Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
G Sony Hernantyo
Abstrak :
ABSTRAK
Gas Metering Station CNOOC SES Ltd di Cilegon adalah fasilitas untuk serah terima gas dari pihak CNOOC SES Ltd kepada PLTGU Cilegon dengan jumlah penyerahan gas sekitar 80 juta kaki kubik per hari yang berlokasi di Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Propinsi Banten. Bahaya yang timbul dari kegiatan operasi Gas Metering Station ini adalah bahaya kebakaran akibat kebocoran gas dari fasilitas yang ada antara Iain : slug receiver, closed drain dmm, pig receiver, filter coalescer & metering skid serta pipa penyalur serta kemungkinan terjadinya Iedakan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitis deskritif dengan melakukan analisa dan perhitungan terhadap faktor-fakior yang menyebabkan terjadinya bahaya kebakaran dan ledakan serta level keparahan (severity) yang mungkin terjadi. Metode yang dipergunakan adalah melakukan sectioning di Gas Metering Station, penghitungan frekuensi kebocoran berdasarkan data yang ada di dalam E&P Forum, menilai scenario kebakaran yang mungkin terjadi dengan metode ETA-Event Tree Analysis, menilai severity yang mungkin timbul dengan menggunakan acuan Health & Safey Executive Standard serta menentukan hazardous area dengan menggunakan tabel dari Canada Gas institute. Gas Metering dapat dibagi menjadi 5 section yakni : slug receiven closed drain drum, pig receiver; filter coalescer & metering skid dan pipa penyalur dengan scenario berdasarkan safety protection philosophy sebagai berikut : Kemungkinan Percikan - Alarm Sukses - Emergency Shutdown - Blowdown System - Fire Protection Sukses - Trend Teijadinya Kebakaran. Frekuensi kebakaran per tahun untuk masing-masing section adalah sebagai berikut : slug receiver (5.2x10?), closed drain drum (3.8 x10"), pig receiver (2.2 x 10"), rilter coalescer & metering skid (5 x10"?) dan pipa penyalur (7.5x10??). Event outcome sebagai hasil Event Tree Analysis beserta nilainya adalah sebagai berikut : Gas Bocor -> Percikan Langsung -> BDS Sukses -> Jet Fire (0.00E+OO), Gas Bocor -> Percikan Langsung -> BDS Gagal -> Jet Fire (3.07E-02), Gas Bocor -> Percikan Langsung ~> FPS Sukses -> Eksplosion (0.00E+0O), Gas Bocor -> Percikan Langsung -> FPS Gagal -> Eksplosion (1 .62E-03), Gas Bocor -> Percikan Menyusul -> BDS Sukses -> Flash Fire (0.00E+00), Gas Bocor -> Percikan Menyusul -> BDS Gagal -> Flash Fire (1 .62E~03), Gas Bocor -> Deteksi Gagal -> ESD Sukses -> BDS Sukses -> FPS Sukses (8.08E-05), Gas Bocor -> Deteksi Gagal -> ESD Gagal -> BDS Gagal (4.25E-06). Pada keadaan teriadi kebakaran maka severity mempunyai level significant dengan kecepatan gas terbakar 0.57 lgq/detik selama 125 detik, dan tangki bahan bakar solar PLTGU Cilegon dalam keadaan aman. Dengan program perawatan peralatan fire protection system di Gas Metering Station dan pelatihan tanggap darurat untuk personil di Iapangan, diharapkan severity level dapat ditekan menjadi minor bahkan tidak terjadi.
