Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widyastuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan fraud risk assessment pada kegiatan belanja barang dan jasa Pemerintah Kota Palopo sebagai salah satu strategi mengantisipasi terjadinya fraud yang dapat menimbulkan pemborosan dan kerugian keuangan pemerintah. Melalui fraud risk assessment, pemerintah dapat menetapkan prioritas pengendalian dan upaya-upaya pencegahan yang tepat untuk skema fraud dengan tingkat risiko paling tinggi. Fraud Risk Assessment dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan Pedoman Penilaian Risiko yang disusun oleh BPKP (2012). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi kasus. Hasil fraud risk assessment menunjukkan bahwa bukti pertanggungjawaban fiktif dalam pelaksanaan perjalanan dinas adalah risiko fraud dengan tingkat paling tinggi, sehingga perhatian dan upaya untuk mengantisipasi risiko ini harus diprioritaskan. Rekomendasi strategi untuk mengantisipasi risiko fraud ini dirancang berdasarkan pada penerapan pencegahan dan pendeteksian fraud yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya fraud, mencegah pemborosan dan kerugian keuangan pemerintah, dan melindungi keuangan pemerintah. ......The purpose of this research was to conduct the fraud risk assessment on procurement of goods and services on Government of Palopo City as one of strategies to anticipate fraud that threatens government finance. Through the Fraud Risk Assessment, government can set priority controls and appropriate prevention strategy for each fraud scheme based on the highest level of risk. The Fraud Risk Assessment in this study was conducted in accordance with the guidelines in BPKP Risk Assessment Guide (2012). This study used qualitative approach with field study data collection technique. Assessment result showed false invoicing documents in official business trip is the highest level of risk, so attention and effort to anticipate this risk must be prioritized. The recommended strategies to anticipate this fraud, which is designed based of the applications of fraud prevention and detection, can be used by government to anticipate the possibility of fraud risk, prevent financial loss, and secure the government finance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Septariana Puspa
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menilai tingkat maturitas dari program fraud risk management PT X pada tingkat korporat, menyusun matriks fraud risk assessment dengan mengidentifikasi skema risiko fraud yang mungkin terjadi, melakukan penilaian dari risiko fraud (fraud risk assessment), dan menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) pada Sub Direktorat Satuan Pengawasan Intern PT X. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif maupun kualitatif (mix method) dengan tipe penelitian deskriptif. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan dan wawancara pada pejabat terkait untuk menilai tingkat maturitas fraud risk assessment, dan data sekunder diperoleh melalui dokumen kebijakan maupun laporan internal perusahaan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat maturitas fraud risk management PT X sebesar 9,98 dari 45 atau sebesar 22,2%. Berdasarkan penilaian fraud risk assessment teridentifikasi 38 skema risiko fraud dengan tingkat residual risk terdiri dari 11 low risk, 11 medium risk dan 14 high risk. Atas fraud risk assessment PT X menghasilkan 11 kegiatan pelaksanaan pengawasan internal dengan total hari pengawasan sebanyak 584 hari pengawasan yang harus dilakukan dalam 1 tahun pengawasan pada Kantor Pusat dan SBU Transbusway. ......The purpose of this study is to assess the maturity level of PT X's fraud risk management program at the corporate level, compile a fraud risk assessment matrix by identifying possible fraud risk schemes, conducting fraud risk assessments (fraud risk assessment), and compiling the Annual Supervision Work Program at the Sub Directorate of Internal Supervision Unit PT X.In this study using quantitative and qualitative research (mix method) with descriptive research types. Primary data is obtained through observations and interviews with relevant officials to assess the fraud risk assessment maturity level, and secondary data obtained through policy documents and company internal reports. From the results of the study it was found that the PT X fraud risk management maturity level was 9.98 of 45 or 22.2%. Based on the fraud risk assessment assessment identified 38 fraud risk schemes with a residual risk level consisting of 11 low risk, 11 medium risk and 14 high risk. PT X's fraud risk assessment resulted in 11 internal supervision activities with a total of 584 days of supervision that must be carried out within 1 year of supervision at the Head Office and SBU Transbusway.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Wijaya Kusuma
Abstrak :
Penelitian ini membahas penerapan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik PT X menggunakan kerangka COSO Fraud Risk Management Guide 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini menggunakan instrumen wawancara, observasi, survei, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan analisis isi pada data primer dan sekunder. Objek penelitian ini adalah PT X sebagai unit analisis tunggal. PT X adalah sebuah perusahaan keramik ternama yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun di Indonesia. Pada tahun 2017 PT X baru memiliki sistem pelaporan pelanggaran, dimana aduan yang diterima selama 6 bulan terakhir merupakan kecurangan terkait proses pengiriman barang.

