Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofyan Djamil
Abstrak :
ABSTRAK
Pada awalnya, sifat mampu bentuk (Formability) dikaitkan dengan keuletan material. Hal ini tidak selalu benar. Dari beberapa penelitian, ternyata sifat mampu bentuk dan proses tarik dalam (deep Drawability) tergantung pada perbandingan regangan plastik(R). Besarnya harga R dipengaruhi oleh jenis material pelat.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk mendapatkan faktor R, dengan melakukan uji tarik untuk setiap sudut orientasi yaitu 0°. 45°, 90º.Menentukan sudut orientasi dengan jalan malakukan metallography, jika diketahui arah pengerolan material, maka yang searah pengerolan sama dengan sudut orientasi 0°, sehingga sudut orientasi 45° dan 90°dapat diketahui. Dalam uji tarik tersebut juga untuk menentukan sifat-sifat mekanis material. Untuk mendapatkan nilai LDR, dilakukan dengan memvariasikan diameter bakalan pada tekanan bakalan yang konstan sehingga akan didapat diameter bakalan maksimum yang dapat di deep drawing tanpa terjadi keriput atau robek/pecah. Diagram Batas pembentukan (Limit Forming Diagram = LED) dibuat untuk menunjukkan berhasil atau gagalnya pembentukan pelat, pengujian dilakukan dengan membuat lingkaran - lingkaran pada pelat, lalu dideformasi hingga lingkaran tersebut berubah menjadi ellips, sehingga didapat regangan major dan minor. Kemudian regangan tersebut dipetakan pada salib sumbu yang menyatakan regangan major dan regangan minor. Untuk mengetahui distribusi ketebalan. kekerasan mikro dan struktur mikro, pengujiannya dilakukan pada dasar kup, belokan kup dan dinding kup.
Dari serangkaian pengujian-pengujian diatas diharapkan dapat diketahui sifat drawability dan material.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Muhammad Firza
Abstrak :
Firewall dalam pesawat sangat diperlukan guna mencegah kebocoran api dari mesin. Salah satu jenis material yang biasanya digunakan untuk firewall pesawat adalah komposit berbentuk sandwich panel. Penelitian ini ingin mengembangkan proses penyusunan lembaran komposit SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 untuk menciptakan komposit sandwich yang ringan dan sesuai untuk aplikasi khusus, yaitu firewall sebagai komponen tahan api. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan carbon fiber terhadap sifat mampu bentuk dan sifat tahan api lembaran komposit SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304. Komposit sandwich dibuat melalui metode adhesive bonding dan hydraulic pressing. Pengukuran sifat mampu bentuk meliputi pengujian simulatif (stretching, hole expansion, dan stretch-bend) dan pengujian non-simulatif (pengujian tarik uniaksial). Sifat tahan api diukur melalui pengujian flammability. Pengunaan serat karbon pada lembaran komposit SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 menaikkan nilai LDH 3 dari 6 menjadi 9,8, tetapi sedikit menurunkan LDH 1 dan LDH 2 dari 2,7 dan 3 menjadi 2,1 dan 2,2 yang disebabkan interface antara serat karbon dengan face kurang baik pada pengujian stretching. Serat karbon meningkatkan nilai HER secara signifikan dari 3,8% menjadi 12,18% dikarenakan serat karbon memiliki sifat modulus elastisitas yang tinggi membuatnya lebih kaku dan tahan terhadap deformasi tanpa retak di sekitar lubang pada pengujian hole expansion. Pemilihan material face, adhesive, dan filler yang cocok menjadi penting agar mechanical constraint pada komposit sandwich dapat dihindari. ......Firewalls in aircraft are needed to prevent fire leakage from the engine. One type of material that is usually used for aircraft firewalls is a composite in the form of a sandwich panel. This research wants to develop the process of preparing SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 composite sheets to create lightweight sandwich composites suitable for special applications, namely firewalls as fireproof components. The purpose of this research is to determine the effect of using carbon fiber on the formability and fire resistance properties of SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 composite sheets. Sandwich composites are made through adhesive bonding and hydraulic pressing methods. The formability measurements include simulative testing (stretching, hole expansion, and stretch-bend) and non-simulative testing (uniaxial tensile testing). Flame retardant properties were measured through flammability testing. The use of carbon fiber in SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 composite sheets increased the LDH 3 value from 6 to 9.8, but slightly decreased LDH 1 and LDH 2 from 2.7 and 3 to 2.1 and 2.2 due to the poor interface between the carbon fiber and the face in the stretching test. Carbon fiber increased the HER value significantly from 3.8% to 12.18% because carbon fiber has high elastic modulus properties making it more rigid and resistant to deformation without cracking around the hole in the hole expansion test. The selection of suitable face material, adhesive, and filler is important so that mechanical constraints on sandwich composites can be avoided.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyad Syach
