Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermawan Thaheer
Jakarta: Bumi Aksara, 2005
363.192 HER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
McSwane, David
Upper Saddle Rever: Prentice-Hall, 2003
363.7296 MAC e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yuliana Fitri
Abstrak :
Pendahuluan : Indonesia sebagai negara yang memiliki angka stunting tertinggi di Asia Tenggara menghadapi kenyataan adanya double burden terkait permasalahan stunting. Berbagai intervensi telah dilakukan untuk menurunkan angka kejadian stunting di Indonesia, tetapi nilainya tidak mengalami penurunan yang signifikan selama 10 tahun terakhir (>30%). Anak – anak memerlukan asupan makanan untuk tumbuh kembangnya, makanan tersebut tidak hanya bergizi tetapi juga harus memenuhi persyaratan kemananan pangan. Salah satu masalah keamanan pangan adalah adanya cemaran aflatoksin pada produk pangan. Aflatoksin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang Aspergilus flavus dan Aspergilus parasiticus yang dapat mengkontaminasi berbagai komoditas pertanian seperti jagung dan kacang-kacangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan AFB1 bersumber kacang tanah dengan kejadian stunting pada balita usia 36-59 bulan di Kelurahan Kebon Kalapa, Bogor Tengah. Metode : Penelitian menggunakan disain cross-sectional. Sebanyak 243 anak usia 36-59 bulan menjadi sampel pada penelitian ini. Data diperoleh menggunakan metode dietay and exposure assessment melalui wawancara, pengukuran antropometri serta pengujian sampel produk makanan. Data dianalisis menggunakan beberapa uji statistik, untuk multivariat menggunakan regresi linier ganda. Hasil : Terdapat inverse relationship (β= -0,035) antara paparan aflatoksin B1 (ng/kgbb/hari) dengan kejadian stunting meskipun tidak signifikan (p=0,120) setelah dikontrol oleh variabel panjang lahir dan tinggi Ibu. Asosiasi yang tidak signifikan ini dimungkinkan karena adanya dugaan threshold value aflatoksin dalam menyebabkan gagal tumbuh pada anak. Hubungan antara durasi waktu terpapar AFB1 (bulan) terhadap kejadian stunting memiliki inverse relationship (β= -0,019) dan bermakna secara statistik (p=0,008) setelah dikontrol oleh variabel panjang lahir, berat lahir, dan pendapatan. Kesimpulan : Belum cukup bukti untuk menyatakan hubungan yang signifikan antara paparan aflatoksin B1 dan stunting pada penelitian ini. Namun, adanya dugaan asosiasi dan threshold value aflatoksin dalam perlambatan pertumbuhan dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui hubungan yang sebenarnya antara paparan aflatoksin dan stunting. ......Introduction: Indonesia as the country with the highest stunting rate in Southeast Asia faces the reality of a double burden related to the stunting problems. Various interventions have been carried out to reduce the incidence of stunting in Indonesia, but the value has not decreased significantly over the past 10 years (> 30%). Children need food for their growth and development, these foods are not only nutritious but also must meet food safety requirements. One of the problems of food safety is the presence of aflatoxin contamination in food products. Aflatoxin is a secondary metabolite produced by the molds of Aspergilus flavus and Aspergilus parasiticus which can contaminate various agricultural commodities such as corns and peanuts. This study aims to determine the relationship between aflatoxin B1 exposure and the incidence of stunting in children aged 36-59 months in Kebon Kalapa District, Bogor Tengah. Method: This study used cross-sectional design. A total of 243 children aged 36-59 months were sampled in this study. Data were obtained by dietay and exposure assessment methods through interviews, anthropometric measurements and testing of food product samples. Data were analyzed using several statistical tests, for multivariates using multiple linear regression. Results: There was an inverse relationship (β= -0.035) between aflatoxin B1 exposure (ng/kgbb/day) and stunting although it is not significant (p = 0.120) after being controlled by birth length and mother’s height variable. Whereas the relationship between the duration of AFB1 exposure (months) and stunting has an inverse relationship (-0,019) and statistically significant (p = 0,008) after being controlled by variable birth length, birth weight, and income. Conclusion: There is not enough evidence to state a significant relationship between aflatoxin exposure and stunting in this study. However the existence of alleged of associations and threshold value of aflatoxin in growth retardation can be taken into consideration to conduct further research to determine the actual relationship between aflatoxin exposure and stunting.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandhyani Ellismethia Damayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Tingginya cemaran mikrobiologi pada jajanan anak sekolah dikarenakan penjaja pangan tidak menerapkan praktek keamanan pangan yang baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi praktek keamanan pangan penjaja PJAS dengan mengacu teori sosial kognitif dan Model PRECEDE-PROCEED, menggunakan rancangan penelitian potong lintang. Data dikumpulkan dari 239 penjaja PJAS dari 50 SDN di Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian 24,3% penjaja PJAS melakukan praktek keamanan pangan yang baik, 56,5% memiliki tingkat pengetahuan tinggi, serta 57,1% responden memiliki sikap mendukung keamanan pangan. Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan fasilitas dan adanya kebijakan keamanan pangan di sekolah dengan Praktek Keamanan Pangan Penjaja PJAS.
