Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Grahita Teja Kurmawan
"Chlorella vulgaris Buitenzorg merupakan penghasil biomassa yang memiliki banyak kegunaan khususnya sebagai suplemen makanan dan obat kesehatan, selain itu juga memiliki kemampuan fotosintesis untuk mengurangi efek pemanasan global melalui memfiksasi CO2. Berdasarkan faktor hidrodinamika seperti koefisien transfer massa (KLa) dan juga kecepatan superfisial gas (UG) merupakan faktor penting untuk memaksimalkan produksi menggunakan medium Benneck di volume 40 L fotobioreaktor dengan mengatur temperatur pada 290C; tekanan pada 1 atm; konsentrasi CO2 sebesar 5% dan pencahayaan dengan lampu Halogen Phillip 20W/12V/50Hz. Hasilnya proses scale up berdasarkan iso KLa merupakan faktor yang lebih baik untuk menghasilkan jumlah biomassa yang lebih tinggi dibandingkan iso UG. Dapat disimpulkan bahwa dengan iso KLa mampu memberikan hasil 30,4% biomassa dibandingkan iso UG dan menunujukkan bahwa parameter iso KLa lebih sesuai untuk scale up fotobioreaktor.

Chlorella vulgaris Buitenzorg is an useful biomass product that was especially for supplement food and health holistic drug, beside it's photosynthetic capability for minimizing global warming effect in through to CO2 fixation. Investigating an optimum hydrodynamic factor such as mass transfer coefficient (KLa) and also superficial gas velocity (UG) is important for maximizing Chlorella biomass production using 40 L Benneck medium in bubble column photo bioreactor that was set at temperature of 29_C; Pressure of 1 atm; CO2 concentration in bubbled gas 5%; and illuminated by a Phillip Halogen Lamp 20W/12V/50Hz. As a result, a scale up process based on similarity value of KLa at its optimum hydrodynamic factor tend an achieving higher biomass concentration than similarity of UG value. It was concluded that similarity value of KLa shown around 30,4 %"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51891
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Bintang Pramadana
"Sebagai salah satu sumber energi terbarukan generasi ke-tiga, mikroalga dapat menjadi alternatif solusi krisis energi nasional. Dalam skala industri, pembuatan fotobioreaktor kolom gelembung untuk kultivasi mikroalga sangat sulit dan cukup mahal. Oleh karena itu, pada penelitian ini fotobioreaktor akan dimodelkan dan disimulasikan untuk menurunkan risiko kegagalan scale-up. Dalam penelitian ini, fotobioreaktor pencahayaan dalam untuk kultivasi mikroalga Nannochloropsis salina dimodelkan secara 2 dimensi aksisimetri yang mencakup neraca massa fasa cair dan fasa gas, serta pemodelan intensitas cahaya pada fotobioreaktor. Model telah divalidasi dengan data penelitian dari jurnal Pegallapati dan Nirmalakhandan (2012) selama 16 hari. Proses validasi dengan laju alir 800 mL/min dan konsentrasi gas CO2 masuk 0.5%, 1%, dan 2% berturut-turut memberikan persen deviasi rata-rata sebesar 5%, 12%, dan 4%. Hasil simulasi menunjukkan adanya pertumbuhan alga di dalam reaktor yang ditandai dengan kenaikan konsentrasi mikroalga, yakni dari 0.08 g/L pada hari pertama hingga 0.51 g/L pada hari ke 16. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroalga didalam fotobioreaktor dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 terlarut, intensitas cahaya, konsentrasi nutrisi, dan suhu. Model yang valid kemudian disimulasikan dengan berbagai parameter, yang mencakup konsentrasi CO2, intensitas cahaya, suhu, tekanan, laju alir gas, konsentrasi nutrisi, perubahan tinggi, diameter, dan lebar sparger udara

As one source of third generation renewable energy, microalgae can be an alternative solution to the national energy crisis. In the industry, the manufacturing of a bubble column photobioreactor for cultivation is very difficult and quite expensive. Therefore, in this study photobioreactor will be modeled to reduce the risk of failure to scale-up. An internal illuminated photobioreactor is modeled in two dimensiona asymmetry which also includes mass balance in both liquid phase and gas phase, as well as the light intensity model inside the photobioreactor. The model has been validated with research data from Pegallapati and Nirmalakhandan (2012) for 16 days of cultivation. The validation with 800 mL/min gas flow rate and the ratio of incoming CO2 gas 0.5%, 1% and 2% respectively have a percent of average deviation of 5%, 12%, and 4%. The simulation results showed the growth of algae in the reactor is marked by microalgae concentration, which is 0.08 g/L on the first day and become 0.51 g / L on the day 16. The distribution of dissolved CO2 rise rapidly during the first day until the concentration reached 0.775 mol / m3 and tended to decrease up to day 10 and returned an increase of up to 16 days. The microalgae growth is affected by the concentration of dissolved CO2, light intensity, the concentration of nutrients, and temperature. Then the valid model is simulated with some variety of parameters, which include CO2 concentration, light intensity, temperature, gas pressure, gas flow rate, nutrients concentration, the change in height, diameter, and the width of the air sparger"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Wirawan Sugiarto
"Mikroalga merupakan salah satu bahan baku biofuel yang tengah dikembangkan di dunia dan memiliki potensi yang luas. Penggunaan mikroalga sebagai bahan baku alternatif didasari karena kemampuan alga yang dapat diperbarui di tengah menipisnya bahan bakar fosil dunia. Bahaya yang ditimbulkan dari gas emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil terhadap lingkungan juga menjadi pertimbangan yang mendorong penggunaan bahan bakar nabati.
Nannochloropsis sp. merupakan salah satu jenis dari mikroalga yang menghasilkan produk utama lipid. Namun, pemanfaatan mikroalga di Indonesia saat ini belum sepenuhnya dilakukan karena beberapa kekurangan, salah satunya adalah rendahnya yield biomassa yang dihasilkan oleh fotobioreaktor ketika digunakan pada skala industri. Asupan nutrisi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi laju pertumbuhan biomassa mikroalga.
Pada riset ini dilakukan perbandingan produksi biomassa dan kandungan lipid Nannochloropsis oculata yang dikultur dalam fotobioreaktor kolom gelembung dengan pencahayaan internal berskala pilot dengan tiga variasi komposisi medium Walne yang berbeda, yaitu dengan penambahan fosfat, pengurangan nitrat, dan kontrol.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi medium yang optimum untuk laju pertumbuhan biomassa dan kandungan lipid Nannochloropsis oculata. Dari penelitian ini ditemukan bahwa variasi medium dengan penambahan fosfat menghasilkan produktivitas biomassa tertinggi yaitu 0,048 g/L. Sementara itu, kandungan lipid tertinggi terdapat pada variasi medium dengan pengurangan nitrat dengan persentase lipid sebesar 25,77 dari berat kering biomassanya.

