Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulana Heruwiyono
"Permasalahan mampu alir pada proses penempaan tertutup masih banyak ditemukan dan ini mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Mampu alir mempunyai banyak faktor yang berpengaruh. Dalam Penelitian ini dilakukan pengamatan mampu alir tempa panas terhadap pengaruh variasi temperatur bahan dan sudut kemiringan die insert baja SCM435, dengan variasi temperatur 1150 C, 1200 C, 1250 C dan variasi sudut kemiringan die insert 3,5,7. Hasil produk tempa pada variasi temperatur dan sudut kemiringan tersebut dilakukan pengamatan morfologi dengan mikroskop optic dan pengamatan mekanikal dengan uji kekerasan dan dimensi produk setelah tempa. Dari hasil penelitian ini didapatkan semakin besar temperatur bahan dan sudut kemiringan die insert mempunyai hasil mampu alir yang baik dan material mudah dalam mengisi cetakan. Hasil mampu alir ini ditunjukan dengan dimensi produk yang mendekati ukuran dimensi produk tempa. Hasil yang paling baik didapat pada variasi temperatur 1250 C dan sudut tempa 7, yaitu dimensi diamater 191.2 mm dan tinggi 53.6 mm. Kekerasan rata-rata material setelah tempa adalah 28.3 HRC

The problem of flowability in a closed forging process is still widely found and this affects the quality of the resulting product. Flowability has many influential factors. In this work, observation on flowability of hot forging at heating temperature of the material and draft angle of the die insert of SCM435 steel has been carried out. The material was heated at variation temperature of 1150 C, 1200 C, 1250 C and die insert draft angle of 3, 5, and 7. Surface morphology of the material was characterized using a microscop optic, whereas the mechanical properties were characterized through hardness and dimension testing. The results showed that increasing heating temperature of the material and draft angle of the die insert resulted in good flowability and the dimension of the product was in agreement with that of the forging dimension. The best result was obtained from heating temperature of 1250 C at a draft angle of 7, with dimention diameter of 191.2 mm and height of 53.6 mm. The average hardness of the material after forging was of 28.3 HRC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Angelika Tiurlan Sari
"Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh penambahan berbagai jenis polycarboxylate ether (PCE) dan jenis agregat halus terhadap flowability dan setting time dari mortar beton berbasis semen hidrolis. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi bagi industri terkait untuk menghasilkan produk admixture beton dengan lebih efisien, serta membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai optimasi formulasi admixture bagi industri terkait. Penelitian ini menggunakan 9 jenis PCE (A s/d I) dan 3 jenis pasir (Jalupang, Tayan, dan Manufactured). Dengan dosis PCE (30% solid content) sebesar 0,4% dari massa semen, PCE dengan label E paling baik untuk mengurangi penggunaan air dalam campuran beton, yaitu hingga 26,313 % pada aplikasi mix design 1 dan hingga 20,3941 % pada aplikasi mix design 2 dan menghasilkan kuat tekan mortar yang paling tinggi, yakni sebesar 49,7717 MPa (7 hari) dan 62.9287 MPa (28 hari) pada aplikasi mix design 1 dan sebesar 31,909 MPa (7 hari) dan 40,589 MPa (28 hari) pada aplikasi mix design 2. Di lain pihak, PCE dengan label G adalah PCE yang paling baik untuk menjaga retensi campuran beton. Terbukti dengan kemampuannya dalam mencapai initial setting time dalam waktu 7,75 jam dan final setting time dalam waktu 10,083 jam sejak kontak semen dengan air pada aplikasi mix design 1 dan PCE label G juga memiliki kemampuan mencapai initial setting time dalam waktu 7,353 jam dan final setting time dalam waktu 9,767 jam sejak kontak semen dengan air pada aplikasi mix design 2.

