Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apriantika Sari
"Adanya penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan adanya resistensi obat, mengaharuskan untuk penemuan obat baru selain obat sintetis, yaitu obat tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa fraksi-fraksi ekstrak etil asetat daun dari Garcinia latissima Miq mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri ini diuji dengan menggunakan metode zona hambat metode cakram kertas , dan metode bioautografi bioautografi kontak terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633. Berdasarkan uji dengan metode zona hambat, dihasilkan bahwa 6 fraksi etil asetat daun Garcinia latissima Miq menunjukkan penghambatan pada pertumbuhan Bacillus subtilis dengan konsentrasi 20 mg/mL.
Pada uji bioautografi dengan bioautografi kontak, dari keenam fraksi, menunjukkan 4 fraksi aktif yang menimbulkan zona hambat pada konsentrasi 200 mg/mL dengan menggunakan eluen optimum n-heksana, etil asetat pada perbandingan yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan fraksi etil asetat daun Garcinia latissima Miq yang cenderung bersifat semipolar mempunyai aktivitas antibakteri sebagai agen terapeutik yang signifikan dari Garcinia latissima Miq. terutama terhadap bakteri Bacillus subtilis.

Infection diseases caused by bacterial and drug resistances have lead to new drug discovery attempts besides synthetic drug, that is traditional medicine. The aim of this research is to prove that fractions of ethyl acetat from leaf Garcinia latissima Miq possess anti bacterial agents factor. This anti bacterial factor was tested by using zone inhibition by performing assay method disc diffusion , and bioautography method bioautography contact against Bacillus subtilis ATCC 6633. According to the zone inhibition method 6 fractions of etyhl acetat extract of Garcinia latissima Miq showed growth inhibition on Bacillus subtilis at concetration of 20 mg mL.
Result of bioautography contact showed that four out of six fractions were active and show inhibiton againts tested bacteria by 200 mg mL employing optimum n hexane as mobile phase. This research result showed that fractions of ethyl acetat Garcinia latissima Miq leaf which tend to be semi polar possesses anti bacterial factors which can be developed as significant terapeutic agent from Garcinia latissima Miq, mainly to bacterial Bacillus subtilis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairinisa Lestari
"Beberapa tanaman dari marga Garcinia telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan, namun belum ada penelitian terhadap Garcinia latissima. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi kulit batang Garcinia latissima dan identifikasi golongan senyawa pada fraksi teraktif. Fraksinasi menggunakan kromatografi kolom. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode peredaman radikal DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) menggunakan microplate reader. Ekstrak teraktif yang diuji dengan metode DPPH yaitu ekstrak metanol dengan inhibisi 95,68 . Ekstrak teraktif di fraksinasi dengan kromatografi kolom. Fraksi yang diperoleh yaitu 10 fraksi, kemudian di uji aktivitas antioksidannya. Pada pengujian dengan metode DPPH dan FRAP, didapatkan fraksi teraktif yaitu fraksi G. Pada metode DPPH didapatkan persentase penghambatan sebesar 93,39 dan nilai IC50 sebesar 5,10 ?g/mL. Pada metode FRAP didapatkan nilai ferric ion equivalent antioxidant activity FeEAc yaitu 1189,649 mol FeE/ gr fraksi. Hasil penapisan fitokimia pada fraksi teraktif menunjukkan bahwa fraksi G mengandung golongan senyawa flavonoid, dan tanin. Pada penelitian ini, fraksi dari ekstrak metanol kulit batang Garcinia latissima berpotensi untuk menjadi sumber antioksidan alami.

