Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hill, Hal, 1948-
Singapore: Institute of SouthEast Asian Studies, 1998
338.47 HIL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hua, Mei
Beijing China: Intercontinental Press, 2010
SIN 391.008 HUA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eneng Handayani
"Kelelahan fisik maupun psikis menjadi masalah kesehatan yang sering dialami pekerja industri garmen. Kelelahan berkepanjangan dapat menimbulkan masalah kesehatan dan kecelakaan kerja yang pada akhirnya terjadi penurunan produktivitas kerja. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kelelahan dengan produktivitas pekerja bagian produksi PT.X Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada 207 pekerja di PT.X dengan teknik konsekutif sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan mengenai kelelahan dan produktivitas kerja. Hasil uji chi square menyatakan adanya hubungan bermakna antara tingkat kelelahan dengan produktivitas pekerja bagian produksi PT. X Kota Bogor. Semakin tinggi kelelahan maka produktivitas pekerja pun semakin rendah, sebaliknya semakin rendah maka produktivitas pekerja kelelahan semakin tinggi. Hasil ini merekomendasikan bahwa perusahaan dapat memberikan edukasi kesehatan terkait kelelahan, dampak kelelahan, serta pencegahannya misalnya melakukan peregangan otot disela kerja dan istirahat, supaya produktivitas kerja tetap optimal.

Physical and psychological fatigue is a common health problem in garment industry. Prolonged fatigue increases the risk for illnesses and injuries, also decreased productivity from worker fatigue. The purpose of this research was to find the correlation of fatigue level with labor’s productivity at production PT.X Kota Bogor. Cross sectional study desugn which involved 207 workers PT.X and used consecutive sampling technique. The structured questionnaire about fatigue and work productivity equipment used to collect this data. The result showed, there was relationship between fatigue level and labor’s productivity at production PT.X Kota Bogor (p value: 0.026, ?: 0.05 based on chi square test). While fatigue increased among workers, the productivity dropped. This result recommend that the company can provide health education related to fatigue, fatigue effect, as well as its prevention such as stretching muscle at work and rest, so that can optimize the productivity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsanty Noveria Syamsi
"Industri garment atau pakaian hampir dapat dikatakan tidak mempunyai entry barrier karena tidak diperlukan modal yang besar, teknologi yang cangg .ih maupun pekerja yang trampil. Disisi lain, sektor mi mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga sangat cocok diterapkan dinegara-negara berkembang.
Ada tanda-tanda bahwa Indonesia akan semakin berperandalam industri mi baik untuk pasaran dalam negeri rnaupur untuk pasaran ekspor. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam hal jumlah tenaga kerja yang melimpah dan relatif murah, tersedianya bahn baku dan iklim. Investasi yang kondusif.
Dengan kondisi seperti disebutkan diatas,. Dipastikan pendatang baru dalam bidang mi akan semakin meningkat dan persaingan akan semakin tajam. Persaingan ini tidak hanya dalam hal kualitas, tetapi konsumen juga menuntut mode yang mengikuti jaman serta citra atau image yang ditimbulkan oleh produk tersebut.
Store image sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mewakili semua aspek yang ingmn ditampilkan oleh sebuah toko, dapat merupakan umpan balik yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang stratejis dan dapatmenjadi pedoman untuk melakukan perubahan-perubahan untuk mencapai tujuan.
Masalahnya tidak mudah bagi H & R untuk menciptakan image dan positioning yang dikehendaki karena ada faktor-faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi pembinaan citra ini.Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain adalah adanya globalisasi pasar dimana, kemajuan teknologi informasi perilaku konsumen di Indonesia serta persaingan yang semakin tajam dalam pasar dalam negeri.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi sukses tidaknya bisnis retail. pakaian jadi antara lain adalah bauran produk dan pelayanan, baurari komunikasi dan bauran harga yang diterapkan untuk mendukung citra tokonya tersebut. Bila ditinjau dari segi demografis yaitu dari jumlah dan distribusi umur serta potensipasar dalam negeri yaltu daya beli masyarakat, maka peluang dan prospek H & R sangat balk dimasa-masayang akan datang.
Pada usianya yang relatif masih sangat muda yaitu kurang lebih dua tahun, dapat dikatakan bahwa H & R cukup berhasil dalam menerapkan strateji retaiuingnya meskipun belum bisa mencapai store image yang diharapkan karena bila ditinjau dari realisasi penjualan, H & R belum mencapal target yang telah ditetapkan.
