Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephan W. Schill
"Attempts at developing a theory of international investment law are complicated by the fact that this field of international law is based on numerous, largely bilateral treaties and is implemented by arbitral panels established on a case-by-case basis. This suggests a fragmented and chaotic state of the law, with different levels of protection depending on the sources and targets of foreign investment flows. This book, however, forwards the thesis that international investment law develops, despite its bilateral form, into a multilateral system of law that backs up the functioning of a global market economy based on converging principles of investment protection. In discussing the function of most-favored-nation clauses, the possibilities of treaty-shopping and the impact of investor-State arbitration with its intensive reliance on precedent and other genuinely multilateral approaches to treaty interpretation, it offers a conceptual framework for understanding the nature and functioning of international investment law as a genuinely multilateral system."
United Kingdom: Cambridge University Press, 2010
e20528367
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Anung Kurniawan
"Reklamasi Teluk Benoa Bali dan Teluk Jakarta sama-sama menimbulkan polemik dan berbagai masalah, baik pada tatanan kebijakan maupun pelaksanaan. Namun faktanya, reklamasi Teluk Jakarta tetap berlangsung, sementara reklamasi Teluk Benoa gagal untuk diimplementasikan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan klaim terkait kedua proyek reklamasi tersebut, yaitu pada proyek reklamasi Teluk Jakarta pemerintah berhasil meyakinkan masyarakat bahwa proyek yang dijalankan akan memberikan dampak yang positif, sementara pada proyek reklamasi Teluk Benoa tidak. Penelitian ini, kemudian, akan membahas mengenai fenomena reklamasi Teluk Benoa Bali dan Teluk Jakarta tersebut, di mana terdapat perbedaan klaim kebenaran dalam proses reklamasi yang berkaitan dengan konsep episteme dari Foucault. Penelitian ini juga menganalisis relasi dan dinamika yang terjadi antara masyarakat, negara dan korporasi pada proyek reklamasi dengan perspektif Kriminologi Radikal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus reklamasi di dua tempat, yaitu reklamasi di Teluk Jakarta dan reklamasi di Teluk Benoa Bali. Wawancara mendalam dengan berbagai narasumber yang terlibat langsung dengan proyek reklamasi dilakukan untuk mengungkap permasalahan yang ada. Penelitian ini, pada akhirnya, memberikan pengayaan pandangan terhadap Kriminologi Radikal dan konsep episteme-nya Foucault. Khususnya terkait episteme, pengayaan dalam penelitian ini adalah dengan mengkonstruksikan konsep episteme yang dikemukakan oleh Foucault dengan melihat adanya fragmentasi nilai sosial, ekonomi, dan budaya, dalam reklamasi yang terjadi di Teluk Benoa dan Teluk Jakarta, sehingga menghasilkan konsep fragmented episteme

The reclamation of Benoa Bay, Bali, and Jakarta Bay has both created polemics and problems, both in terms of policy and implementation. But in fact, the reclamation of Jakarta Bay continues, while the reclamation of Benoa Bay has failed to be implemented. This happened because of different claims regarding the two reclamation projects: in the Jakarta Bay reclamation project, the government managed to convince the community that the project being implemented would have a positive impact, while in the Benoa Bay reclamation project it did not. This research will then discuss the reclamation phenomenon of Benoa Bay in Bali and Jakarta Bay, where there are differences in truth claims in the reclamation process related to Foucault's concept of episteme. This study also analyses the relationship and dynamics that occur between society, the state and corporations in the reclamation project with the perspective of Radical Criminology. This study uses a qualitative research approach using reclamation case studies in two places, namely reclamation in Jakarta Bay and reclamation in Benoa Bay, Bali. In-depth interviews with various sources directly involved with the reclamation project were conducted to uncover existing problems. This research, in the end, provides an enrichment view of Radical Criminology and Foucault's concept of episteme. Specifically related to episteme, the enrichment in this research is to construct the episteme concept put forward by Foucault by looking at the fragmentation of social, economic, and cultural values, in the reclamation that occurred in Benoa Bay and Jakarta Bay, resulting in a fragmented episteme concept."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liem, Isabella Kurnia
"Perkiraan panjang utuh tulang dari panjang fragmen-fragmennya perlu dilakukan sebagai langkah pertama dalam memperkirakan tinggi badan pada kasus identifikasi atas mayat tak dikenal yang ditemukan dalam keadaan tidak lengkap (kasus mutilasi, berupa bagian-bagian kerangka atau fragmen-fragmen tulang). Penelitian perkiraan panjang utuh tulang dari panjang fragmen-fragmennya pada populasi Indonesia belum pernah dilaporkan, sehingga di lapangan digunakan rumusan yang dibuat berdasarkan penelitian-penelitian pada populasi lain dengan hasil yang kemungkinan kurang tepat. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian analitik-non eksperimental yang bertujuan memperkirakan panjang utuh tulang femur, tibia dan humerus dari panjang fragmen-fragmennya pada populasi Melayu (Deuteromalayid) Indonesia.
Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan terhadap 454 tulang yang berasal dari 158 tulang femur (114 pria dan 44 wanita), 125 tulang tibia (90 pria dan 35 wanita), dan 169 tulang humerus (128 pria dan 41 wanita). Pada setiap tulang dilakukan pengukuran terhadap panjang utuh tulang dan panjang fragmen-fragmennya berdasarkan definisi Steel. Kemudian dilakukan analisis mengenai perbedaan panjang utuh tulang dan panjang fragmen-fragmennya serta rasio panjang fragmen-fragmen tulang terhadap panjang utuh tulangnya antara pria dan wanita, dan antara posisi lateral kanan dan kiri dengan uji ANOVA dua jalur, yang dilanjutkan dengan analisis regresi dan faktor multiplikasi untuk mencari hubungan di antara kedua parameter tersebut.
Dan hasil analisis tersebut ditemukan bahwa: 1) panjang utuh dan panjang fragmen tulang femur, tibia dan humerus pria lebih panjang daripada wanita, kecuali fragmen T5 dan H3, 2) rasio panjang fragmen-fragmen tulang tibia (T2, T4 dan T5) dan humerus (HI dan H3) pria berbeda dengan wanita, tetapi pada tulang femur rasio tersebut antara pria dan wanita sama; 3) panjang utuh dan panjang fragmen-fragmen tulang femur, tibia dan humerus serta rasio panjang fragmen-fragmen tulang femur, tibia dan humerus kanan sama dengan kiri; 4) persamaan regresi dengan menggunakan prediktor panjang fragmen-fragmen tulang femur, tibia dan humerus layak digunakan untuk memperkirakan panjang utuh tulangnya, kecuali fragmen T1 dan T5 pria dan wanita, dan H3 wanita; 5) faktor multiplikasi fragmen-fragmen tulang femur, tibia dan humerus layak digunakan memperkirakan panjang utuh tulangnya; 6) persamaan regresi lebih tepat dalam memperkirakan panjang utuh tulang femur, tibia dan humerus dan fragmen-fragmennya dibanding faktor multiplikasi, namun secara statistik tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna.

Estimating Bone Length Of Femur, Tibia And Humerus From The Fragment Length In Indonesian Malay (Deuteromalayid) PopulationEstimating length from its fragment length is required as the first step in estimating stature for identification of incomplete unknown bodies (for example, in mutilation cases and in cases in which only parts of human skeletons or fragmented bone are found). The method for estimating bone length from its fragment length in Indonesian population has not been reported yet. Therefore, in the real case, the estimation of bone length is calculated based on the other population data that usually result on relatively inaccurate result. Based on that reason, an analitic-non-experimental research was executed to get better method for estimating bone length of femur, tibia and humerus from the fragment length in Indonesian Malay (Deuteromalayid) population.
The examination was performed on 454 bones that consisted of 158 femur (114 males and 44 females), 125 tibia (90 males and 35 females), and 169 humerus (128 males and 41 females). The measurements of the complete bone lengths and their fragment lengths were based on Steel definition. The analysis of the differences between bone lengths, the fragment lengths and the ratio of the fragmented bone versus the bone length were done between males and females, and between right and left side with two way ANOVA analysis. The analysis was continued with the regression and multiplication factor analysis to find the relationship between these two parameters.