Free radical that can not be neutralized by the body can cause damage to nucleic acids, proteins, and lipids in cell membranes and plasma lipoproteins, which causes the need for additional antioxidants from outside of the body. Some species of genus Garcinia have been proven to provide antioxidant activity, but there has been no research on Garcinia latissima. This research aims to examine the antioxidant activity of extract and fraction of G.latissima stem bark with DPPH and FRAP methode. In this research, G.latissima stem bark extract was tested for antioxidant activity by DPPH method and obtained methanol extract as the most active extract with 95.68 inhibition. Methanol extract of G.latissima stem bark separated by column chromatography which silica gel as stationary phase and the mobile phase n hexana, ethyl acetate, and methanol were increased polarity. This study obtained 10 fraction, and the fraction is then tested for activity in antioxidant based on in vitro test. In the test by DPPH method, the most active fraction is Fraction G which has 93.39 inhibition percentage and IC50 value of 5.10 g mL. In the test by DPPH method, the most active fraction is Fraction G which has highest ferric ion equivalent antioxidant activity FeEAc 1189,649 mol FeE gr fraction. Phytochemical screening shows that fraction G contains Flavonoids, and tannins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rut Juliany
"Penyakit akibat infeksi merupakan penyebab tertinggi kedua kematian di dunia. Untuk mengatasi infeksi bakteri diperlukan antibiotik, namun pada kenyataannya saat ini resistensi terhadap antibiotik menjadi masalah yang serius. Skrining aktivitas antimikroba ekstrak metanol kulit batang Garcinia latissma telah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan memberikan efek hambat terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis. Penelitan ini bertujuan untuk menguji fraksi-fraksi dari ekstrak metanol kulit batang Garcinia latissima yang menunjukkan aktivitas antimikroba paling aktif terhadap Bacillus subtilis. Uji difusi zona hambat menggunakan kertas disk dilakukan dan diikuti oleh mikrodilusi konsentrasi hambat minimum (KHM), serta uji bioautografi dengan metode kontak. Hasil yang diperoleh menunjukkan fraksi-fraksi ekstrak metanol kulit batang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis. Uji zona hambat dan uji KHM menunjukkan bahwa fraksi yang paling potensial adalah fraksi semipolar dengan diameter zona hambat yang paling lebar adalah 0,78 dan nilai KHM yang paling rendah adalah 2500 ppm. Pada uji bioautografi fraksi-fraksi ekstrak metanol kulit batang, hasil pengamatan menunjukkan bahwa bercak yang menghasilkan zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi E dengan Rf = 0,58 dan 0,60; fraksi F dengan Rf = 0,50; 0,51 dan 0,61; fraksi G dengan Rf = 0,60 dan fraksi H dengan Rf = 0,50. Adapun fraksi yang paling potensial dari seluruh fraksi adalah fraksi G.

Infectious diseases are the second largest death causes in the world. Antibiotic is crucial in treating infectious diseases. However, the resistances of bacteria towards existing antibiotics requires more study in finding alternative drugs which potentially work as antibiotics. Antimicrobial activity screening of stem bark methanol extract of Garcinia latissima had been carried out previously and showed growth inhibition effect against Bacillus subtilis. This study aimed to examine the fractions of stem bark methanol extract of Garcinia latissima which showed the most active antimicrobial activity against Bacillus subtilis. The inhibitory zone diffusion assay using paper disk was conducted and followed by microdilution minimum inhibitory concentration (MIC), as well as bioautography test with contact method. In this study, the fractions of stem bark methanol extract exhibited antibacterial activity against Bacillus subtilis. The inhibitory zone test and MIC test showed the most potential fraction is semipolar fraction, with widest inhibitory zone was 0,78 cm and lowest MIC value was 2500 ppm. The result of bioautography test of the fractions showed that the best inhibitory activity was shown by fraction E, Rf value = 0,58 and 0,60; followed by fraction F, Rf value = 0,50; 0,51; and 0,61 and fraction G, Rf value = 0,60 and also fraction H, Rf value = 0,50. The most potential fraction of all tested fractions was fraction G."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirwana
"Permasalahan resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terus meningkat dan menjadi penyebab utama kegagalan pengobatan infeksi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa berbagai senyawa yang diperoleh dari tanaman, berpotensi sebagai antimikroba baru. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antimikroba dari fraksi-fraksi ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 . Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya aktivitas antimikroba pada ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan menggunakan metode difusi cakram kertas, metode mikrodilusi dengan MTT, dan bioautografi kontak. Dari 22 fraksi, terdapat 14 fraksi yang menunjukkan adanya zona hambatan. Mikrodilusi dengan MTT digunakan untuk menentukan konsentrasi hambat minimal. Seluruh fraksi diujikan dari rentang konsentrasi 5000 ?g/mL hingga 78 ?g/mL. Terdapat 9 fraksi yang memiliki nilai KHM dalam rentang tersebut, sedangkan fraksi lainnya memiliki nilai KHM lebih dari 5000 ?g/mL. Bioautografi kontak kemudian diujikan terhadap 14 fraksi aktif. Fraksi-fraksi aktif ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima dianggap memiliki aktivitas antimikroba yang lemah terhadap Pseudomonas aeruginosa berdasarkan nilai KHM yang dimilikinya. Adapun fraksi yang cukup kuat dari seluruh fraksi yang diujikan adalah fraksi J dan fraksi V.