ABSTRACT
The severe microbiological contamination in school children snack is likely due to unimplemented good food safety practice by food vendors. This study aims to determine PJAS vendors food safety practice influenced factors in relation to social cognitive theory and the Precede Proceed model. It was a cross sectional study of 239 PJAS vendors from 50 primary schools in South Tangerang. The results showed that among PJAS vendors 56,5% had high level of knowledge of good food safety practice and 57,1% had good attitude towards it, but only 24,3% implemented it. There is a relationship between knowledge, attitudes, and the availability of facilities and food safety policies at schools with PJAS vendors food safety practices.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Josko
Abstrak :
The aim of this research is to analyze the impact of food safety regulation in European Union for Indonesia shrimp export to European Union countries period 1997-2007. Food safety regulation and high standard requirement which are imposed by most of developed countries could be indicated as barrier for developing countire because most of them could not meet the high requirement which is asked by developed countries. The European commission made a various regulations to regulate the requiremen of food safety and requirement for food and feed product. One of the regulations is Regulation (EC) no. 178 year 2002 laying down the general priciples and requirements of food law, establishing the European Food Savety Authority and laying down procedures in matters of food safety. It regulation is aimed to provide high level of protection of human health and it consumer interest. The result of this research showed that regulation had a negative and significant impact on Indonesia shrimp export into several European Union countries. In addition, Gross Domestic Product of destination countries, relative price and nominall exchange rate also influence Indonesia shrimp export.
Studi ini bertujuan untuk menganalisa Pengaruh Kebijakan Keamanan Pangan di Uni Eropa terhadap eksppor udang Indoensia ke negara-negara Uni Eropa periode 1997-2007. Kebijakan keamanan pangan dan persyaratan standar yang tinggi yang diterapkan oleh negara maju dapat diindikasikan sebagai hambatan bagi negara negara berkembang karena sebagian besar negara berkembang belum dapat memenuhi persyaratan yang diberikan oleh negara maju. Komisi Uni Eropa telah membuat berbagai peraturan yang mengatur persyaratan keamanan makanan. Salah satu peraturannya adalah Regualtion (EC) No. 178/20002 tentang prinsip-prinsip umum tentang ketentuan-ketentuan hukum pangan, authority dan tanggung jawabnya serta prosedur dalam hal keamanan pangan untuk menjamin perlindungan yang ketat dalam hal kesehatan manusia atau konsumsi makanan secara umum pada masyarakat Eropa. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa regulasii ini berpengaruh negative dan signifikan terhadap ekspor udang Indonesia ke beberapa negara Uni Eropa. Di sisi lain, PDB dari negara Uni Eropa, harga relatif dan kurs nominal juga berpengaruh terhadap ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa.
2008
T 27679
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zayd Alfi Haydar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menilai food safety menggunakan sistem Hazard Aanalysis Critical Control Point dan Good Manufacturing Practices sebagai dasar food safety pada pengolahan makan siang karyawan PT.TaishoTahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan desain studi cross-sectional. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini penilaian GMP di catering Masitoh dan Cafetaria PT.Taisho sudah baik, serta pedoman HACCP terhadap pengolahan produk Telur Mata Sapi pada menu makan siang karyawan PT.Taisho Depok.
This study aims to assess food safety using Hazard Aanalysis Critical Control Point and Good Manufacturing Practices system as the basis for food safety in the producing of employee?s lunch PT.Taisho 2015. This research use study design qualitative descriptive cross-sectional. Data collected by observation and interview. Results from this study is GMP assessment in Masitoh catering and PT.Taisho cafeterias is good, and HACCP guidelines for the processing of fried egg as products on the employees lunch menu at PT.Taisho Depok.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
There are of poisoned cases or diseases in Indonesia caused by microbial contaminated food as the salmoneilosis, eve, by expired food. The cases of food poisoning between 2003-2005,reported by mass media gave the information about condition of food safety in Indonesia.......
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Rina
Abstrak :
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan jasa boga yang tinggi (31%) menjadi semakin penting dan perlu mendapat perhatian serius. Masyarakat yang semakin sadar menuntut jaminan mutu dan keamanan pangan yang semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan menilai penerapan Sistem Manajemen Mutu pa- da perusahaan jasa boga perusahaan yang diteliti. Metoda yang digunakan mengacu pada sistem manajemen PDCA ( Plan ? Do ? Check ? Action ), pe- nerapan Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001) dan Sistem Keamanan Pangan ( HACCP dan ISO 22000). Sistem tersebut mencakup unsur-unsur pengen- dalian bahaya potensial dan parameter kritis aktifitas penyediaan rantai makanan (food chain), kesesuaian produk dan jasa yang terintegrasi ke dalam kegiatan operasional suatu perusahan jasa boga. Prinsip-prinsip tersebut disusun dalam suatu model Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan ter- padu kegiatan penyediaan makanan perusahaan Jasa Boga. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Mutu perusahaan jasa boga pe- rusahaan yang diteliti telah diterapkan dalam proses penerimaan bahan baku, penyimpanan, produksi dan pelayanan. Penetapan dan pelaksanaan Hazard Analysis Critical Control Point pada proses penerimaan bahan baku, penyimpanan, produksi dan pelayanan belum diterapkan sesuai standar HACCP dan ISO 22000. Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan ( SM2KP) dapat diterapkan dengan efektif dan terpadu karena proses pengendalian yang di- lakukan sesuai standar yang dapat diterima, diterapkan dan sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan bisnis.

The high frequency of food poisoning outbreak in catering service (31%) become more important and need more attention. People become more aware to the food safety and demand for serious attention to the problem. The study objective is to evaluate the application of Quality Management System (QMS) in food catering service. The method used in this study referred to PDCA(Plan?Do?Check?Action), application of QMS (ISO 9001) and food safety system (HAC- CP and ISO 22000). The system includes components of potential hazard control and critical parameter of food chain supply, and the apropriateness of pro- duct and services integrated to operational activity of catering service. The study reveals that QMS has been implemented in materials procurement, storage, production, and service. However, HACCP and ISO 22000 had not been fully standardized in implementation. Control process is important to implement Food Safety and Quality Management Syatem (SM2KP) in an effective and integrated way.
2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>