Penelitian ini ditujukan untuk melakukan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik, merancang strategi anti kecurangan bagi manajemen PT X, dan membuat program audit untuk menguji efektivitas dari kontrol terkait risiko fraud yang diidentifikasi. Tiga area yang berisiko dalam siklus penjualan domestik PT X adalah Sales Administration, Warehouse, dan Finance Account Receivable. Risiko kecurangan yang teridentifikasi pada siklus penjualan adalah kategori korupsi dan penyalahgunaan aset. Sebagian besar risiko berada pada area yang berisiko tinggi. Penelitian ini menghasilkan fraud risk register, rancangan strategi anti kecurangan bagi manajemen perusahaan sebagai pemilik risiko ultimat, yaitu respon pencegahan, deteksi, dan investigasi, dan juga program audit terkait dengan kontrol dari risiko yang diidentifikasi.

Penelitian ini membahas penerapan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik PT X menggunakan kerangka COSO Fraud Risk Management Guide 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini menggunakan instrumen wawancara, observasi, survei, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan analisis isi pada data primer dan sekunder. Objek penelitian ini adalah PT X sebagai unit analisis tunggal. PT X adalah sebuah perusahaan keramik ternama yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun di Indonesia. Pada tahun 2017 PT X baru memiliki sistem pelaporan pelanggaran, dimana aduan yang diterima selama 6 bulan terakhir merupakan kecurangan terkait proses pengiriman barang.

Penelitian ini ditujukan untuk melakukan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik, merancang strategi anti kecurangan bagi manajemen PT X, dan membuat program audit untuk menguji efektivitas dari kontrol terkait risiko fraud yang diidentifikasi. Tiga area yang berisiko dalam siklus penjualan domestik PT X adalah Sales Administration, Warehouse, dan Finance Account Receivable. Risiko kecurangan yang teridentifikasi pada siklus penjualan adalah kategori korupsi dan penyalahgunaan aset. Sebagian besar risiko berada pada area yang berisiko tinggi. Penelitian ini menghasilkan fraud risk register, rancangan strategi anti kecurangan bagi manajemen perusahaan sebagai pemilik risiko ultimat, yaitu respon pencegahan, deteksi, dan investigasi, dan juga program audit terkait dengan kontrol dari risiko yang diidentifikasi. ......This study discusses desain and implementation of fraud risk assessment on domestic revenue cycle of PT X, applying COSO framework; Fraud Risk Management Guide 2017. This study uses qualitative approach with case study method. This study uses interview, observation, survey, and documentation as research instruments. Data analysis uses content analysis to primary and secondary data. This study observes PT X as single unit analysis. PT X is a leading tiles company which has been operating for 20 years in Indonesia. In 2017 PT X just began a whistleblowing mechanism and last six months the complaints obtained related to fraud goods delivery process.

