Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Hamid Sujatmoko
"ABSTRAK
Topik kompetisi antar media sudah sering menjadi perbincangan para ahli ilmu komunikasi. Dahulu konsep yang digunakan adalah konsep fungsi alternatif ffunctional alternativel atau konsep fungsi ekivalen (functional eauivalenl. Hasil riset terdahulu menunjukkan, setiap kehadiran media baru selalu, sedikit atau banyak, mempengaruhi media yang sudah ada. Ini berarti diantara industri media juga ada iklim kompetisi yang harus diperhitungkan agar suatu media tetap eksis kehadirannya. Pada perkembangan berikutnya, seorang ahli komunikasi dari AS, John Dimmick, menemukan sebuah konsep baru untuk mengukur kompetisi antar industri media. Konsep ini. yang dinamakannya Competitive Superioritv. merupakan konsep yang didasari atas 3 konsep : Pendekatan Uses and Gratificationa. konsep functional alternative dan konsep Niche. Yang menarik, konsep Niche yang mendasari konsep Competitive Superioritv. sesungguhnya adalah konsep yang dikembangkan oleh ahli ekologi. Konsep ini intinya mempelajari segala aspek dalam lingkungan dimana populasi berinteraksi untuk mempertahankan hidupnya. Diasumsikan, sumber alam (resources) untuk mempertahankan kehidupan terbatas jumlahnya, sehingga populasi harus berkompetisi dalam merebut sumber itu agar bisa bertahan hidup. Dalam studi komunikasi massa, populasi diartikan sebagai industri media, yang hidup dalam satu lingkungan dan harus berkompetisi untuk mendapatkan sumber kehidupan yang berupa kapital/modal, jenis isi dan khalayak. Penelitian yang dilakukan Dimmick dengan menggunakan konsep ini di Ohio, menunjukkan, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Dalam dimensi afektif, televisi lebih superior dari surat kabar dan radio, dan surat kabar lebih superior dari radio. Penulis mencoba mengaplikasikan konsep Competitive Suoerioritv untuk mengukur superioritas media radio, surat kabar dan televisi di Jakarta. Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Kramat Pela. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survai dimana data dikumpulkan di lapangan. Tipe penelitiannya adalah deskriptif, mencoba menggambarkan secara terinci kompetisi antar industri media di Jakarta. Guna mendapatkan data, 100 responden dipilih secara ourposive untuk diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Sedangkan dalam dimensi afektif, televisi dan radio sama-sama superior, dan media yang paling inferior adalah suratkabar. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Dimmick. Selain menunjukkan masih berbedanya kondisi dan kemajuan media massa di Indonesia dan di AS, perbedaan hasil ini juga menunjukkan penggunaan dan kepuasan khalayak mengkonsumsi media di Indonesia berbeda dengan di AS."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrya Solihin J.
"Kota Tangerang Selatan memiliki sebelas situ yang berada di dalam wilayah administratifnya. Situ-situ tersebut sedang mengalami degradasi fungsi utama sebagai kawasan penyimpanan air. Salah satu sebab penurunan fungsi ini adalah alih fungsi Iahan yang terjadi secara illegal seperti permukiman dan peruntukan situ sebagai kawasan pembuangan sampah. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu masih banyaknya situ di wilayah Tangerang Selatan yang mengalami penurunan fungsi dan lwasan kawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan jika kondisi situ-situ di wilayah Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan cukup buruk. Dari 11 (sebelas) situ yang ada di wilayah Tangerang Selatan, hanya 2 (dua) situ yang dapat dikategorikan memiliki kondisi baik, sedangkan 5 (lima) situ lainnya dikategorikan memiliki kondisi sedang, dan bahkan 4 (empat) situ sisanya dikategorikan buruk dengan kondisi [vasan situ sudah nol/hilang. Faktor-faktor yang menyebabkan degradasi situ adalah, 1) dari segi sosial ekonomi kependudukan, peningkatan jumlah penduduk di kota Tangerang Selatan menjadi sebab meningkatnya tekanan terhadap daya dukung situ. 2) Ditinjau dari Aspek Tata Ruang/RUTR Kota Tangerang, rencana pengelolaan kawsan situ tidak terintegrasi dalam rencana tata ruang wilayah kota adanya perubahan fungsi lahan. 3) Ditinjau dari Aspek Potensi Sarana/Elemen Perkotaan, kawasan situ tidak dikelola dengan perencanaan yang baik sehingga tidak terintegrasi dalam pembangunan kota. Altematif solusi untuk perbaikan kondisi situ-situ adalah pengembangan perangkat insentif dan disinsentif untuk mengarahkan sekaligus mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan situ yang dikembangkan secara sektoral maupun lintas sektoral.

The eleven smali fakes in The City of South Tangerang are faced serious degradation of their function as water based reservoir and their existence. Land used changing such as illegal settlement and waste landfill around the small lakes caused the inhibitory of small Jakes. Based on that condition, this research question is the enhancement of degradation of small Jakes in South Tangerang City. This research used qualitative approach with descriptive analyses. Results of study show the condition of small lakes in The City of South Tangerang are in bad category. From eleven small lakes, two small lakes categories in good condition, five small lakes categories in middle condition, four small lakes in bad condition with zero area. These conditions caused by, 1) from social, economic and citizenry impact, escalation of citizen dweller in The City of South Tangerang became pressure for carriying cappacity of the small lakes. 2) from South Tangerang Regional Development Planning Concept there is no integration these area to the mapping of City region. 3) from infrastructurs and the element of city, these smal) lakes area were not well integrated to the development of city planning. The alternative solution to improve the condition of these small lakes is the development of insentive and disinsentive system programme. This system fungtion as controlier on land used changes and improvement of the smalt lakes. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2010
T33552
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library