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan filler sabut kelapa terhadap sifat mampu bentuk pada lembaran komposit sandwich SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 untuk komponen otomotif berbobot ringan. Tujuannya untuk menganalisis kemampuan bentuk dari lembaran komposit ketika terdapat tambahan sabut kelapa sebagai fillernya. Uji eksperimental yang dilakukan untuk menganalisis sifat mampu bentuk dengan uji kemampuan regang (stretchability), uji perluasan lubang (hole expansion), dan uji peregangan dan pembengkokkan (stretch bend). Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen komposit sandwich SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 yang diberi tambahan filler sabut kelapa memberikan peningkatan nilai sifat mampu bentuk pada spesimen berdasarkan pengujian stretching dan hole expansion namun mengalami penurunan sifat mampu bentuk pada pengujian stretch bend. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai LDH dan Hole Expansion Ratio karena pengaruh interface pada sandwich yang menjadi lebih baik dalam menerima beban sehingga memperoleh nilai lebih maksimal. Sedangkan penurunan nilai bend ratio karena bertambahnya ketebalan spesimen yang menurunkan nilai sifat mampu bentuknya. Dipelajari pula proses fabrikasi dari sandwich dan sensitivitas tepi potong material berdasarkan proses pembentukan logam hole expansion dan stretch bend. Secara umum lembaran komposit sandwich SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 dengan filler sabut kelapa menunjukkan peningkatkan nilai mampu bentuk yang baik. ......This study investigates the impact of coconut fiber filler on the formability properties of SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 composite sandwich sheets used for lightweight automotive components. The objective is to analyze the formability of composite sheets when coconut fiber is added as a filler. Experimental tests, including stretchability, hole expansion, and stretch bend tests, were conducted to evaluate formability properties. The findings reveal that the SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 composite sandwich specimens with added coconut fiber filler exhibit improved formability, as indicated by higher values in stretching and hole expansion tests. This improvement is attributed to the enhanced interface of the sandwich structure, which distributes loads more evenly, resulting in increased Limiting Dome Height (LDH) and Hole Expansion Ratio (HER). However, a reduction in formability is observed in the stretch bend test due to increased specimen thickness, leading to a lower bend ratio. Additionally, the study explores the fabrication process of the sandwich composite and the edge sensitivity of the material under hole expansion and stretch bend metal forming processes. Overall, SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 composite sandwich sheets with coconut fiber filler demonstrate superior formability for lightweight automotive applications.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Basana Hisar
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik kemampuan bentuk kawat jaring baja SS 304 dengan variabel ukuran mesh 5, 6, dan 8. Tujuannya adalah untuk menilai kesesuaian lembaran kawat jaring dengan bobot yang ringan terhadap logam lembaran monolitik material SS 304. Uji eksperimental dilakukan untuk menganalisis sifat tarik, kemampuan regang (stretchability), dan kemampuan penarikan dalam  (deep drawability) dari lembaran kawat jaring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesimen kawat jaring SS 304 tanpa perlakuan panas menunjukkan perilaku getas dengan elongasi minimal. Namun, perlakuan anil pada suhu 1050oC selama 30 menit secara signifikan meningkatkan keuletan dan mampu regang lembaran kawat jaring tetapi menurunkan kekuatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai regangan pada saat putus (ε) dan koefisien pengerasan regangan (n-value), serta penurunan nilai koefisien kekuatan (K-value). Dipelajari pula perbandingan perilaku mampu bentuk lembaran kawat jaring dan lembaran logam monolitik dengan komposisi yang identik. Secara umum lembaran kawat jaring menunjukkan sifat tarik, perilaku regangan, dan penarikan dalam yang berbeda dibandingkan lembaran monolitik. Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan adanya area terbuka dan variasi ketebalan pada struktur kawat jaring. Sifat mampu bentuk lembaran kawat jaring meningkat dengan menurunnya persentase area terbuka. ...... This study aimed to evaluate the formability characteristics of SS 304 wire mesh with mesh sizes 5, 6, and 8, which will be used for the development of automotive components. The aim is to assess the suitability of a lightweight wire mesh sheet in relation to the monolithic sheet metal of SS 304 material. Experimental tests were conducted to analyze the tensile properties, stretchability, and deep drawability of the wire mesh sheets. The results showed that non-annealed SS 304 wire exhibited brittle behavior with minimal elongation. However, annealing treatment at a temperature of 1050°C for 30 minutes significantly improved the ductility and stretchability of the wire mesh sheets while reducing their strength. This can be observed from the increased elongation at fracture (ε) and strain hardening exponent (n value), as well as the decreased strength coefficient (K value). Comparisons were made between the formability behavior of wire mesh sheets and monolithic sheet metals with identical compositions. Overall, the wire mesh sheets displayed different tensile properties, stretching behavior, and deep drawing characteristics compared to monolithic sheets. These differences can be attributed to the presence of open areas and variations in thickness within the wire mesh structure. The formability of the wire mesh sheets improved with a decrease in the percentage of open area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Dhara Permatasari
Abstrak :
Magnesium merupakan merupakan logam struktural yang paling ringan di dunia yang biasa digunakan di bidang otomotif. Dalam aplikasinya, sifat mampu bentuk magnesium sangat penting untuk diketahui agar dapat meningkatkan efektivitas proses produksi. Sifat mampu bentuk ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah ketebalan material. Batas limit magnesium saat dibentuk digambarkan pada diagram batas pembentukan (FLD). Pada penelitian ini, material yang digunakan adalah lembaran paduan magnesium AZ31B dengan ketebalan 0,5, 0,8, dan 1 mm. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat mekaniknya sekaligus mendapatkan koefisien pengerasan regang yang juga mempengaruhi mampu bentuk material. Pengujian stretching dilakukan menurut metode Nakazima dengan berbagai variasi geometri sampel yang sudah dibuat kisi lingkaran berdiameter 2 mm pada area permukaannya, menggunakan punch setengah lingkaran, dan dalam kondisi pelumasan minyak. Metode pengukuran regangan menggunakan Dino-Lite portable digital microscope untuk mendapatkan forming limit strain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lembaran paduan magnesium AZ31B memiliki sifat mampu bentuk yang buruk pada temperatur ruang. Koefisien pengerasan regang (nilai n) yang didapat untuk masing-masing tebal, yaitu berturut-turut sebesar 0.32, 0.33, dan 0.3. Terlihat bahwa FLD yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh ketebalan tetapi akan semakin tinggi dengan semakin besarnya nilai n. ......Magnesium is the lightest structural metal in the world which is commonly used in the automotive field. In its application, it is known that the formability of magnesium is very important to increase the effectiveness of the production process. This formability can be influenced by many factors, one of which is the thickness of the material. The limits of magnesium when formed are depicted on the formation limit diagram (FLD). In this research, the material used was AZ31B magnesium alloy sheet with a thickness of 0.5, 0.8, and 1 mm. Tensile testing is carried out to determine the mechanical properties as well as obtain the strain hardening coefficient which also affects the formability of the material. Stretching tests were carried out according to the Nakazima method with various variations of sample geometry which had been made into a circular grid with a diameter of 2 mm on the surface area, using a hemispherical punch, and under lubrication oil conditions. The strain measurement method uses a Dino-Lite portable digital microscope to obtain the forming limit strain. The results of this research indicate that AZ31B magnesium alloy sheet has poor formability at room temperature. The strain hardening coefficient (n value) obtained for each thickness is 0.32, 0.33, and 0.3 respectively. It can be seen that the FLD obtained is not influenced by thickness but will be higher with the increasing n value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sulthana Oktrafansyah