The purposes of this study are to implement fraud risk assessment on domestic revenue cycle, to design anti-fraud strategies for management of PT X, and to create audit programs to test control effectiveness related the identified risks. The main risky area on domestic revenue cycle of PT X are Sales Administration, Warehouse, and Finance Account Receivable. The identified risks on domestic revenue cycle are corruption and assets misappropriation. Most identified risks fell on high risk area. The outcome of this study are fraud risk register, anti-fraud strategy for management as ultimate risk owner, and audit program related to identified risk controls.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palwoto
Abstrak :
PT. Bank A telah menerapkan Kebijakan Strategi Anti Fraud, dalam kurun waktu yang cukup lama, namun fraud pada perusahaan tersebut masih tetap terjadi. PT.Bank A belum melakukan pemetaan risiko fraud secara komprehensif, salah satunya karena PT. Bank A belum memiliki rancangan penilaian risiko fraud Fraud Risk Assesment/FRA. Penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah dalam perancangan penilaian risiko fraud dan penerapan FRA dalam pelaksanaan audit internal dan strategi anti fraud serta memetakan risiko fraud berdasarkan unit-unit dan proses bisnis pada PT.Bank.A. Metode yang digunakan dengan menggunakan pendekatan matrik, yang dimulai dengan mengidentifikasi indikator faktor risiko dan kasus-kasus fraud yang pernah dilakukan audit internal guna menyusun inherent risk berdasarkan atas Dampak dan Kecenderungan. Selanjutnya melakukan asesmen terhadap internal control masing masing cabang guna mendapatkan residual fraud risk. Berdasarkan penelitian dari 16 kantor cabang diperoleh hasil residual risk sebanyak 2 kantor cabang memiliki risiko fraud dengan kategori moderate to high, 3 kantor cabang memiliki kategori risiko moderate, 5 kantor cabang dengan kategori low to moderate, 6 kantor cabang dengan kategori low dan tidak terdapat kantor cabang dengan kategori high. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa rancangan fraud risk assessment ini dapat dijadikan model bagi PT. Bank A atau lembaga keuangan atau non keuangan lainnya sebagai dasar menetapkan unit dan proses bisnis yang perlu perhatian lebih dibanding lainnya terutama untuk auditor saat melakukan audit umum dan dalam penerapan Strategi Anti Fraud. ......PT. Bank A has implemented the Anti Fraud Strategy Policy, for a considerable period of time, but the fraud on the company still persists. PT.Bank A has not conducted comprehensive fraud risk mapping, one of them is because PT. Bank A does not yet have a Fraud Risk Assessment FRA design. This research was to determine the steps in planning a fraud risk assessment and application of fraud risk assessment in the implementation of internal audit anti fraud strategy and mapping fraud risk based on units and business process at PT. Bank A. Method used by using matrix approach, which starts by identifying indicators of risk factors and fraud cases of internal audited to establish inherent risk based on impact and likelihood. Then, conduct the assessment of internal control of each branch office to obtain residual fraud risk. Based on research from 16 sixteen branch offices, the result of residual risk is 2 two branch offices have fraud risk with moderate to high category, 3 three branch offices have moderate risk category, 5 five branch offices with low category to moderate, 6 six branch offices with low category and no branch office with high category. The conclusion of this research is that the design of fraud risk assessment can be used as a model for PT. Bank A or other financial or non financial institution as the basis for establishing units and business processes that need more attention than others especially for auditors when conducting internal audits and in applying Anti Fraud Strategy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Ashri Bukhairina
Abstrak :
ABSTRAK
Latifa Corp. adalah UKM yang bergerak di bidang jasa spa dengan salah satu lini bisnisnya adalah Latifa Home Spa. Problem utama yang dihadapi oleh Latifa Home Spa adalah sistem booking yang masih manual dan terdesentralisasi pada masing- masing business partnernya. Kurangnya kontrol dan sulitnya manajemen pusat dalam memverifikasi laporan pemesanan yang dibuat oleh business partner setiap bulannya berpotensi menciptakan risiko fraud. Untuk meminimalisir hal tersebut, Latifa Corp. membuat sistem IT agar sistem booking menjadi tersentralisasi. Tesis ini merupakan hasil dari proses business coaching yang bertujuan untuk menerapkan konsep System Development Life Cycle SDLC waterfall pada pembuatan aplikasi ponsel dan website untuk sistem booking Latifa Home Spa. SDLC akan dipaparkan mulai dari alur tahapan, analisis dan dokumen yang perlu dihasilkan untuk masing - masing tahapan. Tujuan dari penerapan metode SDLC adalah untuk menghindari terjadinya risiko lainnya seperti gangguan bisnis dan kegagalan sistem. Pengumpulan data untuk tesis ini dilakukan melalui teknik wawancara semi terstruktur, observasi dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis Proses Operasional, Asesmen Risiko fraud, SWOT, Kanvas Bisnis Model, Pareto, dan GAP. Kata Kunci : Business Coaching, Fraud, Risiko, SDLC, Waterfall
ABSTRACT