Antibiotic resistance is an increasing public health problem and a major cause of infection treatment failure. Many studies showed that chemical compounds in plants, can potentially be a source of new antimicrobial. The aim of this study was to assess the antimicrobial activity of the fractions of ethyl acetate extract of Garcinia latissima fruit against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 . This study was based on a previous research that reported antimicrobial activity of the ethyl acetate extract of Garcinia latissima fruit against Pseudomonas aeruginosa. Antimicrobial activity of fractions were tested using disc diffusion method, MTT microdilution assay, and contact bioautography. Fourteen out of 22 fractions showed zones of inhibition. MTT microdilution assay was used to determine minimum inhibitory concentrations. All fractions were tested from concentrations ranging from 5000 g mL to 78 g mL. There are 9 fractions that have MIC values in that range, while other fractions have MIC value more than 5000 g mL. Contact bioautography were then used to test 14 active fractions. The active fractions of ethyl acetate extract of Garcinia latissima fruit are considered to have weak antimicrobial activity against Pseudomonas aeruginosa based on their MIC value. The most potent fractions of all tested fractions were fraction J and fraction V."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus3
"Penyakit infeksi bakteri memiliki prevalensi yang tinggi di negara berkembang. Selain obat-obatan kimia sintesis, herbal menjadi salah satu pilihan. Skrining aktivitas antimikroba ekstrak metanol kulit buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissma telah dilakukan dan memberikan efek hambat terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis. Penelitan ini bertujuan untuk menguji aktivitas antimikroba fraksi-fraksi dari eksrak metanol buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissima terhadap Bacillus subtilis. Metode yang digunakan adalah uji zona hambat menggunakan cakram kertas, uji konsentrasi hambat minimal KHM mikrodilusi, dan uji bioautografi kontak. Hasil yang diperoleh menunjukkan kedua ekstrak memiliki fraksi yang potensial sebagai antimikroba. Pada uji zona hambat dan uji KHM, hasil menunjukkan fraksi yang paling potensial adalah fraksi yang cenderung bersifat semipolar. Hal itu ditunjukkan dengan diameter zona yang paling lebar yaitu 0,82 cm untuk buah; 0,89 cm untuk daun dan angka KHM mikrodilusi yang paling rendah yaitu 312,5 ppm untuk buah dan daun. Pada uji bioautografi fraksi-fraksi ekstrak metanol buah, hasil pengamatan menunjukkan bahwa bercak yang menghasilkan zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi A dengan Rf = 0-0,157; fraksi B dengan Rf = 0,114 dan 0,686; fraksi C dengan Rf = 0,257 dan 0,528; fraksi D dengan Rf = 0-0,214; dan fraksi E dengan Rf = 0-0,186. Sedangkan pada fraksi-fraksi ekstrak metanol daun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi B dengan Rf = 0,443 dan 0,557; fraksi C dengan Rf = 0,729; fraksi D dengan Rf = 0,586 dan 0,471; dan fraksi E dengan Rf = 0,686.

