Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzan Fauzi
Abstrak :
Industri FinTech merupakan inovasi layanan keuangan yang semakin populer di era digital di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak FinTech terhadap pengentasan kemiskinan dengan bukti yang ada di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder dari penduduk Indonesia di BPS dan data Fintech Lending dari OJK. Variabel yang diteliti adalah konsumsi rumah tangga per kapita, inflasi, FinTech, PDRB, pembayaran pihak ketiga. Penelitian menggunakan studi eksplanatori pendekatan kuantitatif. Menggunakan panel 34 provinsi dari 2019 hingga 2021. Menggunakan konsumsi rumah tangga per kapita sebagai proksi kemiskinan. Hasil menunjukkan keempat variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap konsumsi rumah tangga per kapita di Indonesia. ......The FinTech industry is a financial service innovation that is increasingly popular in the digital era in Indonesia. This study aims to analyze the impact of FinTech on poverty alleviation with existing evidence in Indonesia. The data used are secondary data from the Indonesian population at the BPS and Fintech Lending data from the OJK. The variables studied are household consumption per capita, inflation, FinTech, GRDP, third party payments. The research uses an explanatory study with a quantitative approach. Using a panel of 34 provinces from 2019 to 2021. Using per capita household consumption as a proxy for poverty. The results show that the four variables have a significant influence on household consumptionper capita in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Ratih Dewanti
Abstrak :
Perkembangan teknologi di Indonesia memicu hadirnya inovasi fintech lending berupa layanan kredit online yang semakin berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi intensi penggunaan layanan kredit secara online melalui fitur Paylater. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengguna layanan aplikasi online yang mengetahui fitur Paylater ataupun pengguna yang pernah/sedang menggunakan fitur Paylater. Penyedia layanan fitur perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi intensi penggunaan suatu layanan seperti pengaruh perceived usefulness, subjective norm, perceived trust, perceived risk, dan personal innovativeness terhadap intention to use layanan kredit online melalui fitur Paylater. Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan mencakup 240 responden dan pengolahan data melalui pemodelan Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjective norm dan personal innovativeness berpengaruh positif secara signifikan dan perceived risk berpengaruh negatif secara signifikan terhadap intention to use. Sedangkan, perceived usefulness dan perceived trust tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap intention to use ......Technological advancements in Indonesia are currently presenting fintech innovations that provide growing online credit services. This research studies the factors that influence the intention to use credit services online through the Paylater feature. The sample used in this study is an online application service user who knows Paylater features or users who have / are using Paylater features. Service providers need to study several factors that affect the intention to use its services such as perceived usefulness, subjective norm, perceived trust, perceived risk, and personal innovativeness. This research uses a non probability sampling method involving 240 respondents and data processing through modeling of Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results of this research indicate that subjective norms and personal innovation have significantly positive effect and perceived risk have significantly negative effect toward intention to use.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Darma Putra
Abstrak :
Sebagai lembaga intermediasi, bank harus melaksanakan prinsip kehati hatian termasuk dalam kerjasama Channeling dengan Fintech Lending, hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi, memantau dan mengendalikan risiko yang dapat timbul dalam penyaluran kredit tersebut. Berdasarkan hal tersebut. Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu 1) bagaimana Pengaturan Prinsip Kehati-hatian pada bank dan Penyelenggara fintech lending sebagai lembaga intermediasi, khususnya dalam memberikan fasilitas kredit 2) Bagaimanakah implementasi prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit melalui kerjasama channeling antara Bank dan Fintech Lending. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif. Kesimpulan yang didapatkan adalah 1) Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya khususnya dalam memberikan kredit diatur oleh regulasi yang ketat dan baku, hal ini berbeda dengan fintech lending yang diatur oleh regulasi yang lebih dinamis 2) Sebagai bentuk implementasi prinsip kehati-hatian dalam kerjasama Channeling, Bank melakukan penilaian terhadap Aspek Operasional, Aspek Hukum Penyelenggara fintech lending, selain itu penerapan prinsip kehati- hatian dalam kerjasama channeling diterapkan dalam Perjanjian Kerjasama antara bank dan fintech lending dengan mewajibkan fintech lending untuk memitigasi risiko yang meliputi adanya kewajiban penilaian kelayakan calon penerima pinjaman, penerapan prinsip Know Your Customer. ......This thesis discusses the Prudential Principle in credit channeling cooperation between banks and fintech lending companies. as an intermediary institution, banks must implement the principle of prudence including in Channeling cooperation with Fintech Lending, this aims to identify, monitor and control the risks. In view of such topic, the author proposes the following main issues: 1) the application of Prudential Principle regulations upon banks and fintech lending companies as intermediary institutions, specifically in providing credit facilities 2) the implementation of the Prudential Principle in credit channeling cooperation between banks and fintech lending companies. The research conducted in developing this thesis uses a normative juridical literature approach. The conclusions attained are as follows: 1) in providing credit to debtors, banks must comply with strict regulations, this is different from fintech lending, which is regulated by a more ‘dynamic’ regulation. 2) As a form of prudential principle implementation in channeling cooperation, Banks are assessing the operational and legal aspects of fintech lending companies. Such prudential principle is also applied in cooperation agreements by banks and fintech lending companies, the agreements of which include the obligation to assess the viability of the proposed borrower and the application of the Know Your Customer principle.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anif Afandi
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai intensi perpindahan nasabah perbankan kategori milenial pada layanan pembiayaan FinTech lending di Indonesia menggunakan kerangka Push-Pull-Mooring (PPM). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui kuesioner dengan skala Likert 5 kategori yang mana seluruh pertanyaan penelitian disusun berdasarkan kerangka PPM. Kriteria responden yang digunakan yaitu seseorang yang pernah melakukan kredit atau pembiayaan di bank dalam kurun waktu lima tahun terakhir, berusia 19-39 tahun dan mengetahui serta belum pernah menggunakan layanan pembiayaan FinTech lending. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non-probability sampling dengan jenis purposive sampling. Seluruh kuesioner penelitian yang berhasil dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) yang sebelumnya telah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel push effects berpengaruh positif dan signifikan terhadap switching intention yang mendorong nasabah perbankan kategori milenial untuk beralih pada layanan pembiayaan FinTech lending. Variabel pull effects juga menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap switching intention yang menarik nasabah perbankan kategori milenial untuk beralih pada layanan pembiayaan FinTech lending. Sedangkan, variabel mooring effects menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap switching intention yang menghambat nasabah perbankan kategori milenial untuk beralih pada layanan pembiayaan FinTech lending. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi industri perbankan, FinTech lending maupun regulator untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat untuk menghadapi potensi perpindahan pelanggan. ......This thesis discusses millennial banking customer switching intentions to financing services of FinTech lending in Indonesia using perspective of Push-Pull-Mooring (PPM). The study was conducted using survey method through questionnaire with Likert 5-scale category in which all research questions were compiled based on the PPM framework. The criteria of the respondent used was a person who has made credit or financing in the bank within the last five years, aged 19-39 years old and know but never use the financing services of FinTech lending. The sampling techniques used in this study were non-probability sampling with purposive sampling types. All successful research questionnaires were further collected in the data processing using Structural Equation Modelling (SEM) which were previously conducted of validity and reliability tests. The results showed that the push effects variables are positively and significantly impacting switching intentions that drive millennial banking customers to switch to financing services of FinTech lending. Pull effects variables also demonstrate positive and significant effect on switching intentions that attract millennial banking customers to switch to financing services of FinTech lending. Whereas, mooring effects variables reveal negative and significant effect on switching intentions that impede millennial banking customers to switch to financing services of FinTech lending. The results of this research can be used as consideration for the banking industries, FinTech lending and regulators to formulate appropriate strategies and policies to face the potential of customer switching.