Latifa Corp. is a SME in spa service field with one of its business line is Latifa Home Spa. The main problem faced by Latifa Home Spa is its booking system still manual and decentralized to each of its business partner. The lack of control and the headquarters difficult to verify the booking summary report that made by the business partner every end of the month, are potentially to create fraud risk. To minimize it, Latifa Corp. is eager to develop information technology IT system to centralize the booking system. This paper is the result of business coaching process in order to apply the concept of System Development Life Cycle SDLC waterfall on the development of mobile application and website for Latifa Home Spa booking system. The SDLC will be exposed starting from the stages flow, analysis to the documentation that need to be deliver for each of the stage. The purpose of applying the SDLC method is to avoid another risk such as business disruption and system failure. The data in this paper is collected by using semi structured interview technique, observation and analyzed by using Operational Process, Fraud Risk Assessment, SWOT, Business Canvas Model, Pareto and GAP analysis method. Key Word Business Coaching, Fraud, Risk, SDLC, Waterfall,
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qomarudin Alfatah
Abstrak :
Timbulnya berbagai variasi skema fraud, tidak efektifnya pengendalian internal dan banyaknya kasus fraud yang terjadi di sektor perpajakan, merupakan beberapa faktor yang mendorong dilakukannya penelitian terkait fraud risk assessment terutama pada kegiatan pemeriksaan pajak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi risiko fraud atas variasi skema fraud yang mungkin terjadi, mengevaluasi pengendalian risiko dan mendiskusikan strategi anti fraud yang sesuai dengan menggunakan studi kasus di Direktorat Jenderal Pajak. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan pendekatan penelitian sequential mix method melalui kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan menggunakan rational choice theory, penelitian ini memperluas literatur studi sebelumnya dengan menyediakan bukti bahwa fraud dapat dihalangi dengan meningkatkan probabilitas bahwa fraud akan terdeteksi. Penelitian ini mengisi research gap terkait penelitian fraud risk assessment dalam kegiatan pemeriksaan pajak yang sangat jarang dilakukan penelitiannya Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat skema-skema fraud yang teridentifikasi dan residual fraud risk yang harus ditangani. Penelitian ini mendiskusikan pengendalian yang sesuai untuk memitigasi residual fraud risk tersebut agar terjaga pada level selera risiko organisasi. Selain itu, penelitian ini juga mendiskusikan strategi anti fraud yang relevan bagi organisasi, melalui evaluasi strategi anti fraud yang sudah diterapkan sebelumnya dan strategi anti fraud yang belum pernah diterapkan. ......The emergence of a variety of fraud schemes, ineffective internal controls, and the number of fraud cases that occur in the taxation sector, encourage researches related to fraud risk assessment, especially in tax audit activities. This study aimed to identify potential fraud schemes risks, evaluate risk controls and discuss anti-fraud strategies using a case study at the Directorate General of Taxes in Indonesia. With a sequential mix method approach through a combination of quantitative and qualitative research, and by using rational choice theory, this research extends the literature of previous studies by providing evidence that fraud can be prevented by increasing the probability to detect fraud scheme. This study fills out the gaps related to fraud risk assessment research in the tax audit process which have been rarely performed in the literatures. The results of this study indicate that there are identified fraud schemes and also residual fraud risk that must be addressed. This study discussed appropriate controls to mitigate the residual fraud risk to be maintained at the level of organizational risk appetite. In addition, this study also discussed anti fraud strategies that are relevant to the organization, through evaluating anti-fraud strategies that have been previously implemented and anti-fraud strategies that have never been implemented.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzy Noviyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Professional skepticism is an attitude that includes a questioning mind and a critical assessment of audit evidence. Auditors should maintain a certain level of professional skepticism in detecting financial statement fraud since the perpetrators conceal the resulting irregularities. Two experiments were conducted. First, a 3x3 between subjects experiment design was conducted to investigate how fraud risk assessment affects the level of professional skepticism on different levels of trust in auditor-client relationship. Participants were randomly assigned to one of nine conditions. Second, a within subject experiment design was conducted to examine the effect of personality type unprofessional skepticism. A total of 118 junior, senior and supervisor auditors from public accounting firm participated in the experiment. The results of Analysis ofVariance (AN OVA) suggest that auditors with identification based trust in the high fraud risk assessment group were more skeptical than in the low fraud risk assessment group. While the auditors with calculus based trust showed no differences in skepticism between the high group and the low fraud risk assessment group. Auditors with ST (Sensing-Thinking) and NT (Intuitive- Thinking) types of personality were more skeptical than other types.