Abstrak :
Dengan kemajuan teknologi saat ini, perkembangan peralatan yang digunakan manusia dari segi informasi, komunikasi, produksi, transportasi, dan hiburan semakin pesat. Namun, sebagian besar peralatan ini menghasilkan suara yang tidak diinginkan, menyebabkan gangguan. Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan berbagai jenis bahan peredam suara. Meskipun kemajuan ini memberikan manfaat besar dalam meningkatkan efisiensi dan kenyamanan penggunaannya, tetapi juga memunculkan masalah baru terkait gangguan yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembaran sandwich menggunakan SS Wire Mesh 8 sebagai inti dan SS 304 sebagai lapisan muka, dengan variasi filler glasswool dan rockwool untuk meningkatkan sifat mampu bentuk dan penyerapan suara. Evaluasi eksperimental dilakukan, termasuk pengujian regangan, perluasan lubang, regangan-bend, dan uji transmisi suara, untuk mengevaluasi sifat mampu bentuk komposit dan kemampuan peredam suaranya. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan Batas Tinggi Kubah (LDH) sebesar 20,51% dan 8,46% dengan penggunaan filler rockwool dan glasswool, yang mengindikasikan peningkatan kemampuan regangan dari 3,90 mm menjadi 4,70 mm dan 4,23 mm, masing-masing. Rasio Ekspansi Lubang (HER) juga menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 10,6% dan 19,6% untuk sampel dengan filler, dari 3,8%, karena pengaruh filler terhadap sifat penyerapan energi dan distribusi beban pada komposit sandwich. Namun, pengujian rentang tekuk menunjukkan bahwa peningkatan ketebalan sampel dengan filler menghasilkan Rasio Tekuk yang lebih rendah. Hasil pengujian pada sampel komponen peredam suara menunjukkan bahwa komposit sandwich dengan filler mampu menyerap suara lebih baik dibandingkan yang tanpa filler, dengan nilai kehilangan transmisi (TL) pada sampel filler glasswool dan rockwool masing-masing mencapai 4,41 dB dan 4,37 dB. ......The rapid advancement of technology has led to the increased development of tools across various sectors including information, communication, production, transportation, and entertainment. However, many of these tools generate unwanted noise, causing disturbances. To mitigate this issue, various sound-absorbing materials have been developed. While these technological advancements have significantly enhanced human efficiency and comfort, they have also introduced challenges related to unwanted disturbances. This study focuses on the development of sandwich sheets using SS Wire Mesh 8 as the core and SS 304 as the face, incorporating variations of glasswool and rockwool fillers to improve sound formation and absorption properties. Experimental evaluations included stretching, hole expansion, stretch-bend, and sound transmission tests were conducted to evaluate the formability and sound-damping characteristics of the composite. The findings revealed an increase in the Limiting Dome Height (LDH) by 20.51% and 8.46% with rockwool and glasswool fillers, respectively, indicating enhanced strain capacity from 3.90 mm to 4.70 mm and 4.23 mm, respectively. The Hole Expansion Ratio (HER) exhibited a notable increase of 10.6% and 19.6% for samples with fillers, compared to 3.8% without fillers, demonstrating the fillers' impact on energy absorption and load distribution in the sandwich composite. However, the stretch-bend tests indicated that increased sample thickness with fillers resulted in a lower Bend Ratio. Sound absorption tests on the composite samples for sound-damping components indicated superior performance of sandwich composites with fillers compared to those without fillers, achieving transmission loss (TL) values of 4.41 dB and 4.37 dB for glasswool and rockwool fillers, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muffaza Raffiky