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscillia Sudianto
Abstrak :
Digitalisasi memberikan dampak perkembangan di sektor perbankan yang kian lengkap dengan hadirnya financial technology (fintech). Dalam hal ini, layanan fintech lending memberikan kemudahan untuk mendapatkan pendanaan dengan persyaratan yang cepat dan fleksibel. Adapun, kerja sama antara perusahaan fintech lending dengan e-commerce dapat memberikan dampak positif bagi pemulihan perekonomian. Namun dalam praktiknya pelaksanaan fintech lendingdi Indonesia tidak terlepas dari peran regulasi dalam pemulihan perekonomian nasional. Dalam hal ini, pelaksanaan fintech lending di Indonesia disertai dengan perkembangan regulasi, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.05/2022 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi. Adapun, implementasi kerja sama antara perusahaan fintech lending dengan e-commerce dilaksanakan sebagai bentuk dorongan dalam pemulihan perekonomian nasional. Tulisan ini akan mengidentifikasi perkembangan regulasi terhadap pelaksanaan fintech lendingdalam pemulihan perekonomian nasional dan menganalisis implementasi kerja sama antara perusahaan fintech lendingdengan e-commerce dalam pemulihan perekonomian nasional dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Peran otoritas tentunya dibutuhkan untuk memberikan perlindungan serta pengawasan terhadap pelaksanaan fintech lending di Indonesia. Kewenangan tersebut dilakukan beberapa lembaga, seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan terbitnya berbagai regulasi dari otoritas berwenang untuk mengawasi pelaksanaan fintech lending di Indonesia. Pelaksanaan kerja sama antara perusahaan fintech lending dan e-commerce bertujuan untuk memberikan fasilitas pinjaman kepada para merchant yang telah terverifikasi di e-commerce untuk mengembangkan bisnisnya. Dalam hal ini, e-commerce melakukan kerja sama dengan perusahaan fintech lending yang telah terdaftar dan diawasi oleh otoritas berwenang sehingga pelaksanaan kerja sama tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun, pelaksanaan kerja sama fintech lendingdan e-commerce harus didampingi dengan mitigasi risiko, khususnya risiko gagal bayar. Hal ini dapat diupayakan dengan adanya mitigasi risiko berupa asuransi kredit. Dalam hal ini, otoritas diharapkan dapat memberikan pengaturan terkait kasus gagal bayar Penerima Dana, khususnya mekanisme pencairan dana asuransi yang lebih komprehensif agar terciptanya kepastian hukum dan kejelasan perlindungan terhadap Pemberi Dana pada pelaksanaan fintech lending. ......Digitalization has impacted developments in the banking sector which are complete with the presence of financial technology (fintech). In this case, fintech lending services make it easy to get funding with fast and flexible requirements. Meanwhile, cooperation between fintech lending companies and e-commerce can positively impact economic recovery. However, in practice, implementing fintech lending in Indonesia is inseparable from the role of regulation in recovering the national economy. Regulatory developments accompany the development of fintech lending in Indonesia, namely the Financial Services Authority Regulation Number 10/POJK.05/2022 concerning Information Technology-Based Joint Funding Services. Meanwhile, implementing cooperation between fintech lending companies and e-commerce is a form of encouragement in recovering the national economy. This paper will identify regulatory developments on implementing fintech lending in the recovery of the national economy and analyze the implementation of cooperation between fintech lending companies and e-commerce in recovering the national economy using normative juridical research methods. The authorities' role is certainly needed to protect and supervise the implementation of fintech lending in Indonesia. In this case, this authority is carried out by several institutions, such as Bank Indonesia, the Financial Services Authority, and the Ministry of Communication and Information of the Republic of