Microalgae is one of biofuel raw material which is being developed in the world and has wide potential. The application of microalgae as an alternative energy raw material is based on the ability of algae that can be reproduced in the middle of depletion of fossil fuels. Hazards from fossil fuel combustion on the environment are also a consideration that favoured the use of biofuels.
Nannochloropsis sp. is a type of microalgae that produces lipid as its main product. However, the utilization of microalgae in Indonesia has not been executed due to some drawbacks, one of them is the low biomass yield produced by photobioreactors when used on an industrial scale. Nutritional intake is one of the factors that influence the growth rate of microalgae biomass.
This research contains comparison of growth rate and lipid content of Nannochloropsis oculata that was cultivated in a pilot scale bubble column photobioreactor with internal illumination with three different Walne composition medium, which are phosphate addition, nitrate reduction, and control.
The objective is to determine optimum phosphate and nitrate composition in Walne medium for growth rate and lipid content of Nannochloropsis oculata. On this research, medium with phosphate addition produce highest biomass, which is 0,048 g L. On the other hand, the highest lipid content was found in medium with nitrate reduction which contains 25,77 of lipid out of its biomass.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Abdul Aziz
"Indonesia sebagai negara kepulauan dengan iklim yang sama sepanjang tahun memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan mikroalga laut sebagai salah satu sumber daya baru terbarukan, salah satunya adalah jenis Nannochloropsis oculata. Namun, kendala biaya dan konsumsi energi menjadi penghalang dalam pengembangan mikroalga, sehingga dibutuhkan desain fotobioreaktor yang mampu memaksimalkan efisiensi energi serta mengurangi biaya operasional selama kultivasi. Pertumbuhan mikroalga yang merupakan organisme fotoautotrofik sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, seperti intensitas cahaya, ketersediaan karbon dioksida, serta akumulasi oksigen dalam lingkungan tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan analisis pengaruh intensitas cahaya dan laju alir udara terhadap pertumbuhan mikroalga Nannochloropsis oculata. Dilakukan variasi intensitas cahaya menjadi 3.000 lux dan 4.000 lux serta laju alir udara menjadi 1,25 L/menit dan 2 L/menit untuk memperoleh pengaruh intensitas cahaya dan laju alir udara terhadap pertumbuhan mikroalga, profil pertumbuhan, serta konsentrasi biomassa tertinggi mikroalga Nannochloropsis oculata ketika dikultivasi dalam fotobioreaktor kolom gelembung dengan pencahayaan terintegrasi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari peningkatan besar intensitas cahaya menjadi 4.000 lux dan laju alir udara menjadi 2 L/menit meningkatkan produksi biomassa mikroalga Nannochloropsis oculata hingga 9,49 lebih tinggi yaitu sebesar 0,339 g/L, serta kecenderungan laju pertumbuhan yang lebih stabil dengan penurunan yang lebih kecil.

Indonesia as an archipelagic country with constant climate throughout the year has a great potential in developing marine microalgae as one of renewable resources, in which one of them is species Nannochloropsis oculata. However, cost and energy consumption problem becomes an obstacle in the development, thus a better photobioreactor design is necessary to maximize the energy efficiency and reduce the operational cost during cultivation. The growth of microalgae as a photoautotrophic organism is affected by the condition of the environment, such as light intensity, the availability of carbon dioxide, and the accumulation of oxygen.
This research undergoes an analysis of the influence of light intensity and air flow rate toward the growth of microalgae Nannochloropsis oculata. Variations are done both in light intensity to 3,000 lux and 4,000 lux followed by air flow rate variations which are 1.25 L min and 2 L min to determine the effect of light intensity and air flow rate to the growth of microalgae, and to achieve the growth profile and the highest biomass yield of microalgae Nannochloropsis oculata.
Result from the research shows that increasing light intensity to 4,000 lux and air flow rate to 2 L min causes the biomass production to rise up to 9.49 higher which is 0.339 g L, and it also shows a more stable growth rate trend with less decline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library