Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Magdalena Nilam Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Daerah panasbumi “A” terletak di Provinsi Sumatera Barat yang tergolong kawasan Great Sumatra Fault Zone (GSFZ). Berdasarkan kondisi geologinya, daerah ini memiliki prospek panasbumi yang ditandai adanya manifestasi panasbumi berupa mata air panas, alterasi hidrotermal dan sinter karbonat. Munculnya manifestasi panasbumi dikarenakan adanya struktur yang mengkontrol. Struktur utama yang mengontrol kenampakan manifestasi ini didominasi dengan arah baratlaut-tenggara. Struktur tersebut diduga menyebabkan adanya struktur sekunder sebagai pengontrol sistem panasbumi daerah panasbumi “A”. Keberadaan struktur sekunder dapat dideteksi menggunakan hasil penyelidikan metode gayaberat. Anomali Bouguer yang didapat dari pengolahan data mentah gayaberat dilanjutkan dengan proses filtering menggunakan Trend Surface Analysis untuk memisahkan anomali regional, anomali residual. Dalam mendeteksi struktur pada penelitian ini menggunakan analisis First Horizontal Derivative (FHD), Euler Deconvolution (ED), serta untuk mengetahui jenis patahan daerah penyelidikan digunakan analisis Second Vertical Derivative (SVD). Setelah dilakukannya analisis patahan, dilanjutkan dengan pemodelan bawah permukaan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan daerah penelitian.
ABSTRACT
Geothermal area “A” is located in West Sumatera Province which is Great Sumatra Fault Zone (GSFZ). Based on geological setting, it is a region with the prospect of geothermal identified the geothermal manifestation of hot spring, hydrothermal alteration and carbonate sinter. Appear of a geothermal manifestation because the structures controlled. The main structure that controls the visibility of manifestation was dominated by to the direction NW – SE. That structure expected to causes the presence of secondary structure and also control the system of geothermal area “A”. The secondary structure detectable use the investigation of gravity method. Bouguer Anomaly obtained from raw data processing of gravity data and continued with a filtering using Trend Surface Analysis to separate regional anomaly, residual anomaly and noise. In structure detection in this research using analysis of First Horizontal Derivative (FHD), Euler Deconvolution (ED) as well as analysis of Second Vertical Derivative (SVD) to know type of structure. After structure analysis has done, followed by modeling beneath the structure aims to know the state beneath the surface research area.
2016
S64330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Puspa Ayu
Abstrak :
ABSTRAK
Keberadaan kadar salinitas atau air asin di akuifer air tanah wilayah Jakarta masih banyak diperdebatkan oleh berbagai pakar geologi maupun pakar air tanah. Penelitian ini bermaksud untuk menyimpulkan penyebab tingginya kadar salinitas air tanah warga Tanjung Priok dan Koja, Jakarta utara serta mengidentifikasi arah aliran fluida bawah permukaan di wilayah tersebut dengan menggunakan metode First Horizontal Derivative (FHD) pada data gravitasi dan dikorelasikan dengan data sampel air tanah serta penampang data self potential (SP). Penelitian dengan metode First Horizontal Derivative (FHD) atau biasa disebut Horizontal Gradient pada data gravitasi telah dilakukan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi struktur bawah permukaan. Pada penelitian kali ini, metode tersebut disimulasikan untuk mengidentifikasi arah aliran fluida bawah permukaan. Arah aliran fluida pada peta kontur First Horizontal Derivative(FHD) ditunjukkan dengan semakin tinggi nilai FHDnya yang diwakili dengan warna dari biru (rendah) hingga merah (tinggi). Dengan menggabungkan persamaan Simple Bouguer Anomaly (SBA) dan metode gravitasi, maka diperoleh nilai densitas Bouguer pada daerah penelitian sebesar 2.12 gr/cm3. Penelitian ini fokus pada akuifer permukaan sehingga perlu dilakukan pemisahan anomali regional dan residual dengan menggunakan analisis spektrum setelah mengimplementasikan transformasi Fourier. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa arah aliran fluida bergerak dari utara menuju ke selatan, terdapat nilai FHD tinggi yang diwakilkan dengan warna merah pada peta kontur FHD disekitar koordinat (709000, 9322000) yang menunjukan bahwa daerah tersebut merupakan border atau batas dari intrusi air laut.