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana formability dari sandwich Aluminium Used Beverage Cans (Al UBC) dengan core Low Density Polyethylene (LDPE). Material adhesive yang digunakan adalah double-sided tape. Pembuatan sandwich mulanya dimulai dengan preparasi Al UBC sebagai skin dari lembaran sandwich. Beberapa Al UBC diannealing untuk membentuk 3004-O Al kemudian seluruh Al UBC dilakukan pressing dengan beban 10 ton F di suhu 240oC untuk menghilangkan residual stress. Kemudian dilakukan penggabungan dengan LDPE sebagai core menggunakan double-sided tape sebagai adhesive. Sampel kemudian dilakukan karakterisasi berupa uji tarik dan uji lap shear untuk mengetahui properties dari sampel. Data tersebut kemudian diolah dengan metode segregasi linear untuk mencari n-value. Nilai ini akan menjadi acuan awal untuk mengetahui formability dari sandwich. Pengujian dilakukan dengan 2 jenis Al UBC yang berbeda, yaitu 3004-H24 Al dan 3004- O Al (Al UBC yang telah diannealing). Penentuan seberapa baik formability dari kedua jenis Al UBC akan diliat dari n-value dan Limiting Dome Height (LDH). Nilai tersebut dapat diketahui melalui uji stretching yang akan dilakukan di penelitian ini, namun uji stretching akan dilakukan dengan metode yang berbeda. Metode yang akan digunakan adalah uji stretching dengan grease sebagai cairan yang akan memberikan pressure kepada spesimen pengujian. Berdasarkan data yang didapatkan, annealed Al memiliki rata-rata LDH sebesar 18,667 mm. Sedangkan untuk Al yang hanya dilakukan stress relieved memiliki rata-rata LDH sebesar 8,567 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan annealing cukup berpengaruh dan memberikan perubahan formability sebesar 154,10%. ......This research was conducted to determine the formability of sandwich with Aluminum Used Beverage Cans (Al UBC) as a skin with Low Density Polyethylene (LDPE) as a core. The adhesive material used is double-sided tape. Sandwich fabrication started with the preparation of Al UBC as a skin from sandwich sheets. Some Al UBC was annealed to form 3004-O Al then all Al UBC was pressing with a load of 10 tons F at 240oC to eliminate residual stress. Then sticked Al UBCs to LDPE as the core using double-sided tape as adhesive. The sample was then characterized with tensile test and lap shear test to determine the properties of the sample. The data is processed by linear segregation method to find the n-value. This value will be the initial reference to determine the formability of the sandwich. Tests were carried out with 2 different types of Al UBC, there were 3004-H24 Al and 3004-O Al (annealed Al UBC). Determination of how good the formability of both types of UBC Al will concluded from the n-value and Limiting Dome Height (LDH). This value can be known through the stretching test that will be carried out in this study, but the stretching test will be carried out with a different method. The method that will be used is the Stretching Test with grease as a liquid that give pressure to specimen. Based on the data obtained, annealed Al has an average LDH of 18,667 mm. Meanwhile, for Al that only performed stress relief, had an average LDH of 8,567 mm. So, it can be said that the annealing treatment has an effect and gives a shape change of 154.10%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Febriyanti
Abstrak :
[Permintaan terhadap munisi kaliber besar untuk kebutuhan bidang HanKam di dalam negeri sangat tinggi. Oleh karena itu, produsen harus mengimpor bahan baku Cu-Zn 70/30 dari luar negeri dengan harga yang tinggi. Hal ini yang menyebabkan produsen di dalam negeri berlomba untuk menguasai teknologi pembuatan selongsong peluru kaliber besar agar dapat meningkatkan kemandirian di bidang HanKam supaya biaya produksi menjadi lebih rendah. Salah satunya adalah menggunakan proses thixocasting untuk menghasilkan preform/mangkuk Cu-Zn 70/30 dari billet yang dilanjutkan dengan ironing. Keberhasilan proses ironing tergantung dari mampu bentuk dingin material Cu-Zn 70/30 yang digunakan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipelajari bagaimana meningkatkan mampu bentuk dingin dengan metode thermomechanical controlled processed menggunakan teknologi canai hangat. Teknologi canai hangat dilakukan dengan metode double pass reversible sebanyak 25% x 2, 30% x 2, dan 35% x 2 dengan variabel temperatur 300oC, 400oC, dan 500oC. Dengan melakukan pengamatan metalografi baik menggunakan optical microscope maupun FE-SEM, pengujian mekanik baik uji tarik maupun uji keras mikro vickers, dan pengujian mampu bentuk dengan swift test menghasilkan kesimpulan yaitu derajat deformasi aktual canai hangat yang dilakukan tidak sesuai dengan teoritis, namun dari variabel canai hangat yang dilakukan masih bisa dihasilkan sifat mampu bentuk terbaik yaitu pada benda uji yang dideformasi canai hangat di temperatur 500oC dengan derajat deformasi aktual sebesar 38.7%. Sifat mampu bentuk yang tinggi berhubungan dengan sifat mekanik dan struktur mikro yang dihasilkan yaitu ukuran butir halus mencapai 29 μm, berbentuk equiaxed dengan nilai GAR mencapai 1.2, dan nilai kekerasan mikro yang tinggi