, giving up to their condition, and less motivated to act or do something for a better changing that evidently can be seen on the women of the Tegalgede community. In planning the intervention program, therefore, it was an essential matter to consider the contribution of the human resources and natural resources potentials in Tegalgede village. The natural resources of the village had not been developed well whereas the changing required a sort of motivator who had the capacity of leading people and possessing a high social influence. The social capital could be assumed as unbearable. The target of the program thus, was trying to help the women of Tegalgede improving their knowledge by conducting an intervention program through a kind of persuasive re-education approach. This re-education is done because learning process for mature women are mainly effective through experiences with other people. Therefore, the learning program was specifically aiming in achieving the three targets of changing, namely the changing of the cognitive-structure, improving behavior and finally initiating and developing a better attitude. The strategy used in this research was the ABCD-technique (Kretzman & Mc.Knights., 1993) and Five C?s (Kotler.,1974) which stressed on strengthening the Agent of Change, they are the members of PICK (mothers), Posyandu, the reading of Qor?an-group, and also the leader of the Majelis Taklim that can motivate and develop togetherness because of the presence of goal settings that was going to be achieved altogether by Tegalgede villagers. The results of the intervention program-evaluation are: the goal settings have started yielding something, mothers start to do the activity of the training-result (the existence of common goals and reinforcement), the training participants are experiencing the benefit of the program and supporting its continuation, the participants are also volunteering themselves to participate actively as Pokja-member (Work-Group), the women-representative of the villagers who have been given a chance to have an observational study in Jakarta are satisfied and are able to see that those who have succeed but come from the other group are also begin with the same start. The villagers? attitude toward waste is changing. They start to consider waste as economically potential resource and want to do the recycling, enthusiastically, the marketing of medicament plants has comprised in three places in Jakarta. It means that there is a sense of trust from the society to the villagers? products and eventually this will increase the self confidence of the women of Tegalgede, Garut regency.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library