Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransiska Vatma Paramita Esti Utami
Abstrak :
Penerapan infografis di lingkungan Badan Pusat Statistik sudah dilakukan sejak tahun 2014. Namun, mengingat adanya keterbatasan SDM dalam hal desain, infografis ini belum dapat diterapkan di semua wilayah, sebagian besar masih dilakukan di BPS pusat. Oleh karena itu, BPS membangun perangkat lunak Infografis Editor v.1 dengan maksud untuk membantu unit kerja teknis supaya dapat mendesain infografis sendiri. Pada awalnya, Infografis Editor dibuat dengan keinginan mengadopsi fitur-fitur yang ada pada perangkat lunak online yang sudah ada sebelumnya, yaitu easel.ly dan piktochart.com. Namun demikian, berdasarkan kuesioner, responden berpendapat bahwa Infografis Editor belum dapat memenuhi fasilitas-fasilitas yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan rancangan fitur-fitur perangkat lunak editor infografis di lingkungan Badan Pusat Statistik baik di pusat maupun daerah. Perancangan fitur-fitur tersebut dilakukan dengan menggunakan metodologi Soft System Methodology (SSM) dimana di dalamnya menggunakan metode studi dokumen, observasi, wawancara, dan kuesioner untuk menggali informasi/data sebanyak mungkin terkait penelitian. Kuesioner dipilih sebagai metode untuk mengumpulkan data kebutuhan dan validasi fitur dikarenakan keterbatasan penulis untuk menjangkau responden di daerah secara langsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan case study research dan action research. Hasilnya, diperoleh 29 fitur yang dipertahankan dari Infografis Editor v.1, 29 fitur tambahan, 6 usulan non fungsional terkait perangkat lunak Infografis Editor dan rancangan antarmuka (mockup) yang bertujuan memperjelas pemahaman pengembang perangkat lunak nantinya. ...... Application of infographics in the BPS-Statictics Indonesia has been conducted since 2014. However, the lack of human resources in terms of design causes infographics can not yet be applied in all areas in Indonesia, it is still largely done in center BPS-Statistics Indonesia. This condition encourage BPS-Statistics Indonesia to build a software named Infographics Editor v.1 to assist technical and operational units in order to be able to design their own infographics. At first, the Infographics Editor created with adopting the features of online software that already exist, namely easel.ly and piktochart.com. But, based on the questionaire, the respondents found that Infographics Editor v.1 can not fill their expected facilities. This research conducted to produce the design features of Inforgraphics Editor v.1 in BPS-Statistics Indonesia, in both central area and local levels. The design of the features were performed using Soft System Methodology (SSM) which included using document study, observation, interview, and questionaire to collect related data and information. Questionaires chosen as a method to collect the requirement data and its validation, because the researcher can not reach the respondents in local levels directly. This research used a qualitative method with case study and action research. The result obtained 29 features retained from Infographics Editor v.1, 29 additional features, 6 related non-functional proposals, and interface design (mockup) which aims to facilitate software developer later.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Lestari
Abstrak :
Ruang berkumpul atau ruang komunal warga di Rusunawa dapat dilihat sebagai teritori yang di kontrol dan dikuasai oleh kelompok-kelompok sosial tertentu berdasarkan kebutuhannya. Teritorialitas yang merupakan upaya kelompok sosial mengklaim suatu area geografis, bersangkutan dengan kebutuhan interaksi sosial warga. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang melatarbelakangi terciptanya teritori dan mengetahui apa yang penghuni lakukan untuk menciptakan teritori tersebut. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, kebutuhan derajat privasi dan fitur desain peran penting dalam menciptakan teritori yang kemudian dapat menghadirkan ruang interaksi sosial bagi warga Rusunawa. ...... Gathering spaces or communal spaces of Rusunawa residents can be seen as territory that controlled and managed by particular social groups based on their needs. Territoriality which is the effort of social groups to claim a geographical area, involved the social interaction needs of residents. This thesis aims to identify what lies behind the creation of territory and know what residents do to create the territory. Based on the theoretical review and analysis of case studies, the need for degree of privacy and design features are play the significant role in creating territory which then can present social interaction space for Rusunawa residents.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library