Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jeselyn
"ABSTRAK

Di Indonesia, dikenal adanya istilah penyerahan anak dan pengangkatan anak. Penyerahan anak sering disamakan dengan pengangkatan anak, padahal mempunyai akibat hukum yang berbeda pula, yaitu khususnya terhadap status hukum anak dan kedudukan anak dalam hal pewarisan. Sebagaimana dalam studi kasus Putusan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor 55/Pdt.G/2017/PN.Tsm, ahli waris dari anak asuh menuntut pembagian atas harta warisan ayah asuhnya dengan dalil bahwa anak asuh tersebut merupakan anak angkat berdasarkan Akta Penyerahan Anak. Penelitian ini mengangkat masalah tentang pertimbangan hukum Hakim atas status anak asuh dalam keluarga dan pewarisan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor 55/Pdt.G/2017/PN.Tsm, serta akibat hukum dari penyerahan anak dibandingkan dengan pengangkatan anak. Metode penelitian yang digunakan berbentuk yuridis-normatif dengan tipologi penelitian deskriptif analitis. Hasil dari penelitian tesis ini adalah Majelis Hakim dalam  putusannya menganalogikan dengan perbuatan hukum pengangkatan anak, yang mana anak angkat adalah berbeda dengan anak asuh, sehingga anak asuh tidak berhak mewaris dari orang tua asuhnya. Kemudian, dibandingkan dengan pengangkatan anak, anak angkat berhak mewaris dari orang tua angkatnya karena dianggap layaknya anak sah dari orang tua angkatnya, sedangkan penyerahan anak tidak menyebabkan anak yang diasuh menjadi anak sah dari orang tua asuhnya. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah untuk melindungi kepentingan anak asuh dapat memberikan hibah wasiat atau mengangkatnya sebagai ahli waris untuk bagian tertentu, serta agar masyarakat tidak dirugikan, Notaris berkewajiban memberikan penyuluhan hukum terkait perbedaan akibat hukum pengangkatan anak dan penyerahan anak.

Kata kunci: ahli waris, pengangkatan, penyerahan.


ABSTRACT

 


In Indonesia, the terms of fostering child and adopting child are known. Fostering child is often equated with adopting child, whereas they have different legal consequences, especially on legal status of the child and his position in the terms of inheritance. As in the Tasikmalaya District Court`s Verdict Number 55/Pdt.G/2017/PN.Tsm, the heir of foster child demanded the distribution of inheritance of his fosters parent with the argument that foster child is adopted child based on Fostering Child Deed. This research focuses on legal consideration of judge towards the status of foster child in family and inheritance based on Tasikmalaya District Court`s Verdict Number 55/Pdt.G/2017/PN.Tsm and the legal consequences of fostering child compared to adopting child. The form of research method is judicial-normative with descriptive-analitic of research typology. The conclusion of this thesis research are judges in their verdict take adoption as an analogy that adopted child is different from foster child, so that foster child is not entitled to inherit from his foster parents. Subsequently, compared to adoption, adopted child is entitled to inherit from his adoptive parents because he is considered as a legitimate child of his adoptive parents, whereas fostering child does not cause the foster child to be the legitimate child of his foster parents. The advices given in this research are to protect the interest of foster child, foster parent can provide will or appoint him as heir for certain proportion, along Notary is required to provide legal counseling related to differences in legal consequences of adopting and fostering child

"
2019
T53301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hershey, PA : Information Science Reference, 2012
371.395 COL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bellita Nusa Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi terhadap perilaku fostering relevance guru dan keterlibatan kognitif siswa SMP pada pelajaran matematika. Pengukuran terhadap persepsi siswa mengenai perilaku fostering relevance guru matematika menggunakan subskala Fostering Understanding and Interest yang merupakan bagian dari alat ukur Autonomy Affecting Behavior (Assor, Kaplan, & Roth, 2002). Pengukuran terhadap keterlibatan kognitif menggunakan Learning Strategies Scales dari alat ukur Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) (Pintrich & De Groot, 1990).
Hasil penelitian yang dilakukan pada 232 siswa SMP menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap perilaku fostering relevance guru dan keterlibatan kognitif siswa dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan kognitif siswa dalam pelajaran matematika akan semakin meningkat dengan semakin seringnya dilakukan perilaku fostering relevance oleh guru.

