Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farras Safira
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang bagaimana penerjemahan narasi dari novel dan film menjadi elemen scenery pada panggung pertunjukan teater musikal. Penyampaian cerita pada teater musikal melalui dialog, lagu, dan tarian, yang dibawakan oleh aktor dibantu diceritakan melalui elemen visual yaitu scenery agar dapat dipahami oleh penonton secara utuh. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui metode penerjemahan latar pada novel dan film dan pengaruhnya terhadap scenery design dalam panggung teater musikal, serta mengetahui relasi antara hasil penerjemahan dengan persepsi penonton. Dengan studi kasus yang menggunakan subjek Musikal Laskar Pelangi, ditemukan kesimpulan bahwa hasil penerjemahan scenery yang dihasilkan pada teater musikal sangat dipengaruhi oleh visual image yang telah dihasilkan oleh bentuk narasi sebelumnya. Pada proses penerjemahan, narasi dalam novel dan film menentukan aspek inti dan detail yang akan ditampilkan kembali pada bentuk scenery teater musikal. Dalam praktiknya, elemen scenery melalui elemen visual dasar dikolaborasikan dengan berbagai elemen panggung lainya untuk membentuk persepsi penonton terhadap cerita.
ABSTRACT
This paper discusses how a narrative from a novel and or film is translated into scenic design in a musical theatre show. Telling a story in musical theatre through dialogue, song, and dance, is delivered by actors and supported by visual elements including the scenic design, thus that the audience could have a richer understanding. This paper rsquo s objective is to uncover the methods used to interpret locations in a novel and or film and its implication to the scenic design in the musical theatre form. This paper is also written to know the relation between the result of the interpretation process and the audience rsquo s perception. The case study was conducted through Musikal Laskar Pelangi. The analysis shows that the scenic interpretation produced in the musical theatre form was highly affected by the visual image created by the previous narrative forms. In the adaptation process, narratives from Laskar Pelangi rsquo s novel and film provided the core and details of the scenic design in the musical theatre form. In practice, the scenic elements can be collaborated with other elements on the stage to create the audiences perception of the story.
2017
S67008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Luthfiah Rahmawati
Abstrak :
Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda dan sekutu tidak langsung usai. Belanda kemudian melancarkan Agresi Militer I dan mengerahkan pasukan khusus yang salah satunya dipimpin oleh Letnan Satu Raymond Paul Pierre Westerling untuk memberantas tokoh-tokoh yang masih memperjuangkan kemerdekaan. Peristiwa pemberantasan itu kemudian diadaptasi menjadi sebuah film yang dirilis pada tahun 2020 berjudul De Oost. Walaupun film ini berlatarkan Indonesia yang telah merdeka, kemunculan Orientalisme masih dapat dilihat. Dampak dari adanya Orientalisme mempengaruhi persepsi penonton mengenai keseluruhan jalan cerita film. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan wacana Orientalisme dalam film De Oost. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa di dalam film De Oost, Orientalisme dapat dilihat melalui latar tempat, perilaku dan tutur kata bangsa Eropa yang merendahkan pribumi, serta ujaran yang merendahkan Hindia-Belanda. Dari film ini juga diketahui bahwa wacana Orientalisme tidak hilang begitu saja walaupun Indonesia telah merdeka. ......After Indonesia declared independence on August 17, 1945, the struggle of Indonesian peoples against the Netherlands and the Allies was not over yet. The Netherlands then launched Operation Product and mobilized a special force, one of which was led by First Lieutenant Raymond Pail Pierre Westerling to eradicate figures who were still fighting for Indonesia’s independence. That eradication was adapted as a film titled De Oost which was released in 2020. Even though this film was set after Indonesia’s independence, Orientalism can still be seen in it. The impact of Orientalism in the film affects the viewers’ perception about the whole film. This research aims to explain Orientalism in the film De Oost. The result of this research shows that Orientalism can be seen in how the places are shown, Europeans’ behaviors and speech that degrade the natives, as well as speech that degrades Dutch East Indies. From this film it is also known that Orientalism didn’t just disappear after Indonesia declared independence.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Farah Lutfiputri