[Universtas Kristen Satya Wacana;Fakultas Ekonomi UI;Fakultas Ekonomi UI, Fakultas Ekonomi UI], 2008
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Wibowo
Abstrak :
Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) berperan penting untuk menunjang akuntabilitas keuangan negara. Sesuai dengan siklus pengelolaan BMN, proses penjualan BMN memerlukan alur birokrasi yang panjang dan melibatkan berbagai pihak sehingga rentan terjadi risiko kecurangan (fraud). Untuk memitigasi risiko fraud tersebut, sebagai pengelola BMN, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) c.q. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), perlu melakukan fraud risk assessment (FRA) untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menetapkan respon yang sesuai terhadap berbagai skenario risiko fraud yang mungkin terjadi. Penelitian ini bermaksud untuk melakukan FRA pada proses penjualan BMN yang melibatkan peran DJKN. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen, kuesioner, wawancara, dan Focused Group Discussion (FGD). Berdasarkan hasil FRA, peneliti mengidentifikasi 26 skenario risiko fraud terkait proses penjualan BMN yang perlu diantisipasi oleh organisasi. Dengan mempertimbangkan selera risiko organisasi, terdapat tiga skenario risiko dengan level sangat tinggi, delapan skenario risiko dengan level tinggi, sepuluh skenario dengan level sedang, dan lima skenario dengan level rendah. Proses bisnis yang perlu mendapat perhatian organisasi karena memiliki beberapa risiko yang berada di atas risk appetite organisasi adalah penilaian dan lelang. Skema risiko fraud yang perlu diantisipasi meliputi korupsi dalam bentuk penyalahgunaan kewenangan, penerimaan gratifikasi yang dilarang, penyuapan, penipuan, benturan kepentingan, dan pemerasan. Skema risiko lainnya berkaitan dengan assets misappropriation dalam bentuk pencurian kas dan persedian serta pembocoran informasi. Beberapa strategi anti fraud yang perlu dilakukan untuk menekan terjadinya risiko fraud pada DJKN meliputi aspek preventif, detektif, dan responsif dengan mengoptimalkan konsep Model Tiga Lini dan kerangka kerja integritas yang dimiliki organisasi. ......State-Owned Assets Management (SAM) plays an important role in supporting state financial accountability. In accordance with the SAM cycle, the asset sale process requires a long bureaucratic flow and involves various parties so that is vulnerable to the fraud risk. To mitigate the fraud risk, the Ministry of Finance (MoF) c.q. the Directorate General of State Assets Management (DGSAM) needs to conduct Fraud Risk Assessment (FRA) to identify, analyze, evaluate, and respond to various possible fraud risk scenarios. This study aims to conduct FRA on the sales process of State-Owned Assets (BMN). The research was conducted qualitatively with a case study approach. Data were collected using a combination of document analysis, questionnaires, interviews, and Focused Group Discussions (FGD). Based on the results of the FRA, the researchers identified 26 fraud risk scenarios related to the asset sale process that need to be anticipated by the organization. By considering the organization’s risk appetite, of all the risk scenarios, there are three very high level risk scenarios, eight high level risk scenarios, ten medium level scenarios, and five low level scenarios. Business processes that need to be prioritized for mitigation because they have several risks above the organization's risk appetite are asset valuation and auction. Fraud risk schemes that need to be anticipated include corruption in the form of abuse of authority, illegal gratuities, bribery, deceit for service users, conflicts of interest, and economic extortion. Other risk schemes relate to assets misappropriation in the form of theft of cash and inventories and information leakage. Several anti-fraud strategies that need to be implemented to reduce the fraud risk level include preventive, detective, and responsive aspects by optimizing the Three Lines Model concept and organizational integrity framework.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Nurlita
