Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wanda Lasepa
Abstrak :
Konsumsi buah dan sayur berperan dalam menurunkan resiko obesitas pada suatu populasi. Namun, konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih rendah. Untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur, alasan pemilihan makanan di suatu populasi perlu untuk diketahui. Studi ini bertujuan untuk mengeksplor hubungan antara alasan pemilihan makanan terhadap konsumsi buah dan sayur pada dewasa dengan status gizi yang berbeda di daerah perkotaan dan pedesaan di Jawa Barat. Studi cross-sectional pada 288 dewasa usia 18 tahun ke atas dilakukan di Jawa Barat. Dengan menggunakan regresi logistic bertingkat setelah disesuaikan dengan usia, asupan energi, pendidikan, tempat tinggal, status pernikahan dan alasan pemilihan makanan, motivasi terkuat yang mempengaruhi asupan buah dan sayur adalah kenyamanan, familiaritas, dan harga. Kemudian, motivasi terkuat yang mempengaruhi asupan buah dan sayur pada orang yang gizi lebih adalah kenyamanan, familiaritas dan harga. Sementara itu, motivasi terkuat pada orang dengan status gizi normal adalah kenyamanan, kesehatan dan harga. Kurang perhatian pada motivasi kenyamanan berhubungan dengan peningkatan resiko konsumsi buah dan sayur di bawah median. Di antara kelompok kurus-normal, mereka juga mengutamakan faktor kesehatan dalam mengkonsumsi sayur dan buah. Namun, pada kelompok gizi lebih-obesitas, faktor kesehatan tidak muncul sebagai alasan mengkonsumsi sayur dan buah.
Fruits and vegetables consumption play a role to reduce the risk of obesity among population. However, the consumption is still low in Indonesia. In order to increase the consumption of fruits and vegetables, the motives for food choice within population need to be explored. This study aimed to examine the association of food choice motives toward fruits and vegetables consumption among adult with different nutritional status in urban and rural area in West Java. A cross sectional study with 288 adults aged above 18 years old was conducted in West Java. In multiple linear regression after adjusted by age, energy intake, education, living status and marital status and all food choice motives, the strongest motivations affecting fruits and vegetables consumption was convenience, familiarity and price. In addition, the strongest motivations of fruits and vegetables consumption among overweight obese was convenience, familiarity and price. Meanwhile, the strongest motivation among underweight normal was convenience, health and price. Less concern in convenience motives was associated with increased OR for fruits and vegetables consumption below median. Among underweight normal, they also prioritized health concern in consuming fruits and vegetables. However, among overweight obese health concern did not appear as strongest motives to consume fruits and vegetables
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi
Abstrak :
Konsumsi pangan yang beragam dan seimbang penting untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif, termasuk di masa pandemi. Jika tidak, pola makan yang tidak seimbang menyebabkan malnutrisi, seperti kelebihan berat badan dan obesitas yang menjadi perhatian pada orang dewasa di Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang lebih sehat, motivasi dan niat seseorang perlu dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi pemilihan makanan, tahap perubahan, dan keberagaman konsumsi pangan (diukur melalui Pola Pangan Harapan/PPH) pada orang dewasa di Jabodetabek selama pandemi COVID-19. Sebuah studi cross-sectional dilakukan pada 229 orang dewasa (berusia 18 – 59 tahun). Analisis deskriptif, korelasi, analisis varians dan pemodelan persamaan struktural dilakukan. Status sosial ekonomi subjek tergolong tinggi. Nilai median PPH adalah 81,59 (dari 100); disumbangkan oleh kelompok buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai yang tertinggi, diikuti oleh kelompok pangan hewani. Sebagian besar subjek berada pada tahap prekontemplasi. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tahap perubahan dengan keberagaman konsumsi pangan, tetapi ada hubungan yang signifikan dengan skor buah dan sayuran. Agama adalah motivasi pemilihan makanan dengan skor median tertinggi, diikuti oleh harga dan kenyamanan. Kesehatan, kandungan alami dan pengendalian berat badan merupakan motivasi yang berhubungan signifikan dengan tahap perubahan dan berkorelasi dengan skor PPH. Selain itu, motivasi kenyamanan juga berkaitan dengan tahap perubahan, dan motivasi kepedulian etis berkorelasi dengan skor PPH. Motivasi pengendalian berat badan juga memiliki pengaruh langsung yang signifikan pada tahap perubahan, tetapi tidak pada keberagaman konsumsi pangan.
