Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irsalina Dwiyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3596
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Maesa Febriawan
"Studi ini menginvestigasi hubungan antara tingkah laku flaming dan trait agresi verbal pada antifans. Flaming sebagai bentuk tingkah laku komunikasi agresif yang dilakukan antifans terhadap publik figur diduga berkaitan dengan trait agresi verbal. Tiga puluh enam pemilik akun antifans di Twitter ditarik tweetnya sebanyak seratus tweet per akun dan mengisi kuesioner Verbal Aggressiveness Scale yang terdiri dari 10 item yang bernuansa agresi. Uji psikometrik terhadap Verbal Aggressiveness Scale menunjukkan bahwa alat ukur ini valid dan reliabel (α = 0,8). Tiga ribu enam ratus tweet dari 36 akun antifans dianalisis kontennya oleh dua koder yang tidak mengetahui hipotesis penelitian untuk menentukan setiap tweet yang disampaikan tergolong flaming atau tidak. Seratus tweet dari seluruh akun diambil secara acak untuk mendapatkan data reliabilitas antarkoder.
Reliabilitas antarkoder menunjukkan nilai κ = 0,565, yang mana bermakna bahwa persetujuan antarkoder dapat diterima. Frekuensi tweet flaming dan hasil kuesioner Verbal Aggressiveness Scale dikorelasikan untuk mendapatkan hasil penelitian. Hipotesis penelitian ini diterima, bahwa terdapat hubungan antara tingkah laku flaming di Twitter dan trait agresi verbal pada antifans. Analisis tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan tingkah laku flaming dan trait agresi verbal pada antifans laki-laki dan perempuan. Tingkah laku flaming tidak berbeda secara signifikan untuk antifans laki-laki dan perempuan sedangkan trait agresi verbal ditemukan lebih kuat pada antifans laki-laki dibandingkan perempuan. Implikasi penelitian dibahas lebih lanjut dalam makalah.

This research tries to prove that online flaming relates to verbal aggressiveness among antifans. Thirty six antifans Twitter account owner fully participated in this research. Each Twitter account took 100 recent tweets per April 25th, 2014. The owner account filled in Verbal Aggressiveness Scale, consisted ten aggressively-worded items. Validation study for this measurement resulted that the scale was valid and reliable (α = 0,8). Three thousands and six hundred tweets were analyzed by two coders, not knowing research hypothesis.
Intercoder reliability showed that agreement between coders was fairly accepted. This study result showed that online flaming in Twitter relates to verbal aggressiveness among antifans. Additional result found in this study were that there was no significant difference in flaming between male and female antifans but there was significant difference in verbal aggressiveness between male and female antifans. Further implication of this study explained in the end of this paper.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Pricillia Hendra
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepribadian narsisme sebagai faktor penyebab flaming, dan ancaman ego sebagai variabel yang memoderasi tindak agresi Warga Negara Indonesia dalam ranah digital. Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tertutup secara daring dari tanggal 17 Mei 2023 sampai dengan tanggal 6 Juni 2023. Menggunakan teknik non-probability sampling, penelitian mengumpulkan 427 responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat korelasi antara narsisme, ancaman ego, dan flaming. Berdasarkan analisis model persamaan struktur PLS, pengaruh langsung narsisme terhadap flaming diketahui lebih besar dibanding ketika dimoderasi oleh ancaman ego. Selain itu, penelitian turut menemukan bahwa: (1) laki-laki diketahui memiliki tingkat narsisme, ancaman ego, dan kecenderungan flaming yang lebih tinggi dibanding perempuan; (2) penghasilan diketahui berkorelasi positif terhadap narsisme dan ancaman ego. Penjelasan lebih dalam mengenai implikasi telah dibahas dalam laporan penelitian.