Keberhasilan dari penerapan .strateji retailing H & R ini banyak ditunjang oleh tersedianya dana untuk kepenluan tersebut, sehingga H & R dapat melakükan trial and error dalam produknya, melakukan promosi-promosi untuk meningkatkan citra atau. Image dari produknya serta mampu tetap menempati lokasi-lokasi yang dinilai stratejis di pusat-pusat perbelanjaan.
Namun demikian, agar citra atau store image yang diharapkan dan target penjualannya dapat tercapai maka beberapa saran yang dapat diterapkan oleh H & R antara lain adalah pertama H & R harus lebih selektif dan efektif dalam mengeluarkan biaya promosi agar kerugian dapat dihindari. Saran kedua adalah bahwa koordinasi dan komunikasi antar departemen perlu ditingkatkan dan dibina terus menerus. Ketiga, untuk menunjang penerapan system distribusi yang dipil.ihnya, sebaiknya H & R mempunyai ciri yang. khas untuk seluruh outletnya (prototype store) agar dapat menunjang upayanya dalarn dalam menciptakan store image dan posisi yang diharapkan.
Sedangkan untuk jangka panjang, H & R perlu mempersiapkan internal capabilities untuk mengembangkan franchise yang telah dimulai pembukaannya. Sistem ini selain dapat meningkatkan volume penjualan, dapat juga meningkatkan citra tokonya dimata konsumen."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Marliana
"Pada dasarnya industri kecil dan menengah memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Industri kecil memiliki fleksibilitas yang lebih baik dari industri menengah dan besar,bahkan dalam kondisi krisis pun industri kecil memiliki ketahanan yang lebih baik. Keberadaan industri kecil memberi dampak sosial dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan.
Ada tiga komponen utama yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha kecil, yaitu SDM dalam hal ini pengusaha, strategi yang digunakan dan peran keluarga. Keluarga merupakan faktor yang cukup penting dalam mempengaruhi perkembangan usaha kecil. Mengingat usaha kecil pada umumnya usaha keluarga. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang perilaku kewirausahaan pengusaha industri kecil dan peran keluarga pengusaha dalam upaya mengembangkan atau mempertahankan usaha industri kecil.
Peneltian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci fenomena sosial yang kompleks. Penelitian dilakukan di sentra industri kecil Kalibata Pulo Jakarta Selatan. Subyek penelitian adalah satu orang pengusaha industri kecil berhasil, satu orang pengusaha industri kecil stabil dan satu orang pengusaha industri kecil tidak berkembang. Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi non-partisipan.
Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa industri kecil sebagai organisasi kewirausahan memiliki struktur organisasi sederhana terdiri dari pimpinan dan unit operasi. Pengambilan keputusan berada pada satu orang yaitu pimpinanusaha, sehingga maju mundurnya usaha sangat tergantung pada kemampuan kewirausahaan individu pengusaha. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa Pengusaha berhasil merupakan sosok pengusaha yang ulet dan mau bekerja keras. Faktor yang dapat menghambat perkembangan usaha industri kecil pada kasus Pengusaha Tidak Berkembang cenderung merupakan kendala internal yaitu kemampuan pengambilan resiko yang rendah, hal ini ditunjukkan dengan usahanya hanya produktif pada waktu musim ramai saja. Sedangkan pada Pengusaha Stabil, faktor internal yang menghambat perkembangan usahanya adalah etos kerja yang rendah. Maka dapat dikatakan bahwa perkembangan usaha ditentukan oleh kemampuan mengambil resiko (risk taking) dan memiliki etos kerja tinggi dari pelaku usaha, dimana keduanya menunjukkan karakteristik pengusaha yang memiliki jiwa kewirausahaan. Kemampuan kewirausahaan pengusaha tercermin dari strategi pemasaran yang diterapkan pengusaha dalam upaya mengembangkan usahanya.
