Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwin Valentino
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis masalah ketidaksesuaian material PT. Arkon Prima Indonesia ketidaksesuaian sertifikasi dan fabrikasi guna mencari perbaikan kualitas mutu material. Metode penelitian ini termasuk kedalam metode penelitian deskriptif dan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian material dengan kontrak disebakan oleh 1 Kesalahan drafter dalam menganalisa gambar dengan faktor penyebab terbesar perubahan desain secara tiba-tiba dengan presentase sebesar 50, 2 Kesalahan pekerja dalam membuat purchase order material dengan faktor penyebab terbesar kecurangan karyawan divisi purchasing dengan presentase sebesar 45 , 3 Penunjukan supplier matrial secara sepihak oleh klien, 4 Keuangan yang terbatas yang dimiliki dalam membeli material 5 Kesalahan pekerja dalam kegiatan fabrikasi dengan faktor penyebab terbesar kurangnya mandor yang mengawasi dengan presentase sebesar 40, 6 Kondisi mesin yang tidak stabil dalam kegiatan fabrikasi dengan faktor terbesar penggunaan mesin secara tidak wajar dengan presentase sebesar 42 , 7 Metode kerja yang bersifat borongan.
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the issues of material incompatibility in PT Arkon Prima Indonesia non conformance certification and fabrication to improve material quality. This study method is descriptive research method, because this method explains fact finding with correct interpretation. The method used in this study is quantitative method with case study. The result of this study showed that factors that cause incompatibility material according to contract are 1 drafter error in analyzing drawing with the largest causative factor is drawing design change abruptly, with percentage of 50 , 2 error in making purchase order material with the largest causative factor is employee fraud in purchasing department, with percentage of 45 , 3 unilaterally designation of material supplier by client, 4 limited fund to buy material, 5 workers error in fabrication activity with the largest causative factor is shortage of supervisor number to supervise fabrication activity, with percentage of 40 , 6 unstable machine condition in fabrication activity with the largest causative factor is excessive use of the machine with percentage of 42 , 7 lump sum contract method. Key word Fishbone Analysis, Pareto Charts, Construction, Damaged Products, Materials, Total Quality Management
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Nina
Abstrak :
Lean merupakan metode untuk mengurangi aktivitas yang berupa pemborosan (waste) untuk meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi. Namun metode lean tidak tertutup kemungkinan untuk diimplementasikan pada layanan kesehatan. Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak merupakan Rumah Sakit Swasta tipe B yang berada di daerah depok, penelitian ini menganalisis alur pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan BPJS sebagai data untuk perbaikan. Hasil penelitian memperlihatkan untuk obat racikan memiliki kegiatan non value added sebesar 22%, kegiatan value added sebesar 74%, kegiatan necessary non value added sebesar 4%, dan process cycle efficiency sebesar 74%. Sedangkan untuk obat non racikan kegiatan non value added sekitar 39% , value added sebesar 61% dan process cycle efficiency sebesar 61%. Data tersebut menunjukan terdapat proses non value added dan necessary non value added yang menyebabkan farmasi rawat jalan rumah sakit Sentra Medika Cisalak masih belum lean. Selanjutnya menggunakan fishbone analysis untuk mengetahui penyebab permasalahan dan membangun perbaikan berdasarkan hasil FMEA. Dari hasil penelitian diperoleh waste yang sering terjadi adalah waiting yang terjadi pada bagian pengambilan obat. Berdasarkan hasil FRPN pada Fuzzy FMEA yang tertinggi memiliki nilai 392 yaitu terdapat antrian untuk pengambilan dan peracikan obat maka prioritas perbaikan berdasarkan risiko tersebut. Perbaikan yang direkomendasikan adalah penambahan sumber daya manusia pada bagian pengambilan dan peracikan obat selain itu perbaikan juga dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan dan mengalokasikan jenis obat berdasarkan alur kecepatan obat serta pelaksanaan 5S pada farmasi rawat jalan BPJS. Rekomendasi perbaikkan tersebut dapat meningkatkan process cycle efficieny untuk obat racikan sebesar 87% dan obat non racikan 82%.
Lean is a method to reduce activities that consist of waste to increase efficiency on the production line. Lean methods are not limited to being implemented in health services. Cisalak Sentra Medika Hospital is a type B Hospital located in the Depok; this study analyzes the flow in BPJS Outpatient Pharmacy Installation as data for improvement. For concoction medicine the results of the study involving non-value-added activities is 22%, value added activities is 74%, activities required added value added by 4%, and process cycle efficiency by 74%. As for non-concoction drugs, non-value-added activities are around 39%, value added is 61% and process cycle efficiency is 61%. The data shows that there is a value-added process and needs added value which causes the outpatient pharmacy of Medika Cisalak hospital is still not lean. Next use bone analysis to find out the cause and build improvements based on FMEA results. From the research results obtained waste that often occurs is waiting for what happens in the part of taking drugs. Based on the results of FRPN on Fuzzy FMEA which has the highest value of 392, namely the queue to take and compounding the drug, the priority of improvement is based on those needs. The recommended improvements are human resources in the collection and compounding of drugs, classifying and allocating types of drugs based on drug flow and implementation of 5S in BPJS outpatient pharmacy. The recommended improvement cycle can increase the process cycle for compound drugs by 87% and non-compound drugs by 82%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medinanda Radiandityo
Abstrak :
PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengurangi cacat dalam lini produk Lite n Bite yang dipasok oleh PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). Burger Bun memiliki tingkat cacat tertinggi, melebihi batas perusahaan sebesar 2% dengan rata-rata lebih dari 3% per bulan. Para ahli melakukan wawancara, analisis data, dan kunjungan lapangan menggunakan FMEA, Criticality Matrix, Analisis Fishbone, dan PICA. FMEA mengidentifikasi enam cacat: Udara masuk adonan, Roti gepeng, Berjamur, Kesalahan manusia, dan Benda asing masuk adonan. Akar penyebab dianalisis menggunakan Rank Priority Number, yang mengungkapkan tujuh masalah: kesalahan manusia dalam penanganan barang jadi dan pembentukan manual, penyebaran adonan yang tidak merata, bahan yang tidak diinginkan dalam adonan, paparan produk yang terlalu lama, kesalahan manusia dalam pencampuran adonan, dan kegagalan sistem pendingin truk. Analisis Fishbone mengeksplorasi akar penyebab dengan mempertimbangkan faktor 5M. Para ahli dan tinjauan literatur membimbing pembuatan tabel PICA yang ringkas dengan solusi yang mengatasi pertanyaan Mengapa, Bagaimana, Di mana, dan PIC. Implementasi solusi-solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan untuk PT SKM dan Circle K. ......PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) aims to improve product quality by reducing defects in its Lite n Bite line supplied by PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). The Burger Bun has the highest defect rate, exceeding the firm's limit of 2% with an average of over 3% per month. Experts conducted interviews, data analysis, and field visits using FMEA, Criticality Matrix, Fishbone Analysis, and PICA. FMEA identified six defects: Hollow Inside, Cracked Surface, Flattened Out, Molding, Human Error, and Foreign Object. Root causes were analyzed using the Rank Priority Number, revealing seven problems: Human errors in finished goods handling and manual molding, uneven dough spreading, unwanted materials in dough, extended product exposure, human error in dough mixing, and truck cooling system failure. Fishbone analysis explored root causes considering the 5M factors. Experts and literature review guided the creation of a concise PICA table with solutions addressing the Why, How, Where, and PIC. The implementation of these solutions aims to enhance product quality and customer satisfaction for PT SKM and Circle K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library