This research aims to understand the influence of narcissistic personality as a causing factor of flaming, and ego threats as variables that moderate Indonesian citizens’ aggression online. This study uses a positivistic paradigm with a quantitative approach through a cross-sectional survey method. Data was collected by distributing closed questionnaires online from May 17th 2023 to June 6th 2023. Using a non-probability sampling technique the research gathered 427 respondents. The study revealed correlations between narcissism, ego threats, and flaming. Based on PLS structural equation model analysis, the direct effect of narcissism on flaming is found to be greater than when it is moderated by ego threats. In addition, the research has also found that: (1) men have higher levels of narcissism, ego threats, and flaming tendencies than women; (2) income is positively correlated with narcissism and ego threat. The thorough explanation of the implications has been discussed in the research report."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Salsabila
"Rokok memiliki dampak signifikan terhadap kebakaran, terutama akibat pembuangan puntung rokok yang masih membara secara sembarangan. Data menunjukkan bahwa rokok merupakan penyumbang sekitar 300.000 kematian akibat kebakaran setiap tahunnya. Penulis melanjutkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tinggi reaktor mempengaruhi probabilitas dan peristiwa transisi membara menjadi menyala. Dalam studi ini, penulis menyelidiki fenomena penyalaan tumpukan kertas menggunakan sumber panas dari bara rokok dengan ukuran diameter yang bervariasi. Metode penelitian yang digunakan berupa sampah kertas koran ditempatkan dalam reaktor dengan diameter 11,25 cm; 18,75 cm; dan 22,5 cm dengan kondisi lingkungan yang terkontrol. Kemudian, dipantik api pada puntung rokok dan diamati bagaimana kebakaran berkembang dari pembakaran membara menjadi menyala menggunakan sensor termokopel, kamera handycam, dan kamera termal. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran diameter reaktor pembakaran berpengaruh terhadap probabilitas peristiwa menyala. Semakin besar diameter reaktor, semakin tinggi probabilitas transisi dari pembakaran membara menjadi menyala. Reaktor dengan diameter 18,75 cm dan 22,5 cm memiliki probabilitas tertinggi 100%, sedangkan reaktor dengan diameter 11,25 cm memiliki probabilitas 40%. Kecepatan penyebaran termal antara ketiga reaktor tidak memiliki perbedaan signifikan. Pola penyebaran api dimulai dari tengah atas reaktor, menyebar ke tengah, dan meluas ke tepi. Transisi dari pembakaran membara menjadi menyala terjadi saat termokopel sudah mencapai suhu sekitar 500℃ pada fase smoldering

Cigarettes have a significant impact on fires, particularly due to the improper disposal of smoldering cigarette butts. Data shows that cigarettes contribute to approximately 300,000 fire-related deaths each year. The author continued a previous study that indicated the height of the reactor affects the probability and occurrence of the transition from smoldering to flaming. In this study, the author investigated the ignition phenomenon of paper stacks using a heat source from cigarette butts with varying diameters. The research method involved placing newspaper waste in reactors with diameters of 11.25 cm, 18.75 cm, and 22.5 cm, under controlled environmental conditions. The cigarette butts were lit, and the fire development from smoldering to flaming was observed using thermocouples, a handycam, and a thermal camera. The results of this study indicate that the diameter of the combustion reactor influences the probability of flaming events. Larger reactor diameters have a higher probability of transitioning from smoldering to flaming. Reactors with diameters of 18.75 cm and 22.5 cm had the highest probability of 100%, while the reactor with a diameter of 11.25 cm had a probability of 40%. The thermal spread rate among the three reactors did not show significant differences. The fire spread pattern originated from the upper-middle of the reactor, spread towards the center, and expanded towards the edges. The transition from smoldering to flaming occurred when the thermocouples reached temperatures around 500℃ during the smoldering phase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Mahira Adrian
