Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salmy Edawati Yaacob
Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, 2009
332.404 SAL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Viska Anggraita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meneliti dampak penerapan IFRS instrumen keuangan terhadap kualitas laporan keuangan bank-bank di Indonesia. Kualitas laporan keuangan ditinjau dari dimensi kualitas informasi akuntansi dan pengungkapan instrumen keuangan. Dampak penerapan IFRS instrumen keuangan ditinjau dari kegunaan informasi akuntansi instrumen keuangan terhadap efektifitas market discipline.  Penelitian ini memberikan kontribusi literatur tentang dampak penerapan standar akuntansi instrumen keuangan di industri keuangan dalam konteks negara berkembang.  Sampel yang digunakan adalah 64 bank  yang terdaftar dan  tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)  dengan periode penelitian 2007-2013. Hasil penelitian menunjukan terjadi penurunan sebagian dimensi kualitas relevansi informasi akuntansi  setelah penerapan IFRS instrumen keuangan. Namun di sisi lain terjadi peningkatan dimensi kualitas informasi akuntansi pada dimensi reliability dan relevansi risiko (pasar) laba komprehensif.  Penerapan IFRS instrumen keuangan terbukti menurunkan manajemen laba melalui loan loss provision namun demikian penurunan manajemen laba ini tidak diikuti oleh peningkatan kemampuan prediktabilitas loan loss provision. Hasil pengujian dengan moderasi mekanisme monitoring menunjukan penerapan IFRS instrumen keuangan terbukti mengurangi efek negatif dari kepemilikan terkonsentrasi terhadap sebagian besar dimensi kualitas informasi akuntansi. Hasil pengujian juga menunjukan pengungkapan instrumen keuangan bedasarkan IFRS berpengaruh positif terhadap kualitas informasi loan loss provision dalam laporan keuangan bank. Hasil pengujian dampak penerapan IFSR instrumen keuangan dari perspektif stakeholder utama bank (deposan/kreditor) menunjukan penerapan IFRS instrumen keuangan terbukti berpengaruh positif terhadap market discipline di perbankan di Indonesia ex ante dan expost.  Penerapan IFRS instrumen keuangan meningkatkan transparansi risiko bank-bank di Indonesia sehingga meningkatkan kemampuan stakeholder bank yaitu deposan, creditor, dan regulator dalam memonitor tingkat risiko yang diambil bank. Bank menjadi lebih hati-hati dalam pengambilan risiko dan menjaga tingkat capital buffer nya pada tingkat yang lebih memadai dibandingkan sebelum penerapan IFRS instrumen keuangan. Kualitas loan loss provision dan pengungkapan instrumen keuangan terbukti meningkatkan efektifitas market discipline di perbankan Indonesia. Hal ini menunjukan keandalan (reliability) informasi akuntansi dan pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan IFRS berperan dalam berjalannya market discipline di perbankan di Indonesia.
ABSTRACT
This paper studies the impact of IFRS for financial instruments implementation on the quality of financial statements of banks in Indonesia. The impact of IFRS for financial instruments is viewed from the usefulness of financial instrument accounting information to the effectiveness of market discipline in Indonesian banking industry. This study contributes the literature on the impact of applying financial instrument accounting standards in the financial industry in the context of developing countries. This study used a sample of 64 banks from 2007-2013. The results of the study showed a decrease in the quality of accounting information on some dimension of relevance after the application of IFRS financial instruments. On the other hand, there is an increase in the quality of accounting information on the dimensions of reliability and risk relevance of comprehensive profits (market risk). IFRS for financial instruments implementation has proven to reduce earnings management through loan loss provision. However, the decline in earnings management is not followed by an increase in predictability of loan loss provision.  The implementation of IFRS for financial instruments has proven to reduce the negative effects of concentrated ownership on most dimensions of accounting information quality. Disclosure of financial instruments has a positive effect on the quality of loan loss provision information. The result also shows the implementation of IFRS for financial instrument positively effects market discipline in Indonesian banking, ex ante and ex post. The implementation of IFRS for financial instruments increases the risk transparency of banks in Indonesia, thereby increasing the capability of bank stakeholders, namely depositors, creditors, and regulators in monitoring the level of risk taken by banks. Banks are becoming more cautious in taking risks and maintaining their capital buffer levels at a more adequate level than before the implementation of IFRS for financial instruments. The quality of loan loss provision information and the disclosure of financial instruments proved to increase the effectiveness of market discipline in Indonesian banking. This results shows the reliability of accounting information and disclosure of financial instruments based on IFRS play a role in the effectiveness of market discipline in Indonesia banking industry
2018
D2726
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Rafi
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris relevansi nilai pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 60 (2010) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini juga menguji apakah terdapat perubahan relevansi nilai tingkat pengungkapan instrumen keuangan setelah penerapan PSAK 60 (2010). Sampel yang digunakan adalah bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian 2010-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan instrumen keuangan terbukti memiliki relevansi nilai di perbankan. Selain itu ditemukan adanya penurunan relevansi nilai pengungkapan instrumen keuangan pada saat setelah penerapan PSAK 60. Penelitian ini juga menemukan tingkat pengungkapan instrumen keuangan menurut PSAK 60 mengalami kenaikan pada saat penerapan PSAK 60 diwajibkan, namun belum semua bank melakukan pengungkapan instrumen keuangan secara penuh, terutama pada komponen pengungkapan akuntansi lindung nilai. ......The purpose of this research is to test empirically the value relevance of the financial instruments disclosures on the banking company in Indonesia. The reasearch also examines whether there is a change in the value relevance of financial instruments disclosure after the apdoption of PSAK 60 (2010). The sample used are banks listed in Indonesia Stock Exchange with years of research from 2010 to 2013. The results showed that the disclosure of financial instruments shown to have value relevance in banking companies. There is also found a decrease in the value relevance after the adoption of PSAK 60. This research also found that financial instrument disclosures based on PSAK 60 increased during the adoption of PSAK 60, but not all banks do the financial instruments disclosures in fully disclosure, mainly on components for hedge accounting disclosures.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emanuela