Indonesia. The authorities issue various regulations to oversee the implementation of fintech lending in Indonesia. The implementation of cooperation between fintech lending companies and e-commerce aims to provide loan facilities to merchants verified in e-commerce to develop their businesses. In this case, e-commerce cooperates with fintech lending companies that have been registered and supervised by the competent authorities so that applicable regulations can implement this cooperation. Meanwhile, implementing cooperation between fintech lending and e-commerce must be accompanied by risk mitigation, especially the risk of default. The risk of default can be pursued by risk mitigation in the form of credit insurance. In this case, the authorities are expected to be able to provide arrangements regarding cases of default on Recipients of Funds, in particular, a more comprehensive insurance fund disbursement mechanism in order to create legal certainty and clarity of protection for Fund Providers in the implementation of fintech lending.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dewi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, jenis kelamin, dan latar pendidikan terhadap materialisme yang diyakini Generasi Z Indonesia pada tahun 2022. Metode Ordinary Least Squares (OLS) dengan melibatkan 592 responden Generasi Z Indonesia digunakan dalam menguji serangkaian hipotesis penelitian. Hasil pengujian menunjukkan tiga temuan utama. Pertama, pengaruh literasi keuangan terbukti secara signifikan dapat mengurangi materialisme. Kedua, tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan terhadap materialisme yang diyakini. Ketiga, terdapat pengaruh latar pendidikan terhadap materialisme di mana penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa berlatar pendidikan ekonomi dan bisnis lebih materialistis dibandingkan mahasiswa non-ekonomi dan bisnis. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai konsep, produk, dan jasa keuangan tidak cukup untuk menurunkan materialisme, tetapi perlu adanya intervensi untuk mendorong sikap keuangan atau persepsi individu terhadap keuangan jangka panjangnya. Hal ini menjadi komponen penting untuk tercapainya financial resilience dan financial well-being dari individu, khususnya untuk Generasi Z Indonesia. ......This study aims to determine the influence of financial literacy, gender, and educational background on the materialism of Generation Z Indonesians in 2022. The Ordinary Least Squares (OLS) method with 592 respondents of Generation Z Indonesians was used to examine a series of hypotheses. The results showed three main findings. First, the influence of financial literacy was proven to reduce materialism significantly. Second, there were no differences between men and women in the materialism they believed in. Third, there was an influence of educational background on materialism. This study also found that students with economic and business education backgrounds were more materialistic than non-economic and business students. The findings of this study indicate that knowledge of financial concepts, products, and services is not enough to reduce materialism. However, interventions are needed to encourage the financial attitude or individual perception of their long-term finances, which is essential for achieving financial resilience and financial well-being, especially for Generation Z Indonesians.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Adhi Nugroho
Abstrak :
Pada era industri 4.0, Pemerintah mendorong Industri Mikro dan Kecil (IMK) Indonesia untuk onboarding dengan mentransformasikan aktivitas usaha offline ke aktivitas usaha online melalui internet. Internet merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja IMK. Sayangnya, persentase penggunaan internet untuk aktivitas usaha pada Industri Mikro dan Kecil masih rendah. Pandemi Covid-19 tanpa disadari mempercepat proses digitalisasi IMK meskipun penjualan IMK menurun signifikan sebagai dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana peran penggunaan internet untuk aktivitas usaha pada kinerja IMK. Data yang digunakan adalah data cross section Survei IMK Tahunan 2020 dengan. Hipotesis pada penelitian ini adalah peran penggunaan internet untuk aktivitas usaha berhubungan positif dengan kinerja usaha Industri Mikro dan Kecil di masa pandemi Covid-19. Penggunan internet diuraikan sebagai penggunaan internet untuk aktivitas iklan, aktivitas penjualan produk, aktivitas pembelian bahan baku, infomasi pengembangan usaha  dan aktivitas fintech lending. Kinerja IMK  diukur dengan omset IMK pada bulan terakhir produksi di tahun 2020. Metode analisis yang digunakan adalah Propensity Scores Matching (PSM). Metode ini digunakan bertujuan untuk