Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Nusya Puteri
"Analisis Situasi: Masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar akan pentingnya mengekspresikan kepribadian masing-masing lewat apa yang mereka kenakan. Hal ini memicu pasar fashion di Indonesia untuk terus berkembang baik dalam lingkup lokal maupun dunia. Namun sayangnya kemunculan ini tidak didukung penuh oleh media fashion di Indonesia. Sehingga masyarakat pun terbiasa memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi mengenai trend fashion lokal. Maka dari itu, situs The Local Front berusaha menjawab kebutuhan tersebut. Selain memberikan informasi dan berita yang dibutuhkan konsumen hal ini juga dapat membangun fashion scene di Indonesia. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe.
Manfaat bagi khalayak: Sebagai wadah informasi mengenai trend fashion lokal di Indonesia dan dikemas dengan pembahasan yang mendalamManfaat bagi pengelola: Sebagai sarana dalam menyampaikan informasi yang mengedukasi target sasaran mengenai fashion dan trend mode lokal di Indonesia.
Tujuan: Menjadi situs yang memberikan informasi, wawasan dan hasil analisis trend yang dapat digunakan target sasaran untuk memperluas pemahaman mengenai trend fashion lokal.
Prototipe yang Dikembangkan: Situs The Local Front akan menyajikan hasil pengamatan mengenai trend fashion lokal di Indonesia. Target khalayak adalah pengguna internet yang aktif mengikuti perkembangan trend,berusia 19-25 tahundengan SES A dan B.
Evaluasi: Media pre-test dilakukan menyebar kuisioner online kepada 30 responden setelah membaca konten prototipe. Evalusi input akan dilaksanakan dalam Rapat Redaksi dengan menganalisa hasil laporan tiap divisi dan jumlah pengiklan Evaluasi output akan dilakukan pemantauan khusus akan dilakukan pada situs ini melalui web statistic, yakni traffic, page view, share, subscribe dan jumlah comment untuk melihat trend dan minat pengunjung situs. Evaluasi outcome dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang meninjau pada evaluasi kehadiran situs sesuai dengan tujuan awalnya. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Btari Nadine Isaputri
"Industri fashion di Indonesia sendiri telah memberikan kontribusi yang cukup besar untuk Produk Domestik Bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif senilai Rp166 triliun (18,01%) di tahun 2016. Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat juga meningkatkan popularitas produk fashion lokal di kalangan konsumen, khususnya generasi milenial. Namun, khalayak membutuhkan lebih dari sekedar informasi referensi. Kaum milenial tertarik pada cerita di balik sebuah merek, proses pembuatannya, hingga keterkaitan merek dengan isu tertentu. Sayangnya, media gaya hidup lebih banyak menyajikan fashion seperti iklan, tanpa disertai kaidah jurnalistik seperti kritis dan memberikan konteks lebih luas. Media baru jurnalisme fashion ini dapat menjadi upaya dalam menyajikan laporan yang kritis dan dengan konteks lebih luas tentang dunia fashion lokal di Indonesia. Manfaat dan tujuan pengembangan prototipe ini adalah menyajikan informasi tentang dunia fashion lokal Indonesia dalam bentuk jurnalistik yang kritis. Tujuannya adalah menjadi pionir jurnalisme fashion kritis di Indonesia degan format situs web yang mudah diakses, interaktif, menarik dan menawarkan informasi komprehensif. Local Thread adalah media jurnalisme fashion lokal di Indonesia berbasis situs. Media ini menyajikan konten laporan fashion yang kritis dan memberikan konteks yang lebih luas, sehingga konten tidak sekedar perpanjangan iklan. Konten juga disesuaikan dengan selera fashion khalayak target, yaitu para milenial. Evaluasi dibagi menjadi evaluasi khalayak dan evaluasi produk. Evaluasi khalayak dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online yang dipasang di situs Local Thread dan tautan e-mail di database subscribers Local Thread. Sementara evaluasi produk akan dilakukan oleh tim Local Thread melalui rapat redaksi berkala.

Indonesian fashion industry has contributed largely in the creative economy sector of Gross Domestic Product (GDP), which accounted for Rp166 trillion (18,01%) in 2016. The rapid rise of technology and information has also increased the popularity of local fashion products in consumers, especially millennials. But, the audience needs more than just reference information. Millennials are interested in the story behind a brand, the process of making, to a brand's association with certain issues. Yet, most lifestyle media presents fashion as an advertisement, without attributing journalistic elements such as criticality and wider context. This new fashion journalism media will be an effort to provide more critical reports with wider context about the local fashion in Indonesia. Benefit and purpose of the prototype is to present information about Indonesian fashion world in critical journalistic product. The purpose is to become a pioneer in critical fashion journalism in Indonesia through the format of a website that is accessible, interactive, interesting and providing comprehensive information. Local Thread is a web-based local fashion journalism media in Indonesia. This media provides critical fashion content that gives wider context, so the content will not just be another form of advertisement. Content is adjusted to the fashion sense of target audience, which is millennials. The evaluation is divided into public evaluation and product evaluation. Public evaluation will be done by distributing online questionnaires through Local Thread website and e-mail links to Local Thread subscribers' database. Whilst, product evaluation will be done by Local Thread team through periodic editorial meetings."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lukas Damuti
"Perkembangan industri fashion lokal yang terus berkembang menghasilkan berbagai macam item fashion sekaligus persaingan di antara para pelaku bisnis fashion. Selain bersaing dengan sesama brand fashion lokal, pelaku bisnis harus bersaing dengan brand luar. Hal ini tentu membuat persaingan bisnis di industri fashion menjadi semakin ketat. Untuk menghadapi persaingan, kinerja menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Kinerja pada perusahaan dapat diketahui melalui pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan supaya perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan melakukan rencana yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan metode performance prism, economic value added (EVA), BCG Matrix, balanced scorecard dan pengukuran kinerja lainnya. Namun, salah satu metode yang dapat mengukur kinerja dari sisi finansial dan nonfinansial adalah metode balanced scorecard. Balanced scorecard merupakan metode untuk mengukur kinerja dengan berisi serangkaian ukuran untuk memfasilitasi persepsi perusahaan mengenai kinerjanya secara keseluruhan. PT Bersinar Terang Group merupakan pelaku bisnis fashion lokal yang sedang bersaing di industri fashion lokal. Sehingga, PT Bersinar Terang Group perlu melakukan pengukuran kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja PT Bersinar Terang Group yang dianalisis dengan metode balanced scorecard. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Bersinar Terang Group memiliki kinerja yang baik berdasarkan analisis kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard.

The development of the local fashion industry that continues to grow produces a variety of fashion items as well as competition among fashion business people. In addition to competing with fellow local fashion brands, business people must contend with outside brands. This certainly makes business competition in the fashion industry even more intense. To face the competition, performance is a factor that needs to be considered by the company. Performance in the company can be known through performance measurement. Measurement of company performance is carried out so that the company can evaluate its performance and carry out plans to be achieved in the future. Performance measurement can be done using performance prism, economic value added (EVA), BCG Matrix, balanced scorecard, and other performance measurement methods. However, one of the methods that can measure performance from the financial and nonfinancial sides is the balanced scorecard method. A balanced scorecard measures performance by containing a series of measures to facilitate a company's perception of its overall performance. PT Bersinar Terang Group is a local fashion business player that is competing in the local fashion industry. Thus, PT Bersinar Terang Group needs to measure performance. This study aims to determine the performance of PT Bersinar Terang Group, which is analyzed using the balanced scorecard method. This research method uses a quantitative approach. The results showed that PT Bersinar Terang Group had a good performance based on performance analysis using the balanced scorecard method."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Zhafira Pramusita
"

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku pembelian konsumen wanita merek indie fashion lokal dan hal-hal yang mempengaruhi pembelian tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis dan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelian produk fashion sangat dipengaruhi oleh nama merek dan asosiasinya. Informan bersedia untuk membayar harga premium untuk produk merek indie fashion lokal dengan branding yang informan anggap “keren” dan sesuai dengan identitas mereka. Informan pun lebih menghargai informasi dari orang-orang yang memiliki sudut pandang dan gaya fashion yang sama dengan informan seperti peer dan role model atau influencer. Hal tersebut dikarenakan informan memiliki sensitivitas merek dan karakteristik dari fashion innovators. Produk merek indie fashion lokal pun memiliki sentimen yang lebih bagi informan dibandingkan dari kategori merek fashion lainnya.


This study aims to understand the purchasing behaviour of women consumers of local indie fashion brands and the factors that influence those purchases. This research uses a post-positivist paradigm and a qualitative approach. The results of this study indicate that the purchase of fashion products is strongly influenced by brand names and its associations. Informants are willing to pay premium prices for local indie fashion brand products that informants consider "cool" and match with their identity. Informants also value information from people who have the same perspective and fashion style as informants such as peers and role models or influencers. That is because informants have brand sensitivity and characteristics of fashion innovators. Products of local indie fashion brands also has more sentiment with informants rather than other fashion brand categories.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahoca Neola Andisty
"Industri fashion diproyeksikan akan terus tumbuh. Merek fesyen dengan mode cepat (fast fashion) yang sesuai tren terkini juga masih berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Berbagai merek fast fashion terutama merek lokal khusus produk fyesen perempuan terus berstrategi untuk menarik konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara social media marketing activities (SM) dan tiga konstruk pemasaran yakni value consciousness (VC), brand consciousness (BC), serta brand love (BL) terhadap tahapan brand loyalty, yakni cognitive brand loyalty (CGL), affective brand loyalty (AL), dan conative brand loyalty (CNL). Penelitian ini diolah menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berdasarkan data dari sejumlah 242 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap konsumen merek fast fashion lokal khusus produk fesyen perempuan berusia 16-34 tahun yang pernah membeli produk serta mengetahui dan/atau mengikuti sosial media dari setidaknya salah satu merek berikut: Cottoinink, Colorbox, This is april, Et cetera, dan Gaudi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Hasil dari penelitian ini membuktikan adanya pengaruh positif dari SM terhadap VC, BC, dan BL. Hasil penelitian juga mendemonstrasikan bahwa SM memiliki pengaruh positif langsung dan tidak langsung (melalui BC dan BL) terhadap tahapan brand loyalty. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini.

Fashion industry is projected to continuously grow. Fast fashion brands that match with the latest trends are also growing, including in Indonesia. Various fast fashion brands, especially local brands for women's fashion products, progressively build strategies to attract consumers. This study aims to determine the effects of social media marketing activities (SM) and marketing constructs which are value consciousness (VC), brand consciousness (BC), and brand love (BL) toward brand loyalty stages, namely cognitive brand loyalty (CGL), affective brand loyalty (AL), and conative brand loyalty (CNL). This research was using Structural Equation Modeling (SEM) based on 242 respondents’ data which was collected through distributing questionnaires to consumers of local fast fashion brands specifically for women’s fashion products aged 16-34 who have bought the product and know and/or follow social media from at least any of the following brands: Cottoinink, Colorbox, This is april, Et cetera, and Gaudi in the last 6 months. The results of this study prove that there is a positive effect of SM on VC, BC, and BL. The results also demonstrate that SM has a direct and indirect positive effect (through BC and BL) on the brand loyalty stage. The managerial implications and suggestions for further research will be discussed further in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rizki Utami
"Penelitian ini mengkaji pengaruh Kegiatan Pemasaran Media Sosial (SMMA) terhadap perilaku konsumen terhadap merek fashion lokal di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada lima dimensi utama SMMA: interactivity, informativeness, Personalization, Trendiness, dan word-of-mouth (WOM). Penelitian ini melampaui penelitian sebelumnya dengan menyelidiki efek moderasi tingkat keterlibatan pelanggan pada hubungan antara dimensi SMMA, sikap konsumen, pengalaman merek, dan niat beli. Pendekatan kuantitatif digunakan melalui survei online yang didistribusikan kepada 878 pengguna media sosial yang aktif mengikuti dan membeli dari merek fashion lokal. Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) digunakan untuk menganalisis data dan mengidentifikasi pengaruh dimensi SMMA terhadap sikap konsumen, pengalaman, niat beli, serta efek moderasi tingkat keterlibatan pelanggan. Temuan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh masing-masing dimensi SMMA terhadap sikap, pengalaman, dan niat beli konsumen, mengukur dampak relatif dari masing-masing dimensi SMMA terhadap faktor-faktor perilaku konsumen ini, menentukan dimensi SMMA yang memiliki pengaruh terkuat terhadap respons konsumen, serta menyelidiki efek moderasi tingkat keterlibatan pelanggan pada hubungan antara SMMA dan variabel lainnya. Temuan ini memberikan panduan berharga bagi merek fashion lokal dalam mengembangkan strategi pemasaran media sosial yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan dan mendorong niat beli.

This research examines the influence of Social Media Marketing Activities (SMMA) on consumer behaviour towards local fashion brands in Indonesia. The study focuses on five key SMMA dimensions: interactivity, informativeness, Personalization, Trendiness, and word-of-mouth (WOM). It extends previous research by investigating the moderating effect of customer engagement levels on the relationships between SMMA dimensions, consumer attitudes, brand experiences, and purchase intentions. A quantitative approach was employed through an online survey distributed to 878 social media users who actively follow and purchase from local fashion brands. Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM) was used to analyse the data and identify the influence of SMMA dimensions on consumer attitudes, experiences, purchase intentions, and the moderating effect of customer engagement levels. The findings aim to identify the influence of each SMMA dimension on consumer attitudes, experiences, and purchase intentions, quantify the relative impact of each SMMA dimension on these consumer behavior factors, determine the SMMA dimension with the strongest influence on consumer response, and investigate the moderating effect of customer engagement levels on the relationships between SMMA and the other variables. These findings provide valuable guidance for local fashion brands in developing effective social media marketing strategies to enhance customer engagement and drive purchase intentions."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library