Abstrak :
Skripsi ini membahas analisis penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) terhadap penurunan nilai piutang pada perusahaan multifinance. PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) merupakan standar yang mengatur pengakuan dan pengukuran serta penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan, salah satunya adalah piutang. Standar akuntansi baru ini memperkenalkan perhitungan penurunan nilai piutang berdasarkan penilaian individu atau secara kolektif. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini mengambil sampel 10 perusahaan multifinance yang listed di BEI pada tahun 2009 dan 2010. Hasil penelitian menyarankan Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk menentukan metode yang harus dipakai untuk menghitung penurunan nilai piutang. ...... This thesis discusses about analysis application of PSAK 50 and 55 (Revised 2006) to impairment of receivable in financing companies. PSAK 50 and 55 (Revised 2006) is a standard that governs the recognition, measurement, presentation and disclosure of financial instruments, including account receivable. These new accounting standards introduced impairment calculation of receivables based on individual assessment or collective. This research is qualitative descriptive qualitative. This research took 10 samples of multifinance companies that listed on Indonesia Stock Exchange in 2009 and 2010. The researcher suggest the Financial Accounting Standards Board to determine which method should be used to calculate the impairment of receivables.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S42786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andik Tri Sulistyono
Abstrak :
Dalam tesis ini, penulis melakukan analisis penggunaan instrument keuangan dan transaksi hybrid sebagai bagian dari strategi pembiayaan lintas negara dan perlakuan perpajakan yang mempengaruhinya. Dengan semakin meningkatnya globalisasi arus modal perkembangan produk-produk keuangan dan pilihan lokasi sebagai sumber pembiayaan, perusahaan dapat melakukan serangkaian transaksi dan penerbitan instrument hybrid lintas negara yang menimbulkan perlakuan perpajakan yang berbeda antar negara tetkait karakter, saat dan sumber penghasilan yang pada akhimya memunculkan timbulnya pengenaan pajak berganda dan tidak adanya pemajakan di kedua negara. Kondisi tersebut juga memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak untuk melakukan cross-border tax arbitrage sebagai bentuk perencanaan pajak intenasional untuk memanfaatkan perbedaan perlakuan perpajakan antara negara. Kami menyimpulkan bahwa dengan tidak adanya General Anti Avoidance Rules (GAAR) dan fukus puda Specific Anti Avoidance Rules (SAAR) di Indonesia, Wajib Pajak dapat menyusun struktur instrumen keuangan dan transaksi hybrid dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa ataupun tidak untuk tujuan semata-mata meminimalkan pembayaran pajak di lndonesia. Thin capitalization rule dan Controlled Foreign Corporation Rule tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan terlcait dengan fleksibilitas transaksi dan instrumen keuangan hybrid. Akhirnya, kami menyarankan kepada Pemerintah Indonesia untuk mernmusbn definisi hutang dan ekuitas untuk tujuan pajak dan menerapkan GAAR baik secam eksplisit dalam rumusan undang-undang perpajakan domestik maupun dikembangkan olen pengadilan pajak dengan pendekatan perposlve interpretation dan tidak hanya mendasarkan pada SAAR untuk mencegah abusive tax planning. ......In this study, we analyze the use of hybrid financial instrument and hybrid transaction as part of cross border financing strategy and the taxation treatment which influences on such instruments or transactions. With regard to the increasing globalization the capitaJ flow. the development or financing products and the choice of location as the financing center, companies can conduct series of transaction and issue financial instruments that pose different tax treatment among countries due to the type or character, time and source of income. The differences can create double taxation and double non taxation fur hybrid cross border financing and transaction. Such conditions also enable the tax payers to have opportunity in conducting cross-border tax arbitrage as international tax planning to take the advantage of differences in income tax rules between countries. We conclude that the absence of General Anti Avoidance Rules (GAAR) and focus on Specific Anti Avoidance Rules (SAAR) in Indonesia, taxpayers can structure their transactions whether with related parties or not solely to minimize tax liability through hybrid cross border financing. Thin capitalization rule and Controlled Foreign Corporation Rule may not achieve their intended objectives due to flexibility of hybrid financial instrument and hybrid transactions. To counter tax planning that leads to unacceptable loss of tax revenue or abusive tax planning through cross border hybrid financing, we propose to Government of Indonesia to develop the debt and equity provision and to implement GAAR whether in statutory rule under Income Tax Acts or Tax Court to implement Judicial Anti Avoidance Doctrine with purposive interpretation and not only rely on SAAR to prevent the abusive tax planning.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 26995
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library