Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boylen, Margaret
New York: Random House, 1961
813.52 BOY m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusufa Islam Armyando
Abstrak :
Kemajuan teknologi membawa perubahan dalam industri musik, baik dari sisi konsumen dan produsen. Konsumen kini memiliki akses terhadap musik yang sangat luas dengan layanan on-demand music streaming yang turut membentuk perilaku mereka. Produsen juga dapat memproduksi musik lebih mudah dengan bantuan digital audio workstation. Kemudahan yang dibawa oleh transformasi digital ini memungkinkan musisi independen untuk mencapai pasar yang semakin tersegmentasi. Penggemar dari kelompok musik pun akan muncul dan berkemungkinan besar untuk membentuk brand community mereka masing-masing. Perwujudan brand community tersebut dapat ditemui dalam skena musik indie di Indonesia, dalam hal ini adalah Kelelawar sebagai brand community penyuka kelompok musik .Feast. Penelitian ini mengungkap proses pembentukan brand community “Kelelawar” dan praktik mereka sebagai brand community. Praktik ini meliput ritual moshing, pembelian mechandise, berkumpul bersama, sampai pembuatan konten media sosial.
Technological advancement bring a change into the music industry. That applies on consumer and producer side. Consumers nowadays have a wide access into music with help of on-demand music streaming services. The producers also could produce music easier with the help of digital audio workstation. The easiness that bought with the digital transformation enable independent musician to reach more segmented market. The fans of those music groups will emerge and could make their own brand community. The embodiment of that brand community can be found on Indonesia’s indie music scene. This research take Kelelawar as that embodiment as .Feast’s brand community. This research uncover the building process of “Kelelawar” brand community and their practices as a brand community. The practices includes moshing ritual, merchandise buying, get together, until making social media content.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Berto Habibi
Abstrak :
ABSTRAK
Pada abad ke-21, industri musik mengalami perubahan. Digitalisasi media menyebabkan pertanyaan mengenai konsep mainstream. .Feast merupakan kelompok musik yang muncul pada tahun 2018 dengan menyuarakan lagu perlawanan. Sebagai sebuah subkultur kelompok musik, .Feast menciptakan ceruk penggemar. Di mana, lagu .Feast dijadikan bentuk perlawanan oleh penggemarnya. Tesis ini berargumen bahwa tragedi sosial yang selama ini terjadi di sekitar kita dapat diaspirasikan melalui berbagai medium, salah satunya musik. Pada tulisan ini, peneliti berusaha menjembatani konsep media musik dan subkultur sebagai bentuk resistensi dari keadaan sosial yang terjadi di sekitar kita. Dalam Tesis ini peneliti berusaha memperkaya sudut pandang dengan mengaplikasikan model komunikasi SMMRF milik Lasswell 1984, dengan melihat keresahan sebagai pesan yang disampaikan .Feast melalui musik yang didengarkan dan ditanggapi oleh berbagai macam cara dari pendengar lagu-lagu .Feast. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan metodologi fenomenologi
ABSTRACT
In the 21st century, the music industry is undergoing change. Digitalisation of media led to questions regarding the concept of mainstream. .Feast is a music group that emerged in 2018 by voicing resistance songs. As a music subculture, .Feast creates their niche for fans. Where, the song .Feast used as a form of resistance by their fans. This thesis argues that social tragedies that have occurred around us can be aspirated through various media, one of which is music. In this paper, researchers try to bridge the concept of music media and subculture as a form of resistance from social conditions that occur around us. In this thesis, the researcher tries to enrich his perspective by applying the Lasswell 1984 SMMRF communication model, by seeing anxiety as a message conveyed by .Feast through music that is listened to and responded to in various ways from listeners to .Feast songs. This research uses constructivist paradigm with phenomenology methodology.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Rianti Demerista
Abstrak :
Komik Fokke & Sukke adalah komik populer di Belanda yang sarat dengan unsur humor dan satir. Komik ini juga hadir dalam bentuk komik kalender sobek Fokke & Sukke Scheurkalender 2012 dan menyajikan cerita yang sesuai dengan momen pada tanggal tertentu, salah satunya pada momen hari besar di Belanda. Pada momen hari besar tertentu, komik ini sarat dengan muatan tanda-tanda budaya Belanda yang konkrit maupun abstrak. Tanda-tanda yang hadir dalam judul, gambar, dan dialog ini berinteraksi dalam bentuk makna denotatif, konotatif, metafora, dan metonimi. Kesatuan makna dalam tanda-tanda yang muncul tersebut melukiskan pandangan tokoh utama (Fokke dan Sukke) terhadap hari-hari besar di Belanda yang pada akhirnya merupakan representasi budaya Belanda. ...... Fokke & Sukke is a popular comic in Netherlands that contains satirical humor. This comic also published in comic calendar Fokke & Sukke Scheurkalender 2012 with stories according to the moment by the date self, especially in the feast day. In the current feast day, this comic contains of Dutch cultural signs: concrete and abstract. The signs that appear in the title, pictures, and dialog interact in various forms, such as denotative, connotative, metaphor, and metonymy. The collaboration of signs meaning presents the perspective of Fokke and Sukke as the main characters in the comic. It can be concluded then as the representation of Dutch culture.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library