Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Defri Kurniadi
"Skripsi ini berisi tentang analisis risiko pada pengoperasian forklift di PT XYZ tahun 2014. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat risiko dalam mengoperasikan forklift. Metode identifikasi hazard menggunakan Task Risk Assesment, sedangkan untuk analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode analisis risiko semikuantitatif dengan kriteria penilaian risiko (consequence, exposure, dan likelihood) berdasarkan AS/NZS 4360:2004. Tahapan pengoperasian forklift dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengisian bahan bakar, pengecekan, mengangkat, memindahkan dan meletakkan lalu berhenti dan parkir. Tahapan yang memilki risiko terbesar terdapat pada tahapan memindahkan dan meletakkan.
Hasil analisis tingkat risiko yang didapatkan dari setiap langkah kerja pengoperasian forklift yaitu tingkat risiko very high sebanyak 3 (12%), substantial sebanyak 3 (12%), priority 3 sebanyak 10 (40%), dan acceptable sebanyak 9 (36%). Rekomendasi yang diberikan adalah melakukan manajemen risiko, investigasi kecelakaan dan faktor manusia dalam kecelakaan serta keilmuan lainnya secara berkelanjutan, pembuatan SOP (standard operating procedure), melakukan tindakan kontrol, memberikan pelatihan, membuat jalur forklift, menambah safety sign dan menambah lampu yang berputar (seperti lampu emergency) pada forklift.

This thesis contains a risk analysis on the operation of a forklift at PT XYZ in 2014. Goal is to assess the level of risk in operating the forklift. Hazard identification method using Task Risk Assessment, while for risk analysis is undertaken by semi-quantitative method that uses risk assessment criteria (consequence, exposure, and likelihood) based on AS / NZS 4360:2004. Stages of forklift operation is divided into several stages like refueling, checking, lifting, moving and put down then stop and parking. Stages that have the greatest risk are the stages moving and put down.
The analysis result of the level of risks that is obtained from each step of the operation of forklift work is very high risk level there are 3 (12%), substantial there are 3 (12%), priority 3 there are 10 (40%), and acceptable there are 9 (36%). The recommendation given is to conduct risk management, accident investigation, human factors in accidents and other scientific continuously, make a SOP (standard operating procedure), the control action, provide training, create pathways forklift, adding safety sign and a rotating lights (such as emergency lights) on the forklift.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Fitria Florida
Depok: Universitas Indonesia, 2008
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putut Hendro Cahyono
"ABSTRAK
Karya akhir ini membahas tentang pengaruh perubahan teknologi terhadap industri bongkar muat di kawasan PT Pelabuh III Surabaya. Perubahan teknologi yang dimaksud adalah perubahan sistem bongkar muat yang sebelumnya menggunakan sistem konvensional menjadi sistem kontainerisasi. Perbedaan utama sistem bongkar muat konvensional dan sistem kontainerisasi adalah pada peralatan pendukung dan layout dermaga di kawasan Pelabuban III Tanjung Perak Surabaya.
Sistem bongkar muat konvensional dipergunakan untuk proses bongkar maupun muat barang ke kapal kargo (Conventional Cargo Ship). Dalam sistem ini, barang dikemas dalam kotak-kotak kayu (palet) dan disimpan terlebih dahulu dalam gudang yang berada di dermaga sebelum dimuat ke atas kapal. Proses bongkar muat barang konvensional nienggunakan alat bantu yaitu forklift dan derek kapal. Sedangkan sistem kontainerisasi, dipergunakan untuk proses bongkar muat kapal kontainer (Container Ship). Barang yang akan dikirim dimasukan ke dalam sebuah kontainer sampai memenuhi kapasitasnya. Sistem ini tidak membutuhkan forklift sebagai alat bantu bongkar muat dan gudang sebagai tempat penyimpanan sementata di dermaga. Kontainer yang akan dikírim langsung di naikkan ke kapal dan truk yang datang pada saat akan dimuat. Alat bantu yang digunakan untuk sistem ini adalah Crane, balk clay crane maupun mobile crane.