"Jumlah perokok di seluruh dunia hampir mencapai 1 milyar jiwa. Negara Indonesia merupakan negara dengan perokok aktif terbanyak ketiga di dunia setelah China dan India. Lebih dari satu pertiga penduduk Indonesia merupakan perokok aktif dengan 92% diantaranya menggunakan rokok kretek. Tetapi kesadaran masyarakat terhadap membuang punting rokok dengan benar masih sangat kurang sehingga mengakibatkan tingkat kebakaran yang disebabkan oleh rokok lebih tinggi dibandingkan dengan kebakaran yang disebabkan oleh konsleting listrik, kegiatan memasak, dan sebagainya. Salah satu contoh dari peristiwa yang disebabkan oleh rokok adalah kebakaran pada Gedung Kejaksaan Agung. Oleh karena itu, penulis melakukan studi dan penelitian tentang probabilitas terjadinya transition to flaming dari tumpukan sampah yang terdiri dari potongan kertas koran dengan sumber api dari sebatang rokok kretek. Metode penulisan yang penulis gunakan adalah studi literatur dan eksperimen. Dari hasil studi literatur didapatkan bahwa temperatur pyrolysis dari kertas adalah 315 oC. Eksperimen menggunakan dua variable yaitu variable bebas (ukuran reaktor pembakara, massa bahan bakar, dan moisture content bahan bakar) dan variable terikat (temperatur api, waktu transition to flaming, duration of flaming, flame height, dan spread rate). Variasi ukuran reaktor yang digunakan adalah D15 cm H22,5 cm; D12,5 cm H18,75 cm; D10 cm H15 cm; D10 cm H12,5 cm; dan D10 cm H10 cm. Massa bahan bakar menyesuaikan dengan ukuran reaktor dengan menggunakan density konstan setiap ukuran reaktornya serta moisture content dari kertas berbeda-beda pada setiap kertas yang digunakan sebagai bahan bakar pada saat percobaan berlangsung. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pada ukuran reaktor yang semakin besar memiliki probabilitas transition to flaming yang lebih tinggi. Pada reaktor ukuran D15 cm H22,5 cm, D12,5 cm H18,75 cm, dan D10 cm H15 cm memiliki probabilitas transition to flaming sebesar 100%. Sementara itu untuk reaktor ukuran D10 cm H12,5 cm dan H10 cm D10 cm hanya memiliki probabilitas sebesar 33,3 %. Untuk temperatur api, waktu transition to flaming, duration of flaming, flame height, dan spread rate yang berbeda-beda dan tidak menentu untuk setiap ukuran reaktor. Hal ini juga disebabkan oleh perbedaan dari moisture content bahan bakar dan moisture content dari rokok sebagai sumber api.

The number of smokers worldwide is nearly 1 billion people. Indonesia is the third most active smokers in the world after China and India. More than one third of Indonesia's population is an active smoker with 92% of them using kretek cigarettes. However, public awareness of properly disposing of cigarette butts is still lacking, resulting in a higher rate of fires caused by cigarettes compared to fires caused by electric short circuits, cooking activities, and so on. One example of an incident caused by smoking is the fire at the Attorney General's Office. Therefore, the author conducted a study and research on the probability of transition to flaming from a pile of garbage consisting of pieces of newsprint with a fire source from a kretek cigarette. The writing method that the author uses is a literature study and experiment. From the results of the literature study, it was found that the pyrolysis temperature of the paper was 315 oC. The experiment used two variables, namely the independent variable (size of the combustion reactor, fuel mass, and fuel moisture content) and the dependent variable (fire temperature, transition to flaming time, duration of flaming, flame height, and spread rate). Variations in the size of the reactor used are D15 cm H22.5 cm; D12.5 cm H18.75 cm; D10cm H15cm; D10 cm H12.5 cm; and D10 cm H10 cm. The mass of fuel adjusts to the size of the reactor using a constant density of each reactor size and the moisture content of the paper is different for each paper used as fuel during the experiment. The results of this study showed that the larger the reactor size, the higher the probability of transition to flaming. In reactor sizes D15 cm H22.5 cm, D12.5 cm H18.75 cm, and D10 cm H15 cm have a transition to flaming probability of 100%. Meanwhile for the reactor size D10 cm H12.5 cm and H10 cm D10 cm only has a probability of 33.3%. For fire temperature, transition to flaming time, duration of flaming, flame height, and spread rate are different and uncertain for each reactor size. This is also caused by differences in the moisture content of the fuel and the moisture content of cigarettes as a source of ignition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Anies Purnawan
"Dalam tes ini saya ingin menunjukkan pemolisian oleh Polres Bogor dalam menangani konflik yang terjadi antara warga masyarakat Bojong dengan perusahaan pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Kabupaten Bogor adalah penegakan hukum yang berpihak untuk meredam gejolak sosial pada masyarakat setempat. Keberpihakan Polres Bogor timbul karena warga masyarakat yang melakukan pengrusakan dan pembakaran dipandang sebagai perusuh yang menentang kebijakan pemerintah. Dalam keadaan seperti ini polisi menempatkan dirinya sebagai pihak yang harus mengatasi para perusuh yang melakukan pelanggaran hukum, dengan melakukan penangkapan dan memprosesnya secara hukum.