mengurangi selection bias karena variabel treatment bersifat tidak acak.Hasil studi ini menyatakan bahwa penggunaan internet untuk aktivitas iklan, aktivitas penjualan produk, aktivitas pembelian bahan baku, infomasi pengembangan usaha dan aktivitas fintech lending berpengaruh positif dan signifikan terhadap omset usaha IMK di masa Pandemi Covid-19 ......In the industrial era 4.0, the Government encouraged Indonesian Micro and Small Industries (IMK) to onboard by transforming offline business activities to online business activities via the internet. The Internet is one of the factors that affect the performance of IMK. Unfortunately, the percentage of internet use for business activities in Micro and Small Industries is still low. The Covid-19 pandemic has unwittingly accelerated the process of digitizing IMK even though IMK sales have decreased significantly due to the Large-Scale Social Restrictions (PSBB). This study aims to analyze the role of internet use for business activities on IMK performance. The data used is cross-section data for the 2020 Annual IMK Survey. The hypothesis in this study is that the role of internet use for business activities is positively related to the performance of Micro and Small Industry businesses during the Covid-19 pandemic. Internet use is described as Internet use for advertising activities, product sales, raw material purchasing, business development information, and financial lending activities. IMK performance is measured by IMK turnover in the last month of production in 2020. The analytical method used is Propensity Scores Matching (PSM). This method reduces selection bias because the treatment variable is not random. The results of this study state that the use of the internet for advertising activities, product sales activities, raw material purchasing activities, business development information and fintech lending activities has a positive and significant effect on IMK business turnover during the Covid-19 Pandemic.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Putri Metasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pemodelan probability of default yang tepat pada portfolio pembiayaan bersama antara bank dan fintech lending dan perusahaan pembiayaan (multi finance) pada Bank Swasta Nasional. Teknik yang digunakan sebagai perbandingan adalah teknik tradisional regresi logistik dan teknik machine learning. Penelitian dilakukan berdasarkan data Bank Swasta Nasional dari April 2019 hingga Desember 2022 dan diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu defaiult dan non-default sehingga model dapat melakukan prediksi kemungkinan nasabah gagal bayar selama durasi pinjaman. Analisis dilakukan menggunakan data aplikasi dan data transaksi tanpa melanggar aturan menjaga kerahasiaan nasabah. Selanjutnya, analisis dilakukan hanya untuk produk pembiayaan bersama pada fintech lending dan multi finance yang beroperasi hanya di Indonesia. Variabel signifikan yang memengaruhi pemodelan probability of default pada pembiayaan bersama antara bank dan fintech lending/multi finance antara lain adalah tenor, tujuan pinjaman, nominal beban bunga, deskripsi pekerjaan, kota domisili, umur dan pendapatan. Lebih lanjut, teknik tradisional regresi logistik memiliki tingkat keandalan lebih tinggi dibandingkan pendekatan machine learning decision tree pada studi kasus BSN. ......This research is to find the appropriate credit scoring model technique to build the default model based on the joint financing schemes product between bank and fintech lending and multi finances that conducted by Bank Swasta Nasional. The credit scoring model to be compared using traditional approach, logistic regression against machine learning technique. This research is case study in Bank Swasta Nasional’s portfolio starting April 2019 up to December 2022 and will be classified into default or non-default so the model can predict the possibility of customer default during the period. The analysis conducted based on variables from application and transaction data that not breaching the confidentiality of personal data in Bank Swasta Nasional. Furthermore, the analysis only applicable for joint financing schemes product to fintech lending and multi finances that already have operated in Indonesia only. The significant variable to model the probability of default for joint financing schemes between bank and fintech lending or multi finances are tenure, loan purpose, interest amount, job description, home city, age and declared income. Furthermore, the analysis showed that the traditional technique logistic regression had higher accuracy compared to machine learning using decision tree in the case study.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover