Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akwila Eka Meliani
Abstrak :
ABSTRAK Dewasa ini, perkembangan otomotif di berbagai negara, terutama di Indonesia, semakin mengalami kemajuan, mulai dari model kendaraan sampai jenis bahan bakar yang digunakan. Bahan bakar yang paling banyak digunakan adalah bensin. Semakin banyaknya produksi mesin bensin sejak 1920-an memengaruhi peningkatan kebutuhan bensin. Hal ini menyebabkan perlunya memperhatikan kualitas bensin. Banyak penerapan teknologi yang telah digunakan untuk meningkatkan kualitas bensin, tetapi ada satu permasalahan yang kurang diperhatikan dan dikenal masyarakat luas Indonesia, yaitu pembentukan deposit pada mesin kendaraan, terutama pada daerah combustion chamber. Pada karya ilmiah ini, akan dibahas solusi yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada, yaitu sintesis dan evaluasi Deposit Control Additive DCA berbahan dasar Fatty Acid Methyl Ester FAME dari minyak kelapa sawit yang akan direaksikan dengan senyawa amina, yaitu ethanolamine MEA dan diethanolamine DEA . Banyak sekali jenis DCA, tetapi yang akan dibahas adalah jenis DCA bio-based. Hal ini dikarenakan jenis bio-based lebih tidak berbahaya bagi lingkungan. Pembuatan FAME dari minyak sawit dibuat dengan cara transesterifikasi, yaitu mereaksikannya dengan metanol pada suhu 70oC selama 1 jam. Digunakan juga katalis basa kalium hidroksida KOH sebanyak 1 berat dari minyak sawit. Dari reaksi tersebut, akan dihasilkan produk utama FAME yang harus dimurnikan dari produk sampingnya, yaitu gliserol. FAME yang dihasilkan sebagian diepoksidasi, yaitu mereaksikan FAME dan asam format HCOOH dengan katalis asam peroksida H2O2 . Kemudian, FAME diaminasi dengan cara direaksikan dengan senyawa amina, yaitu MEA atau DEA, dan katalis yang digunakan adalah KOH. Suhu operasi adalah 110 ndash; 120oC selama 2 jam. Hasil-hasil tersebut kemudian diuji FTIR dan sifat anti-depositnya.
ABSTRACT Nowadays, the development of automotive in various countries, especially in Indonesia, progressively progressed, ranging from vehicle model to type of fuel used. The most widely used fuel is gasoline. The growing production of gasoline engines since the 1920s affected the increase in the need for gasoline. This causes the need to pay attention to the quality of gasoline. Many applications of technology have been used to improve the quality of gasoline, but there is one problem that is not considered and known to the wider community, namely the formation of deposits in vehicle engines, especially in the combustion chamber area. In this paper, will be discussed a solution to solve the existing problems, namely Deposit Control Additive DCA based on Fatty Acid Methyl Ester FAME from palm oil to be reacted with amine compounds, such as ethanolamine MEA and diethanolamine DEA . There are so many different types of DCA, but what will be discussed is the bio based DCA type because of its harmless to the environment. FAME is made by transesterification reacting palm oil with methanol at 70oC. Potassium hydroxide KOH catalyst is used 1 weight of palm oil. From the reaction, the main product of FAME to be purified from its by product, glycerol. Partially generated FAME is epoxidized reacting FAME and formic acid with peroxide acid catalyst H2O2 . Then, FAME is aminated reacting with an amine compound, MEA or DEA and the catalyst used is KOH at 110 120oC. The results are then tested FTIR and anti deposit properties.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yumna Alya
Abstrak :
Pemerintah Indonesia telah menetapkan mandatori B30 dengan penetapan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No.12 Tahun 2015. Hal ini mendorong pada peningkatan volume distribusi suplai biodiesel diseluruh Indonesia demi memenuhi mandatori tersebut. Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai salah satu bahan biodiesel dicampurkan pada solar untuk menciptakan biofuel, yang didistribukan ke Badan Usaha Bahan Bakar Minyak untuk dicampurkan. Skema distribusi FAME saat ini belum optimal dan menghasilkan total biaya ongkos angkut(OA) yang tidak ekonomis. Pada penelitian ini, penulis menggunakan transportation problem model untuk mengoptimalkan penyaluran distribusi FAME dan menekan total biaya distribusi. Hasil dari optimasi mampu menghemat 22.6% dari total biaya distribusi jika dilakukan BAU (business as usual). Rute yang dipilihpun hanya sebanyak 92 rute, yang mana lebih sedikit daripada sebelumnya yaitu 104 rute. Proyeksi permintaan pada 2027 juga dilakukan dengan metode simple moving average, yaitu naik 11.22% dari 2022, lalu di masukkan ke dalam model optimasi bersama kapasitas BUBBN maksimal, yang menghasilkan 23.26% penghematan total biaya OA dan 86 rute terpilih. Disarankan untuk mengerjakan kajian lebih lanjut yang mengintegrasi jarak pada model untuk menemukan rekomendasi rute yang lebih sesuai dengan keadaan lapangan yang mementingkan jarak dan waktu pula dalam penentuan rute. ......The Indonesian government has set a mandatory B30 with the stipulation of Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia No. 12 of 2015. This encourages an increase in the volume of distribution of biodiesel supply throughout Indonesia in order to fulfill the mandate. Fatty Acid Methyl Ester (FAME) as one of the biodiesel ingredients is mixed in diesel to create biofuel, which is distributed to Oil Fuel Business Entities to be mixed. The current FAME distribution scheme is not optimal and results in an uneconomic total cost of transportation (OA). In this study, the authors use the transportation problem model to optimize the distribution of FAME distributions and reduce the total distribution costs. The results of the optimization are able to save 22,6% of the total distribution costs if BAU (business as usual) is carried out. Only 92 routes were selected, which is less than the previous 104 routes. Projection on demand in 2027 also searched with simple moving average method, which is increased 11.22% from 2022, then optimized into the model with maximal BUBBN capacity, resulting 23.26% saving OA total cost and 86 routes. It is recommended to carry out further studies that integrate the distance in the model to find route recommendations that are more suitable for field conditions which also place the importance on distance and time in determining the distribution routes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanti
Abstrak :
Katalis heterogen memiliki berbagai keunggulan diantaranya mudah dipisahkan dengan produk, dapat dipakai ulang dan lebih ramah lingkungan. Sintesis katalis bimetal Ni-Co - yang diammobilisasi dari clay Tapanuli telah dilakukan. Awalnya dilakukan sintesis Na-Bentonit yang bertujuan untuk menyediakan ruang yang cukup untuk ammobilisasi bimetal ke dalam interlayer clay sehingga bimetal dapat terammobilisasi dengan maksimal. Selanjutnya dilakukan ammobilisasi bimetal Ni-Co pada clay Tapanuli sehingga didapatkan katalis bimetal Ni-Co/Na-BP. Katalis bimetal Ni-Co/Na-BP dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction, Fourrier Transform Infra Red, Energy Dispersive X-Ray Analysis dan uji katalitik dengan Gas Chromatoghraphy. Hasil Fourrier Transform Infra Red menunjukkan adanya penggantian sejumlah besar kation interlayer yang biasanya ada pada pembentukan hidrat yaitu penurunan intensitas puncak ?OH di bilangan gelombang 1638 cm-1 dan bergeser ke 1628 cm-1 setelah ammobilisasi. Hasil X-Ray Diffraction menunjukkan puncak montmorilonit bergeser dari 2θ = 5,96° ke 8,94° dengan nilai basal spacing sebesar 14,82 Å menjadi 9,86 Å. Hasil ini menunjukkan bahwa logam Ni, dan Co masuk ke interlayer clay melalui mekanisme pertukaran kation. Hasil Energy Dispersive X-Ray Analysis menunjukkan logam Ni dan Co dapat terammobilisasi pada clay dengan perbandingan 1 : 1. Uji katalitik pada reaksi transesterifikasi memperlihatkan bahwa katalis bimetal Ni-Co/Na-BP menghasilkan fatty acid methyl ester terbesar yaitu 2 % serta lebih selektif terhadap produk yang dihasilkan yaitu dapat mengkonversi asam palmitat menjadi metil palmitat lebih banyak sebesar 0,28 %.
Heterogen catalysts have various advantages, they are easy to separate with their product, can be reusable and environment friendly materials. Synthesis Ni-Co bimetallic catalysts that were ammobilized by Tapanuli clay have been carried out. Firstly the synthesis of Na-Bentonite was conducted to allow enough area for ammobilizing bimetal in the clay interlayer. Secondly bimetal Ni-Co ammobilization in the Tapanuli clay and resulted Ni-Co/Na-BP bimetallic catalysts. The immobilization was characterized by X-Ray Diffraction, Fourrier Transform Infra Red, Energy Dispersive X-Ray Analysis and catalytic test with Gas Chromatoghraphy. Fourrier Transform Infra Red spectra showed subtitution of a high number interlayer cation wich consisted of a hidrated formation. This formation decreased the peak intensity of ?OH and this peak shifted from 1638 cm-1 to 1628 cm-1. X-Ray Diffraction spectra showed the montmorillonit peak of 2θ = 5,96° shifted to 2θ = 8.94° with the alteration of basal spacing from 14.82 Å to 9.86 Å. This result indicated the insertion of Ni and Co in interlayer clay with a cation exchange reaction. Energy Dispersive X-Ray Analysis showed the ammobilized of Ni and Co in clay was in ratio 1: 1. Catalytic test in the transesterification reaction showed that Ni-Co/Na-BP bimetallic catalyst yielded biggest fatty acid methyl ester with the amount of 2 % and also was more selective toward product which yielded higher palmitic acid conversion to methyl palmitic with the amount of 0,28 %.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melfinda Nurulita Alfino
Abstrak :
Biodiesel yang terdiri dari senyawa fatty acid methyl ester (FAME) menjadi salah satu solusi bahan bakar alternatif karena dapat terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan secara berkelanjutan di masa mendatang. Senyawa FAME terbentuk dari reaksi transesterifikasi asam lemak yang terkandung dalam minyak nabati atau limbah yang kaya asam lemak seperti minyak goreng bekas menggunakan alkohol rantai pendek dengan bantuan katalis. Pada penelitian ini dilakukan sintesis katalis core-shell CaO@SiO2 menggunakan metode Stöber dan surfaktan CTAB dengan variasi parameter waktu, jenis katalis, dan jumlah katalis terhadap uji aktivitas katalisis dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Kombinasi dari material CaO dan SiO2 dengan struktur core-shell memberikan kinerja aktivitas katalisis yang baik dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Katalis yang berhasil disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, dan SEM. Sedangkan, yield dan kemurnian FAME dianalisis menggunakan GC-MS. Reaksi transesterifikasi dari core-shell CaO@SiO2 menghasilkan yield FAME sebesar 60.29% dengan jumlah katalis 2 wt.% dan waktu reaksi selama 4 jam pada suhu 65 oC. ......Biodiesel consists of fatty acid methyl ester (FAME) compounds, which is one of the alternative fuel solutions due to its biodegradable nature. Thus, making it more environmentally friendly and can be used sustainably in the future. FAME compounds are formed from the transesterification reaction of fatty acids contained in vegetable oil or waste which are rich in fatty acids, such as waste cooking oil using short chain alcohol with the help of a catalyst. In this research, the synthesis of core-shell CaO@SiO2 catalyst carried out using the Stöber method and CTAB surfactant with various parameters of time, type, and the amount of catalyst to test the catalytic activity in the transesterification reaction process of waste cooking oil into FAME. The combination of CaO and SiO2 materials with a core-shell structure provide good catalytic activity performance and stability in the transesterification reaction process of used cooking oil into FAME. The synthesized catalyst is characterized using FTIR, XRD, and SEM. Meanwhile, the yield and purity of FAME are analyzed using GC-MS. The transesterification reaction from core-shell CaO@SiO2 obtained the highest yield of FAME up to 60.29% with a catalyst amount of 2 wt.% and a reaction time of 4 hours at 65 oC.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Amirullah
Abstrak :
Pemerintah Republik Indonesia telah mendorong penggunaan biodiesel B30 pada tahun 2020 dengan penetapan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 12 Tahun 2015. Hal ini berimplikasi pada peningkatan pengadopsian biodiesel di berbagai sektor. Untuk membentuk biodiesel B30, Fatty Acid Methyl Ester (FAME) digunakan sebagai bahan pencampur minyak solar dengan proporsi 30% untuk FAME dan 70% untuk minyak solar. Namun, perlu adanya perhatian lebih mengenai kendala yang dialami dalam proses distribusi FAME seperti jumlah titik serah yang turut meningkat seiring dengan volume pemanfaatan biodiesel yang meningkat dan banyaknya opsi pola pemenuhan kebutuhan FAME. Skema distribusi FAME yang dilakukan di Indonesia saat ini berbasis pada jaringan point-to-point atau pengiriman langsung dari titik suplai menuju ke titik serah. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menggunakan jenis jaringan lain yaitu hub-and-spoke dengan menugaskan sejumlah titik suplai atau titik serah untuk menjadi sarana penerimaan, penyimpanan dan penyaluran FAME bagi daerah sekitarnya. Hasil dari optimasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat trade off antara kedua tipe jaringan distribusi. Skenario point-to-point memiliki biaya distribusi 35% lebih rendah jika dibandingkan dengan skenario hub-and-spoke. Namun, skenario hub-and-spoke memiliki lead time 24% lebih rendah jika dibandingkan dengan skenario point-to-point.......The Government of the Republic of Indonesia has encouraged the use of B30 biodiesel in 2020 with the stipulation of Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia No. 12 of 2015. This has implications for increasing biodiesel adoption in various sectors. To form biodiesel B30, Fatty Acid Methyl Ester (FAME) is used as a mixing material for diesel oil with a proportion of 30% for FAME and 70% for diesel oil. However, it is necessary to pay more attention to the constraints experienced in the FAME distribution process, such as the number of delivery points which also increases along with the increasing volume of biodiesel utilization and the many options for fulfilling FAME needs. The current FAME distribution scheme in Indonesia is based on a point-to-point network or direct delivery from the supply point to the delivery point. In this study, the researcher tries to use another type of network, namely hub-and-spoke by assigning several supply points or delivery points to be a means of receiving, storing, and distributing FAME for the surrounding area. The results of the optimization carried out show that there is a trade off between the two types of distribution networks. The point-to-point scenario has 35% lower distribution costs when compared to the hub-and-spoke scenario. However, the hub-and-spoke scenario has a 24% lower lead time when compared to the point-to-point scenario.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library