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan menganalisis dan memberikan pandangan mengenai
inherent fraud risk pada satu organisasi pengawasan industri di Indonesia. Analisis
inherent fraud risk yang akan diteliti menggunakan langkah-langkah yang
merupakan kombinasi dari standar ISO 31000:2018 dan COSO:2016. Berdasarkan
observasi terhadap tugas pokok dan unit kerja organisasi diidentifikasi 18 skema
fraud. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 4 skema fraud tertinggi yaitu
“Pemerasan kepada pihak ke-3”, “Benturan kepentingan perizinan”, “Benturan
kepentingan pengaturan eksternal”, dan “Benturan kepentingan
Penindakan/pemeriksaan”. Terkait tugas pokok terdapat 3 hal yang harus
diperhatikan yaitu pengelolaan sistem informasi, logistik, dan pengawasan industri.


This research aims to analyze and provide views on inherent fraud risk of an
Industrial Supervisory in Indonesia. The inherent fraud risk analysis will be
examined using the combination of the methods presented in ISO 31000:2018 and
COSO: 2016. Based on observations of the main tasks and work units of the
organization, there are 18 fraud schemes identified. The results of this study indicate
that the four highest fraud schemes are "Extortion to the 3rd party", "Conflict of
interest in licensing", "Conflict of interests in external arrangements", and "Conflict
of interest in Enforcement/inspection". As for related tasks, there are three things
that must be considered: management of information systems, logistics, and
industrial supervision.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Silvia Fahriani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan fraud risk assessment pada siklus pembelian barang PT X sebagai salah satu strategi dalam mengantisipasi terjadinya kecurangan yang mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Melalui Fraud Risk Assessment, manajemen dapat menetapkan prioritas pengendalian dan upaya-upaya pencegahan yang tepat untuk setiap skema fraud berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi. Fraud Risk Assessment dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan panduan dalam COSO Fraud Risk Management Guide 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi lapangan. Berdasarkan hasil assessment pada siklus pembelian barang PT X, kecurangan dengan skema Mark-up Billing, Kickback, dan Theft of Inventory and Equipment memiliki tingkat risiko tertinggi sehingga perhatian dan upaya dalam mengantisipasi risiko tersebut harus diprioritaskan. Rekomendasi strategi anti-fraud yang dirancang dengan berpijak pada penerapan 2 pilar yaitu pencegahan dan pendeteksian fraud dapat digunakan oleh manajemen untuk menekan kemungkinan terjadinya risiko fraud, meminimalisir potensi kerugian, serta menjaga aset perusahaan dari tindak kecurangan. ......This study aims to conduct the fraud risk assessment on the goods purchasing cycle at PT X as one of the strategies to anticipate fraud that threatens the company 39 s business continuity. Through the Fraud Risk Assessment, management can set priority controls and appropriate prevention strategy for each fraud scheme based on the level of risk. The Fraud Risk Assessment in this study was conducted in accordance with the guidelines in COSO Fraud Risk Management Guide 2017. This study used a qualitative approach with field study data collection techniques. Based on the results of the assessment on the goods purchasing cycle at PT X, the Mark up Billing Scheme, Kickback Scheme, and Theft of Inventory and Equipment scheme has the highest risk level so that the attention and effort in anticipating those risk must be prioritized. The recommended anti fraud strategy, which is designed based on the application of two pillars of fraud prevention and detection, can be used by management to minimize the possibility of fraud risk, minimize potential loss, and secure the company 39 s assets from fraud.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>