In developing country, bacterial infection disease has a high prevalence. Aside from synthesis chemical drugs, herbs can be also chosen as an option. Antimicrobial activity screening of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima had been tested and showed the growth inhibition effect against Bacillus subtilis. This study aimed to examine the fractions of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima which showed the antimicrobial activity against Bacillus subtilis. The methods used were inhibitory zone test with paper disk method, minimum inhibitory concentration MIC with microdilution method, and bioautography test with contact method. Results showed that both extracts contained potential fractions as antimicrobial agents. The inhibitory zone test and MIC test showed the most potential fractions were the fractions with semi polar properties. It was shown by the widest diameter data inhibitory zone test which resulted were 0.82 cm for fruits extract fractions 0.89 cm for leaves extract fractions and the lowest MIC numbers were 312,5 ppm for both fruits and leaves extract fractions. Through bioautography test, fruits methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction A, Rf value 0 0,157 fraction B, Rf value 0,114 and 0,686 fraction C, Rf value 0,257 and 0,528 fraction D, Rf value 0 0,214 and fraction E, Rf value 0 0,186. The leaves methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction B, Rf value 0,443 and 0,557 fraction C, Rf value 0,729 fraction D, Rf value 0,586 and 0,471 and fraction E, Rf value 0,686."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Sa`adah
"Tanaman dari marga Garcinia adalah tanaman yang dikenal sebagai tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan. Telah banyak dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan dari beberapa marga Garcinia, namun belum ditemukan literatur mengenai aktivitas antioksidan dari tanaman Garcinia latissima Miq. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan secara in vitro terhadap ekstrak dan fraksi teraktif dari daun Garcinia latissima Miq. dengan metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm, dan dengan metode FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power dengan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 593 nm. Ekstrak heksan, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi 100 ?g/mL berturut-turut memiliki nilai inhibisi 12,25, 86,91, dan 85,16 . Ekstrak etil asetat menunjukan aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 6,5526 ?g/mL. Ekstrak etil kemudian dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom hingga didapatkan sebelas fraksi. Dari kesebelas fraksi, fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah fraksi G, yang memiliki nilai IC50 6,5526 ?g/mL dan nilai FeEAC 859,55 ?mol/g. Hasil identifikasi pada fraksi teraktif menunjukan bahwa pada fraksi teraktif G mengandung senyawa golongan antron dan flavonoid.

Plants from genus Garcinia are known to have antioxidant activity. Many research have been conducted to explore the antioxidant activity of some plants from genus Garcinia, but no research have been found about the antioxidant activity of Garcinia latissima Miq. The purpose of this research was to explore the in vitro antioxidant activity from the extract and fraction with the highest antioxidant activity from the leaves of Garcinia latissima Miq. by DPPH 2,2 diphenyl 1 picrylhydrazyl method using spectrophotometry UV Vis at 516 nm, and FRAP Ferric Reduction Antioxidant Power method using microplate reader at 593 nm. Hexane, ethyl acetate, and methanol extract at 100 g mL shows inhibition 12.25, 86.91, and 85.16 , respectively. The ethyl acetate extract showed the highest antioxidant activity, with IC50 value was 6.5526 g mL. The Ethyl acetate extract then was subjected to fractionation by column chromatography and give eleven fractions. Fraction G showed the highest antioxidant activity, with IC50 value was 6.4377 g mL and the FeEAC value was 859.55 mol g. The chemical identification of fraction G showed the positive result for antrhone and flavonoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Siti Silfi Ambarwati
"ABSTRAK