The results showed: 1) the male's bone length of femur, tibia and humerus and the fragment length were longer than the female's, except T5 and 1-13 fragments, 2) the male's ratio of the fragmented bones of tibia (T2, T4, and T5) and humerus (HI and H3) to their total length were different from the female's, but for femur, the male's ratio was the same as the female's; 3) the bone length, fragments length and the ratio of the fragmented bone of femur, tibia and humerus on the right side were equal with the left side; 4) regression equations fragment of femur, tibia and humerus can be used for estimating the, bone length, except the male's dan female's T1 and T5 fragments, and the female's H3 fragmen; 5) multiplication factor of fragmented bone of femur, tibia and humerus can be used for estimating the bone length; 6) regression equation is more precise than multiplication factor in estimating the bone length from the fragment length, although, statisticaly, there are no significant differences."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T 11302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Nugroho
"Karya akhir ini membahas perumusan strategi bisnis PT GM, sebuah perusahaan baru yang akan masuk ke dalam industri distribusi buah-buahan di Indonesia. Indonesia sebagai negara agraris, masih sangat minimal dalam mengeksploitasi hasil hortikulturanya, terutama buah-buahan. Salah satu kelemahannya adalah penerapan pasca panen yang masih menggunakan cara yang tradisional. Akibatnya produk buah-buahan yang sampai ke pasar kualitasnya sudah menurun, sehingga nilainya pun menurun. Parahnya harga buah-buahan impor di pasar seringkali dijual lebih murah dan kualitasnya lebih baik dibandingkan buah-buahan lokal. Atas hasil analisisnya, para penggagas PT GM mendapatkan bahwa masalah ini bisa menjadi peluang apabila ada perusahaan yang dapat menerapkan teknologi pasca panen yang tepat, dengan sumber daya manusia yang handal dan membangun rantai pasokan yang efektif dan efisien. Pemilihan strategi yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan PT GM untuk mencapai tujuannya. Industri yang dimasukinya merupakan industri yang masih ditahap berkembang tetapi kondisinya ter-frakmentaris, oleh sebab itu PT GM harus melakukan differentiation dan memperkuat internal resource-base development terutama di sumber daya manusianya. Perumusan strategi bisnis ini, sebagai bagian dari satu kesatuan dengan perencanaan operasional serta perencanaan keuangan, akan membentuk suatu business plan yang akan menjadi panduan dalam pendirian perusahaan baru tersebut.

This final paper presents an analysis of fresh fruit distribution industry in Indonesia and business strategy formulation for PT GM, a new company that is going to enter the industry. As an agrarian country, Indonesia has done only minimum effort in exploiting the potential it has on its horticultural, especially fruits. One of the biggest probiems lies in the lack of knowledge and implementation of post-harvesting techniques and technology. This has resulted in iow quality local fresh produce for the consumers. To make things worse, often these local fresh fruits cannot compete against imported fruits in terms of quality and prices. The result of the industry analysis shows that a business opportunity exists for a company that can solve this problem by implementing the right post- harvesting technology, owning a team of highly capable human resources and buiiding an effective but efficient supply chain. That is the opportunity that PT GM will exploit. Choosing the right business strategy will become crucial for the success of PT GM. The industry that it is about to enter is a growth but fragmented industry. For that reason, PT GM needs to differentiate and emphasize on its internal resource-base development, in particular, its human Capital. This final paper that concentrates on business strategy formulation, together with two other final papers that concentrate on operations and financial planning will make up a complete business plan that will serve as a guidance for the formation of this new company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusydi
"Latar Belakang : Deteksi adanya penyakit jantung koroner PJK pada pasien bradikardi simptomatik yang memerlukan pemasangan pacu jantung permanen perlu diketahui secara dini. Saat ini penggunaan modalitas canggih seperti kateterisasi jantung dan CT kardiak menjadi pilihan utama dalam deteksi adanya PJK pada pasien blok nodus atrioventrikular AV total namun dengan risiko dan biaya yang masih relatif mahal. Gambaran fragmentasi kompleks QRS fQRS pada elektrokardiografi berkaitan dengan adanya jaringan parut atau iskemia pada miokard, namun belum ada studi sebelumnya yang menghubungkan fQRS dengan PJK pada pasien blok nodus AV total yang akan dilakukan pemasangan pacu jantung permanen. Tujuan : Mengetahui hubungan antara fragmentasi kompleks QRS dengan penyakit jantung koroner pada pasien dengan blok nodus AV total yang memerlukan pemasangan pacu jantung permanen. Metode : Penelitian ini merupakan studi analitik kasus kontrol dengan menggunakan data sekunder rekam medis pasien blok nodus AV total yang sudah dilakukan tindakan pemasangan pacu jantung permanen dan angiografi koroner di Rumah Sakit PJN Harapan Kita. Penelitian dilakukan pada bulan April-Agustus 2017. Dilakukan pencatatan karakteristik pasien, faktor-faktor yang diketahui mempengaruhi kejadian PJK serta hasil pemeriksaan ekokardiografi dan angiografi koroner. Pembacaan ekg dilakukan oleh dua orang spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan di divisi aritmia. Hasil : Total sampel penelitian ini adalah 46 sampel yang terdiri atas 23 kasus dan 23 kontrol. Gambaran fQRS pada pasien blok nodus AV total menunjukkan kecenderungan 2,4 kali mengalami PJK dibandingkan dengan yang tanpa fQRS, walaupun secara statistik memperlihatkan hasil yang tidak bermakna OR = 2,4; p = 0,236 . Hasil uji Kappa menunjukkan kesepakatan yang baik kedua observer dengan nilai Kappa inter-observer 0,487 serta intra-observer 0,737 dan 0,783. Kesimpulan : Fragmentasi kompleks QRS pada pasien blok nodus AV total memiliki kecenderungan 2,4 kali untuk prediksi PJK namun tidak bermakna secara statistik.Kata Kunci : Fragmentasi kompleks QRS, penyakit jantung koroner, blok nodus AV total, pacu jantung permanen