ABSTRACT
The presence of salinity or salt water in the Jakarta area groundwater aquifer is still widely debated by various geologists and groundwater experts. This study intends to conclude the cause of the high salinity of groundwater people of Tanjung Priok and Koja, North Jakarta and identify the direction of subsurface fluid flow in the region using the First Horizontal Derivative (FHD) method on gravity data and correlate with groundwater sample data and cross section self potential (SP) data. Research with the First Horizontal Derivative (FHD) method or commonly called the Horizontal Gradient on gravity data has been done to detect and identify subsurface structures. In this study, the method was simulated to identify the direction of subsurface fluid flow. The direction of fluid flow on the First Horizontal Derivative (FHD) contour map is indicated by the higher FHD values represented by colors from blue is low to red is high. With combining Simple Bouguer Anomaly (SBA) and gravity methods, Bouguer density values obtained in the study area were 2.12 gr/cm3.  This study focuses on surface aquifers so that it is necessary to separate regional and residual anomalies using spectrum analysis after implementing Fourier transforms. From the results we know that the direction of fluid flow moves from north to south, there is a high FHD value that is represented in red on the FHD contour map around the coordinates (709000, 9322000) which indicates that the area is the border or boundary of sea water intrusion.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Ferdiansyah
Abstrak :
Daerah Prospek panasbumi "B" terletak di Pesawaran, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Dari data remote sensing diketahui bahwa arah utama dari kelurusan-kelurusan pada daerah panasbumi prospek "B" adalah Baratlaut-Tenggara yang sesuai dengan pola struktur geologi utama dan berhubungan dengan kehadiran manifestasi permukaan. Dari data geokimia diketahui bahwa zona outflow prospek panasbumi "B" berada pada daerah manifestasi mata air panas dan dari plotting ternary diagram Na-K-Mg menunjukkan temperatur reservoar sebesar 220 C. Analisis geofisika dari data gravitasi sebanyak 163 titik pengukuran dan dari data Magnetotellurik sebanyak 58 titik pengukuran menunjukan bahwa lapisan clay cap dengan densitas 2.2 gr/cc memiliki nilai resistivitas sebesar.
Area prospect of B geothermal area is located in Pesawaran, South Lampung District, Lampung. From remote sensing data is known that the main direction of the lineaments in the area of geothermal prospect B is Northwest Southeast in accordance with the pattern of major geological structures and associated with the presence of surface manifestations. From the geochemical data known that the prospects for geothermal outflow zone B in the region of hot springs and the manifestation of plotting Ternary Diagram Na K Mg shows a reservoir temperature of 220 C. Geophysical analysis from gravity 163 data and magnetotelluric 58 data measuring point indicate that the clay cap layer with a density of 2.2 g cc and resistivity of
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Hasrianti
Abstrak :
ABSTRAK
Penentuan struktur patahan dalam eksplorasi sangat penting karena struktur patahan berasosiasi dengan permeabilitas tinggi yang umumnya adalah reservoar. Dalam penelitian ini dilakukan studi komparasi penetuan struktur patahan menggunakan metode FHD dan HVDM yang diaplikasikan pada model sintetik gravitasi dan data riil gravitasi. Identifikasi struktur patahan pada FHD dan HVDM ditunjukkan dengan nilai maksimum, dimana FHD didapatkan dari akar penjumlahan kuadrat turunan pertama arah horizontal X dan turunan pertama arah horizontal Y sedangkan HVDM didapatkan dari akar penjumlahan kuadrat horizontal, vertical dan diagonal coefficient dari proses DWT 2 dimensi. Berdasarkan hasil model sintetik gravitasi, FHD lebih baik menentukan struktur patahan dibandingkan dengan HVDM sedangkan untuk data riil gravitasi respon FHD dan HVDM memiliki respon yang hampir sama. Pada data riil gravitasi, tidak dapat ditentukan metode mana yang lebih baik dalam menetukan struktur patahan karena tidak adanya data geofisik lain sebagai data pendukung dalam menggambarkan struktur bawah permukaan di daerah penelitian ?Y?.