This study explores the effect of adding various types of polycarboxylate ether (PCE) and types of fine aggregate on the flowability and time of setting of hydraulic cement-based concrete mortar. The benefits of this study are to contribute to related industries to produce more efficient concrete admixture products, as well as to open opportunities for further research on admixture formulation optimization for related industries. This study uses 9 types of PCE (A to I) and 3 types of sand (Jalupang, Tayan, and Manufactured). With a PCE dosage (30% solid content) of 0.4% of the cement mass, PCE with label E is the best for reducing water usage in concrete mixtures, which is up to 26.313% in the application of mix design 1 and up to 20.3941% in the application of mix design 2 and produces the highest mortar compressive strength, which is 49.7717 MPa (7 days) and 62.9287 MPa (28 days) in the application of mix design 1 and 31.909 MPa (7 days) and 40.589 MPa (28 days) in the application of mix design 2. On the other hand, PCE with label G is the best PCE for maintaining the retention of the concrete mixture. Proven by its ability to achieve initial setting time within 7.75 hours and final setting time within 10.083 hours since cement contact with water in the application of mix design 1 and PCE label G also has the ability to achieve initial setting time within 7.353 hours and final setting time within 9.767 hours since cement contact with water in the application of mix design 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasiska Diana Putri
"Geopolimer telah dipertimbangkan sebagai material pengikat pengganti semen dalam beton. Tak hanya unggul dari segi lingkungan, performa geopolimer juga mampu bersaing sebagai material konstruksi. Dalam aplikasi struktural diperlukan material mutu tinggi yang tak jarang diproduksi dengan memanfaatkan superplasticizer karena mampu menghasilkan beton berkekuatan tinggi dengan kadar air yang rendah tanpa menurunkan fluiditasnya. Memahami kemungkinan pemanfaatan superplasticizer pada geopolimer menjadi syarat penting untuk mengembangkan material ini dalam skala industri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dan efektivitas penambahan superplasticizer komersial yang didesain untuk beton OPC terhadap sifat mortar geopolimer segar dan keras. Sampel yang diamati berupa mortar geopolimer berbasis abu terbang kelas F yang diaktivasi oleh larutan NaOH+Na2SiO3 dengan dosis superplasticizer sebesar 0, 0.1%, dan 0.2%. Pengujian yang dilakukan mencakup uji flow table, kuat tekan, dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan polycarboxylate ether dapat meningkatkan flowability geopolimer, meskipun peningkatannya tidak lagi signifikan seiring bertambahnya dosis superplasticizer. Mortar geopolimer dengan dosis penambahan superplasticizer yang rendah tidak memberikan efek berarti pada kuat tekan. Namun, penurunan nilai kuat tekan akan terjadi pada penambahan dosis tinggi superplasticizer. Melalui FTIR dapat diamati adanya penurunan intensitas serapan gugus fungsi karboksilat dan eter pada sampel mortar, yang menandakan terjadi sejumlah pemutusan ikatan polycarboxylate ether pada geopolimer.

Geopolymers are considered as an alternative binding material to cement in concrete. They offer environmental benefits and perform well as construction materials. Superplasticizers are commonly used to produce high-quality materials for structural applications, allowing the production of high-strength concrete with low water content while maintaining its fluidity. Understanding the possibility of using superplasticizers in geopolymers is crucial for industrial-scale development. This study aims to investigate the effect of commercial superplasticizers designed for OPC concrete on fresh and hardened geopolymer properties. Class F fly ash-based geopolymer mortars activated by NaOH+Na2SiO3 solution were tested with superplasticizer dosages of 0, 0.1%, and 0.2%. Tests included flow table, compressive strength, and FTIR analysis. Results show that the addition of polycarboxylate ether can improve the flowability of geopolymers, although the improvement is no longer significant with increasing superplasticizer dosage. Geopolymer mortars with low-dosage superplasticizer addition do not show significant effects on compressive strength. However, a decrease in compressive strength values will occur with high dosages of superplasticizer. FTIR analysis reveals reduced absorption intensity of carboxylate and ether groups, suggesting some breakage of polycarboxylate ether bonds in geopolymers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library