mencapai 155 HV. Selain itu, kekuatan UTS dan YS tertinggi masing-masing sebesar 533 MPa dan 435 MPa juga didapatkan dari benda uji yang dilakukan parameter deformasi canai hangat di temperatur 500oC dengan derajat deformasi aktual 38.7%. Sedangkan apabila dilihat dari sifat mampu bentuknya maka benda uji yang dideformasi canai hangat pada kondisi parameter ini memiliki nilai koefisien pengerasan regang yang tinggi sebesar 0.00228, nilai anisotropi normal rata-rata yang tinggi sebesar 0.5452, nilai anisotropi planar (Δr) yang rendah yaitu Δr<1 sebesar -0.42, LDR tinggi sebesar 2.625, dan tinggi mangkuk terbesar yaitu 10.31 mm.;The needs of high calibre munition for Indonesian army is very high. To fulfill this strategic requirement, the government has to import this munition even the price is very high. This condition stimulates local industry to obtain the latest technology to produce high calibre munition, especially on casing. It is expected that the price will be lower by producing high calibre munition in Indonesia. On of technology which is used to produce high calibre casing munition is thixocasting to produce pre-formed cup of Cu-Zn from billet then followed by ironing process. The quality result of ironoing process is mostly dependent on cold formability of Cu-Zn 70/30 material used. Therefore, this research focuses to study how to improve cold formability by implemented thermo mechanical controlled processed with warm rolling. Warm rolling is conducted on double pass reversible method with deformation 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at various temperatur 300oC, 400oC, and 500oC. The specimens are then examined and tested by several method such as metallography using optical microscopy and FE SEM, tensile test, vickers hardness test and swift test to observed cold formability. The result indicate that the aktual degree of deformasi of warm rolling can not be achieved as planned due to some problems with the equipment. However, the best formability can be measured, where the best formability is obtained for specimens which were warm rolled at temperatur 500oC with aktual deformation 38.7%. Formability is strongly related to the mechanical properties and its microstructure where the best formability obtained for the specimens which has 29 μm grain size in equiaxed form and has GAR value of 1.2, and maximmum hardness value is 155 HV. This specimen has UTS and YS maximum are 533 MPa and 435 MPa, maximum strain hardening coefficient 0.00228, average anisotropic 0.5452, anisotropic planar Δr<1 at -0.42, LDR maximum 2.625, and the height of cup is 10.31 mm., The needs of high calibre munition for Indonesian army is very high. To fulfill this strategic requirement, the government has to import this munition even the price is very high. This condition stimulates local industry to obtain the latest technology to produce high calibre munition, especially on casing. It is expected that the price will be lower by producing high calibre munition in Indonesia. On of technology which is used to produce high calibre casing munition is thixocasting to produce pre-formed cup of Cu-Zn from billet then followed by ironing process. The quality result of ironoing process is mostly dependent on cold formability of Cu-Zn 70/30 material used. Therefore, this research focuses to study how to improve cold formability by implemented thermo mechanical controlled processed with warm rolling. Warm rolling is conducted on double pass reversible method with deformation 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at various temperatur 300oC, 400oC, and 500oC. The specimens are then examined and tested by several method such as metallography using optical microscopy and FE SEM, tensile test, vickers hardness test and swift test to observed cold formability. The result indicate that the aktual degree of deformasi of warm rolling can not be achieved as planned due to some problems with the equipment. However, the best formability can be measured, where the best formability is obtained for specimens which were warm rolled at temperatur 500oC with aktual deformation 38.7%. Formability is strongly related to the mechanical properties and its microstructure where the best formability obtained for the specimens which has 29 μm grain size in equiaxed form and has GAR value of 1.2, and maximmum hardness value is 155 HV. This specimen has UTS and YS maximum are 533 MPa and 435 MPa, maximum strain hardening coefficient 0.00228, average anisotropic 0.5452, anisotropic planar Δr<1 at -0.42, LDR maximum 2.625, and the height of cup is 10.31 mm.]