This study aimed to investigate the relationship between perceived teachers? fostering relevance behavior and middle school students? cognitive engagement in mathematics. Perceived teachers? fostering relevance behavior was measured by Fostering Understanding and Interest subscale from Autonomy Affecting Behavior (Assor, Kaplan, & Roth, 2002) and cognitive engagement was measured by Learning Strategies Scales from Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) (Pintrich & De Groot, 1990).
Result shows that there was a positive and significant relationship between perceived teachers fostering relevance behavior and students? cognitive engagement (cognitive strategy use and self-regulation) (N = 232). That result implies that students cognitive engagement can be increased with teachers? fostering relevance behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maridha Normawati
"Student engagement pada mahasiswa selama kuliah daring mengalami penurunan ketika pandemi COVID-19. Salah satu mata kuliah yang sulit dipelajari selama pembelajaran daring yaitu Statistika. Statistika dianggap sulit dipelajari oleh mahasiswa Psikologi karena banyak menggunakan perhitungan padahal penguasaan Statistika dibutuhkan untuk menganalisis hasil penelitian. Faktor-faktor seperti perilaku mengajar dosen dan strategi mahasiswa dalam meregulasi dirinya dapat memengaruhi student engagement selama kuliah Statistika. Penelitian bertujuan untuk menguji peran self-regulated learning sebagai mediator dalam hubungan antara persepsi terhadap creativity fostering teacher behavior dan student engagement. Responden yang terlibat dalam penelitian sebanyak 460 mahasiswa S1 Psikologi dari berbagai universitas di Indonesia. Uji mediasi dilakukan menggunakan software RStudio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mediasi parsial melalui self-regulated learning pada hubungan antara persepsi terhadap creativity fostering teacher behavior dan student engagement. Hasil uji mediasi juga menunjukkan bahwa efek langsung (0,254) lebih kecil dibandingkan efek tidak langsung (0,349). Hasil uji mediasi tersebut menjelaskan bahwa peran self-regulated learning sebagai mediator lebih memberikan dampak kepada student engagement dibandingkan tanpa melalui mediator. Oleh karena itu, penelitian ini menemukan bahwa peran dari berbagai pihak seperti perilaku dosen dalam mendorong kreativitas dibutuhkan untuk meningkatkan self-regulated learning pada mahasiswa agar student engagement dapat berjalan optimal.

Student engagement during online learning has decreased during the COVID-19 pandemic. One of the subjects that is difficult to learn during online learning is Statistics. Statistics is considered difficult for Psychology students because it uses many calculations, even though mastery of statistics is needed to analyze research. Factors such as the lecturer's teaching behavior and students' Self-Regulation strategies can influence student engagement during a Statistics course. The research examines the role of self-regulated learning as a mediator in the relationship between perceptions of creativity fostering teacher behavior and student engagement. Respondents involved in the study were 460 undergraduate Psychology students from various universities in Indonesia. The mediation test was carried out using the RStudio software. The results showed partial mediation through self-regulated learning on the relationship between perceptions of creativity fostering teacher behavior and student engagement. The results of the mediation test also show that the direct effect (0,254) is smaller than the indirect effect (0,349). The mediation test explains that the role of self-regulated learning as a mediator will have more impact on student engagement than without a mediator. Therefore, this study discovered that the role of various actors, such as lecturer behavior to foster creativity is needed to improve student self-regulated learning so that student engagement can run optimally."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chouirunissa Maharani Putri
"Guru merupakan faktor yang berperan dalam mengembangkan kreativitas siswanya. Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan kreativitas siswanya disebut creativity-fostering teacher behavior. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepribadian Big Five dan creativity-fostering teacher behavior pada guru sekolah dasar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pada penelitian ini, instrumen pengukuran yang digunakan adalah Big Five Inventory (BFI) (John, 1990) dan Creativity-Fostering Teacher Index (CFTIndex) (Soh, 2000) dengan 131 guru sebagai partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kepribadian openness, conscientiousness, extraversion, dan agreeableness dan creativity-fostering teacher behavior berkorelasi negatif signifikan (r(131) = -.328 ; -.252 ; -.263 ; -.214, p < 0.05, two-tailed, serta dimensi kepribadian neuroticism dan creativity-fostering teacher behavior ditemukan tidak berhubungan (r(131) = .132, p < 0.05, two-tailed). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya skor kepribadian guru pada dimensi openness, conscientiousness, extraversion, dan agreeableness berlawanan dengan tingkat perilaku guru yang mengembangkan kreativitas siswanya dan tinggi rendahnya skor kepribadian guru pada dimensi neuroticism tidak berhubungan dengan perilaku guru yang mengembangkan kreativitas siswanya.

