Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halimah Hasan
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Asimetri pada wajah dan lengkung gigi merupakan fenomena yang dapat ditemui hampir pada seluruh individu sehingga saat ini asimetri dengan batas-batas tertentu masih dianggap seimbang secara klinis dan dinilai normal. Asimetri mandibula merupakan asimetri yang paling sering terjadi dan mudah terlihat dikarenakan mandibula adalah bagian wajah yang paling mudah bergerak dibandingkan bagian wajah lainnya. Asimetri mandibula ditemukan paling tinggi dan dapat memengaruhi perawatan. Untuk mendiagnosis asimetri mandibula dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis ekstra oral yang meliputi pemeriksaan smile symmetry. Tujuan: Mengetahui frekuensi dan distribusi terjadinya asimetri mandibula pada mahasiswa angkatan tahun 2016 FKG UI dan mengetahui berapa persen mahasiswa yang mengalami asimetri mandibula. Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis gambaran klinis yang dilakukan untuk melihat adanya asimetri atau disporposi pada wajah tampak frontal khususnya pada mandibula. Analisis dilakukan dengan cara fotografi frontal dalam kondisi standar dan kondisi gigi tersenyum. Kesimpulan: Pada mahasiswa FKG UI angkatan 2016 terdapat 37 subjek (32,2%) dengan asimteri mandibula dan terdapat 57 subjek (49,6%) yang memiliki senyum tidak simetris.
ABSTRACT Background: Facial asymmetry is a phenomenon found in almost every individual, thus asymmetry within certain boundaries is accepted as clinically balanced and normal. Mandibular asymmetry is the most common asymmetry that can occur and is easily seen because the mandibula is the part of the face that is most mobile compared to the rest of the face. Mandibular asymmetry are the most common asymmetry that can affect treatment for asymmetry. Mandibular asymmetry can be diagnosed by extra oral clinical examination which includes smile symmetry. Objective: Knowing the frequency and distribution of mandibular asymmetry in In Faculty Of Dentistry batch 2016 students and knowing what percentage of students experience mandibular asymmetry. Method: The method used in this research is clinical image analysis which is used to see whether asymmetry or facial disproportion on the frontal face image, especially on the mandibula, is present. The analysis is done via frontal photography in a standard setting. Conclusion : In Faculty Of Dentistry batch 2016, there were 42 subjects with mandibular asymmetry and 58 subjects with asymmetry smile.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Septa Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan asuransi kendaraan di banyak negara menggunakan Sistem Bonus-Malus untuk menentukan net premi yang dikenakan kepada pemegang polis. Penentuan net premi pada Sistem Bonus-Malus hanya didasarkan pada frekuensi klaim dan mengabaikan severity klaim. Hal ini tidak adil bagi pemegang polis yang memiliki klaim kecil. Untuk mengatasi masalah tersebut, dikembangkan metode penentuan net premi pada Sistem Bonus-Malus yang mempertimbangkan frekuensi dan severity klaim. Frekuensi dan severity dapat diasumsikan independen atau dependen. Dalam menentukan net premi, dibutuhkan distribusi posterior dari parameter distribusi frekuensi dan severity. Pada kasus frekuensi dan severity independen, penentuan distribusi posterior untuk frekuensi dan severity dilakukan secara terpisah sedangkan pada kasus frekuensi dan severity dependen, penentuan distribusi posterior untuk frekuensi dan severity dilakukan dengan menggunakan distribusi bersama dari frekuensi dan severity. Skripsi ini membahas penentuan net premi yang didasarkan pada distribusi frekuensi dan distribusi severity baik untuk frekuensi dan severity independen maupun dependen.
ABSTRACT
Vehicle insurance companies in many countries use the Bonus Malus System to determine the policyholder 39 s net premium. The determination of net premiums on the Bonus Malus System is based solely on the frequency of claims and ignores the severity of claims. This is unfair to policyholders who have small claims. To overcome this problem, the net premium determination method in Bonus Malus System was developed taking into account the frequency and severity of claims. Frequency and severity can be assumed to be independent or dependent. In determining the net premium, a posterior distribution of parameters of the frequency and severity distribution is required. In the case of frequency and severity independent, the determination of the posterior distribution for frequency and severity is performed separately whereas in the case of frequency and severity dependent, the determination of posterior distribution for frequency and severity is done by using the joint distribution of frequency and severity. This thesis discuss the determination of net premium based on frequency distribution and severity distribution for both frequency and severity independent and dependent.
2017
S68751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library