Abstrak :
Sebagai sebuah konstruksi sosial, pandangan masyarakat terhadap masa kanak-kanak terus berubah dari waktu ke waktu. Karya-karya sastra seperti film dan novel yang memiliki karakter anak-anak di dalamnya dari era yang berbeda-beda dapat menjadi media untuk melihat perubahan tersebut. Karya tulis ini menganalisa film Wendy (2020) sebagai sebuah adaptasi dari novel anak-anak klasik Peter Pan (1911) karya J.M. Barrie. Sebagai sebuah film adaptasi, terdapat sejumlah perubahan dari karya aslinya yang menjadikan ceritanya lebih relevan dengan konteks saat ini, termasuk bagaimana masa kanak-kanak digambarkan. Dengan melakukan analisis secara tekstual dan komparatif, penelitian ini bertujuan untuk melihat transformasi yang terjadi pada film Wendy (2020) serta bagaimana penggambaran masa kanak-kanak pada film ini memiliki sejumlah perbedaan dari novel aslinya. Merujuk pada teori postmodernisme yang dicetuskan oleh Jean Francis Lyotard, teori adaptasi oleh Linda Hutcheon, dan elemen-elemen analisis film oleh Bordwell dan Thompson, penelitian ini menunjukkan bagaimana film Wendy (2020) menampilkan konsep masa kanak-kanak postmodern melalui penggambaran peran atau tugas anak, agensi anak, dan juga hubungan anak-anak dengan orang dewasa. ......The view towards childhood as a social construct remains to change from time to time. Literary works, such as films or novels from different periods of time which feature children's characters as the protagonists can be the right medium to identify those shifts. This article analyzes Wendy (2020) film as the latest adaptation of J.M. Barrie’s classic children novel Peter Pan (1911). This film has made some transformation from the original novel to put the story more relevant in today’s context, including how it showcases childhood that is experienced by the children’s characters. Using the textual and comparative analysis, this study attempts to see the transformations which occur in the film adaptation and how it shows a different childhood construction from the one appearing in the source novel. Referring to the concept of postmodern childhood, Linda Hutcheon’s adaptation theory, and Bordwell and Thompson’s elements of film analysis, this study reveals how Wendy (2020) has exemplified the concept of postmodern childhood through its portrayal of the children’s roles, children’s agency, and the children-adults relationship.
2021: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Talyta Chita Rumpoko
Abstrak :
Thesis ini menganalisis perubahan yang ada di film adaptasi Percy Jackson and the Olympians: The Lightning Thief (2010) beserta efek dari perubahan-perubahan tersebut terhadap penggambaran karakter perempuan ketika dibandingkan dengan teks sumber (2005). Penelitian ini akan menilai tingkat validitas opini para penggemar yang cenderung memihak novel dibandingkan dengan film adaptasinya. Dengan mengetahui hal ini, penonton dapat melihat bahwa berbeda dengan opini publik, keputusan akan perubahan yang ada di dalam film adaptasi Percy Jackson (2010) membuat representasi perempuan menjadi lebih kompleks. Dengan ini, penulis berharap penonton akan menganalisis film adaptasi lebih lanjut sebelum menetapkan pendapat dan memperlakukan adaptasi bukan hanya sebagai salinan dari teks sumber, tetapi sebagai adaptasi itu sendiri. Artikel ini menggunakan penilitian kualitatif, analisis textual, serta mise-en-scène untuk menganalisis data.
The focus of this study is to analyze alterations that are made in the movie adaptation Percy Jackson and the Olympians: The Lightning Thief (2010) and the effect that it brings to the depiction of female characters when being compared to the source text, Percy Jackson and the Olympians: The Lightning Thief (2005). This study assesses the validity of fan preference for the novel over the movie. Knowing this will allow the audience to see that despite the popular belief, the decision to make changes in the movie adaptation create a more complex female representation. This article uses qualitative research, textual analysis, as well as mise-en-scène to analyze the data. The researcher suggests that audience will analyze movie adaptation further and treat adaptations as adaptations, not as mere copies of its original text.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library