Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Aisyah Fitrianita Safitri
Abstrak :
Jepang sebagai negara dengan teknologi maju telah memproduksi bermacam- macam hiburan sebagai komoditas dalam berbagai macam media dan bentuk. Skripsi ini akan membahas mengenai fetisisme komoditas pada konsumen otome game yang terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, akan dijelaskan mengenai sejarah video game dan otome game di Jepang diikuti dengan penjelasan mengenai konsep fetisisme komoditas. Kemudian pada bagian kedua akan membahas lapisan terluar dari otome game, yaitu budaya pop Jepang yang dikhususkan pada industri hiburan dua dimensi. Selanjutnya akan dibahas mengenai industri merchandising disebut dengan goods di Jepang, seperti jenis- jenis goods yang dapat ditemukan di Jepang serta membahas bagaimana fetisisme terbentuk dengan goods sebagai objek fetish. Pada bagian ketiga, skripsi ini akan membahas mengenai apa itu otome game dan eksistensinya di masyarakat Jepang modern. Pada akhir pembahasan akan dibahas mengenai terbentuknya fetisisme komoditas terhadap karakter laki-laki dalam otome game.
......
As one of technically advanced countries, Japan has produced many kinds of entertainment as a commodity into various media and forms. This thesis will explain about commodity fetishism in Japanese otome game consumers which will be divided into three sections. First, this thesis will explain the history of video game and otome game in Japan followed by explanation of the concept of commodity fetishism. Second, this thesis will explain the outermost layer of otome game, which is Japanese pop culture that is focused towards two dimensional entertainment industry. It will also explain about merchandising referred as goods industry in Japan, such as kinds of goods that you can find in Japan, and how fetish is formed with goods as the object of fetish. Third, this thesis will explain what is otome game and its existence among modern Japanese society. By the end of this thesis it will be explained too how fetishism is formed towards male character in otome game.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66452
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Evan Gavriel Harazaki
Abstrak :
Kopi telah memiliki sejarah panjang dalam masyarakat Indonesia dan terus berperan besar dalam masyarakat setempat. Konsumsi kopi telah menjadi gaya hidup yang berkembang dari generasi ke generasi dan menjadi peluang bisnis yang besar bagi banyak orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana bahasa Inggris dikomodifikasikan dalam konteks kedai kopi di Bandung, Indonesia karena bahasa Inggris telah menjadi salah satu bahasa utama di era globalisasi. Penelitian metode campuran dilakukan dengan menggunakan penelitian lanskap linguistik menu di layanan pesan-antar makanan online untuk kedai kopi. Ditemukan bahwa bahasa Inggris secara menyeluruh dikomodifikasikan melalui penggunaan Fetish Linguistik, Global Englishes, Arus Transkultural, dan McDonald-isasi. Kedai kopi di Bandung telah menggunakan bahasa Inggris untuk menciptakan persepsi keaslian dan kualitas yang lebih tinggi untuk membenarkan produknya yang lebih mahal. Apalagi bahasa Inggris telah menjadi bahasa yang paling dominan dalam industri kopi Indonesia dan telah meminggirkan bahasa daerah Indonesia melalui imperialisme linguistik.
......Coffee has had a long history in Indonesian society and continues to play a big role in the local community. The consumption of coffee has been an evolving lifestyle for generations and become a great business opportunity for many. The intention of this research would be to investigate how English has been commodified in the context of coffee shops in Bandung, Indonesia as English has been one of the main languages of the globalization era. The mixed method research was done using the linguistics landscape research of menus in online food delivery service for coffee shops. It was found that English is thoroughly commodified through means of utilizing Linguistic Fetish, Global Englishes, Transcultural Flows, and McDonaldization. Coffee shops in Bandung have used English to create a perception of authenticity and higher quality to justify its more expensive products. Moreover, English has become the most dominant language in the coffee industry of Indonesia and has marginalized Indonesian local languages through linguistic imperialism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library