Tanaman Garcinia latissima Miq. yang tumbuh di Pulau Seram Maluku dan Papua dan dibudidayakan di Kebun Raya Bogor kemungkinan mempunyai potensi sebagai antimikroba. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan isolat senyawa aktif dari fraksi aktif sebagai antibakteri atau antifungi dan mendapatkan struktur senyawa aktif dari tanaman G. latissima Miq. Bahan tanaman kulit buah, kulit batang, dan daun Garcinia latissima Miq. masing-masing dimaserasi secara bertingkat dengan menggunakan tiga macam pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol sehingga diperoleh sembilan ekstrak. Uji antimikroba 9 ekstrak ini dilakukan terhadap dua bakteri gram positif Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis , dua bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli dan dua jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes dengan menggunakan uji zona hambat. Ekstrak yang memberikan zona hambat, dilakukan uji zona hambat kembali dengan menggunakan 2 ekstrak dalam DMSO. Ekstrak yang memberikan zona hambat pada konsentrasi 2 dilakukan uji konsentrasi hambat minimal KHM menggunakan metode dilusi dan kemudian difraksinasi menggunakan kromatografi kolom. Fraksi-fraksi yang diperoleh diuji zona hambat dan penetapan nilai KHM secara mikrodilusi. Fraksi yang memberikan penghambatan terhadap bakteri kemudian diuji secara bioautografi sehingga dapat diketahui ada tidaknya komponen dari fraksi yang dapat memberikan zona hambat. Fraksi yang mempunyai KHM 2.500 ppm atau kurang dan yang mempunyai bobot fraksi yang memungkinkan kemudian dilakukan isolasi dengan menggunakan kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis preparatif KLTP , dan rekristalisasi. Isolat yang diperoleh diidentifikasi menggunakan spektrometri UV-Vis, FTIR, LCMS Liquid Chromatography Mass Spectrofotometry , spektrometri 1HNMR, 13CNMR, HMQC, dan HMBC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat kulit buah dan ekstrak etil asetat kulit batang pada konsentrasi 2 memberikan zona hambat terhadap B. subtilis dan P. aeruginosa. Ekstrak metanol kulit buah 2 dan ekstrak metanol kulit batang 2 memberikan zona hambat terhadap B. subtilis dan S. aureus. Ekstrak metanol kulit buah 2 juga memberikan zona hambat terhadap P. aeruginosa. Ekstrak etil asetat daun dan ekstrak metanol daun pada konsentrasi 2 memberikan zona hambat terhadap B. subtilis. Dari hasil isolasi fraksi yang mempunyai KHM le; 2.500 ppm diperoleh empat senyawa yang baru pertama kali diisolasi dari G. latissima yaitu 6-deoksijakareubin dari fraksi C ekstrak etil asetat kulit buah G. latissima Miq. , senyawa friedilin dari fraksi A ekstrak etil asetat daun , senyawa robustaflavon dari fraksi D ekstrak etil asetat daun , dan senyawa amentoflavon dari fraksi B dan fraksi C ekstrak metanol daun . Hasil uji KHM 6-deoksijakareubin terhadap B. subtilis 156,25 ppm lebih aktif dari fraksi C ekstrak etil asetat kulit buah 1.250 ppm.

ABSTRACT
Garcinia latissima Miq. which grows on the island of Seram Maluku and Papua and cultivated in the Bogor Botanical Gardens may have potential as an antimicrobial. The purpose of this study was to obtain isolates of active compounds from the active fractions as antibacterial or antifungal and to obtain the structure of the active compound of the G. latissima Miq plant. Each plant material fruits, stembark, and leaves were macerated succesively by using n-hexane, ethyl acetate, and methanol subsequently obtaining 9 extracts. Antimicrobial tests of 9 extracts were performed on two Gram-positive bacteria Staphylococcus aureus and Bacillus subtilis , two Gram-negative bacteria Pseudomonas aeruginosa and Escherichia coli and two fungi Candida albicans and Trichophyton mentagrophytes using inhibitory zone tests. Extracts that provide inhibition zone, retard zone test conducted using 2 extract in DMSO. Extracts that gave the inhibition zone at 2 concentration were tested for minimum inhibitory concentrations MIC using the dilution method and then fractionated using column chromatography. The fractions were tested inhibit zone and stipulation of MIC values ?? ??by microdilution. Fractions that gave inhibition to the bacteria were then tested by performing bioautography assay to determine which component of the fraction that able to inhibit bacteria growth. A fraction having MIC of 2500 ppm or less and having a feasible fractional weight is then isolated by column chromatography, preparative thin layer chromatography Prep-TLC , and recrystallization. The isolates obtained were identified using UV-Vis spectrophotometry, FTIR, LCMS Liquid Chromatography Mass Spectrophotometry , 1H-NMR spectrophotometry, 13C-NMR, HMQC, and HMBC. The results showed that the fruits ethyl acetate extract and the stembark ethyl acetate extract at 2 concentration gave inhibition zone against B. subtilis and P. aeruginosa. The fruits methanol extract 2 and stembark methanol extract 2 gave inhibition zone against B. subtilis and S. aureus. The fruits methanol extract 2 also provided inhibitory zone against P. aeruginosa. The leaves ethyl acetate extract and the leaves methanol extract at 2 concentration gave inhibition zone against B. subtilis. The isolation result from fractions having MIC le; 2,500 ppm obtained four compounds which were first isolated from G. latissima, 6-deoxijacareubin from fraction C of fruit ethyl acetate extract , friedelin from fraction A of leaves ethyl acetate extract , robustaflavone from fraction D of leaves ethyl acetate extract , and amentoflavone from fraction B and fraction C of leaves methanolic extract . The MIC of 6-deoxijacareubin against B. subtilis was 156.25 ppm more active than fraction C of fruits ethyl acetate extract of 1250 ppm ."