Teachers are the factors that play a role in fostering the creativity of their students. Efforts made by the teacher to foster the creativity of their students are called creativity-fostering teacher behavior. This study aims to see the relationship between Big Five personality and creativity-fostering teacher behavior in elementary school teachers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). In this study, the measurement instruments used were the Big Five Inventory (BFI) (John, 1990) and the Creativity-Fostering Teacher Index (CFTIndex) (Soh, 2000) with 131 teachers as the participants. The results showed that the personality dimensions of openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness and creativity-fostering teacher behavior had a significant negative correlation (r(131) = -.328; -.252; -.263; -.214, p < 0.05, two-tailed), as well as the personality dimensions of neuroticism and creativity-fostering teacher behavior were found to be unrelated (r(131) = .132, p < 0.05, two-tailed). The results of this study indicate that the teacher's personality score on the dimensions of openness, conscientiousness, extraversion, and agreeableness contrasts with the level of teacher behavior that develops student creativity, and the teacher's personality score on the neuroticism dimension is not related to teacher behavior that develops student creativity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Elitasari Tjipsastra
"Menimbang bahwa anak dan pemuda merupakan kekuatan yang mempunyai potensi besar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara, serta merupakan sumber tenaga kerja yang produktif di masa mendatang. Mereka merupakan modal pembangunan yang harus digarap dengan efektif dan efisien. Namun, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya sehingga tidak mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan. Salah satu usaha pemerintah menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar adalah mendirikan panti sosial yang salah satunya adalah panti asuhan.
Mengingat bahwa panti asuhan dengan sistem asrama, di mana anak asuh dikelompokkan dalam jumlah besar dengan hanya satu atau beberapa petugas yang bertindak sebagai bapak/ibu pengaruh. Serta kurang intensif dan kurang merata pengawasan dan bimbingan yang diberikan kepada anak-anak. Kiranya hal tersebut mempengaruhi perkembangan anak asuh dan berdampak tertentu pada anak-anak panti asuhan, yang mungkin menyebabkan adanya perbedaan dari anak-anak yang diasuh dalam keluarga.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara anak-anak panti asuhan dan anak yang diasuh dalam keluarga dalam konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi belajar serta apakah terdapat hubungan antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Melalui kajian teoritis mengenai panti asuhan, masa remaja, konsep diri, motivasi berprestasi, pengaruh keluarga terhadap konsep diri dan motivasi berprestasi serta prestasi belajar, diajukan 6 hipotesis yang dijui pada 60 orang sampel yang terdiri dari 30 anak yatim piatu dan 30 anak yang diasuh dalam keluarga.
Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri, motivasi berprestasi serta prestasi belajar anak-anak panti asuhan dengan anak-anak yang diasuh dalam keluarga. Serta tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar, juga tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar serta tidak ada hubungan yang signifikan pula antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
Penemuan terpenting dari hasil penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi dan hubungan yang signifikan pula antara inteligensi dengan prestasi belajar. Setelah hasil penelitian ini didiskusikan, tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini serta saran-saran praktis bagi para pengasuh anak/para orangtua mengenai pentingnya kebutuhan akan konsep diri yang positif agar seorang anak termotivasi berprestasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T9140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johana Retno Widiantari
"Kreativitas merupakan kemampuan penting yang dapat membantu individu dalam menjalani aktivitas sehari - hari. Dengan begitu, kemampuan ini perlu dikembangkan sedini mungkin. Pada setting pendidikan, guru merupakan individu yang memiliki peran dalam mengembangkan kemampuan kreativitas. Agar guru maksimal dalam menjalankan peran tersebut, diperlukan kesejahteraan dalam dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara teacher subjective well-being dan creativity fostering teacher behavior dengan guru sekolah dasar inklusif sebanyak 142 individu menjadi partisipan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi CFTIndex oleh Kurniawati dkk. (2022) dan adaptasi TSWQ oleh Saleh dkk. (nd). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ditemukan hubungan positif yang signifikan antara teacher subjective well-being dengan creativity fostering teacher behavior pada guru sekolah dasar inklusif (rs 0.363, p<0,01). Hal tersebut berarti jika teacher subjective well-being yang dialami guru meningkat, maka akan semakin baik creativity fostering teacher behavior yang dilakukan guru. Implikasi hasil penelitian ini adalah memberikan wawasan dan kesadaran bagi pihak guru, sekolah, dan pemerintah akan pentingnya teacher subjective well-being saat guru melakukan creativity fostering teacher behavior.

