Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didik Hasan Sadikin
"Kehendak umum sebagai konsep sentral filsafat sosial politik J.J. Rousseau'. Pengertian kehendak umum muncul pertama kali di dalam karya Rousseau pada tahun 1755 Discourse on political Economy, kemudian secara panjang lebar diuraikan dalam The Social Contract pada tahun 1762. Kehendak Umum akan menjadi suatu prinsip yang mengikat dan mewarnai kehidupan warga masyarakat politis yang khas Roussau. Artinya kehendak Umum harus menjadi penggerak dan sumber segala kewajiban hukum dan moral dari masyarakat yang bersangkutan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S16125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi, translator
Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983
189.4 HAN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Bandono
"Ada 3 pilar isi tesis ini :
pertama. Tarik menarik hubungan antara individu sebagai anggota masyarakat dengan masyarakat sebagai media pengejawantahan individu, telah lama menjadi perdebatan sengit di kalangan ilmuwan. Apakah masyarakat yang mcncntukan individu atau individulah yang membentuk masyarakat Masyarakat. Perdebatan ini ibarat menentukan yang mana lebih dahulu telor atau ayam. Dunia Timur umumnya yang berwajah kolektivisme menyalahkan Dunia Barat yang individualistis, semenatar Dunia Barat menyalahkan Dunia Timur di mana individu terlalu menenggelamkan dirinya ke dalam masyarakat sehingga dianggap tidak otonom. Emile Durkheim yang notabene dari Dunia Barat, justru mengkuatirkan individualisme Barat, yang lama-lama kelamaan akan hancur oleh individualismenya. Sehingga teori Durkheim lebih `membela' pandangan Timur. Namun, Durkheim terlalu ekstrim memandang masyarakat di hadapan individu. Masyarakat dipandang segala-galanya.. Masyarakat sumber dan tujuan manusia. Setiap 'penyakit sosial' selalu dipandangnya sebagai lepasnya individu dari ikatan sosial. Bahkan fenomena bunuh diri pun dianggapnya bukan merupakan patopsikologis, tetapi berkenaan dengan integrasi individu dengan masyarakat. Seolah-olah masyarakatlah yang menentukan segalanya. Karena masyarakat dianggap dewa, maka individu dilihat dari sisi pandangan Durkheim tidak otonom.
Kedua, agama telah dipercayai sebagai salah satu pengikat solidaritas sosial. Agama seringkali hanya dilihat dari sisi ritualnya belaka. Agama dalam pengertian yang dipahami umum hanya berkenaan dengan sesuatu yang adi kodrati, supra natural, sesuatu yang berkenaan dengan dunia ghaib. Durkheim memandang lain mengenai agama. Agama dipandangnya merupakan aspek sakral dari masyarakatnya. Agama, menurutnya, tidak berkenaan dengan supra natural, tetapi berkenaan dengan sesuatu yang sakral. Agama adalah masyarakat dalam bentuk lain. Agama bersumber, berasal, terletak di masyarakat. Agama bukanlah metafenomenal yang Bering dipahami selama ini, tetapi sebuah fenomena kemasyarakatan.
Ketiga, Agama penurut pandangan Durkheim telah kehilangan 'roh' nya sebagai pengikat solidaritas sosial. Karena agama yang dipahami orang adalah abstrak dan tidak membumi. Maka agama masyarakatlah yang mampu mengiukat masyarakat Tesis ini berusaha menelusuri akar-akar pemikiran Durkheim tentang Agama. Pilar pembahasan diawali dengan pandangan Durkheim tentang masyarakat, Sosiologi (fakta sosial) , moralitas dan agama. Kemudian faktor-faktor dan akar-akar pemikiran durkheim diidentifikasikan dan dianalisis.
Dari pembahasan ditemukan bahwa agama dalam pengertian Durkheim adalah kepercayaan masyarakat yang turun temurun, bukan agama dalam pengeritan agama samawi. Pemikirannya tentang agama sangat positivistik-sekuler dan reduksionistis.Moralitas pun oleh Durkheim hanya dipahami `sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai kolektif, yang berseberangan dengan pandangan Immnuel Kant yang menekankan hati nurani..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T37276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paris : Librairie Armand Colin
050 BSF 43 (1949)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ataswarin Kamariah Muwardi Bambang Sarah
"Sebagai seorang filsuf besar, Auguste Comte telah banyak menulis dan mengungkapkan hasil refleksi filosofisnya tentang kehidupan di dalam karya-karya yang bermutu tinggi. Berdasarkan judul skripsi yaitu, FILSAFAT S0SIAL MENURUT AUGUSTE COMTE, di sini kami akan berusaha mempelajari, memahami dan mengungkapkan pemikiran Auguste Comte tentang konsep masyarakat. Setelah kami mempelajari beberapa karya Auguste Comte, ternyata kami dapat mengetahui bahwa pemikirannya meliputi masalah-masalah agama, ilmu pengetahuan, sejarah dan masyarakat. Karena luasnya permasalahan yang ada, kami akan membatasi pada masalah masyarakat saja. Auguste Comte menjelaskan pemikirannya tentang masyarakat secara panjang lebar. Di sini dapat kami rumuskan beberapa masalah yang dapat menunjang pemahaman tentang konsep masyarakat seperti apa yang diciptakan oleh Auguste Comte. Permasalahan pertama, landasan apa yang digunakan oleh Auguste Comte dalam rangka menyusun konsep masyarakat. Kedua, usaha apa yang dilakukan Auguste Comte dalam rangka memahami masyarakat. Ketiga, bagaimanakah perkembangan masyarakat tersebut. Sedangkan yang terakhir bagaimanakah konsep masyarakat yang ideal bagi kehidupan manusia."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S15975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library