Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Salsabiila Bazaluna Febriadini
"Sektor kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berperan penting dalam perekonomian nasional, tetapi terancam oleh infeksi Ganoderma boninense yang menyebabkan penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB). Salah satu upaya pengendalian penyebaran fungi fitopatogen yaitu menggunakan bakteri antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi antagonis ko-kultur Bacillus siamensis LDR dan Stenotrophomonas maltophilia G17 terhadap Ganoderma boninense melalui uji antagonis dan antibiosis. Uji antagonis dilakukan menggunakan metode dual culture berupa pour plate dan disc delayed culture pada medium. Filtrat ko-kultur yang difermentasi selama 5 dan 7 hari pada Nutrient Broth (NB) dan NB dengan tambahan glukosa digunakan untuk uji antibiosis menggunakan metode agar well diffusion dan pour plate. Uji antagonis maupun uji antibiosis dilakukan pada medium Plate Count Agar (PCA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Potensi antagonis dan antibiosis ko-kultur bakteri terhadap fungi diukur berdasarkan diameter pertumbuhan fungi yang menunjukkan hambatan menggunakan rumus Growth Inhibition Rate (GIR). Hasil uji antagonis menunjukkan hambatan pertumbuhan fungi mencapai 69.63% ± 2,46% pada metode disc delayed culture sedangkan pada metode pour plate mencapai 100%. Sementara, filtrat hasil fermentasi ko-kultur bakteri berusia 5 hari dan 7 hari menghasilkan senyawa antifungi yang menghambat pertumbuhan fungi uji dengan GIR mencapai 100% pada metode pour plate dan 48,20% ± 2,23% pada metode agar well diffusion. Filtrat hasil fermentasi selama 5 hari menunjukkan performa antibiosis yang lebih baik. Sementara, penambahan glukosa pada proses fermentasi tidak meningkatkan performa antibiosis. Selanjutnya, perlu dilakukan identifikasi senyawa antifungi yang dihasilkan oleh ko-kultur B. siamensis LDR dan S. maltophilia G17.
The oil palm sector (Elaeis guineensis Jacq.) plays a crucial role in the national economy but is threatened by Ganoderma boninense, causing Basal Stem Rot (BSR). One strategy to control the spread of this phytopathogenic fungus is to employ antagonistic bacteria. This research aims to assess the antagonistic potential of co-cultured Bacillus siamensis LDR and Stenotrophomonas maltophilia G17 against G. boninense through antagonism and antibiosis assays. Antagonism assays were conducted using pour plate and disc delayed culture methods. Fermented co-culture filtrates (5 and 7-day) in Nutrient Broth (NB) and NB supplemented with glucose were utilized for antibiosis assays, using agar well diffusion and pour plate methods. Both assays were conducted on Plate Count Agar (PCA) and Potato Dextrose Agar (PDA) media. Potency of bacterial co-culture against G. boninense were evaluated based on the inhibition diameter of fungal growth, calculated using the Growth Inhibition Rate (GIR) formula. The antagonism assay results showed fungal growth inhibition of 69.63% ± 2.46% with the disc delayed culture, while the pour plate achieved 100% inhibition. Meanwhile, the filtrate from the 5 and 7-day fermented bacterial co-culture produced antifungal compounds that inhibited fungal growth by 100% using the pour plate and 48.20% ± 2.23% using the agar well diffusion. The 5-day fermented filtrate showed better antibiosis performance. The addition of glucose during the fermentation process did not enhance antibiosis performance. Further identification of antifungal compounds produced by the B. siamensis LDR and S. maltophilia G17 co-culture is needed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cahya Kurnia Kusumawarni
"Industri kelapa sawit berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, penyakit Busuk Pangkal Batang oleh Ganoderma boninense mengancam perkebunan kelapa sawit. Pengembangan agen biokontrol diperlukan sebagai alternatif dari penggunaan fungisida. Pada penelitian sebelumnya, kultur tunggal Bacillus siamensis LDR, Bacillus sp. TKA6A, dan Stenotrophomonas maltophilia G17 berhasil menghambat pertumbuhan Ganoderma boninense. Pada penelitian ini, ketiga bakteri tersebut disatukan sebagai ko-kultur. Uji Antagonis dan Antibiosis dilakukan untuk melihat kemampuan ko-kultur dalam menghambat Ganoderma boninense. Efektivitas hambatan direpresentasikan sebagai nilai Persentase Hambatan Pertumbuhan Radial (PHPR). Uji Antagonis dilakukan dengan metode pour plate dan paper disc dual culture pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan Plate Count Agar (PCA). Berdasarkan pengujian, nilai PHPR pada metode pourplate mencapai 100% di kedua medium, sedangkan pada metode dual culture, nilai PHPR pada medium PCA (46,88%) lebih tinggi dibandingkan medium PDA (32,80%). Sementara itu, Fermentasi ko-kultur bakteri pada uji antibiosis dilakukan di dalam medium NB dengan dua variabel perlakuan, yakni lama fermentasi dan sumber karbon. Uji Antibiosis dengan filtrat hasil fermentasi dilakukan dengan metode Pour plate dan agar well diffusion. Uji antibiosis dengan metode pour plate memperoleh hambatan sebesar 100% pada ketiga variasi medium fermentasi, dan 94,94% pada variasi 5 hari di medium NB+Glukosa. Di samping itu, nilai PHPR pada metode agar well diffusion berkisar dalam rentang 22.57% sampai 43,74%. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kandungan senyawa antifungi yang dapat dihasilkan oleh ko-kultur tersebut serta pengembangan aplikasi ko-kultur pada tahap pembibitan kelapa sawit.
The oil palm industry is crucial to the economic growth of Indonesia. However, Basal Stem Rot disease caused by Ganoderma boninense poses a significant threat. This study aimed to develop biocontrol agents as an alternative to environmentally harmful fungicides. Previous research demonstrated that single cultures of Bacillus siamensis LDR, Bacillus sp. TKA6A, and Stenotrophomonas maltophilia G17 inhibit Ganoderma boninense. In this research, the inhibiton activities against Ganoderma boninense of these strains in co-culture were evaluated through antagonist and antibiosis assays, presenting results as Growth Inhibition Rates (GIR). Antagonistic tests, conducted using the pour plate method and paper disc dual culture on Potato Dextrose Agar (PDA) and Plate Count Agar (PCA) media, showed 100% inhibition with the pour plate method on both media. The dual culture method revealed higher GIR on PCA (46.88%) compared to PDA (32.80%). Antibiosis tests involved fermenting the co-culture in Nutrient Broth (NB) medium with varying fermentation durations and carbon sources. The pour plate method using fermentation filtrate achieved 100% inhibition across all media variations, with 94.94% in the 7-day NB+Glucose medium. GIR values from the agar well diffusion method ranged from 22.57% to 43.74%. Further analysis is required to identify antifungal compounds produced by the co-culture and to develop applications for co-culture in palm oil nurseries."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library