Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nawangsari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data pengaruh penghentian pajanan monosodium glutamat terhadap gambaran histologis tubuli seminiferi testis pada tikus putih (Rattus norvegicus) dewasa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo prospektif, menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) dewasa strain Sprague Dawley yang diberi msg dosis 4 g/kgBB dan 6 g/kgBB tiap hari selama 30 hari. Msg diberikan dengan dosis 4 g/kgBB dan 6 g/kgBB yang dilarutkan dalam aquades, masing-masing pada satu kelompok besar. Selain itu digunakan sekelompok besar tikus sebagai kelompok perlakuan yang hanya diberikan aquades. Perlakuan dilakukan dengan pemberian menggunakan sonde 1,5 ml aquades atau aquades 1,5 ml yang merupakan larutan msg sesuai dosis. Sehari, 14 hari dan 28 hari pasca penghentian pajanan, tikus disakrifikasi dan dilakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan pada tubuli seminiferi testis, yaitu pada diameter tubuli seminiferi, jumlah spermatogonia, jumlah spermatosit dan jumlah spermatid. Penelitian ini menyimpulkan adanya perubahan (regenerasi) pada tubuli seminiferi, meskipun belum sampai pada keadaan seperti kontrol perlakuan. Data ini diharapkan dapat memberi informasi dan membuka kesempatan penelitian lanjut yang terkait dengan mekanisme regenerasi pasca kerusakan oleh monosodium glutamat.

ABSTRACT
The aim of this study was to analize histological appearance of testis after termination of msg exposure. Msg was given 4 g/kg BW and 6 g/kg BW soved ini aquadest. Each those treatment was given in two group of rats. This study also used a group of treatment control rat. The treatment was done by giving with sonde 1,5 ml aquadest or 1,5 ml aquadest with msg according the doses. The testis were isolated one day, 14 days and 28 days after termination of msg exposure; the rat were sacrificed and were examined the histological appearances of the testis. Spesificaly, the examination was done to tubuli seminiferi diameter, the amount of the spermatogonia, spermatocyts and spermatids. This study concluded that there was changed (regeneration) of the tubuli seminiferi, although not yet reach the situation in the control groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nurleni
"ABSTRAK
Asam azelat secara klinis telah terbukti efektif sebagai anti jerawat dengan cara menghambat regulasi sintesis DNA dan RNA bakteri Propionibacterium acnes P.acnes sehingga dapat menurunkan produksi protein yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup. Akan tetapi, untuk mencapai efek terapi tersebut asam azelat memiliki keterbatasan dalam kemampuan penetrasi ke kelenjar sebasea di dermis kulit. Sehingga, untuk meningkatkan kemampuan penetrasi dapat dilakukan dengan diformulasikan asam azelat dalam bentuk vesikel etosom. Penelitian ini menggunakan metode hidrasi lapisan tipis untuk membuat suspensi etosom dengan berbagai variasi konsentrasi etanol yaitu 30 , 35 dan 40 . Etosom dengan konsentrasi etanol 35 memberikan hasil terbaik dengan efisiensi penjerapan EE sebesar 94,48 0,14 dan ukuran partikel terkecil 179,3 2,23 nm. Untuk profil pelepasan obat sediaan Krim Etosom KE lebih baik bila dibandingkan dengan Krim Non Etosom KNE sebesar 1334,074 g/cm-2 jam-1dan 491,032 g/cm-2 jam-1. Hal ini juga linier dengan profil kecepatan penetrasi, dimana KE lebih cepat berpenetrasi bila dibandingkan dengan KNE dan BK dengan nilai sebesar 14,24 m/hr, 3,90 m/hr dan 0,99 m/hr.

ABSTRACT
Clinical of azelaic acid to be effective as an anti acne to inhibiting the regulation of DNA and RNA synthesis for bacterial Propionibacterium acnes P.acnes to decreases protein production needed bacteria to survive. However, to achieve the therapeutic effect of azelaic acid has limited to penetrated the sebaceous glands in skin dermis. So, to enhance the penetration capability can be formulated azelaic acid in vesicles ethosom. This research uses thin layer hydration method to create ethosomal suspension with various ethanol concentration 30 , 35 and 40 . The ethosome with a 35 ethanol concentration gives the best results with an Entrapmen Efficiency EE of 94,48 0,14 and smallest particle size of 179,3 2,23 nm. For drug release profiles preparations of Cream Ethosome CE better when Cream Non Ethosome CNE as 1334,074 g cm 2.jam 1and 491,032 g cm 2 jam 1, and than to penetration speed profile CE penetrated to faster when compared with CNE and Base Cream BC as 14,24 m hr, 3,90 m hr and 0,99 m hr."
2018
T49696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library