The consumption of diverse and balance diet is important to live a healthy and active life, including during a pandemic. Otherwise, imbalance diet leads to malnutrition, such as overweight and obesity that concerned among adults in Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). To facilitate a healthier behavior change, one’s motivation and intention need to be considered. This study aimed to understand the relationship between food choice motives, stage of change, and dietary diversity (assessed by Pola Pangan Harapan (PPH)/ desirable dietary pattern) among adults in Jabodetabek during COVID-19 pandemic. A cross-sectional study was conducted with 229 adults (aged 18 – 59 years old). Descriptive analysis, correlation, analysis of variance and structural equation modeling were conducted. Socio-economic status of subjects was high. The PPH median score was 81.59 (out of 100); contributed by fruit-and-vegetable group as the highest, followed by animal-based-food group. Majority of the subjects were in precontemplation stage. There was no significant association between stage of change with dietary diversity, but there was a significant association with fruit-and-vegetable score. Religion was the food choice motive with highest median score, followed by price and convenience. Health, natural content and weight control was the motives that significantly associated with stage of change and correlated with PPH score. Besides that, convenience motive was also associated with stage of change, and ethical concern motive was correlated with PPH score. Weight control motive also had significant direct effect on stage of change, but not on dietary diversity.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nur Islamiati
Abstrak :
Motif pemilihan makanan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi seseorang dalam memilih makanannya. Membuat pilihan makanan yang sehat akan memiliki efek positif pada kesehatan, sementara pemilihan makanan yang tidak tepat dapat menjadi salah satu faktor risiko utama terjadinya masalah gizi dan penyakit tidak menular. Siswa SMK berada pada masa remaja dimana mereka mulai membuat pilihan makanan mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motif pemilihan makanan pada siswa SMKN 3 Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Total responden pada penelitian ini yaitu 369 siswa yang berasal dari lima jurusan yang ada di SMKN 3 Bogor. Hasil penelitian menunjukkan motif utama pemilihan makanan pada siswa SMKN 3 Bogor yaitu motif daya tarik sensoris (m = 3,60), motif harga (m = 3,59), dan motif segi etis (m = 3,52). Selain itu juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p-value <0,05) antara jenis kelamin, preferensi makanan, tingkat stres, pengetahuan gizi, sosial ekonomi, dan paparan media sosial dengan motif pemilihan makanan pada siswa SMKN 3 Bogor. ......Food choice motives is one of the important factors that influence a person in choosing his food. Making healthy food choices will have a positive effect on health, while improper food choices can be one of the main risk factors for nutritional problems and non-communicable diseases. Vocational school students are in their teens where they begin to make their own food choices. This study aims to determine the factors related to food choice motives in students of SMKN 3 Bogor. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. The total respondents in this study were 369 students from five majors in SMKN 3 Bogor. The results showed that the main motives for choosing food for students at SMKN 3 Bogor were the sensory attractiveness motive (m = 3.60), the price motive (m = 3.59), and the ethical aspect motive (m = 3.52). In addition, it is also known that there is a significant relationship (p-value <0.05) between gender, food preferences, stress, nutritional knowledge, socio-economics, and exposure to social media with food choice motives in SMKN 3 Bogor students.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilah Adzhani Amanda
Abstrak :
Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan dirayakan dengan suasana religius, memiliki budaya dan nilai, serta perubahan pola konsumsi. Pola konsumsi yang berubah pada bulan Ramadan ini juga berpengaruh pada perilaku food waste seseorang. Terdapat pola berulang setiap tahunnya bahwa saat bulan Ramadan sampah makanan meningkat, hal ini juga menjadi isu penting mengingat Indonesia juga merupakan salah satu negara yang menyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia. Bulan Ramadan dengan food waste yang meningkat menjadi sesuatu hal yang kontradiktif dengan esensi bulan Ramadan itu sendiri yaitu menahan hawa nafsu dan berbagi. Penelitian ini menggunakan theory of planned behavior (TPB) untuk menganalsiis faktor pendorong perilaku konsumen dalam mengurangi food waste di bulan Ramadan. Selain itu, ada sejumlah variabel penjelas lainnya untuk turut meninjau sejauh mana faktor pendorong dapat memengaruhi perilaku mengurangi food waste di bulan Ramadan. Penelitian ini diolah dengan mengumpulkan responden sebanyak 313. Kuesioner penelitian disebarkan secara online dan analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPB berpengaruh pada intention. Attitude towards behavior memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan subjective norms terhadap intention. Dimana intention dan food surplus juga berimplikasi berpengaruh terhadap food waste. Food choice motives dan financial attitudes berpengaruh terhadap planning routines seseorang. Pola konsumsi di bulan Ramadan seseorang berpengaruh terhadap tingkat food waste. Namun, planning routines tidak berpengaruh terhadap food surplus. ......Indonesia is a country with the largest Muslim population in the world, making Ramadan a month celebrated with a religious atmosphere, having culture and values, as well as changing consumption patterns. The changing consumption patterns in the month of Ramadan also affect a person's food waste behavior. There is a recurring pattern every year that during the month of Ramadan food waste increases, this is also an important issue considering that Indonesia is also one of the countries that contributes the second largest food waste in the world. The month of Ramadan with increasing food waste becomes something that is contradictory to the essence of the month of Ramadan itself, which is to hold back lust and share. This study uses the theory of planned behavior (TPB) to analyze the factors driving consumer behavior in reducing food waste in the month of Ramadan. In addition, there are a number of other explanatory variables to participate in reviewing the extent to which the driving factors can influence the behavior of reducing food waste in the month of Ramadan. This study was processed by collecting 313 respondents. Research questionnaires were distributed online and data analysis was carried out using the Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results showed that TPB had an effect on intention. Attitude towards behavior has a greater influence than subjective norms on intention. Where intention and food surplus also have implications for food waste. Food choice motives and financial attitudes affect a person's planning routines. Consumption patterns in a person's Ramadan affect the level of food waste. However, planning routines have no effect on food surplus.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library