Meskipun sebagian pengusaha di sentra Kalibata Pulo berlatar belakang keluarga wirausaha, namun peran keluarga tidak dominan dalam pengembangan usaha. Sebagian besar pengusaha di sentra tersebut masih memiliki ikatan keluarga satu dengan yang lainnya, namun hal tersebut tidak mendorong mereka untuk melakukan penggabungan usaha atau membentuk suatu asosiasi untuk pengembangan usaha. Masing-masing pengusaha menjalankan usahanya sendiri-sendiri. Mereka tidak memanfaatkan hubungan keluarga untuk mendapatkan bantuan modal dari lingkungan keluarga, karena dikhawatirkan dapat mengganggu hubungan silaturahmi diantara mereka.
Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya industri kecil di Sentra Kalibata Puloa mempunyai peluang yang sama untuk mendapat pembinaan. Mereka sudah dapat memanfaatkan program bantuan modal usaha, mesin maupun program pelatihan. Namun karena penentuan program pelatihan masih bersifat top-down tanpa mengetahui kebutuhan industri kecil, hal ini menyebabkan para pengusaha enggan menerapkannya dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Dengan melakukan analisis terhadap kendala-kendala internal dan eksternal yang dapat menghambat perkembangan usaha industri kecil di sentra Kalibata Pulo, menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh para pengusaha dalam menjalankan usahanya tidak sama. Namun secara umum masalah utama yang dapat diidentifikasi adalah kemampuan kewirausahaan pengusaha yaitu aspek pengambilan resiko dan etos kerja yang rendah. Selain itu, masalah permodalan dan persaingan tidak sehat. Hasil temuan lapangan menunjukan tidak ada jaringan diantara para pengusaha industri kecil berbentuk ikatan atau paguyuban. Hal ini berarti sentra Kalibata Pulo tidak bersifat dinamis. Jaringan diantara pengusaha dapat berfungsi sebagai fasiltas pertukaran informasi yang dapat mendukung perkembangan usaha. Dalam upaya untuk mengembangkan usaha industri kecil di sentra kalibata Pulo, maka intervensi dapat dilakukan dengan 'Program Pengembangan Jaringan antar Pengusaha Berbasis Komunitas Sentra"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T4363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Pia Wulandari
"PT. Caladi Lima Sembilan adalah sebuah organisasi profit yang : bergerak di bidang industri garmen atau pakaian jadi. Pada tanggal 1 Maret 2000 PT. Caladi mengalami perubahan struktur organisasinya yang kesekian kalinya dari perubahan struktur organisasi yang terakhir disusun pada tanggal 19 Januari 2000. Perubahan struktur organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perubahan justru menimbulkan masalah internal di dalam tubuh perusahaan ini. Ada tiga masalah internal yang saat ini terjadi di tubuh PT. Caladi Lima Sembilan yaitu:
1) Presiden Direktur merasa bahwa sistem komunikasi di dalam tubuh PT. Caladi Lima Sembilan tidak berjalan dengan efektif,
2) munculnya pergolakan di kalangan Top level manager yang merasa bahwa mereka terutama yang kalangan "bukan keluarga" merasa kecewa dengan perubahan struktur organisasi tersebut Mereka merasa bahwa pihak manajemen tidak menghargai pengabdian dan prestasi kerja mereka yang rata-rata telah bekerja lebih dari 5 tahun, dan
3) para designer merasa kecewa dengan Presiden Direktur karena hasil rancangannya dan dedikasinya tidak dihargai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara komprehensif sistem komunikasi internal organisasi dengan mengetahui masalah, mengalisis secara lengkap komunikasi, dan memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan pada pihak manajemen PT. Caladi Lima Sembilan. Metode penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan metode audit komunikasi pads organisasi.
Adapun teknik penarikan sampelnya adalah stratified sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kuestioner dengan menggunakan Profil Komunikasi Organisasi dan wawancara mendalam (depth interview). Cara penghitungan Profil Komunikasi Organisasi menggunakan sistem penghitungan otomatis dengan menggunakan program SPSS 7.5 for Windows dengan statistik mean dan koefisien Pearson Correlation. Data yang diperoleh dari hasil output SPSS 7.5 for Windows dan hasil wawancara mendalam sebagai data pelengkap, akan dianalisis dan langsung diinterpretasi oleh peneliti.