2015
T44720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Putri Cahya Maulida
Abstrak :
Penelitian ini mengevaluasi kemampuan pembentukan lembaran jaring kawat baja tahan karat SS304 dan SS201 (mesh 8) untuk aplikasi inti komposit sandwich otomotif. Tujuan penelitian adalah menilai kesesuaian jaring kawat sebagai alternatif ringan untuk komponen otomotif berdasarkan kemampubentukannya. Pengujian non-simulatif dan simulatif dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik pembentukan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jaring kawat SS304 memiliki koefisien pengerasan regang sebesar 0,605 dan regangan total 5,2%. Pengujian simulatif menunjukkan Limiting Dome Height (LDH) 16,3 mm untuk SS304 dan 13,7 mm untuk SS201. Limiting Draw Ratio (LDR) 2,75 dan 2,7 masing-masing untuk SS304 dan SS201, menunjukkan kemampuan penarikan dalam yang lebih baik dibandingkan dengan SS304 monolitik. Meskipun jaring kawat SS304 dan SS201 memiliki kemampuan pembentukan yang memadai, SS304 menonjol dalam uji penarikan dalam karena pengerasan regang dan anisotropi yang lebih baik. ......This study evaluates the formability of stainless steel wire mesh sheets SS304 and SS201 (mesh 8) for automotive sandwich composite core applications. The research aims to assess the suitability of wire mesh as a lightweight alternative for automotive components based on its formability. Non-simulative and simulative tests were conducted to evaluate forming characteristics. Test results show that SS304 wire mesh has a strain hardening exponent (n-value) of 0.605 and a total elongation of 5.2%. Simulative testing reveals a Limiting Dome Height (LDH) of 16.3 mm for SS304 and 13.7 mm for SS201. The Limiting Draw Ratio (LDR) is 2.75 and 2.7 respectively for SS304 and SS201, indicating better deep drawing capability compared to monolithic SS304. Despite both SS304 and SS201 exhibiting adequate formability, SS304 stands out in deep drawing tests due to its superior strain hardening and better anisotropic properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyana Charity Sanjaya
Abstrak :
Studi ini meneliti pengaruh filler woven fiberglass terhadap sifat mampu bentuk dan ketahanan benturan lembaran komposit sandwich SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304, yang dirancang untuk aplikasi interior pesawat terbang. Komposit dibuat dengan mengapit lapisan wire mesh SS 304 di antara dua lembar SS 304, dengan integrasi filler woven fiberglass. Penilaian kemampuan bentuk, termasuk stretching (LDH), uji stretch-bend, dan hole expansion, mengungkapkan bahwa penggabungan filler fiberglass meningkatkan kemampuan bentuk, sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan LDH menjadi 8,8 mm dibandingkan dengan 6 mm untuk komposit tanpa filler. Rasio stretch-bend sebagian besar tidak terpengaruh, dengan nilai 11,834 dan 11,976 untuk kedua konfigurasi, yang menunjukkan bahwa pola anyaman fiberglass terutama meningkatkan ketahanan delaminasi. Pengujian hole expansion menunjukkan peningkatan marjinal pada ketahanan retak tepi, dengan peningkatan rasio hole expansion menjadi 4% dari 3,8% ketika filler digunakan. Dari pengujian impak diketahui peningkatan yang signifikan dalam penyerapan energi untuk komposit yang mengandung filler fiberglass, yang ditunjukkan dengan peningkatan disipasi energi impak menjadi 6 J dari 4,2 J. Peningkatan ketahanan impak ini sangat penting untuk meminimalkan risiko kegagalan akibat benturan mendadak pada interior pesawat. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa penambahan filler woven fiberglass pada komposit sandwich SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 meningkatkan sifat mampu bentuk dan ketahanan impak, sehingga cocok untuk aplikasi interior pesawat. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengoptimalkan proses fabrikasi dan menilai kinerja dalam berbagai kondisi. ......This study examines the influence of woven fiberglass filler on the formability and impact resistance of SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 sandwich composite sheets, tailored for aircraft interior applications. The composites are fabricated by sandwiching a layer of SS 304 wire mesh between two SS 304 sheets, with the integration of woven fiberglass filler. Formability assessments, including limiting dome height (LDH), stretch-bend, and hole expansion tests, reveal that incorporating fiberglass filler enhances formability, as evidenced by an increase in LDH to 8.8 mm compared to 6 mm for composites without filler. The stretch-bend ratio remains largely unaffected, with values of 11.834 and 11.976 for both configurations, indicating that the fiberglass weave pattern primarily enhances delamination resistance. Hole expansion tests show a marginal increase in edge cracking resistance, with an increase in hole expansion ratio to 4% from 3.8% when the filler is used. Impact testing highlights a significant improvement in energy absorption for composites containing the fiberglass filler, demonstrated by an increase in impact energy dissipation to 6 J from 4.2 J. These improvements in impact resistance are crucial for minimizing failure risks due to sudden impacts in aircraft interiors. The study concludes that the addition of woven fiberglass filler to SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 sandwich composites substantially improves both formability and impact resistance, making them well-suited for airplane interior applications. Further research is recommended to optimize the fabricatio
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library