ABSTRACT
The risk of Gas Metering Station operation is the gas leakage of the following equipment such as: slug receiver, closed drain drum, pig receiver, filter coalescer & metering skid which potentially result a tire and followed by a explosion. The research- design is analytical descriptive by performing analysis and calculation of the related factors produces a tire and explosion and its level of severity. The sequences of research are as follow: Gas Metering Station sectioning, calculate frequency refering the E&P Forum database, assessment of the Ere scenario by using ETA-Event Tree Analysis, assessment of the Severity by using Health & Safety Executive Standard and determine the hazardous area by using Canada Gas Institute table. Gas Metering Station consists of 5 sections i.e. slug receiver, closed drain drum, pig receiver, filter coalescer 8. metering skid and pipeline. Refer to the safety protection philosophy of Gas Metering Station, the sequences of a fire as follow: Initial Ignition - Alarm Success - Emergency Shutdown success - Blowdown System Success - Fire Protection System Success and Escalation of fire occurrence. The fire frequencies per year for each seclioning are as follow: slug receiver (5.2x10"), closed drain drum (3.8 x10??), pig receiver (2.2 x 10??), filter coalescer & metering skid (5 x1 O"?) and pipeline (7.5x10?°).The event outcome of event tree analysis including the values are as follow: Gas Leaking ~> Immediate Ignition -> BDS Success -> Jet Fire (0.00E+00), Gas Leaking -> Immediate Ignition -> BDS Fail -> .let Fire (3.07E-02), Gas Leaking -> Immediate Ignition -> FPS Success -> Explosion (0.00E+O0), Gas Leaking -> Immediate Ignition -> FPS Fail -> Explosion (1.62E~03), Gas Leaking -> Lagging Ignition -> BDS Success -> Flash Fire (0.00E+0O), Gas Leaking -> Lagging ignition -> BDS Fail -> Flash Fire (1 .62E-03), Gas Leaking -> Detector Fail -> ESD Success -> BDS Success -> FPS Success (8.08E-05), Gas Leaking -> Detector Fail -> ESD Fail -> BDS Fail (4.25E-06) ln case of ire occurs, the severity will be signiticant level with gas leak flow rate is 0.57 kgs/second during 125 seconds and the PLTGU Cilegon fuel storage tank is in safe condition. By implementing the tire protection system maintenance program and regular personnel training for emergency response, the severity level of Gas Metering Station will be minor and expected to be zero.
2007
T34523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Farah Dita Gunawan
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, menjamurnya SPBU mini, yang biasa dikenal dengan nama “Pertamini”, telah menjadi tren usaha kecil yang menonjol di seluruh Indonesia. Meskipun kehadiran dan popularitasnya tersebar luas, banyak dari pompa bensin mini ini tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran yang ditetapkan. Sebaliknya, SPBU yang terorganisir dengan baik atau SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), yang merupakan stasiun pengisian bahan bakar standar di Indonesia, mematuhi peraturan keselamatan kebakaran yang ketat. Analisis terfokus mengenai penilaian risiko kebakaran pada SPBU dan SPBU mini akan dibahas dalam tulisan ini dengan menggunakan metode FLAME, beserta simulasinya menggunakan software ALOHA. Metode Penilaian Risiko Kebakaran untuk Perusahaan (FLAME) adalah metode penilaian risiko kebakaran semi-kuantitatif yang dirancang sederhana, efisien, dan dapat disesuaikan untuk berbagai perusahaan. Metode FLAME menggunakan pendekatan penilaian untuk menetapkan tingkat risiko pada berbagai faktor, dan kemudian menggabungkan skor tersebut untuk menghitung skor risiko keseluruhan untuk area, bangunan, atau fasilitas yang menjadi fokus. ALOHA adalah program perangkat lunak pemodelan bahaya dari rangkaian perangkat lunak CAMEO yang biasa digunakan untuk merencanakan dan merespons keadaan darurat bahan kimia/bahan berbahaya. Rincian pelepasan bahan kimia/zat berbahaya yang aktual atau potensial dapat dimasukkan ke dalam ALOHA dan perkiraan zona ancaman akan dihasilkan untuk berbagai jenis bahaya. Pool fire adalah nyala api difusi yang dipicu oleh genangan cairan yang mudah terbakar secara horizontal, seperti tumpahan bahan bakar atau tangki penyimpanan. Api di kolam biasanya menyala secara turbulen, dengan nyala api yang membumbung ke atas permukaan kolam karena daya apung dan pelepasan panas. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pembakaran api kolam antara lain jenis bahan bakar, diameter kolam, suhu awal bahan bakar, tekanan, konsentrasi oksigen, dan radiasi. Faktor-faktor ini secara signifikan mempengaruhi parameter seperti geometri api (tinggi), laju pelepasan panas, dan denyut api. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi lingkungan juga dapat memberikan dampak yang besar terhadap perilaku kebakaran. ......In recent years, the proliferation of mini gas stations, commonly known as "Pertamini," has become a notable small business trend across Indonesia. Despite their widespread presence and popularity, many of these mini gas stations do not meet established fire safety standards. In stark contrast, well-organized gas stations or SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), which are the standard fuel stations in Indonesia, adhere to stringent fire safety regulations. The focused analysis about fire risk assessment in a gas station and mini gas stations will be discussed in this paper using the FLAME method, along with the simulation using ALOHA software. The Fire Risk Assessment Method for Enterprises (FLAME) method is a semi-quantitative fire risk assessment method that is designed to be simple, efficient, and adaptable to a wide range of enterprises. The FLAME method uses a scoring approach to assign risk levels to different factors, and it then combines these scores to calculate an overall risk score for the focused area, building, or facility. ALOHA is a hazard modeling software program from the CAMEO software suite that is commonly used to plan and respond to chemical/hazardous materials emergencies. Details of actual or potential releases of chemicals/hazardous substances can be entered into ALOHA and threat zone estimates will be generated for different types of hazards. Pool fire is a diffusion flame fueled by horizontal pools of flammable liquids, like fuel spills or storage tanks. Pool fire characteristically burns in a turbulent manner, with flames rising above the pool surface due to buoyancy and heat release. The factors that affect the burning characteristics of pool fire include fuel type, pool diameter, initial fuel temperature, pressure, oxygen concentration, and radiation. These factors significantly influence parameters like flame geometry (height), heat release rate, and pulsation of fire. Other than the mentioned factors before, environmental conditions can also heavily give impact to the fire behavior.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Putrawijaya
Abstrak :
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) melaporkan 5.336 kecelakaan kebakaran yang terjadi antara Mei 2018 hingga Juli 2023. Tren ini terus meningkat, dan tercatat 255 kecelakaan kebakaran terjadi pada Juni 2023. Oleh karena itu, diperlukan penilaian risiko kebakaran untuk menilai apakah sebuah rumah atau apartemen aman ketika terjadi kebakaran. Metode FLAME merupakan salah satu metode parametrik semikuantitatif untuk mengukur risiko kebakaran pada suatu gedung, dengan tujuan untuk mendapatkan metode penilaian risiko yang mudah digunakan dan dapat menjadi strategi awal untuk menilai suatu risiko kebakaran karena penilaian risiko denga sepenuhnya kuantitatif lebih rumit dan memerlukan biaya lebih besar. Pada penelitian ini metode FLAME dipadukan dengan pemodelan dalam Fire Dynamic Simulator (FDS) untuk menganalisis waktu untuk laju pelepasan panas mencapai 1 MW. Tiga variasi dibuat dengan perbedaan kepadatan properti. Pada variasi 1 dengan properti paling padat, laju pelepasan panas mencapai 1 MW hanya dalam waktu 48 detik. Sedangkan pada variasi 2, laju pelepasan panas mencapai 1 MW dalam waktu 109 detik saat tidak ada sprinkler dan 332 detik saat ada sprinkler. Pada variasi 3, laju pelepasan panas mencapai 1 MW dalam waktu 204 detik ketika tidak ada sprinkler, dan ketika ada sprinkler laju pelepasan panas tetap berada di bawah 1 MW. FLAME memiliki acceptability criteria bagi penghuni dan properti, dimana risiko penghuni dapat diterima untuk semua variasi baik dengan sprinkler atau tanpa sprinkler, dan perbaikan lebih lanjut tidak diperlukan. Acceptabilityrisiko properti berbeda-beda untuk setiap variasi, dengan skor terburuk ada pada variasi 1. Risiko properti pada variasi 1 tidak dapat diterima, dimana tindakan perlindungan mungkin tidak mampu mengatasi parahnya kebakaran. Perbaikan diperlukan agar properti tetap aman ketika terjadi kebakaran. ......The Indonesian National Police (POLRI) reported 5.336 fire accidents that happened between May 2018 and July 2023. This trend is rising, and a record of 255 fire accidents was hit in June 2023. Therefore, a fire risk assessment is needed to assess whether a house or an apartment is safe when a fire accident happens. The FLAME method is a semi-quantitative parametric method to measure the risk of fire in a building, with the goal of having a risk assessment method that is easy to use and that can be the preliminary strategy to asses a fire risk since a fully quantitative risk assessment is more complicated and costs more. In this study, the FLAME method is combined with modeling in a Fire Dynamic Simulator (FDS) to analyze the time for the heat release rate to reach 1MW. Three variations are made with the differences in the density of the property. In variation 1, with the most dense property, the heat release rate reaches 1 MW in only 48 seconds. While in variation 2, the heat release rate reaches 1 MW in 109 seconds when there are no sprinklers and in 332 seconds when there are sprinklers. In variation 3, the heat release rate reaches 1 MW in 204 seconds when there are no sprinklers, and when there are sprinklers the heat release rates are maintained below 1 MW. The FLAME has acceptability criteria for occupants and properties, where the occupant's risk is acceptable for all variations either with a sprinkler or without sprinklers, and further improvements are not required. The property’s risk acceptability varies for each variation, with the worst score is in variation 1. The property’s risk on variation 1 is nonacceptable where the protection measures may not be able to deal with the severity of the fire. The improvements are needed to so the properties will be safe when there is a fire accident.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library