Creativity is an important ability that can help individuals in carrying out their daily activities. Thus, this ability needs to be developed as early as possible. In the education setting, teachers are individuals who have a role in developing creativity abilities. In order for the teacher to carry out this role, well-being is needed in them. This study aims to look at the relationship between teacher subjective well-being and creativity fostering teacher behavior with inclusive elementary school teachers as many as 142 individuals participating. The measuring tool used in this study is the adaptation of the CFTIndex by Kurniawati et al. (2022) and the TSWQ adaptation by Saleh et al. (n.d.). The results of the correlation analysis showed that there was a significant positive relationship between teacher subjective well-being with creativity fostering teacher behavior in inclusive primary school teachers (rs 0.363, p<0.01). It means if teacher subjective well-being experienced by the teacher increases, the better creativity fostering teacher behavior that the teacher does. The implication of the results of this research is to provide insight and awareness for teachers, schools, and the government of the importance of teacher subjective well-being when the teacher does creativity fostering teacher behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Ainun Mufidah
"Keterlibatan belajar mahasiswa SI Psikologi pada Mata Kuliah Statistika cenderung rendah karena sulitnya materi yang diajar dan persepsi mahasiswa yang negatif. Faktor internal seperti persepsi terhadap perilaku dosen dan efikasi diri akademik dapat mempengaruhi keterlibatan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran efikasi diri akademik sebagai mediator dalam hubungan antara perceived creativity fostering teacher behavior dengan keterlibatan belajar mahasiswa SI Psikologi pada Mata Kuliah Statistika. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu University Student Engagement Inventory, Perceived Creativity Fostering Indeks, dan the College Academic Self Efficacy Scale, dan diisi oleh total 460 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri akademik berperan sebagai mediator dalam hubungan antara perceived creativity fostering teacher behavior dengan keterlibatan belajar. Penelitian ini menyarankan agar  creativity fostering teacher behavior dan efikasi diri akademik menjadi fokus utama bagi dosen dan pihak universitas dalam meningkatkan keterlibatan belajar mahasiswa S1 Psikologi khususnya pada Mata Kuliah Statistika.

Student engagement of Undergraduate Psychology students in Statistics Courses tends to be low due to the complexity of the topic and the students' negative perception. Internal factors such as perceptions of lecturer behavior and academic self-efficacy can influence student engagement. This study aims to determine the role of academic self-efficacy as a mediator in the relationship between perceived creativity fostering teacher behavior and student engagement among Undergraduate Psychology students in the Statistics Course. The research instruments used were the University Student Engagement Inventory, the Perceived Creativity Fostering Index, and the College Academic Self-Efficacy Scale, which were filled out by a total of 460 respondents. The results showed that academic self-efficacy has a role as a mediator in the relationship between perceived creativity fostering teacher behavior and student engagement. These findings suggest that creativity fostering teacher behavior and academic self-efficacy should be the primary focus for lecturers and the university to improve student engagement among undergraduate Psychology students, especially in the Statistics Course."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Hasna Ramadhina
"Guru di sekolah dasar (SD) inklusif menghadapi beragam tantangan yang dapat berdampak pada penurunan performa guru dalam mengajar, termasuk perilaku mengembangkan kreativitas pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion guru SD inklusif dengan creativity fostering teacher behavior (CFTB). Penelitian yang melibatkan 143 partisipan guru ini menggunakan alat ukur CFTIndex untuk mengukur CFTB dan SWD untuk mengukur self-compassion . Hasil penelitian menggunakan Spearman’s rho menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara self-compassion dan CFTB pada guru SD inklusif. Di sisi lain, dimensi self-kindness, self-judgment, common humanity, mindfulness , dan overidentification berhubungan secara signifikan dengan CFTB. Namun, hubungan yang tidak signifikan ditemukan pada dimensi isolation dan CFTB. Implikasi hasil penelitian ini adalah dapat menjadi pijakan bagi penelitian selanjutnya yang serupa dan meningkatkan kesadaran bagi pihak sekolah serta guru SD inklusif akan pentingnya self-compassion dalam pelaksanaan CFTB.

Playing the role of a teacher in an inclusive elementary school does not rule out the possibility of facing challenges that can impact teacher performance in teaching, including fostering student’s creativity. This study aims to determine the relationship between self-compassion and creativity fostering teacher behavior (CFTB) in inclusive elementary school teachers. This study involved 143 participating class teachers and subject teachers at inclusive primary schools with at least 1 year of teaching experience. The instruments used are CFTIndex to measure CFTB  and SWD to measure self-compassion. The results of the study using Spearman's rho showed that there was a significant relationship between self-compassion and CFTB in inclusive elementary school teachers. In addition, the dimensions of self-kindness, self-judgment, common humanity, mindfulness, and overidentification are significantly related to CFTB. However, no significant relationship was found in the dimension of isolation and CFTB. The implication of the results of this study is that it can become a basis for further similar research and increase awareness for schools and inclusive elementary school teachers of the importance of self-compassion in the implementation of CFTB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>