Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Evi Sofia
Abstrak :
Sebagian besar penelitian tentang evaporative cooling hanya berfokus pada proses termodinamika dan optimalisasi kinerja beberapa konfigurasi dasar, seperti direct evporative cooling (DEC) dan tipe tubular atau plat indirect evaporative cooling (IEC). Penelitian mengenai beberapa teknologi evaporative cooling terbaru seperti heat pipe IEC, dew point IEC dan semi indirect evaporative cooling, masih sedikit dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengkondisian udara yang menggunakan indirect evaporative cooling yang dikombinasikan dengan finned heat pipe sebagai pemindah panas dan cooling pad dari bahan serat alami. Tahapan awal dilakukan dengan melakukan studi literatur mengenai indirect evaporative cooling dan heat pipe, melakukan evaluasi terhadap penelitian yang pernah dilakukan, melakukan pengujian terhadap karakteristik finned heat pipe yang akan digunakan, melakukan penelitian terhadap bahan media pendingin berbahan serat alami yang akan digunakan, merancang bangun kombinasi indirect evaporative cooling dan finned heat pipe dengan media pendingin berbahan serat alami. Selain itu pada penelitian ini juga akan dicari beberapa hubungan atau korelasi antara parameter-parameter yang ada pada indirect indirect evaporative cooling dengan tujuan meningkatkan efektifitasnya. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa efektivitas indirect evaporative cooling meningkat ketika digunakan serat alami berbahan nanas dibandingkan dengan serat lain (rami dan luffa), nilai maksimumnya 90% untuk efektivitas wet bulb dan 71% untuk efektivitas dew point, serta nilai EER yang mencapai 62%. Selain itu kinerja finned heat pipe sebagai pemindah panas bekerja dengan baik pada sistem ini terbukti dengan nilai kapasitas pendinginan maksimum yang mencapai 1180W. ......The majority of evaporative cooling research only considers the thermodynamic operations and performance enhancement of a few fundamental configurations, such as direct evaporative cooling (DEC) and indirect evaporative cooling (IEC) tubular or plate kinds. There is still little research on some of the most recent evaporative cooling techniques, including indirect evaporative cooling (IEC) heat pipes, indirect evaporative cooling (IEC) dew points, and semiindirect evaporative cooling. With the use of finned heat pipes for heat transfer, cooling pads made of natural fibers, and indirect evaporative cooling, an air conditioning system is being developed. The first stage involves researching indirect evaporative cooling and heat pipes in the literature, assessing previous research, testing potential finned heat pipe characteristics, researching potential cooling media materials made of natural fibers, and designing buildings with a combination of indirect evaporative cooling and finned heat pipes and a natural fiberbased cooling medium. In addition, this study will look for connections or correlations between the present indirect evaporative cooling factors in an effort to increase its efficiency. The results of this test demonstrate that using natural fibers made from pineapple increases the effectiveness of indirect evaporative cooling when compared to other fibers (ramie and luffa); the maximum value is 90% for the wet bulb effectiveness and 71% for the dew point effectiveness, and the EER value reaches 62%. Additionally, this system effectively transfers heat thanks to the finned heat pipes, as shown by the maximum cooling capacity of 1180 W.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Eldira Ferdiansyah
Abstrak :
ABSTRAK Air Conditioner pada umumnya merupakan salah satu peralatan elektronik yang sangat memakan daya listrik dan kurang ramah lingkungan. AC portabel pun pada umumnya menggunakan sistem yang simpel dengan direct evaporative cooling terhadap uap air, yang mengakibatkan tingginya kelembapan relatif beriringan dengan turunnya suhu sehingga membahayakan kesehatan pengguna. Kenyamanan seseorang dalam beraktivitas maupun beristirahat di dalam ruangan dipengaruhi oleh suhu ruangan dan kelembapan, terlebih di Indonesia yang beriklim tropis di mana memiliki suhu rata-rata yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain pendingin ruangan skala kecil ramah lingkungan. Dengan Finned Heatpipe sebagai alat penukar kalor, alat pendingin diharapkan mampu membuat kondisi ruangan eksperimen memenuhi standar SNI untuk kenyamanan termal bagi ruang kerja. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung cooling load berdasarkan dimensi ruangan dan beban yang ada pada ruangan, hingga didapatkan airflow yang diperlukan sehingga dapat ditentukan kecepatan angin fan pada alat pendingin dan luas ductingnya. Semua eksperimen dilakukan dengan suhu ruangan awal 35 oC, jumlah baris heat pipe pada module yaitu 2 baris dan 3 baris, serta es batu yang digunakan untuk mendinginkan air pada reservoir dengan rasio massa air:es 6:1 dan 4:3 kg. Hasil dari alat pendingin rancangan menghasilkan kondisi ruangan eksperimen yang memenuhi standar SNI saat variasi 4:3 dan 3 baris dengan suhu akhir 26.68 oC dan kelembapan relatif 62.02%. Variasi lain belum memenuhi standar dengan beban pendingin yang sama. Hasil dari pengujian menunjukan alat pendingin akan bekerja secara optimal apabila dengan desain serta konfigurasi yang tepat dan maksimal.
ABSTRACT Air Conditioner in general is one of the electronic equipments which consumes much electricity and is less environmentally friendly. Portable air conditioners generally use a simple system with direct evaporative cooling against water vapor, which results in high relative humidity along with falling temperatures, that endangers the user's health. The comfort of people in their activities and resting conditions indoors are influenced by the room temperature and humidity, especially in Indonesia with a tropical climate which has a fairly high average temperature. This research aims to design an environmentally friendly air conditioners for small-scale room. With Finned Heatpipe as the heat exchanger, the cooling device is expected to be able to make the conditions of the experimental room to meet the SNI standards for thermal comfort for the workspace in the room. This research was conducted by calculating cooling load based on the dimensions of the room and the load that is in the room, to obtain the required airflow so that the fan wind speed can be determined on the cooler and also to determine the ducting area. All experiments were carried out with an initial room temperature of 35 oC, the number of rows of heat pipes in the module were varied into 2 rows and 3 rows, as well as ice cubes used to cool the water in the reservoir with a water:ice mass ratio of 6:1 and 4:3 kg. The results of the designed cooling device produce the experimental room condition that meets SNI standards when the variations are 4:3 and 3 rows with a final temperature of 26.68 oC and a relative humidity of 62.02%. Other variations do not meet the standards with the same cooling load. The results of the test show the cooler will work optimally with the right design and configuration.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library