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
D2467
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Amalia Deborah
"Antibiotik ialah senyawa yang diproduksi oleh beberapa spesies mikroorganisme, yang memiliki kapasitas untuk menginhibisi pertumbuhan atau membunuh bakteri. Namun, dewasa ini penggunaan antibiotik sangat tidak terkendali dan menimbulkan resistensi. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang menjadi serius. Antibiotik yang dahulunya efektif dalam mengobati berbagai penyakit, sekarang telah berkurang ataupun hilang efektifitasnya. Karena terlalu banyaknya kasus resistensi, maka diperlukan suatu senyawa baru yang bisa menghasilkan daya antibakteri. Penemuan antibakteri baru dari senyawa dalam tanaman merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan ini. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Garcinia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tanaman Garcinia memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini diteliti potensi aktivitas antibakteri pada tanaman Garcinia latissima.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah daya antibakteri dari ekstrak-ekstrak Garcinia latissima menggunakan metode Konsentrasi Hambat Minimal KHM kemudian dilanjutkan dengan uji bioautografi pada Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan ekstrak metanol kulit batang tanaman Garcinia latissima terbukti memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus 2.000 g/mL dan 1.500 g/mL dan ekstrak metanol buah dan etil asetat buah tanaman Garcinia latissima memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa 3.000 g/mL . Untuk hasil bioautografi menunjukkan hasil positif dari masing-masing ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Antibiotic is a compound that produced by some species of microorganisms, which have a capacity to inhibit or kill the bacteria. However, nowadays the using of antibiotic become very uncontrolled and caused resistances. Antibiotic resistance is a very serious problem. An antibiotic which is effective to cure the disease in the past, now has decreased and lost its effectivity. Therefore, the new compound is needed to help the resistance problem. The discovered of new antibiotic compound from herbal plants is one of the potential source of antibacterial compound to solve this problem. One of those plants is Garcinia plant. Based on previous research, Garcinia plant has an antibacterial activity.
This research aimed to determine and to investigate the potency of antibacterial activity from Garcinia latissima extracts with Minimal Inhibitory Concentration MIC and Bioautography assay in Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Result indicated that the methanol fruit and cortex of Garcinia latissima have a potency of antibacterial in Staphylococcus aureus 2.000 g mL and 1.500 g mL , also methanol and ethyl acetate fruit extracts have a potency of antibacterial in Pseudomonas aeruginosa 3.000 g mL. For the bioautography assay, showed a positive antibacterial effectivity result in each extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herra Williany Monalissa
"Kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan faktor resiko dari aterosklerosis yang menyebabkan berbagai penyakit. Intervensi farmakologik utama untuk mengurangi kadar kolesterol ialah menghambat enzim HMG-KoA reduktase. Salah satu tanaman dari marga Garcinia, yakni Garcinia dulcis memiliki potensi sebagai aktivitas antikolesterol. Berdasarkan kemotaksonomi, Garcinia latissima Miq. diperkirakan juga mempunyai potensi aktivitas antikolesterol.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas HMG-KoA reduktase ekstrak air daging buah G.latissima dengan perbedaan durasi infusa, serta penetapan kadar flavonoid total dan fenol total pada ekstrak. Selain itu, simplisia daging buah G. latissima Miq. akan dibuat dalam bentuk teh dan dilakukan uji hedonis untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat pada teh tersebut.