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, berikut hasil kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi data adalah sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan berjalan kurang efektif yang ditandai dengan adanya masalah-masalah komunikasi yang menghambat kinerja perusahaan yaitu: secara umum iklim komunikasi PT. Caladi Lima Sembilan dapat ditandai dengan iklim yang cukup demokratis, cukup mendukung, kurang terbuka, diskriminatif dalam keterbukaan, dan memiliki perhatian yang besar pada tujuan kinerja tinggi. Berkaitan dengan kepuasan organisasi, Karyawan di seluruh level pada umumnya merasa puas dengan rekan sejawat tetapi tidak puas dengan masalah penilaian, peluang dan promosi kerja serta masalah upah dan keuntungan. Dalam hal kepuasan komunikasi, Karyawan merasa kurang mendapatkan informasi dari berbagai sumber infomasi dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Karyawan telah menggunakan berbagai media komunikasi dalam menjalin hubungan komunikasi di dalam perusahaan. Berkaitan dengan budaya organisasi, karyawan merasa bahwa perusahaan memiliki iklim positif, selalu berupaya untuk unggul, memiliki potensi tumbuh dan praktik-praktik aktif/mendorong. Selain itu karyawan mendari bahwa perusahaan memiliki pengaruh yang negatif dimana perusahaan dianggap kurang profesional, kurang terbuka, diskriminitaf, tidak jelas, dan merasa bahwa perusahaan belum matang dan menjadi besar. Selain masalah komunikasi, ditemukan masalah manajemen yaitu terjadinya krisis otonomi yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada fase ke 2 dari perkembangan organisasi yaitu fase pengarahan (Direction).
Penelitian ini memberikan kontribusi berupa:
(1) audit komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur efektifitas sistem komunikasi internal sebuah organisasi, dan
(2) terbuktinya hubungan yang positif kuat secara signifikan antara iklim komunikasi dengan kepuasan organisasi, kepuasan komunikasi, dan budaya organisasi.
Berdasarkan hasil kesimpulan, berikut ini sejumlah rekomendasi (action plans) yang berikan pada manajemen PT. Caladi Lima Sembilan untuk mengatasi permasalahan komunikasi di dalam sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan yaitu rekomendasi yang bersifat komunikasi dan nonkomunikasi untuk memperbaiki sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan agar dapat berjalan efektif sehingga kinerja perusahaan meningkat."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Indra Respati
"Kancing press yang digunakan pada baju bayi yang akan di Ekspor harus memiliki standar keamanan tidak copot/lepas apabila diberikan kekuatan tarik tertentu Dengan tujuan menekan/mengurangi jumlah garmen yang rusak karena pengujian selama kurun waktu proses produksi, pengujian awal atas kekuatan tarik yang digabungkan dengan penggunaan peta kontrol pengukuran diberlakukan terhadap lot garmen untuk menjaga kualitas pemasangan kancing pres. Sebelum proses produksi dilakukan perlu diadakan suatu uji awal pemasangan dengan melakukan pengukuran terhadap tinggi pasang kancing yang dikombinasikan dengan uji tarik terhadap kancing tersebut dengan metoda penarikan yang dinamakan ?uji tarik?(pulI test). Kancing uji harus mampu bertahan pada uji tarik ini ( tidak copot) lolos uji. Selanjutnya data-data yang didapat dari hasil pengukuran akan dihitung dengan melakukan Analisa kemampuan dan peta kontrol pengukuran akan dibuat untuk fungsi pengawasan selama proses produksi berlangsung. Selama proses produksi berlangsung data pengukuran tinggi pasang kancing dicatat dan dihitung untulc digunakan memantau Serta melnpertahankan tinggi pasang tetap pada variasi nilai yang telah ditentukan pada proses uji awal. Pada akhir proses produksi penentuan lot diterima atau lot ditolak akan tergantung kepada nilai Capability index yang didapat selama proses produksi dilakukan. Apabila nilai Capability index yang didapat dari data-data pengukuran tinggi pasang selama proses produksi berlangsung lebih besar dari nilai yang didapat pada uji awal maka lot diterima."
2001
S37731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Georgina Ariela Warganegara
"Penelitian ini merupakan sebuah usaha untuk menunjukkan adanya proses ko-evolusi di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tekstil dan pakaian di Indonesia, dengan pemerintah sebagai perwakilan dari lembaga lokal. Hasil dari riset menunjukkan bahwa seiringnya waktu, perubahan dalam lembaga lokal telah terjadi dalam industri yang di jelaskan oleh beberapa faktor regulasi dan juga kondisi perekonomian negara yang turut berkontribusi dalam kecepatan proses ko-evolusi tersebut. Sebuah fokus dari beberapa kasus seperti: penerapan kebijakan; krisis moneter di Indonesia, dan perkembangan teknologi telah disediakan sebagai pendukung argumen. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa proses ko-evolusi melalui adaptasi bersama diantara pelaku dapat mempercepat dan telah berkontribusi dalam perkembangan ekonomi negara secara keseluruhan.