ABSTRACT
Fault structure determination during exploration is crucial since it associates with high permeability that, in general, called reservoir. Through this research, comparative study of fault structure determination using FHD and HVDM methods which are applied toward gravity synthetic model and gravity real data has been conducted. Identification of fault structure on FHD and HVDM are shown by maximum value, which FHD resulted from root sum square of horizontal X first derivative and horizontal Y first derivative meanwhile HVDM is obtained by horizontal, vertical and diagonal coefficient root sum square of 2-Dimensional DWT. Based on the result of gravity synthetic model, FHD could determine fault structure in a better way than HVDM whereas on gravity real data FHD and HVDM have a slightly similar response. On gravity real data, the better way to determine fault structure could not be concluded because there is no another geophysics data provided as supporting data to portray subsurface structure at research area "Y".
2016
S65344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nela Indra Sari
Abstrak :
Telah dilakukan identifikasi zona mineralisasi emas pada lapangan ldquo;GB rdquo; dengan menggunakan inversi 3D data magnetik. Lapangan ldquo;GB rdquo; merupakan daerah prospek mineral emas yang terletak di provinsi Jambi, Indonesia. Tipe mineralisasi pada lapangan tersebut berupa Epitermal Sulfidasi Tinggi dan porfiri Cu-Au yang telah terbentuk pada lingkungan hidrotermal. Karakteristik batuan ini adalah batuan intrusi intermediet asam sebagai batuan induknya. Batuan ini mengandung mineral bijih utama berbentuk tembaga dan emas serta mineral pengikut lainnnya yang bersifat magnetik. Oleh karena itu, metode magnetik sangat sensitif untuk mengidentifikasi daerah prospek mineralisasi emas. Pada penelitian ini akuisisi dilakukan dengan jarak 5 m antar titik stasiun yang terdiri dari 51 lintasan dengan jarak antar lintasan 100 m dan total panjang lintasan 16,5 kilometer. Identifikasi posisi, jenis serta kedalaman struktur bawah permukaan yang berhubungan dengan zona pembentukan emas diatas, dilakukan analisis derivatif dari perhitungan first horizontal derivative dan dekonvolusi Euler. Selanjutnya dilakukan pemodelan inversi dalam 3D untuk mengetahui gambaran yang lebih objektif dari tubuh batuan bawah permukaan. Dalam penelitian ini, data IP induced polarization digunakan untuk memverifikasi hasil data magnetik dengan melihat parameter resistivity dan chargeability zona prospek. Begitu juga dengan data geologi yang digunakan untuk mengetahui sebaran batuan yang menjadi lingkungan pengendapan emas. Hasil akhir penelitian ini teridentifikasi zona mineralisasi emas berada berupa lithocap dan body intrusi dengan perkiraan top body berada pada kedalaman 80 m dari permukaan topografi. ......Identification of gold mineralization zone in ldquo GB rdquo field had been done using 3D Inversion magnetic data. ldquo GB rdquo field is a gold mineral prospect field, located in Jambi province, Indonesia. Mineralization type of this area are high epithermal sulphidation and porphyry Cu Au that have been formed in hydrothermal environment. The characteristic of this type is intermediate acid igneous rock as the host rock. This rock consist of mineral ores such as copper gold and magnetic gangue minerals. Therefore, magnetic method is very sensitive to identify gold mineral prospect zone. In this research, magnetic data was acquired by 5 m spacing between each station, that are consist of 51 lines with 100 m space between lines and the total length of lines is 16.5 kilometer. Identifying position, types and depth of subsurface structure relating to gold deposition environment, derivative analysis is done with first horizontal derivative and euler deconvolution calculation. Then, we make 3D inversion model, to delineate the subsurface structure objectively. In this research, induced polarization data is used to see resistivity and chargeability parameter of the prospect zone and also geological data to find out distribution of rock that associated with gold deposition environment. The result of this research, gold deposition zone is identified by lithocap and intrusion body with top of instruction rock at depth 80 m from the surface.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fariza Ibrahim
Abstrak :