Pengaruh sistem kontainerisasi ini sangat banyak bagi industri bongkar muat barang karena perubahan teknologi ini hampir merubah semua elemen industri yang ada di dalamnya misalnya : tidak diperlukannya forklift sebagai peralatan bantu utama dalam sistem bongkar muat sehingga mengakibatkan perusahaan yang melakukan bisnis dengan menyewakan forklift mengalami penurunan drastis pada frekuensi pemakaian alat yang disewakannya sehíngga mengakibatkan turunnya pendapatan, Disamping itu terlihat dari tata letak dermaga-dermaga di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang sebelumnya setiap dermaga memiliki gudang penyimpanan sementara untuk menyimpan barang ketika menunggu kapal yang akan memuatnya berlabuh. Sejak diterapkannya sistem kontainerisasi, banyak gudang di dermaga Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dibongkar. Yang cukup terlihat sebagai sebuah dampak negatif adalah meningkatnya tingkat kriminalitas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Tingkat kriminalitas yang tinggi ini diakibatkan oleh berkurangnya penggunaan tenaga manusia sebagai buruh bongkar muat yang diakibatkan oleh sistem kontainerisasi. Sebagai perbandingan, apabila menggunakan sistem konvensional, buruh yang dipakai sekitar 20 orang untuk setiap kapal, sedangkan sistem kontainensasi dapat mereduksi jumlah tersebut menjadi hanya sekitar 6 orang saja untuk setiap kapal, Reduksi tersebut membuat makin meningkatnya jumlah pengangguran di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
PT Putra Tunggal yang menjadi bahan penelitian dalani karya akhir ini adalah sebuah perusahaan keluarga sebagai salah satu bagian dalam industri bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Perusahaan ini mempunyai bisnis utama sebagai sebuah perusahaan persewaan forklift. Dengan mulai berubahnya sistem bongkar muat seperti dijelaskan sebelumnya perusahaan mengalami penurunan pendapatan yang drastis. Dengan keadaan ini perusahaan melakukan sebuah strategi dengan menjadi sebuah perusahaan bongkar muat (PBM) dengan tujuan melakukan integrasi vertikal untuk meningkatkan kembali pendapatannya. Namun strategi tersebut belum menunjukkan hasil yang balk, hal ini diakibatkan PT Putra Tunggal mempunyai keunggulan bersaing sebagai perusahaan persewaan forklift dan bukannya sebuah perusahaan bongkar muat, ditainbah lagi PT Putra Tunggai hanya dapat melakukan integrasi vertikal untuk menangani bongkar muat konvensional dan bukannya sistem kontainerisasi. Integrasi vertikal yang dimaksudkan adalah dengan menjadi perusahaan persewaan forklift sekaligus sebuah perusahaan bongkar muat. Integrasi vertikal ini dapat menjadi sebuah keuntungan karena perusahaan dapat mengontrol supplier dalam hal kecepatan kerja, mengingat kecepatan kerja adalah kunci utama dalam bisnis ini.
Sebagai sebuah perusahaan keluarga PT. Putra Tunggal mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan perusahaan keluarga adalah dalam hal kecepatan pengambilan keputusan yang menyangkut strategi perusahaan. Hal ini sangat diperlukan untuk kecepatan melakukan respon terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis, Sedangkan kelemahan PT Putra Tunggal sebagai sebuah keluarga adalah owner value yang tidak mati melakukan pendanaan untuk melakukan investasi dengan meuggunakan hutang balk jangka panjang maupun jangka pendek.
Karya akhir ini alcan membahas Iebih dalam tentang strategi apa yang harus dilakukan PT Putra Tunggal untuk tetap dapat bertahan dalarn industri ini dan meningkatkan pendapatannya. Strategì yang akan disarankan untuk PT Putra Tunggal tersebut dianalisa sesuai dengan kondisi internal dan kondisi eksternal perusahaan.
