Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Aryan Dini
"Beberapa dekade terakhir, gim video telah menjadi salah satu bentuk hiburan yang paling diminati jutaan pengguna di seluruh dunia. Hal ini mendorong para pengembang dan penerbit gim menerjemahkan gimnya dengan tujuan meraup keuntungan dari penjualan gim di seluruh dunia. Namun, penerjemahan gim ini berpotensi menghilangkan keseruan dalam bermain gim apabila tidak diterjemahkan dengan baik dan sesuai dengan bahasa dan budaya negara sasaran penjualan. Di sinilah peran penting penerjemah untuk memberikan terjemahan berkualitas diperlukan. Teks sumber penelitian ini adalah takarir dari gim novel visual yang berjudul Eliza. Masalah penerjemahan pragmatis yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah eksplikatur dan implikatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penerjemahan kompensasi dan transkreasi merupakan strategi penerjemahan yang dapat membantu penerjemah untuk mengatasi kedua masalah terjemahan pragmatis. Kedua strategi penerjemahan ini memberikan kebebasan kepada penerjemah untuk berkreasi dalam menerjemahkan. Dalam proses penerjemahan, unsur non-verbal, seperti gambar dan suara dalam gim berperan penting untuk membantu peneliti memilih strategi penerjemahan yang tepat.

In the last few decades, video games have become one of the most in-demand forms of entertainment for millions of users around the world. This has prompted game developers and publishers to translate the games aiming to make a profit from worldwide game sales. However, translating the game has the potential to eliminate the enjoyment of playing the game if it is not translated well and is in accordance with the target language and culture. This is where a translator plays an important role to provide a high-quality translation. The source text of this study is the subtitles of a visual novel game called Eliza. Pragmatic translation problems that are the focus of this study are explicatures and implicatures. The result shows that compensation and transcreation are translation strategies that can help the translator resolve both pragmatic translation problems. Both of these translation strategies give the translator the freedom to be creative in translating. In the translation process, non-verbal elements, such as images and sounds in games, play an important role in helping the translator choose the right translation strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lupita Parameswari
"Penelitian ini berfokus pada penyesuaian budaya yang terjadi dalam penerjemahan gim novel visual Jepang yang berjudul 9-nine-Kokonotsu Kokonoka Kokonoiro. Gim ini dibuat dan dikembangkan oleh Palette dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh grup penerjemah penggemar Hero Soft. Penelitian ini menganalisis prosedur penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah berdasarkan prosedur penerjemahan gim oleh O’Hara dan Mangiron (2006) serta prosedur penerjemahan yang telah dirangkum dan dikembangkan oleh Dewi dan Wijaya (2021) dan mengkaji penyesuaian budaya yang terjadi dalam proses penerjemahan teks sumber (TSu). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi prosedur penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah penggemar untuk menghadapi istilah budaya dalam gim novel visual dan mengkaji hubungan antara prosedur yang diterapkan dengan penyesuaian budaya yang terjadi. Berdasarkan berbagai prosedur penerjemahan dan jenis penyesuaian budaya yang ditemukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa ideologi yang diterapkan oleh penerjemah penggemar adalah domestikasi karena terlihat bahwa tujuan penerjemahan adalah mendekatkan gim kepada pemain sebagai audiens melalui penyesuaian banyak unsur budaya sumber dengan unsur budaya yang lebih dikenal dalam bahasa sasaran (BSa).

This study focuses on the cultural adjustment that occurs in the translation of the Japanese visual novel game 9-nine-Kokonotsu Kokonoka Kokonoiro. The game was created and developed by Palette and translated into Indonesian by Hero Soft, a group consisted of fan translators. This study analyzes the translation procedures applied by translators based on game translation strategies as proposed by O'Hara and Mangiron (2006) as well as translation procedures developed by Dewi and Wijaya (2021), and examines the cultural adjustments that occur in the translation process. This study uses a descriptive qualitative method. This research was conducted by identifying the translation procedures applied by fan translators when dealing with cultural terms in the game, as well as examining the relationship between the procedures applied and the cultural adjustments that occurred. Based on the variety of translation procedures and the types of cultural adjustments found, the researcher concludes that the ideology applied by fan translators is domestication because it appears that the translation’s purpose is to bring the game closer to the audience (i.e. the players) by adapting many source culture elements to more familiar source language (SL) cultural elements."
2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library