Infrastruktur kabel bawah laut yang terletak pada permukaan dasar laut dapat terekspos oleh bencana geologis, tercatat beberapa kejadian gempa bumi menyebabkan putus atau rusaknya jaringan kabel bawah laut. Penelitian ini memfokuskan pada identifikasi zona lemah geologis dengan mengidentifikasi keberadaan struktur patahan dan zona kemiringan lereng yang curam. Anomali gravitasi didapat dari data gravitasi satelit TOPEX kemudian dilakukan analisis derivatif seperti First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Horizontal Derivative (SVD) sehingga letak dan jenis struktur patahan dapat teridentifikasi. Data Batimetri GEBCO digunakan dalam memetakan kemiringan lereng yang curam yang diketahui sebagai parameter control terjadinya longsor bawah laut. Integrasi terpadu dari peta turunan anomali gravitasi yang mengidentifikasi keberadaan struktur patahan, peta kecuraman lereng, ditambah dengan data penunjang peta sebaran gempa bumi BMKG dapat memetakan zona lemah geologis yang berpotensi menjadi letak terjadinya bencana geologis bawah laut. Peta integrasi terpadu dapat dijadikan referensi dalam perencanaan pemasangan lintasan kabel bawah laut dalam upaya mitigasi. ......Submarine cable infrastructure located on the surface of the seabed can be exposed to geological disasters, it is recorded that several earthquakes caused the break or damage of the submarine cable network. This study focuses on identifying geological weak zones by identifying the presence of fault structures and zones of steep slopes. Gravitational anomalies are obtained from the TOPEX satellite gravity data and then analyzed with First Horizontal Derivative (FHD) and Second Horizontal Derivative (SVD) method, so that the location and type of fault structure can be identified. GEBCO bathymetry data is used to map the steepness of the slopes, which are known as control parameters for the occurrence of submarine landslides. An integration of anomaly gravity derivative map that identifies the presence of fault structures, slope steepness maps, and supported with BMKG earthquake distribution map can be identified a geological weak zones that had the potential to be the location of submarine geological disasters. The integrated map can be used as a mitigation efforts reference for submarine cable lines installation plan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Nabilla Iffa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan di daerah simisuh, kecamatan rao, kabupaten pasaman, provinsi sumatera barat yang berada pada koordinat 0o 27’ 07’’ - 0o 37’ 58’’ LU dan 99o 50’ 00’’ - 100o 45’ 06’’ BT pada system UTM zona 47. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan zona permeabel dengan menggunakan integrasi metode remote sensing Fault Fracture Density (FFD) serta metode gravitasi satelit GGM+ First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD). Metode FFD digunakan untuk mendeteksi zona permeabel dengan cara menilai area yang memiliki kepadatan struktur tinggi berdasarkan kelurusan yang terbentuk akibat adanya patahan dan rekahan yang biasanya ditandai dengan keberadaan manifestasi. Sedangkan metode FHD dan SVD digunakan untuk mengetahui adanya struktur berupa patahan yang mempengaruhi daerah penelitian. Hasil Pengolahan FFD menunjukkan bahwa nilai lineament density yang tinggi berada pada tengah daerah penelitian serta dibagian kiri dan kanan graben rao. Tingginya nilai lineament density ini dapat dikorelasikan dengan tingkat permeabilitas yang relative tinggi di daerah penelitian. secara umum arah kelurusan pada daerah penelitian menunjukkan pola kelurusan yang didominasi oleh pola kelurusan berarah barat laut – tenggara dan timur laut -barat daya. Pola-pola ini kemungkinan berhubungan erat dengan struktur sesar di daerah penelitian yang mengontrol kemunculan gejala geothermal didaerah penelitian. Untuk hasil Pengolahan FHD dan SVD didapatkan 7 buah patahan yang 3 diantaranya memiliki mekanisme pergerakan sesar normal (turun) dan 4 memiliki mekanisme pergerakan sesar reserve (naik). Hasil integrasi kedua metode tersebut menunjukkan hasil yang baik dan efektif dalam penentuan zona permeabel didaerah penelitian, dimana manifestasi yang terlihat di permukaan merepresentasikan keberadaan patahan bawah permukaan di daerah penelitian. ......This research was conducted in the Simisuh area, Rao sub-district, Pasaman district, West Sumatra province which is located at coordinates 0o 27' 07'' - 0o 37' 58'' North Latitude and 99o 50' 00'' - 100o 45' 06'' East Longitude at UTM system zone 47. This study aims to determine the existence of the permeable zone by using the integration of the Fault Fracture Density (FFD) remote sensing method and the GGM+ satellite gravity method First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD). The FFD method is used to detect permeable zones by assessing areas that have high structural density based on the lineaments formed by faults and fractures which are usually characterized by manifestations. While the FHD and SVD methods are used to determine the presence of a structure in the form of a fault that affects the research area. The results of FFD processing show that the straightness density value is in the middle of the study area and on the left and right of the graben rao. The high value of straightness density can be correlated with the relatively high level of permeability in the study area. In general, the lineament direction in the study area shows a lineament pattern which is dominated by the lineament pattern trending northwest-southeast and northeast-southwest. These patterns may be closely related to the fault structure in the study area which controls the occurrence of geothermal phenomena in the study area. For the results of FHD and SVD processing, there are 7 faults, 3 of which have a normal fault movement mechanism and 4 have a reverse fault movement mechanism . The results of the integration of the two methods show good and effective results in showing the permeable zone in the study area, where what is visible on the surface represents the presence of subsurface faults in the study area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Salsabila Hakim
Abstrak :
Jakarta merupakan Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi kota metropolitan terbesar. Untuk kegiatan sehari-hari, jumlah air bersih yang dibutuhkan masyarakat Jakarta sangatlah banyak. Salah satu sumber air bersih yang digunakan adalah air sumur. Namun, pada beberapa wilayah Jakarta air sumurnya tidak dapat digunakan karena terkontaminasi oleh air asin. Isu mengenai air asin di Jakarta sudah menjadi perbincangan para peneliti. Meskipun demikian, para peneliti masih memperdebatkan sumber dari air asin tersebut. Ada dua pendapat mengenai sumber air asin di Jakarta, yaitu berasal dari intrusi air laut dan berasal dari air fosil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan intrusi air laut yang menjadi penyebab asinnya air tanah di Jakarta. Metode yang digunakan adalah First Horizontal Derivative (FHD) pada data time-lapse mikrogravitasi dan dikorelasikan dengan data sekunder berupa sampel air tanah. Pergerakan suatu fluida di bawah permukaan dapat diketahui dari nilai FHD. Hasil yang didapatkan menunjukkan adanya aliran fluida yang berarah barat laut – tenggara maupun timur laut – barat daya. Berdasarkan arah aliran fluida tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyebab air asin di Jakarta adalah air laut yang terintrusi ke daratan. Intrusi air laut tersebut mengalir dan menyebar ke beberapa daerah di Jakarta. ......Jakarta is the capital city of Indonesia and also the largest metropolitan city. For daily activities, the amount of clean water needed by the people of Jakarta. One of the sources that used for clean water is groundwater. However, in several areas of Jakarta the groundwater cannot be used because it is contaminated by salt water. The issue of salt water in Jakarta has become a topic of discussion among researchers. But researchers are still debating the source of salt water. There are two opinions regarding the source of salt water in Jakarta, namely that is comes from sea water intrusion and it comes from connate water. This research aims to identify the presence of sea water intrusion which is the cause of the salty groundwater in Jakarta. The method used is First Horizontal Derivative (FHD) on time-lapse microgravity data and groundwater sample for the secondary data. The groundwater fluid movement can be known from the time-lapse FHD value. The results obtained indicate that there is a fluid flow in a northwest – southeast and northeast – southeast direction. Based on the direction of the fluid flow, it can be concluded that the cause of the salt water in Jakarta is sea water intruding onto land. The sea water intrusion flows and spreads to several areas in Jakarta.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Hartati
Abstrak :
ABSTRAK
Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berada pada zona pertemuan antara tiga lempeng besar: lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Perkembangan tektoniknya yang berlangsung sejak zaman Tersier hingga sekarang membuat Pulau Sulawesi merupakan daerah teraktif di Indonesia. Hal ini menyebabkan Pulau Sulawesi mempunyai fenomena geologi yang kompleks dan rumit, sehingga banyak terdapat patahan-patahan besar yang aktif. Untuk mengetahui keberadaan struktur patahan di bawah permukaan, dilakukan analisis data gayaberat. Struktur patahan dapat diketahui dari peta kontur anomali Bouguer, yang ditunjukkan dari adanya nilai anomali positif dan negatif yang dibatasi dengan kontur yang rapat, seperti yang terindikasi pada daerah Sulawesi Selatan, lengan Timur Sulawesi, dan Gorontalo. Analisa spektrum dilakukan untuk mengetahui kedalaman anomali regional dan residual. Filtering dengan metode polinomial orde 1, 2, dan 3 dilakukan untuk mengetahui kemenerusan patahan. First horizontal derivative dan second vertical derivative digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan serta jenis patahan, yang kemudian dilakukan pemodelan 2D. Pengolahan data memperlihatkan bahwa, daerah Sulawesi Selatan teridentifikasi adanya patahan normal yang diperkirakan memiliki dip 18° dan strike N14°W, untuk daerah lengan Timur Sulawesi teridentifikasi adanya patahan naik yang diperkirakan memiliki dip 10° dan strike N74°E, sedangkan untuk daerah Gorontalo teridentifikasi adanya patahan naik yang diperkirakan memiliki dip 12° dan strike N12°E.