Ada dua pilihan strategi yang dapat dilakukan perusahaan sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini yaitu : diversifikasi dengan menjadi sebuah perusahaan perbaikan alat berat dan strategi rejuvenation dengan menambah kapasitas perusahaan dengan peralatan bongkar muat sistem kontainerisasi.
Strategi diversifikasi dengan menjadi sebuah perusahaan perbaikan dijadikan sebuah pilihan strategi karena PT Putra Tunggal mempunyai kapabilitas yang tinggi dalam hal perbaikan alat berat terutama transmisi automatis dan sistem hidraulis. PT Putra Tunggal mempunyai kapabilitas ini dan sebuah proses belajar karena telah lama bermain di pasar persewaan alat berat sampai pada akhirnya mampu meningkatkan efisiensi biaya untuk perbaikan alat berat yang dìmilikinya. Sedangkan strategi rejuvenation dijadikan sebuah pilihan karena dengan membeli peralatan untuk sistem kontainenisasi, PT Putra Tunggal akan dapat mempertahankan integrasi vertikal sebagai sebuah perusahaan bongkar muat. Namun yang menjadi kendala dalam pelaksanaan rejuvenation adalah strategi ini membutuhkan investasi yang besar, sedangkan owner value perusahaan tidak mau menerapkan sistern hutang sebagai penunjang pendanaan. Apakah untuk investasi sebesar yang dibutuhkan ini harus dilakukan pendanaan dan modal perusahaan sendiri adalah sebuah pertanyaan untuk menjawab mungkin atau tidaknya pelaksanaan rejuvenation.
Setelah dilakukan analisa dengan alat analisa seperti BCG Matrix, Strategic Potential Mains, Ansoff Matrix dan analisa tentang kondisi keuangan perusahaan, dapat disimpulkan bahwa strategi yang dapat dilakukan dengan segera adalah diversifikasi menjadi sebuah perusahaan perbaikan alat berat Strategi ini sangat mungkin dilakukan karena investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan kapabilitas perusahaan sangat menunjang pelaksanaan strategi ini. Yang perlu dipikirkan lebih lanjut tentang pelaksanaan strategi ini adalah : apakah calon konsumen akan memberikan respon yang balk dan apa respon yang akan dilakukan perusahaan yang mendominasi perbaikan alat berat saat ini yaitu dealer alat berat.
Sedangkan untuk pelaksanaan rejuvenation, meskipun keuangan perusahaan keluarga mencukupi untuk melakukan pembelian alat baru, namun yang perlu diperhatikan adalah pesaing yang ada di industri perusahuan bongkar muat adalah perusahaan-perusahaan besar, terutama perusahaan pelayaran yang melakukan integrasi vertikal. Disamping itu kondisi internal perusahaan dalam hal ini tenaga kerja yang ada belum siap untuk terjadinya perubahan peralatan. Oleh sebab itu, pelaksanaan strategi rejuvenation ini sebaiknya ditunda terlebih dahulu, menunggu waktu yang tepat yaitu pada saat tenaga kerja perusahaan sudah siap dengan perubahan yang terjadi. Untuk keperluan re-investasi yang akan dilakukan sebaiknya pihak keluarga merubah pola berfikir tentang hutang. Dan untuk merubah pola fikir keluarga ini dibutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Yang menjadi permasalahan lain adalah apa yang harus dilakukan terhadap peralatan yang ada saat ini yaitu forklift, karena frekuensi pemakaian untuk keperluan bongkar muat sudah tidak lagi mencukupi untuk mendapatkan keuntungan. Apakah perusahaan harus menjual semua forklift, atau masih dapat dilakukan strategi lain untuk meinpertahankan keuntungan dan bisnis persewaan forklift."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Zefriansyah
"
ABSTRAK
Forklift sebagai alat pemidah barang pada saat ini telah menjadi salah satu aspek penting sebagai unsur alat produksi suatu industri khususnya industri alat berat. Di negara inipun tingkat kebutuhannya kian meningkat sejalan dengan makin berkembangnya industri yang ada. Sejalan dengan itu pula tingkat kebutuhannya makin bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi industrinya.
Pengereman sebagai salah satu komponen pentlng pada forklift perlu memiliki suatu standar pengereman dalam batas yang aman. Dalam skripsi ini akan dibuat suatu dasar penilaian bagi pengereman forklift dengan cara melakukan suatu analisa terhadap karakteristik pengereman forklift jenis Patria PFD-SUT buatan PT. United Tractor yang meliputi analisa komparatif pengereman teoritis dengan aktual melalui suatu loadcell, analisa terkuncinya roda, analisa terangkatnya roda belakang.
Dengan latar belakang dan permasalahan yang telah disebutkan, perlu dilakukan analisa-analisa yang meliputi :
» Penentuan Ietak titik berat forklift dengan dan tanpa beban
» Penentuan gaya pengereman yang aman terhadap forklift
» Penentuan kestabilan dinamis dalam kondisi pengereman berdasarkan pengumpulan data-data teknis dari PT. United Tractor.
Pada bagian akhir skripsi ini akan ditampilkan suatu grafik standar pengereman yang aman yang diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengemudi melalui standar jarak pengereman pada berbagai kecepatan yang sampai saat skripsi ini dibuat belum ada pada standar yang diberikan oleh SAE (Society of Automotive Engineers) untuk forklift.
"
Lengkap +
1997
S36762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Islamiati
"Low back pain adalah rasa nyeri maupun pegal-pegal pada punggung bawah yang terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif semi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat distribusi dan frekuensi dari faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif low back pain pada operator forklift yaitu faktor personal berupa umur, masa kerja, kebiasaan olahraga (stretching), dan riwayat low back pain, serta dosis pajanan getaran dan durasi pajanan getaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan melibatkan 33 operator forklift di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 sebagai responden penelitian. Pengambilan data primer pada penelitian ini yaitu melakukan pengukuran getaran menggunakan human vibration meter 100 Larson Davis, penyebaran kuesioner, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60,6% operator forklift yang mengalami keluhan low back pain dan 39,4% operator tidak mengalami keluhan low back pain. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga variabel yang berhubungan signifikan dengan keluhan subjektif low back pain, yaitu umur, kebiasaan olahraga (stretching), riwayat low back pain. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu masa kerja, dosis pajanan getaran, dan durasi pajanan getaran.

Low back pain is pain and stiffness in the lower back that occurs when there is an emphasis on areas lumbar that L4 and L5. This study is a descriptive semi-quantitative with cross-sectional approach to look at the distribution and frequency of factors associated with subjective complaints of low back pain in forklift operators that personal factors such as age, years of work, exercise habits (stretching), and a history of low back pain, and vibration exposure dose and duration of vibration exposure. The method is a cross-sectional approach and involves 33 forklift operator PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta in 2014 as research respondents. Primary data collection in this study is measuring vibration using human vibration meter 100 Larson Davis, questionnaires, and interviews.
The results of this study indicate that there is a 60.6% forklift operators who have complaints of low back pain and 39.4% operators do not have complaints of low back pain. Based on the research results, there are three variables significantly associated with subjective complaints of low back pain, namely age, exercise habits (stretching), a history of low back pain. While that is not related to years of work, vibration exposure dose, and duration of exposure to vibration.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Hutomo Jihan
"Penggantian preventif merupakan salah satu elemen dari preventif maintenance untuk mencegah lamanya downtime akibat banyak penggantian komponen setelah kerusakan. Akan tetapi jika penggantian preventif ini sering dilakukan maka akan mempengaruhi tingkat ketersediaan mesin. Downtime yang minimal menjadi penting apabila berkaitan dengan produksi ataupun alat pendukung produksi, seperti forklift. Dengan memodelkan downtime minimal komponen kritis dari forklift maka interval yang optimal untuk meningkatkan ketersediaan komponenkomponen tersebut dapat diketahui. Hasil dari penelitian ini komponen kritis coupling, battery, dan v-belt tingkat ketersediaan komponen akan bertambah sebesar 0.09%, 3.99% , dan 0.87% jika dilakukan penggantian preventif pada interval 2400 jam, 480 jam, dan 480 jam.

Preventive replacement is an element of the preventive maintenance to prevent long downtimes due to many part replacements after breakdown. But if preventive replacement is often done, it will also influence the level of machine availability. Minimal downtime becomes important when related to production and production support tools, such as forklifts. By modeling the minimum downtime for critical components of the forklift, the optimal interval to increase availability of the replacement of the component could be known. The result from this research is for each critical components coupling, battery and v-belt the availability of these components in an increase of 0.09%, 3.99%, and 0.87%, if preventive replacement is carried out at interval of 2400 hours, 480 hours, and 480 hours."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51840
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanna Fujiko Kamaruddin
"Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu pendekatan terstruktur yang digunakan untuk memperbaiki desain, proses manufaktur, perakitan, serta pelayanan dari suatu produk.
Pada umumnya, para perancang produk selalu melakukan perbaikan atas produk yang dirancangnya. Akan tetapi, produk-produk yang ada di masa kini semakin rumit, dan komponen serta sistem yang saling berkaitan dan saling terganlung satu sama Iainnya, menyebabkan pendekatan analisa kegagalan yang tidak terstruktur semakin tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali terdapat kerusakan komponen yang tidak terdeteksi hingga pada tahap penguj ian produk, atau proses manufaktur dan perakitan telah dimulai, bahkan terkadang sampai pada saat produk tersebut dilepas ke pasar. Hal ini akan mengakibatkan desain ulang (redesign) dan pengerjaan ulang (rework) prototipe dan komponen, serta bahkan dapat menjatuhkan reputasi perusahaan.
FMEA merupakan pendekatan terstruktur dan terarah yang dapat mengidentifikasi kecenderungan kegagalan yang potensial, dan kuantifikasi tingkat keseriusan kegagalan serta memberikan peringkat, sehingga tindakan korektif yang sesuai dapat dilaksanakan.
Di dalam penerapan FMEA akan dibentuk suatu kelompok, bik kelompok desain, manufaktur, atau lainnya, yang telah terbukti merupakan Cara yang terbaik untuk memperbaiki desain, serta menghasilkan dan merakit produk yang lebih baik.
Pada beberapa tahun terakhir ini, isu mengenai manufaktur kelas dunia (world class manufacturing) semakin banyak dibicarakan, antara lain mengenai waktu siklus yang cepat, pengenalan produk yang bebas dari kerusakan, TQM dan TPM, perbaikan proses, dan JIT.
FMEA memiliki peran dalam seluruh kegiatan ini, di samping menghasilkan metoda analisa terstruktur yang dapat diterapkan ke desain produk, manufaktur, perakitan, dan pelayanan; serta dapat diterapkan sebelum dirancang dan ditetapkan, sepanjang pengembangan produk, dan juga dapat menjadi alat bantu untuk memperbaiki masalah-masalah yang timbul."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Arifin
"
ABSTRAK
Forklift adalah suatu jenis kenalaraan yang berfungsi untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain dan alat ini sekaligus juga dapat menaikkan dan menurunan barang. Sesuai dengan fungsinya alat ini dalam operasinya selalu menerima beban sehingga dibutuhkan suatu konstruksi yang kuat. Steering Axle merupakan bagian konstruksi Forklift yang menapang kurang lebih separah dari beban Forklift ini. Agar kanstruksi Forklift ini kuat maka pada bagian ini juga harus kuat sehingga mampu menapang beban yang dlterimanya tanpa mengalami suatu kerusakan. Untuk itu maka diperlukan suara analisis kekuatan material pada struktur steering axle ini bila di lihat adanya kerusakan . Pada lengan knuncle C steering Axle buatan PIX mengalami bending . Maka dilakukan analisis kekuatan material steering axle ini. Dari hasil analisis ditemukan pada daerah yang paling kritis ternyata memiliki angka safety factor yang kurang dari angka safety factor yang ditentukan referensi. Setelah dimensi dari daerah kritisnya diperbesar ternyata diperoleh angka safety factor yang dapat memenuhi ketentuan yang terdapat dalam referensi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricardo Agung Pribadi
"
ABSTRAK
Untuk Mengantisipasi ketatnya persaingan antar perusahaan dibidang industri dan persiapan daiam menghadapi pasar bebas di era globalisasi, maka perusahaan-
perusahaan manufaktur dalam negeri dipaksa untuk meningkatkan segi kompetitinnya untuk menghasilkan produk yang handal baik dad segi kualitas maupun harga yang diberikzm pada konsumen.
Maka untuk meningkatkan mutu produknya., harus diadakan pengujian untuk produk tersebut. Pengujian tersebut bertujuan untuk rnengetahui sejauh mana ketahanan produk tersebut dalam hal ini steering axle forklift PFD-30T dalam menerirna beban sesuai dengan kondisi lapangan dirnana forklift tersebut dioperasikan.
Pengujian ini dimulai dengan mempelajari hal-hal apa saja yang mempengaruhi kinerja dan steering axle tersebut, kemudian meneliti arah-arah gaya yang teljadi pada steering axle forklw tersebut. Setelah itu diadakan persiapan untuk pengujian dengan metode strain gage, hasil yang didapat bempa tegangan (sfress)
yang diterima oleh steering axle selama dalam pengujian. Pengujian ini dilgakukan sesuai dengan kondisi dilapangan yang diwalcilkan oleh lrack khusus untuk pengujian.
Analisa hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan tegangan (stress)
yang didapat dari hasil pengujian dengan Tegangan ijin bahan, dalam hal ini yield point dan fatique point.
"
Lengkap +
1997
S36636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Utama
"
ABSTRAK
Untuk memenuhi peningkaxan produksi, PT. X tengah menyusun suatu l-:onsep sistem produksi untuk memperbaiki sistem produksi yang ada. Kcmsep yang dibuat oleh PT. X ini merupakan penerapan dari sistem MRP. Disamping hal tersebut PT. X juga merencanakan membangun suatu sistem informasi untuk mendukung proses produksi dengan penggunaan penmgkat lunak SAP R/3.
Nantinya, konsep sistem produksi yang sedang dirancang oleh PT. X akan diterapkan dengan menggunakan sistem SAP R/3.
Konsep JIT adalah suatu konsep yang bertujuan untuk menelcan segala bentuk pemborosan pada proses produksi. Salah sam cara untuk menekan pemborosan adalah dengan cara sedapat muugkin hanya memproduksi barang yang diperlukan., pada Saat diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan. Untuk mencapai hal tersebut digunakan sistem kanban pada pengendalian produksi.
Mengigat banyaknya keuntungan sistem IIT pada pengendalian produksi dan tersedianya fasilitas sisten Kanban /JIT pada perangkat lunak SAP R/3, penulis mengusulkan umuk mengkornbinasikan sistern MRP dengan sistem Kanban/ JIT pada proses perencanaan clan pengendalian produksi di PT. X.
Dari penelitian penulis dihasilkan suatu alternatif penerapan sistem Kanban SAP R/3 pada pengendalian produlcsi forklift di PT. X.
"
Lengkap +
1997
S36816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>