Sebanyak 8 orang personil Polres Bogor dari Bintara sampai dengan Perwira Menengah, 5 orang Pegawai Pemerintah Daerah dan 10 orang warga masyarakat ikut berpartisipasi menjadi informan kunci dalam penelitian ini. Selain menggunakan tehnik wawancara berpedoman, penelitian juga menggunakan pengamatan, pengamatan terlibat, serta kajian dokumen Pores Bogor antara tahun 2000 sampai dengan 2005 dan dokumen proses perijinan serta pembangunan TPST dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor serta perusahaan pengelola.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika terjadi konflik antara warga masyarakat Bojong dengan perusahaan pengelola TPST pemolisian yang dilaksanakan adalah tindakan reaktif dan represif yang acuannya adalah penegakan hukum. Penegakan hukum dilakukan dengan berpedoman pada Prosedur Tetap O1/X11998 tetang tindakan tegas bagi Satuan Pengendalian Massa (Dalmas) atau Pengendali Huru-Hara (PHH) Poiri dalam rangka penindakan kerusuhan massa atau huru-hara. Selain itu Penangakapan dilakukan dengan kekerasan terhadap orang-orang yang diduga melakukan pengrusakan dan pembakaran. Kekerasan dilakukan terhadap warga masyarakat yang tidak tertib, melakukan kerusuhan dan menentang kebijakan pemerintah serta menolak untuk ditangkap, diamankan dan dibawa ke Polres Bogor untuk diperiksa.
Penegakan hukum yang menjadi acuan dalam penanganan gejolak sosial yang terjadi pada masyarakat setempat terbukti tidak efektif untuk peredaman konflik. Hal ini menggambarkan ketidaksiapan Polres Bogor dalam menangani konflik yang terjadi antara warga masyarakat Bojong dengan perusahaan pengelola TPST. Karena yang digunakan adalah cara pemolisian tradisional yang biasanya dilakukan dengan menunjukkan kekuatan polisi sebagai penegak hukum. Penegakan hukum yang dilaksanakan oleh Polres Bogor bertujuan untuk mengatasi tindakan warga masyarakat yang melakukan pengrusakan dan pembakaran TPST, yang pada kenyataannya tidak menghilangkan atau meredam konflik yang terjadi antara warga dengan perusahaan.
Upaya pencegahaan kejahatan seperti tugas penyelidikan dengan tujuan untuk mendeteksi poiensi-potensi konflik kurang mendapat perhatian. Akibatnya tugas tersebut dilaksanakan dengan asal-asalan sehingga tidak menghasilkan Informasi tepat atau tidak mempunyai data yang akurat yang dapat dianalisa untuk digunakan sebagai bahan untuk membuat kebijakan dalam menangani konflik. Tugas penggalangan yang intensif baru dilaksanakan setelah terjadinya kerusuhan massa, sehingga masyarakat sangat sulit didekati karena ketidakpercayaan mereka kepada polisi yang semakin besar. Rasa tidak percaya warga masyarakat terhadap polisi terjadi karena penegakan hukum yang dilaksanakan oleh polisi dalam menangani permasalahan TPST tidak adil dan berpihak serta penangkapan yang dilaksanakan oleh petugas polisi saat terjadinya kerusuhan dilakukan dengan kekerasan.