ABSTRACT
Sulawesi Island is one of island in Indonesia that located at subduction zone between 3 large plates: Indo-Australia plate, Pasific plate, and Eurasia plate. The tectonic developments since Tertiary age until now causes the Sulawesi Island become the active area in Indonesia. It makes Sulawesi Island have complex and complicated geological phenomenon that many large active faults being there. In order to know the presence of subsurface fault structure, gravity method was used. Fault structure can be known from Bouguer anomaly contour map, that indicated by anomaly positive and negative value which are limited by tightly contour, like in Southern Sulawesi, Eastern arm Sulawesi, and Gorontalo. Spectrum analysis was made to know the depth of regional and residual anomaly. Filtering using first, second and third polynomial method was made to know the fault continuity. First horizontal derivative dan second vertical derivative were used to identify the presence and kind of fault, which is then performed by 2D modeling. Data processing shows that South Sulawesi zone was identified as a presence of normal fault with estimated of dip is 18° and strike is N14°W, for Eastern arm Sulawesi zone was identified as a presence of thrust fault with estimated of dip is 10° and strike is N74°E, then for Gorontalo zone was identified as a presence of thrust fault with estimated of dip is 12° and strike is N12°E.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ahmad Syafii
Abstrak :
Keberadaan sistem panas bumi dapat diperkirakan dengan melihat manifestasi yang muncul di permukaan tanah akibat adanya struktur geologi, seperti sesar/patahan pada daerah potensi panas bumi. Untuk mengetahui keberadaan struktur patahan di lapangan ?DAS? digunakan metode gravitasi. Dalam metode gravitasi terdapat metode lanjutan untuk mengidentifikasi patahan, yaitu FHD (First Horizontal Derivative) dan SVD (Second Vertical Derivative). Metode tersebut memanfaatkan turunan dari nilai anomali gravitasi. Output dari metode tersebut adalah peta kontur yang menunjukkan keberadaan suatu patahan. Terdapat delapan patahan yang teridentifikasi oleh metode FHD dan SVD, tujuh patahan merupakan patahan normal dan satu patahan merupakan petahan naik. Hasil tersebut diintegrasikan dengan data pendukung, seperti data MT, geologi, geokimia, data sumur dan model sintetik. Dari data-data tersebut dapat dibuat model densitas dan model konseptual sistem panas bumi daerah ?DAS?. Model densitas menunjukkan densitas clay cap sebesar 2,25 gr/cm3, densitas reservoir sebesar 2,41 gr/cm3, dan densitas heat source sebesar 2,81 gr/cm3. Berdasarkan model konseptual, fumarol dan mata air panas SPG merupakan zona upflow, sedangkan mata air panas BB 1 dan BB 2 merupakan zona outflow. ...... The existence of geothermal system can be assessed by identifying distribution of manifestations that appears on the surface. The manifestations appear because of geology structure, like fault structure on geothermal potention area. Gravity method is used to knowing the exsistence of fault structure on ?DAS field. In gravity method, there are the advanced methods to identify fault. They are FHD (First Horizontal Derivative) and SVD (Second Vertical Derivative). Those methods use derivative of gravity anomaly value. The output of FHD and SVD is contour map that indicates the exsistence of fault. There are eight faults identified by FHD and SVD, they are seven normal faults and a reverse fault. The FHD and SVD contour map will be integrated with other support data, such as resistivity section of MT, geology data, geochemistry data, thermal gradient data, and sintetic model. Those data result density model and conseptual model of ?DAS? field geothermal system. Density model show the density of clay cap is 2,25 gr/cm3, reservoir is 2,41 gr/cm3, and heat source is 2,81 gr/cm3. Base on conseptual model, fumarole and hot spring SPG are upflow zone, while hot springs BB 1 and BB 2 are outflow zone.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>