Background Detection of coronary artery disease CAD in symptomatic bradycardia patients requiring permanent pacemaker implantation should be known early. Currently the use of advanced modalities such as cardiac catheterization and cardiac CT are the primary choice in detection of CAD in total atrioventricular blok patients with relatively high cost and risk. The description of fragmented QRS complex fQRS in electrocardiography associated with the presence of ischemia or scar in the myocardium that can be an alternative detection of CAD in patients with total AV block requiring permanent pacemaker implantation. Objectives To determine the relationship between fragmented QRS complex and coronary artery disease in patients with complete atrioventricular AV nodal block requiring permanent pacemaker implantion. Methods This study is an analytic study of case control using secondary data of medical record of complete AV block patients who have performed permanent pacemaker and coronary angiography at PJN Harapan Kita hospital. The study was conducted in April Agustus 2017. Recorded patient characteristics, factors known to influence CAD events as well as results of echocardiography and coronary angiography. The EKG readings were performed by two cardiologist consultants in the arrhythmia division. Results The total sample of this study was 46 consisting of 23 case and 23 control. The description of Fqrs in patients with total AV nodal block showed a trend of 2.4 times for CAD prediction compared with those without Fqrs, although statistically showed a non significant OR 2.4 p 0.236 . Kappa test results showed good agrreement both observers with Kappa inter observer value 0.487 and intra observer 0.737 and 0.783. Conclusion Fragmented QRS complex in patients with complete AV nodal block had a tendency of 2.4 times for CAD prediction but statistically not significant. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifya Zahratun Nisa
"Studi ini didasarkan pada tumbuhan dan hewan, khususnya insinyur ekosistem yang memiliki dampak besar dalam membangun dunia kita melalui hubungan simbiosis. Kehadiran teknologi akan mengubah apa yang sebelumnya kita ketahui tentang apa yang pernah kita sebut alam. Pengetahuan tentang arsitektur yang kita tahu memisahkan diri dari alam yang kita bicarakan menyebabkan fragmen pada hubungan kita. Isolasi di dunia yang berpusat pada manusia akan berdampak pada fragmentasi makhluk lain yang menyebabkan kehancuran di dunia. Oleh karena itu, teknologi harus digunakan untuk memperjuangkan alam, bukan melawannya.
Menerapkan konsep simbiosis ke dalam arsitektur untuk melihat bagaimana arsitektur dapat menjadi mediasi terhadap subjeknya yang membawa manfaat mereka dan bergabung ke dalam siklusnya dan berintegrasi ke dalam proses alaminya. Teknologi akan berintegrasi dengan alam menyebabkan perubahan hubungan dan perilaku antara insinyur ekosistem, hewan lain dan lingkungannya.Mediasi diwujudkan melalui penilaian situasi, lingkungan, subjek dan sumber daya yang tersedia yang mempengaruhi cara intervensi diprogram secara khusus. Metode ini menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk kelangsungan hidup.

The study is based upon plants and animals, specifically ecosystem engineers that have a big impact in constructing our world through symbiotic relationships. The presence of technology will change what we previously knew about what we once called nature. The knowledge of architecture that we know is splitting ourselves from the nature that we speak of causing a fragment to our relationship. Isolation in a human centric world will have an impact on fragmentation of other beings causing destruction in the world. Hence, technology must be used to fight for nature not against it.
Implementing symbiotic concepts into architecture to see how can architecture become a mediation towards its subjects which brings about their benefits and merge into its cycle and integrate into its natural processes. Technology will integrate with nature causing changes in the relationship and behavior between ecosystem engineers, other animals and their environment. The mediation is realized through the assessment of the situation, environment, subjects and available resources which influences the way interventions are programmed specifically. The method suggests that collaboration is a key to the continuity of life.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Frankham, Richard
"The biological diversity of the planet is being rapidly depleted due to the direct and indirect consequences of human activity. As the size of animal and plant populations decrease and fragmentation increases, loss of genetic diversity reduces their ability to adapt to changes in the environment, with inbreeding and reduced fitness inevitable consequences for many species. Many small isolated populations are going extinct unnecessarily. In many cases, such populations can be genetically rescued by gene flow into them from another population within the species, but this is very rarely done. This novel and authoritative book addresses the issues involved in genetic management of fragmented animal and plant populations, including inbreeding depression, loss of genetic diversity and elevated extinction risk in small isolated populations, augmentation of gene flow, genetic rescue, causes of outbreeding depression and predicting its occurrence, desirability and implementation of genetic translocations to cope with climate change, and defining and diagnosing species for conservation purposes."
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20469653
eBooks  Universitas Indonesia Library