Hasil uji menunjukkan ekstrak air daging buah G. latissima Miq 100 ppm dengan infusa selama 5, 10 dan 15 menit menghambat aktivitas enzim HMG-KoA reduktase berturut turut sebesar 11,32; 29,02; 13,03%. Ekstrak 10 menit dengan penghambatan enzim terbesar memiliki kadar flavonoid total sebesar 31,24 mg QE/gram ekstrak dan kadar fenol total sebesar 4,64 mg GAE/gram ekstrak. Sedangkan kesukaan masyarakat terhadap warna, aroma, rasa teh celup formula A buah G. latissima Miq. berturut turut sebesar 30; 30; 20% dan terhadap formula B berturut turut sebesar 40; 33,3; 50%.

High cholesterol in the blood is a risk factor of atherosclerosis that causes various diseases. The main pharmacologic intervention to reduce cholesterol levels is inhibiting the HMG-CoA reductase enzyme. One of the genera of Garcinia, Garcinia dulcis, has potential as an anticholesterol. Based on chemotaxonomy, Garcinia latissima Miq. is also estimated to have a potency as anticholesterol.
This study aims to test the inhibition activity of HMG-CoA reductase from mesocarp water extract of G.latissima with different duration of infusions, as well as determination of total flavonoid and total phenol content in the extract. In addition, the simplicia of the mesocarp of G. latissima Miq, will be made as herbal tea and a hedonic test is performed to find out the degree of liking for the tea.
The test results showed inhibitory activity of 100 ppm G. latissima Miq. mesocarp water extract with infusion for 5, 10 and 15 minute repectively 11.32; 29.02; 13.03%. The 10 minute extract with the largest enzyme inhibition had total flavonoids content of 31.24 mg QE / gram extract and total phenol content of 4.64 mg GAE / gram extract. The result of hedonic test for the color, aroma, flavor of herbal tea formula A respectively 30; 30; 20% and formula B respectively for 40; 33.3; 50%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Tri Lestari
"Munculnya penyakit infeksi baru dan peningkatan resistensi bakteri menimbulkan keharusan untuk menemukan antimikroba baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi antimikroba fraksi-fraksi ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima Miq. tanaman obat tradisional dari Indonesia. Aktivitas antimikroba ditentukan menggunakan metode zona hambat metode difusi cakram kertas, metode mikrodilusi secara kolorimetri, dan bioautografi kontak terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633. Hasil dari metode zona hambat menunjukkan bahwa terdapat 14 fraksi yang dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis pada konsentrasi 20 mg/mL. Berdasarkan metode mikrodilusi secara kolorimetri, fraksi O, S, H, dan T memiliki nilai KHM.

The emergence of new infectious diseases and the increase in bacterial resistance have created the necessity for development of new antimicrobials. The objective of this study was to evaluate the antimicrobial potentials of fractions from Garcinia latissima Miq. an ethnomedicinal plant from Indonesia fruits ethyl acetate extract. The antimicrobial activity was determined using agar disc diffusion method, colorimetric broth microdilution method, and contact bioautography against Bacillus subtilis ATCC 6633. The results from the disc diffusion method showed that 14 out of 22 fractions could inhibit the growth of Bacillus subtilis at a concentration of 20 mg mL. Based on a colorimetric broth microdilution method, the MIC values of O, S, H, and T fractions were"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>