This research is an exploratory attempt to show the co-evolutionary relationship between Indonesian firms in the textile and garment industry, and the local government as a representative of local institutions. The result shows that institutional changes occurred within the industry were driven by several regulated factors and the country's economic condition affected the speed of co-evolution. A focus on cases such as: various policy implementations, Indonesian monetary crisis, and technological development are provided for further support. This research shows that co-evolutionary process by mutual adaptation between the actors enables faster and overall economic growth of the country in general."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novahana Noor Pradita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap turnover intention pada pekerja garment di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data yang didapatkan dari tim peneliti payung yang diambil menggunakan metode survey. Sebanyak 2781 pekerja garment yang tersebar pada lima provinsi di Indonesia menjadi sampel dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan metode structural equation model (SEM). Hasil group discussion digunakan untuk mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological empowerment berpengaruh negatif terhadap turnover intention serta tidak adanya hubungan yang signifikan dari workload terhadap turnover intention. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa emotional exhaustion memediasi penuh hubungan workload dengan turnover intention pada pekerja garment.

This study aims to determine the factors that influence turnover intention on garment workers in Indonesia. This research is a quantitative study using secondary data using survey methods. A total of 2781 garment workers spread across five provinces in Indonesia were used as samples in this study. Hypothesis testing is done using the structural equation model (SEM) method. Data from group discussions were used to provide additional support to the results of the research. The results showed that empowerment negatively related to turnover intention and no significant relationship of workload on turnover intention. In addition, the results of the study also showed that emotional exhaustion fully mediated the linkage between workload and turnover intention in garment workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Lisyani
"Guna meningkatkan nilai ekspor, perusahaan dapat mengandalkan pelaksanaan bauran pemasaran sebagai keunggulan bersaingnya. Sub variabel bauran pemasaran yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah produk. harga, distribusi dan promosi. Khusus mengenai bauran pemasaran yang digunakan untuk kegiatan ekspor, karakteristiknya disesuaikan dengan kondisi pasar tiap negara tujuan sehingga produk dapat diterima oleh konsumen.
Penelitian menggunakan 62 industri ekspor garmen sebagai responden. Berdasarkan jawaban kuesioner yang diisi oleh responden, pengukuran efektivitas bauran pemasaran terhadap nilai ekspor diukur dengan metode statistika non-parametrik. Pengukuran ini diuji pada masing-masing responden terlebih dahulu dengan metode tabulasi silang untuk membuktikan bahwa bauran pemasaran yang dilakukan efektif secara keseluruhan.
Masing-masing perusahaan memberikan penilaian yang relatif cukup terhadap bauran pemasaran. Penilaian ini diasumsikan mewakili pelaksanaan bauran pemasaran yang dilaksanakan perusahaan. Penilaian tertinggi diperaleh dari sub variabel kualitas produk (X12) dan kemasan produk (X16) yaitu sebesar 251.
Uji hipotesis membuktikan bahwa seluruh variabel bauran pemasaran efektif terhadap peningkatan nilai ekspor dengan tingkat efektivitas rata-rata sebesar 73,8%. Tingkat efektivitas dari masing-masing variabel bauran pemasaran terhadap nilai ekspor adalah sebagai berikut: bauran promosi sebesar 78,3%, bauran distribusi sebesar 72,9%, bauran harga sebesar 72,5% dan bauran produk sebesar 71,6%.
Dalam pelaksanaan bauran pemasaran, hasil uji hipotesis menyatakan bahwa terdapat hubungan efektivitas dari antara masing-masing variabel bauran pemasaran dalam meningkatkan nilai ekspor. Terdapat hubungan efektivitas tertinggi dari antara bauran distribusi dan bauran promosi yaitu sebesar 75,5%. Oleh karena itu, ada baiknya jika industri kecil garmen memperhatikan pelaksanaan kedua unsur bauran pemasaran tersebut secara bersamaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>