Sedangkan atensi pimpinan dalam upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat hanya sebatas memberikan perintah tanpa adanya dukungan sumberdaya yang memadai. Perintah-perintah tersebut rliberikan sekedar untuk menjalankan kewajiban sebagai pemimpin tanpa dilandasi rasa tanggung jawab yang besar sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Atensi dan perhatian terhadap upaya pencegahaan kejahatan serta pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat baru dilaksanakan dengan lebih baik setelah terjadinya kerusuhan massa yang mengakibatkan kerusakankerusakan yang sangat merugikan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Rachmat
"Detektor asap umumnya banyak digunakan pada bangunan tinggi. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pemanfaatan detektor asap yang kurang efektif sehingga kinerja dari detektor asap tidak optimal. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik dari hasil pembakaran dua jenis bahan yang berbeda, yaitu jenis flaming (bensin) dan smouldering (foam) khususnya dari pergerakan asap yang dihasilkan serta pengaruhnya terhadap respon detektor asap. Dengan mengetahui karakteristik tersebut, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk memilih detektor asap yang tepat.
Secara umum penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap simulasi dan tahap eksperimen. Simulasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari hasil pembakaran. Kemudian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik tersebut terhadap tipe detektor asap yang digunakan.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa aliran asap pada pembakaran kedua jenis bahan bakar yang digunakan tergolong aliran laminar pada saat asap keluar dari sumbernya. Namun, kecepatan asap pada pembakaran bensin lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan asap pada pembakaran foam. Kemudian dari hasil eksperimen didapatkan bahwa detektor asap ionisasi lebih reaktif terhadap pembakaran jenis flaming, sedangkan detector asap fotoelektrik lebih reaktif terhadap pembakaran jenis smouldering.

Smoke detectors are widely used in buildings. However, the fact that smoke detector role and performance in a building are still not optimal and ineffective. The main objective of this research is to study the combustion characteristics of two different types of material, which is kind of flaming (petrol) and smouldering (foam), especially from the movement of smoke produced and the influence on smoke detector response. By knowing the characteristics, it is expected to be the reference for selecting the right smoke detector.
This study is generally done in two stages of simulation and experimental stage. The simulation is conducted to determine the characteristics of combustion products. Then experiments are conducted to determine the effect of these characteristics on the type of smoke detector used.
From the simulation results showed that the flow of smoke in the burning of both types of fuel used is laminar flow when smoke coming from the source. However, the speed of the smoke in the combustion of gasoline is higher than the velocity of smoke at the burning foam. Then, from the experimental results showed that ionization smoke detector is more reactive to flaming combustion type, while the photoelectric smoke detector is more reactive to smouldering combustion type.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Felly Rihlat Gibran
"Rice husk is one of the most abundant agricultural wastes in Indonesia, with an annual potency of 13,662 MWe. Using biomass gasification, it can be converted into producer gas, whose energy can be used for thermal and electrical power generation. In gasification terms, gas quality can be interpreted by tar content and gas energy. An experiment using an open top fixed bed downdraft gasifier (batch system) with double stage air supply was conducted by varying the secondary air injection position (Z) and the air ratio (AR). Tar content can be represented by flaming pyrolysis duration and gas quality by the combustion energy of the gas. Flaming pyrolysis is a phenomenon which occurs inside the reactor, where tar produced is re-cracked and dissolved into smaller compounds. This can be achieved if the pyrolysis zone temperature ranges between 500 and 800oC. With an AR of 80%, at Z = 38 cm, flaming pyrolysis with the longest duration of 400 seconds was created, which indicated that this condition had the lowest tar content; meanwhile, at Z = 50 cm, gas with the highest energy (734.64 kJ) was obtained."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library